• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Proses Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini pada dasarnya adalah penyiapan para pelaku terkait, baik ditingkat pusat maupun daerah agar lebih memahami PNPM Mandiri Perkotaan dan mendorong integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan baik di pusat maupun daerah. Serangkaian kegiatan pada tahapan ini adalah serangkaian pertemuan (loby, koordinasi, silatirahmi sosial), seminar

commit to user

lokakarya dan sosialisasi awal pada pemerintahan daerah. Pada tahap inilah PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta mengalami proses yang cukup lama dari masuknya program PNPM Mandiri Perkotaan bulan Juni 2008 sampai bulan September 2008. Serangkaian kegiatan ini dilaksanakan oleh tim PNPM Mandiri perkotaan pada tingkat Kota dan Fasilitator Kelurahan pada tingkat Kelurahan dan masyarakat.

Sosialisasi pada tingkat kota mengalami beberapa masalah. Selama rentan waktu 4 bulan ini, muncul berbagai isu terkait PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Surakarta, antara lain terkait isu politik, dana pendampingan dan over laping program dari Pemkot. Sehingga Sosialisasi PNPM ditingkat kota belum mendapat kepastian. Isu-isu terkait PNPM mandiri Perkotaan berkembang di masyarakat dan media-media di Surakarta. Isu politik banyak berhembus, Isu – isu tersebut mendapat pengamatan dari para pengamat politik di Solo, seperti yang diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Aidul Fitri Ciada :

“Pada intinya, mereka setuju dengan progam PNPM. Namun untuk menerima PNPM tidak bisa begitu saja karena Wawali dan Walikota berasal dari Parpol yang berbeda dengan pimpinan pemerintah pusat. Wawali berperan sebagai pihak penolak untuk memberikan penegasan kepada Parpol yang dia naungi berikut para konstituen.”( sumber : www.solopos.co.id)

Sedangkan menurut Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr Drajat Tri Kartono :

“Solo butuh banyak program pengentasan kemiskinan. Bukan hanya PNPM, lanjut dia, namun juga program lain yang berasal dari beragam funding.

commit to user

Namun demikian, sambung Drajat, yang menjadi kendala pelaksanaan program pengentasan kemiskinan seringnya adalah birokrasi dan Parpol”. ( sumber : www.solopos.co.id)

Tetapi, konfirmasi dari Babak Santoso, selaku tim PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Semanggi menyatakan banhwa :

“isu politik itu tidak benar, mungkin karena sosialisi PNPM ini berbarengan dengan masa-masa kampanye atau persiapan pemilu 2009 jadi dihubungkan dengan itu. Yang pasti, karena Pemkot pada waktu itu banyak kerjaan jadi sikap dari tim PNPM menunggu respon dan persiapan dari Pemkot Solo”.(wawancara 23 juli 2010)

Sedangkan untuk masalah over laping program penanggulangan kemiskinan, di Kelurahan Semanggi sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena, Kelurahan Semanggi sangat mengharapkan bantuan- bantuan untuk menyelesaiakan permasalahan kemisknan yang ada sekarang. Prinsipnya, selama program penanggulangan kemiskinan tersebut legal, terkoordinasikan dengan baik antara pemerintahan desa, tim pelaksana dan masyarakat tidak menjadi permasalahan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi :

“ kami sangat welcome dengan PNPM Mandiri, karena pro dengan penanggulangan kemiskinan dan tidak menjadi masalah walaupun telah ada program seperti DKP, dan beberapa program dari dinas-dinas di Pemkot. Yang penting terkoordinasikan dengan baik antara stakeholder yang ada”.(wawancara 20 Juli 2010)

Terkait dana pendampingan, hal inilah yang menjadi pertimbangan terbesar dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Surakarta. Dana pendampingan yang harus disediakan oleh APBD kota Solo adalah 50% dari total Bantuan Langsung masyarakat (BLM). Dana tersebut harus

commit to user

disediaakan Pemkot Surakarta karena Kota Surakarta masuk katagori Kota atau daerah yang mempunyai kapasitas fiskal sedang. Pada posisi inilah, Pemkot Surakarta merasa kesulitan dengan tanggungjawab penyediaan dana sekitar Rp 6,5 miliar karena belum mempersiapkannya. Dan posisi APBD berada pada pertengahan tahun anggaran sehingga belum masuk pada APBD tahun 2008. Dengan koordinasi antara tim PNPM dengan Pemkot serta DPRD Kota Surakarta maka diambil solusi atau kesepakatan bahwa dana pendampingan diwujudkan dengan sharing dana dari APBD dan dana PNPM Mandiri perkotaan dalam wujud program bersama yaitu posyandu dan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Seperti yang diungkapkan Bapak Santoso, selaku faskel PNPM Semanggi :

“Dengan diambilnya solusi sharing dana tersebut maka Pemkot Solo pun oke..sehingga program PNPM Mandiri dapat diteruskan pada tingakt bawah yaitu semua kelurahan yana ada di Solo. Dan pada perkembangannya sekarang, kita malah diuntungkan dengan sharing dana tadi karena dana untuk RTLH sebesar Rp 400juta lebih dari 50%”. (wawancara 23 Juli 2010)

Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui adanya program PNPM Mandiri di Surakarta dengan berbagai pertimbangan. Oleh karena itu proses sosialisasi berlanjut pada tingkat kelurahan dan masyarakat yaitu memahamkan program PNPM Mandiri Perkotaan dan merencanakan kerja pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada pemerintahan desa dan masyarakat Semanggi. Akan tetapi, Proses sosialisasi awal di Kelurahan Semanggi telah terlaksana pada bulan Agustus – September. Keputusan Sosialisasi awal PNPM mandiri Perkotaan dimasyarakat didahulukan adalah keputusan bersama antara korkot dan fasilitator kelurahan dengan izin dari

commit to user

pemerintahan kota dan kelurahan sembari menunggu keputusan dari Pemkot Surakarta. Seperti yang diutarakan oleh Faskel Semanggi :

“ sosialisasi PNPM di Solo memang mengalami keterlambatan terutama pada tingkat kota, oleh karena itu dari kami dengan kesepakatan dari korkot dan atas izin dari pemkot dan kelurahan kami melakukan sosialisasi ditingkat masyarakat. Kami sosialisasikan PNPM di RT/RW di Semanggi. Dan alhamdulillah kami diterima baik oleh pak lurah dan masyarakat.” (Wawancara 26 November 2010)

Sosialisasi pada tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008, di Balai Kelurahan Semanggi dengan dihadiri oleh 27 warga. Dan hasil dari Sosialisasi pada tingkat Kelurahan adalah menerima sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan dan bisa dilanjutkan di masyarakat. Sosialisasi PNPM Mandiri perkotaan di tingkat basis atau masyarakat telah dilaksanakan pada bulan agustus – September. Berikut adalah rinciannya :

Tabel 3

Pelaksanaan Sosialisasi awal PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi

No Tanggal Lokasi dan Sasaran Sosialisasi

1 11 Agustus 2008 RT 4 2 12 Agustus 2008 RT 5 3 30 Agustus 2008 RW 15 4 1 September 2008 RW 14 5 1 September 2008 RW 13 6 2 September 2008 RW 11-12 7 3 September 2008 RW 9-10 8 4 September 2008 RW 7-8 9 5 September 2008 RT 2 10 6 September 2008 RW 3

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

Tahap persiapan atau sosialisasi ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk keberlanjutan program PNPM Mandiri perkotaan di Semanggi.

commit to user

Disinilah tugas utama Fasilitator Kelurahan (Faskel) dibantu Pemerintahan desa untuk dapat merealisasikan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi dengan sosialisasi –sosialisasi yang dapat diterima oleh masyarakat dan mendekatkan masyarakat dengan partisipasinya pada program PNPM Mandiri Perkotaan . Dan sosialisasi awal berakhir pada bulan September 2008, sehingga berlanjut pada proses berikutnya yaitu tahap pelaksanaan.

Dokumen terkait