• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana 1. Pengertian Kemampuan Menulis

3. Tahapan Pembelajaran Menulis Anak

Dalam pembelajaran khususnya belajar menulis, anak tidak secara langsung mampu menciptakan sebuah tulisan yang baku seperti paragraf yang baku. Tetapi ada proses tahapan dalam belajar menulis bagi siswa itu sendiri.

Kurniasih mengungkapkan salah satu aspek perkembangan anakyaitu perkembangan motorik, yang melatih koordinasi gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh. Motorik tersebut dibedakan menjadi dua yaitu motorik

18 Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. , h . 20

19

kasar dan motorik halus untuk motorik kasar menekankan pada koordinasi tubuh yang menekankan pada gerakan otot-otot besar sedangkan motorik halus menekankan pada koordinasi otot tangan atau kelenturan tangan yang bersifat keterampilan.

Perkembangan motorik halus juga dapat membantu anak dalam belajar menulis, karena kemampuan menulis menuntut keterampilan motorik halus yang melibatkan koordinasi jari.

Adapun tahap perkembangan menulis anak seperti yang diungkapkan oleh Buncil diantaranya sebagai berikut :

a. Inexperienced Writer yaitu Tahapan menggunakan gambar, tulisan scribble (coretan/ sketsa) ataupun bentuk lain seperti huruf, dan sebagainya. Contoh, tulisan anak yang bentuknya baru mirip huruf. b. Prewiter yaitu Tahapan mencontoh huruf, kata ataupun kalimat

pendek. Anak juga mulai menggunakan huruf-huruf yang dikenalnya dalam menamakan suatu benda, dan menulis kata-kata yang pernah dipelajari (pernah terekam dalam memori). Contoh, tulisan satu kata.

c. Developing Writer yaitu Anak paham bahwa kata-kata yang mereka ucapkan dapat dituliskan pula; mengerti bahwa kata-kata biasanya mewakili bunyi-bunyi tertentu. Juga mulai muncul huruf-huruf lain yang menunjukkan pemahamannya tentang hubungan bunyi maupun simbol, dan mulai menulis kata demi kata namun spasi antara kata biasanya belum muncul. Di tahap ini, anak dapat membaca tulisannya sendiri. Contoh, tulisan dua tiga kata tanpa spasi.

d. Beginning Writer yaitu Anak dapat menulis kata demi kata, menulis dengan bimbingan orang dewasa, mulai menggunakan spasi untuk memisahkan satu kata dengan kata lain, serta mulai menunjukkan pemahaman tulisan di buku, majalah dan lainnya. Contoh, tulisan 3 kata dengan spasi.

e. Experienced Writer yaitu Di tahap ini, tumbuh kepercayaan diri anak. Dia mulai bisa menulis mandiri, menggunakan rancangan/pola/gambaran dari lingkungan sekitarnya sehingga menjadi kata yang bermakna, memahami penggunaan spasi, dapat

menuliskan ide sederhana tapi cukup komplet, dan bisa mengeja kata-kata yang cukup sulit.

f. Exceptional Writer yaitu Anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dia lebih senang untuk menulis mandiri, menulis kalimat yang panjang, sudah terlatih menggunakan spasi antarkata, dan lain-lain. Contoh, tulisan anak SD awal, dimana tekanan tulisan sudah

cukup mantap, dan bisa membuat kalimat.20

Umumnya, kemampuan menulis anak TK (prasekolah) yang mendapat stimulasi baik, berada pada tahapan 3-4. Ketika anak usia TK sudah mencapai kemampuan seperti experience (tahap e) ataupun exceptional writer (tahap f), ini adalah bonus.

Sebagai pendidik, orangtua/guru tidak bisa mengharapkan semua anak usia prasekolah mencapai keterampilan seperti ini. Dengan stimulasi yang baik dan berkesinambungan, diharapkan pada usia SD, anak semakin terampil dan antusias dalam menulis mandiri.

Hal ini seiring dengan peningkatan anak SD pada jenjang pendidikan kelas rendah 1-3 dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:

1). Menulis huruf.

2). Merangkaikan huruf menjadi suku kata. 3). Merangkaikan suku kata menjadi kata. 4). Menyusun kata menjadi kalimat.21

Jadi, pembelajaran menulis yang akan penulis tekankan adalah pembelajaran menulis tentang menulis paragraf sederhana sesuai dengan tahapan perkembangan menulis pada kemampuan siswa SD kelas 3, yakni

20 Buncil, Tahap-tahap Perkembangan Anak dalam Menulis, (wordpress, 2010), h.61 21 Tarigan, Perkembangan Tulisan Siswa Sekolah Dasar, (Bandung: Angkasa, Departemen Pendidikan Nasional,1982)

kemampuannya dalam menyusun kata menjadi sebuah kalimat kemudian menjadi paragraf.

Siswa sekolah dasar yang telah berada di kelas 3 sampai kelas 6 tentu saja dipandang sudah melewati masa menulis permulaan dan sudah meguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Sejalan dengan hal di atas, maka diprediksikan tulisan anak pun sudah dapat memasuki tahap menulis lanjut. Tulisan yang dihasilkan oleh anak sudah mampu menyampaikan pesan pada suatu khalayak pembacanya.

Oleh karena itu, perkembangan tulisan anak ini akan dibedakan memjadi dua kelompok, yakni kelas 3, dan kelas 4, 5, dan kelas 6. Adapun dasar pengelompokannya menggunakan proses menulis yang terdiri dari tiga tahap, yakni: Pra-menulis, menulis, dan kaji ulang tulisan.

Sebagaimana Farris dalam Usman mengidentifikasi perkembangan tulisan anak kelas 3 sekolah dasar berdasarkan tiga tahapan di atas sebagai berikut:

a. Tahap Pramenulis

1) siswa akan membicarakan atau mendiskusikan ide atau gagasan yang akan ditulisnya dengan orang lain, atau teman-temannya.

2) ide atau gagasan yang disampaikan lebih terfokus pada pemecahan masalah.

3) terfokus pada suatau jalan pikiran. b. Tahap Menulis

1) Memilih hal-hal atau topik-topik yang paling berkesan pada dirinya sendiri.

2) Pemaparan secara sekuensial. 3) Belum memiliki refleksi/nalar. c. Tahap Kaji Ulang Tulisan

2) Takut akan membuat atau melakukan koreksi sendiri.22

Sementara itu untuk siswa kelas 4, 5 dan 6, perkembangan tulisan siswa adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pramenulis

1) Telah mampu memfokuskan pada suatu topik dengan berbagai pandangan

2) Mampu berpikir pada hal-hal yang abstrak, istilah-istilah, dan contoh yang tidak hadir/dihadirkan.

3) Mampu bertanya pada dirinya sendiri b. Tahap Menulis

1) Menuliskan masalah, ide, gagasan atau pesan dari berbagai sudut pandang, cara atau mood.

2) Sudah mampu mempertimbangkan khalayak pembacanya. 3) Mampu mengwali penceritaan dari berbagai bagian tulisan. 4) Mampu menunjukan rasa empati.

5) Mampu mempertimbangkan bagian-bagian untuk tulisan yang baik. 6) Mampu membaca, menulis, dan mengedit tulisan.

c. Tahap Kaji Ulang Tuiisan

1) Mampu mengedit tulisan sendiri.

22

2) Mampu mengoreksi dan menghubungkan tulisan dengan unsure mekanis, berbagai kaidah.

3) Mampu menyadari keberadaan pembantu kaidah.23

Berdasarkan pembagian tahap kemampuan menulis tersebut maka siswa kelas 3 dirasa telah mampu untuk membuat sebuah tulisan berupa kalimat yang sederhana dengan latihan dan pembelajaran yang diberikan oleh guru secara kreatif dengan menggunakan media sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

4. Menulis Paragraf Sederhana a. Pengertian Paragraf

Dalam menuangkan ide atau gagasan yang disampaikan melalui tulisan, sebuah pesan tersebut secara runtut tersusun dalam sekelompok kalimat yang terdiri dari beberapa kata yang jumlahnya tidak sama. Membuat sebuah tulisan memerlukan paragraf, kita mengenal paragraf yaitu tulisan yang menjorok kedalam yang pembuatannya memerlukan beberapa hal, karena harus terdapat ketrpaduan dan kesepadanan isi paragraf.

Selanjutnya Finoza dalam Sudirin berpendapat bahwa paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.24

23

Achmad dalam bukunya menyatakan beberapa pengertian paragraf yaitu : (1) paragraf adalah karangan mini, (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang berisi informasi, (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan.25 Dengan demikian paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan atau ide, yang dalam hierarki kebahasaan paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat dapat disebut dengan wacana mini.26

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan komponen kebahasaan yang tersusun dari beberapa kalimat yang efektif dan runtun sehingga menciptakan sebuah ide atau gagasan yang disampaikan secara tertulis.

b. Ciri-ciri Paragraf

Untuk mempermudah membuat suatu paragraf, maka siswa juga harus memahami ciri-ciri dari paragraf agar mudah dicermati sesuai pesan yang ingin disampaikan.

Paragraf memiliki beberapa ciri-ciri sebagaimana diungkapkan oleh Achmad dalam bukunya yaitu :

24 Sudirin, Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa, (Stain Jurai Siwo metro, 2013), h.60

25 Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. , h. 208

26 Sri Hapsari W et.al., Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2013), h. 138

1) Kalimat bertakuk (menjorok) ke dalam.

2) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

3) Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topic dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama. 4) Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas)

yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.27

Dengan mengetahui ciri-ciri paragraf tersebut, pemahaman tentang penulisan paragraf lebih mudah tersampaikan dan bagi pemula akan membantu mempermudah untuk membedakan antara komponen bahasa yang satu dan yang lainnya.

c. Fungsi dan Syarat Pembentukan Paragraf

Paragraf di buat oleh pengarang tentunya memiliki beberapa fungsi yang akan memudahkan pengarang tersebut membuat tulisan.

Adapun fungsi pembentukan paragraf sebagai berikut : 1) Menampung bagian kecil gagasan utama karangan

2) Memudahkan pemahaman jalan pikiran penulis dengan cara memisahkan pikiran utama yang satu dari yang lainnya

3) Penulis melahirkan pikiran secara sistematis

4) Pembaca mudah mengikuti dan memahami alur pikiran penulis 5) Membentuk penggalan-penggalan pikiran penulis

6) Sebagai tanda pikiran baru dimulai.28

27 Achmad,Bahasa Indonesia. , h. 208

28

Membuat paragraf terdapat syarat-syarat pembentukan paragraf, agar mempermuah penulis dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam penulisan paragraf diantaranya:

1) Kesatuan (dalam satu paragraf hanya berisi satu pikiran utama 2) Kepaduan (hubungan antar kalimat dalam satu paragraf berkaitan) 3) Pengembangan (sebuah kalimat utama dalam sebuah paragraf) 4) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.29

d. Struktur Paragraf

Sebelum membuat paragraf sebaiknya menyusun struktur atau kerangka paragraf. Karena dengan menyusun kerangka paragraf maka akan mempermudah penulis dalam membentuk sebuah paragraf. Penyusunan paragraf meliputi : (1) menentukan tema, (2) menentukan ide pokok dengan menuangkan kalimat yang menjadi ide dasar paragraf, (3) memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama, (4) menuliskan kalimat penjelas untuk mendukung ide pokok.

e. Jenis-jenis Paragraf

Paragraf dapat dibagi berdasarkan isi dan letak kalimat utamanya. Berikut adalah jenis-jenis paragraf berdasarkan isi :

1) Narasi, yaitu paragraf yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa bentuk ini mementingkan urutan kejadian, dan tokoh.

29

2) Deskripsi, adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan bisa berupa orang, benda, atau tempat.

3) Eksposisi, adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.

4) Argumentasi, adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimatnya yaitu :

1) Paragraf deduktif, paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

2) Paragraf induktif, paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. 3) Paragraf campuran, adalah paragraf yang dimulai dengan

mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf

f. Langkah – langkah Menulis Paragraf

Menulis paragraf bukanlah pembelajaran yang mudah untuk dilakukan pada siswa tingkat dasar, oleh karena itu perlu adanya serangkaian pembelajaran yang mendukung dan perangkat pembelajaran yang menarik agar siswa mampu meningkatkan pembelajarannya dalam menulis paragraf.

Berdasarkan pada tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diungkapakan oleh Burhan dalam bukunya langkah dalam menulis paragraf yaitu:

1) Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana. 2) Menulis satuan bahasa yang sederhana.

3) Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana. 4) Menulis paragraf pendek.30

Dengan demikian terdapat beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam menulis paragraf. Dan untuk mempermudah dalam penulisan atau membuat suatu paragraf perlu adanya pembelajaran yang efektif dan menarik, serta media yang mendukung sebagai kelancaran dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu Penulis berupaya untuk melakukan sebuah penelitian yaitu penggunaan media gambar seri dalam upaya peningkatan kemampuan menulis.

30

B. Konsep Teori Penggunaan Media Gambar Seri 1. Pengertian Media Pembelajaran

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosesn dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam berkomunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.

“Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”.31

Media dapat diartikan sebagai “sesuatu yang berisi menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar dalam dirinya”.32

Media diartikan sebagai “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi”.33

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

31

Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 120

32 Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.11

33 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan

perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, memperamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

f. Proses pembelajaran mengandung lima kompones komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran.34

Dokumen terkait