• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: Tri Yunita Sari NPM Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: Tri Yunita Sari NPM Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS

SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR

SERI BAGI SISWA KELAS III SDN 3 TEMPURAN

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh:

Tri Yunita Sari

NPM.13105945

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO

(2)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI BAGI SISWA KELAS III SDN 3 TEMPURAN LAMPUNG

TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

TRI YUNITA SARI NPM.13105945

Pembimbing I : Sudirin, M. Pd

Pembimbing II : Suhendi, M. Pd

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN

GAMBAR SERI BAGI SISWA KELAS III SDN 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Oleh:

TRI YUNITA SARI

Dalam upaya mewujudkan peningkatan menulis siwa, maka guru diharapkan mampu memilih dan menerapkan media pembelajaran yang dapat menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik kepada siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 03 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar berupa kemampuan menulis paragraf sederhana dengan menggunakan media gambar seri pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri 3 Tempuran.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data yang diperoleh dari data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi peserta didik untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik, tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa setelah media gambar seri diterapkan kemampuan menulis siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata kegiatan belajar siswa pada siklus I sebesar 63,1% dan siklus II 82%. Mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 18,9%. Kemampuan menulis siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan media gambar seri dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 68,2 % dan siklus II sebesar 84,21%. Mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Dari analisis data dapat dipahami bahwa penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(7)

MOTTO



















































Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (5)”1 (QS. Al – Alaq : 1-5)

“bersyukur cara menikmati hidup yang telah di berikan Tuhan

secara gratis”

(Penulis)

1

(8)

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim, puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat serta nikmat-Nya dapat kupersembahkan karya ini kepada: 1. Ayahanda Seman dan Ibunda Mutmainnah yang tercinta, terima kasih atas

cinta dan kasih sayang yang tanpa balas, motivasi yang diberikan dan untaian doa untuk keberhasilan ananda.

2. Kakak – kakak ku tercinta (Widy Astuti,Sarpani, Marsudi, Maryana) yang selalu memberikan nasehat, semangat dan Adikku tersayang (Ari Yoga Saputra, Dhela, Dhita), yang selalu berbagi keceriaan selama ini.

3. Bapak Sudirin, M.Pd dan Bapak Suhendi, M.Pd selaku pembimbing I dan II pada penelitian ini yang selalu memberikan masukan, saran serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen khususnya dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah mengajarkan banyak hal selama proses pembelajaran di kelas.

5. Ibu Supinah, S.Pd.SD selaku kepala sekolah SD Negeri 03 Tempuran, Lampung Tengah yang telah memberikan izin untuk melakukan riset, dan Ibu Sri Hermilah, S.Pd.SD selaku Wali Kelas III yang telah banyak membantu peneliti untuk menyelesaikan riset hingga selesai.

6. Teman-temanku seperjuangan angkatan 2013 khususnya PGMI baik kelas A, B, maupun C yang selalu memberikan senyum dan dorongan semangat dari awal perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

(9)

7. Sahabat – Sahabat PMII yang sangat luar biasa , sekaligus penyemangat dan teman seperjuangan yang menyenangkan untuk saling berbagi pengalaman baik susah maupun senang serta membanggakan.

8. Almamaterku tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro kebanggaanku.

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT beserta rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh gelar S.Pd.

Ucapan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro, Dr. Akla, M.Pd selaku Dekan FTIK , Ibu Nurul Afifah, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan PGMI, Bapak Sudirin, M.Pd dan bapak Suhendi, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II yang telah bersedia memberi bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ibu Supinah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Tempuran dan Ibu Sri Hermilah, S.Pd.SD selaku guru kelas III yang telah memberikan waktu dan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi penulis. Tuatul Imah, Icha dan Hikmah Yuni Astuti,, terima kasih atas waktu dan keikhlasannya selama proses penelitian ini. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya, terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan.

Demikian skripsi penulis susun, kritik dan saran selalu diharapkan oleh penulis demi perbaikan penulisan skripsi ini.

Metro, Desember 2017 Penulis

Tri Yunita Sari NPM. 13105945

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

F. Penelitian yang Relevan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Teori Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana... 13

1. Pengertian Kemampuan Menulis ... 13

2. Teori Menulis ... 14

3. Tahapan Pembelajaran Menulis Anak ... 16

4. Menulis Paragraf Sederhana ... 21

a. Pengertian Paragraf ... 21

b. Ciri – Ciri Paragraf ... 22

c. Fungsi dan Syarat Pembentukan Paragraf ... 23

d. Struktur Paragraf ... 23

e. Jemis – Jenis Paragraf ... 24

f. Langkah – Langkah Menulis Paragraf ... 25

B. Konsep Teori Penggunaan Media Gambar Seri ... 26

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 26

2. Pengertian Gambar Seri ... 27

3. Hakikat Media Gambar Seri ... 31

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Seri ... 32

5. Cara Pemerolehan Gambar untuk Media Gambar Seri ... 33

6. Alasan Pemilihan Media Gambar Seri ... 35

7. Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar Seri ... 35

C. Konsep Teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 37

(12)

2. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas III SD ... 39

3. Tujuan Pelajara Bahasa Indonesia ... 40

4. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia ... 41

5. Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 ... 41

6. Materi Menulis Paragraf ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 45

1. Variabel Bebas ... 46

2. Variabel Terikat ... 47

B. Setting Penelitian ... 48

C. Subjek Penelitian ... 48

D. Prosedur Penelitian... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Instrumen Penelitian... 56

G. Teknik Analisis Data ... 61

H. Indikator Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64

1. Profil SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah ... 64

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 64

3. Keadaan Guru dan Siswa SDN 3 Tempuran ... 65

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 3 Tempuran ... 67

5. Struktur Organisasi SDN 3 Tempuran ... 68

6. Denah Lokasi SDN 3 Tempuran Lam-Teng ... 69

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

1. Pelaksanaan Siklus I ... 70

2. Pelaksanaan Siklus II ... 90

C. Pembahasan ... 105

1. Analisis data Hasil Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Siklus I dan II ... 107

2. Analisis Data Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 109

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ... 114

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil MID semester mata pelajaran Bahasa Indonesia TP 2017/2018 .... 5

2. Indikator pembelajaran Bahasa Indonesia ... 47

3. Kisi – kisi lembar observasi kegiatan belajar siswa ... 57

4. Kisi – kisi lembar observasi aktivitas siswa ... 58

5. Kisi – kisi soal ranah kognitif siklus I ... 60

6. Kisi – kisi soal ranah kognitif siklus II ... 60

7. Data guru dan pegawai ... 66

8. Data siswa ... 67

9. Keadaan sarana fisik ... 68

10. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan mengunakan media gambar seri siklus I ... 81

11. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 85

12. Data hasil belajar siswa siklus I ... 88

13. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan dengan mengunakan media gambar seri Siklus II ... 98

14. Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II ... 100

15. Data hasil belajar siswa siklus II ... 103

16. Presentase Proses Pembelajaran dengan mengunakan media gambar seri siklus I dan Silkus II ... 107

17. Rata-rata presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II ... 110

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tahapan dalam PTK yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto ... 50

2. Strusktur Organisasi SD Negeri 03 Tempuran Lampung Tengah ... 68

3. Denah Lokasi SD Negeri 03 Tempuran Lampung Tengah ... 69

4. Gambar kegiatan memulai pembelajaran siklus I ... 73

5. Gambar kegiatan apersepsi siklus I ... 74

6. Gambar kegiatan guru menjelaskan materi ... 75

7. Gambar antusias siswa dalam pembelajaran ... 76

8. Apersepsi pertemuan kedua ... 78

(15)

DAFTAR GRAFIK

Halaman 1. Observasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar

seri siklus I ...83

2. Presentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 86

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 88

4. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri Siklus II ... 99

5. Hasil observasi aktivitas belajar siklus II ... 101

6. Hasil belajar siswa siklus II ... 104

7. Data rata – rata aktivitas belajar siswa pada siklus I & II ... 109

8. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil pretest postest siklus I & II ... 115

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Nilai MID Semester Ganjil Kelas III Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 122

2. Silabus ... 123

3. RPP ... 125

4. Kisi - Kisi Soal Siklus I ... 142

5. Soal Tes Siklus I ... 143

6. Kisi - Kisi Soal Siklus II ... 146

7. Soal Tes Siklus II ... 147

8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 151

9. Data Hasil Belajar Siklus I ... 159

10. Data Hasil Belajar Siklus II ... 160

11. Lembar Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ... 163

12. Lembar Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ... 164

13. Surat Izin Pra Survey ... 171

14. Surat Keterangan Survei ... 172

15. Surat Bimbingan Sikripsi ... 173

16. Surat Tugas ... 174

17. Surat Izin Research ... 175

18. Surat Keterangan Penelitian ... 176

19. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 177

20. Foto Penelitian Tindakan Kelas ... 188

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran bahasa Indonesia selalu diberikan dalam tiap jenjang pendidikan, dimulai dari tingkatan pendidikan usia dini hingga peguruan tinggi, dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pengajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membina kemampuan siswa yaitu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

Hal tersebut sesui dengan Depdiknas pada kurikulum KTSP, (2006) Menyatakan bahwa kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk bidang studi bahasa terdiri atas empat aspek, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan dilaksanakan secara terpadu dengan porsi pengajaran yang seimbang dibandingkan dengan keterampilan bahasa lain.2

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

2

(18)

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang tepat mengungkapkan pikiran atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan.

Allah SWT memerintahkan kepada kita dalam kehidupan ini untuk membaca, berpikir dan menulis sebagaimana tertuang dalam Al-Quran surat Al-alaq yang berbunyi:

                        

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)3

Demikianlah Al-Quran menjelaskan kepada kita bagaimana pentingnya untuk selalu belajar baik itu membaca , berfikir dan menulis karena hal itu sangat penting dalam mendalami keilmuan.

Menulis merupakan tuntutan penting bagi peserta didik. Dengan menulis memudahkan siswa untuk berpikir kreatif dan aktif, serta mampu memberikan reaksi positif terhadap perkembangan di lingkungan sekitar yang

3

(19)

selalu dinamis. Melalui kegiatan menulis, siswa dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep atau ide, dengan menulis siswa dapat memunculkan ide baru, dan dengan menulis siswa dapat terbantu untuk menyerap dan memproses informasi dan membantu untuk berpikir aktif. Dengan pemunculan ide baru dalam menulis, siswa dapat mengekspresikan perasaan dalam sebuah paragraf yang akan dapat dijadikan sebuah karangan.

Depdiknas menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas dua dan tiga didasarkan pada kompetensi sebagaimana tertuang dalam kurikulum KTSP 2006 sebagai berikut:

1. Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte. Menulis kalimat sederhana yang didektekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf capital dan tanda titik. (untuk kelas dua)

2. Menulis mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi. Menyusun paragraph berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. (untuk kelas tiga).4

Tujuan pengajaran menulis di sekolah salah satunya adalah mentradisikan menulis di kalangan pelajar. Menulis digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, sehingga perlu berlatih dan praktik menulis secara teratur serta bersungguh-sungguh. Dalam hubungannya dengan kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan

4

(20)

kosa kata.

Dilihat dari aspek menulis, tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu mengumpulkan perasaan secara tertulis dan jelas, mampu pula menuliskan informasi sesuai dengan pokok bahasan (konteks) dan keadaan (situasi). Keterampilan menulis merupakan suatu proses pengembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, memerlukan cara berpikir yang teratur, dan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan.5

Berhasil tidaknya pengajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan komponen menulis ditentukan beberapa faktor di antaranya adalah faktor siswa, dan faktor guru dalam pengajaran yang digunakan. Menulis merupakan komponen bahasa yang paling kompleks sebab menulis melibatkan aspek pengolahan gagasan, penataan kalimat, pengembangan paragraf. pengembangan model karangan serta logika.6 Pelatihan menulis menuntut peran yang cukup besar bagi guru bahasa Indonesia. Namun, kebanyakan guru bahasa belum begitu menyadari pentingnya pembinaan pelatihan menulis narasi tersebut sehingga kebanyakan siswa mempunyai kemampuan menulis rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas III di SDN 03 Tempuran Lampung Tengah sebagian besar menyampaiakan bahwa belajar Bahasa Indonesia itu membosankan, karena hanya belajar membaca dan menulis dengan hanya mendengarkan guru berbicara.

5 Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, ( Bandung: Rosdakarya,

2013), h.248

(21)

Upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh guru tetapi hasil yang diperoleh kurang memuaskan, karena pengajaran yang disampaikan oleh guru masih berjalan satu arah, artinya hanya guru yang aktif di dalam kelas. Padahal, dalam proses belajar mengajar siswa diharuskan lebih aktif selama proses belajar mengajar.

Selain itu perlu adanya media pembelajaran yang efektif agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator pencapaiannya. Dalam hal ini penulis akan menyampaikan penggunaan gambar seri sebagai alternatif media untuk membantu proses pembelajaran.

Sebagaimana diungkapkan oleh Azhar dalam bukunya mengungkapkan gambar Seri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), yang berupa tiruan tiruan benda, orang atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata dengan adanya rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya.7

Berdasarkan prasurvei kedua yang dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2017 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 03 Tempuran, diperoleh data hasil belajar siswa yang belum tuntas atau nilai dibawah KKM Mencapai 47,36 % atau 10 siswa dari 19 siswa. Hasil belajar siswa di SD Negeri 03 Tempuran belum seluruhnya mencapai KKM.

7

(22)

Tabel.1

Hasil MID Semester Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri 03 Tempuran

Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nilai Kriteria Jumlah siswa Persentase

1. ≥ 70 Tuntas 9 47,36%

2. < 70 Belum Tuntas 10 52,64%

19 100 %

Dari hasil pengamatan peneliti, pembelajaran di dalam kelas tidak terlepas dari suatu masalah seperti halnya malasnya siswa dalam menulis paragraf karena pengajaran yang dilakukan guru hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan sehingga siswa kurang berminat dan merasa kesulitan dalam menulis paragraf .

Usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf sederhana diperlukan suatu media pengajaran yang efektif dan efisien. Selama ini, metode ceramah dan penugasan ternyata belum mampu mencapai hasil yang optimal. Hal ini bukan berarti bahwa metode ceramah tidak baik, melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri yang berbicara, sedangkan mereka duduk diam mendengarkan.

Melihat kondisi demikian, peneliti tergerak mengadakan penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas 3 SD Negeri 03 Tempuran tahun ajaran 2016/2017. Peneliti menerapkan media gambar seri pada pengajaran menulis paragraf sederhana. Melalui media ini, dalam

(23)

kegiatan siswa diminta mengamati gambar yang ada dipapan tulis kemudian siswa mendiskusikan gambar dengan guru dan pada akhirnya siswa diminta menceritakan secara tertulis.

Dengan menggunakan pemilihan media gambar seri ini diarapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf sederhana dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga siswa lebih mudah dalam menentukan ide atau gagasan pokok dalam menulis sebuah karya atau tulisan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan wawancara bersama dengan guru dan siswa, siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, karena kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan.

2. Siswa kurang latihan menulis, karena siswa merasa bosan dan merasa sulit untuk menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan.

3. Siswa bingung untuk memulai menulis, karena sebagian besar siswa kurang mahir merangkai kata-kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, pemilihan diksi, tanda baca, serta kurangnya penguasan keterampilan berbahasa.

(24)

5. Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia, siswa kelas III Tahun Pelajaran 2017/2018.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang diterapkan adalah media gambar seri.

2. Peningkatan kemampuan menulis paragraf sederhana siswa kelas III di SD Negeri 03 Tempuran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah :

1. Apakah penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 03 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

2. Bagaimanakah penerapan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf sederhana bagi siswa kelas III SD Negeri 03 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

(25)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat diantaranya :

1. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf sederhana dengan penggunaan media gambar seri bagi siswa kelas III SD Negeri 03 Tempuran pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Siswa

Melalui penerapan media gambar seri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf sederhana sehingga dapat mempermudah menuangkan ide kedalam bentuk tulisan,

b. Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pelajaran menulis paragraf dengan menggunakan media gambar seri dan dipakai sebagai alternatif guru untuk menigkatkan mutu pengajaran menulis dan profesionalisme guru semakin meningkat.

(26)

c. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas serta mutu sekolah, dan sebagai bahan informasi bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa SD Negeri 03 Tempuran.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga nantinya ketika menjadi seorang guru sudah mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan profesional.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan digunakan untuk menjelaskan posisi (State Of

Art), perbedaan atau memperkuat hasil penelitian tersebut dengan

penelitian yang telah ada.pengkajian terhadap hasil penelitian orang lain yang relevan, lebih berfungsi sebagai pembanding dari kesimpulan berpikir kita sebagai peneliti.8

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah :

1. Ahmad Mu’alim Fatah Zen dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Media Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 03 Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten

8

(27)

Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan disain penelitian tindakan kelas dengan dua siklus yang terdiri atas perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Negeri 03 Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Variabel penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan narasi dan media gambar seri. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) media gambar terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SD Negeri 03 Klareyan kecamatan petarukan kabupaten pemalang. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes prasiklus yang memperoleh nilai 52,4, skor rata-rata siklus I 68,5, dan skor rata-rata siklus II 83,4, (2) berdasarkan analisis data kualitatif dapat diketahui bahwa siswa merasa senang menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar seri. Hal ini disebabkan siswa lebih mudah menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu yaitu dalam penelitian terdahulu variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan persamaannya dalam proses pembelajaran menggunakan media gambar seri.9

9

Ahmad Mu’alim Fatah Zen, “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan

Media Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 03 Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2008/2009”,dalam

(28)

2. Kotto, dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Melalui Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Nampirejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.10 Berkesimpulan bahwa siswa kelas V SD Negeri 1 Nampirejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur mengalami peningkatan dalam menulis karangan bebas pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui metode SQ3R. Perbedaannya peneliti tidak menggunakan metode SQ3R tetapi menggunakan media gambar seri sedangkan persamaanya yaitu variable terikat atau yang diteliti sama yaitu kemampuan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

10

Kotto dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Melalui Metode

SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Nampirejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana 1. Pengertian Kemampuan Menulis

Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasi oleh siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan membaca, siswa harus mampu mengkombinasikan kosa kata dengan baik dengan bahasa yang runtun hingga mudah untuk dimengerti maksud dari tulisan tersebut. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).11

Seperti yang diungkapkan oleh Alek Achmad mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

11

(30)

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara, biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.12

Kemampuan menulis merupakan perwujudan bentuk komunikasi secara tidak langsung, tidak langsung bertatap muka dengan orang lain, sehingga kemampuan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks, siswa tidak hanya menuangkan ide, tetapi siswa juga dituntut untuk menuangkan gagasan, konsep, perasaan dan kemauan.

2. Teori Menulis

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik Henry Guntur Tarigan mengemukakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.13 Mohammad dalam Darmiyati menyatakan bahwa menulis itu diibaratkan seperti mengendarai sepeda motor yang harus menjaga keseimbangan, artinya menulis itu bisa dianggap mudah apabila seseorang sering berlatih menulis dan bisa dianggap sukar bila seorang baru berlatih menulis hingga tidak tahu harus memulai dari apa.14 Selanjutnya Slamet menyatakan bahwa menulis merupakan keseluruhan rangkaian

12 Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Prenada Media Grup, 2011),

h. 106

13 Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h.

15

14 Darmiyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah, (Jakarta : Dikjen Dikti,

(31)

kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.15. Menulis juga memiliki beberapa pengertian yaitu proses mengabadikan bahasa dengan tanda-tanda grafis, representasi dari kegiatan ekspresi bahasa, dan kegiatan melahirkan pikiran perasaan dengan tulisan.16

Dari definisi diatas menulis merupakan suatu kegiatan membuat huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata – kata, yang dikembangkan menjadi sebuah kalimat dan membentuk sebuah paragraf yang mengandung makna dan juga terdapat informasi dalam bentuk tulisan. Sehingga orang yang membacanya mengetahui maksud dari tulisan tersebut.

Alek dalam Achmad menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis sebagai berikut :

a. Persiapan , yaitu membuat kerangka tulisan; menemukan idiom yang menarik; dan menemukan kata kunci.

b. Menulis, yaitu mengingatkan diri agar tetap logis; membaca kembali setelah menyelesaikan dalam satu paragraf ; percaya diri akan apa yang ditulis.

c. Editing , yaitu memperhatikan kesalahan kata, tanda baca dan tanda hubung; memperhatikan hubungan antar paragraf, membaca secara keseluruhan.17

Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat menyampaikan pesan secara baik dengan pembaca yang ditujukan oleh tulisan itu. Sebagaimana

15

Slamet, Dasar –dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Surakarta : UNS Press, 2008), h. 17

16 Burhan Nurgiyanto, Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001),

h. 292

17

(32)

Morris melalui Tarigan menyampaikan bahwa tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif dan tepat guna.18

Sebagaimana Tarigan menyimpulkan dalam bukunya terdapat empat ciri tulisan yang baik sebagai berikut:

a. Jelas , pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan menangkap maknanya yang dikatakan oleh penulis

b. Kesatuan dan organisasi, pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena bagian-bagiannya saling berhubungan dan runtut. c. Ekonomis, kata atau bahasanya tidak berlebihan sehingga waktu

yang digunakan tidak terbuang percuma.

d. Pemakaian bahasa dapat diterima, penulis menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diterima.19

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan menulis adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman hidupnya melalui bahasa tulis yang jelas sehingga pembaca mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.

3. Tahapan Pembelajaran Menulis Anak

Dalam pembelajaran khususnya belajar menulis, anak tidak secara langsung mampu menciptakan sebuah tulisan yang baku seperti paragraf yang baku. Tetapi ada proses tahapan dalam belajar menulis bagi siswa itu sendiri.

Kurniasih mengungkapkan salah satu aspek perkembangan anakyaitu perkembangan motorik, yang melatih koordinasi gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh. Motorik tersebut dibedakan menjadi dua yaitu motorik

18 Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. , h . 20 19

(33)

kasar dan motorik halus untuk motorik kasar menekankan pada koordinasi tubuh yang menekankan pada gerakan otot-otot besar sedangkan motorik halus menekankan pada koordinasi otot tangan atau kelenturan tangan yang bersifat keterampilan.

Perkembangan motorik halus juga dapat membantu anak dalam belajar menulis, karena kemampuan menulis menuntut keterampilan motorik halus yang melibatkan koordinasi jari.

Adapun tahap perkembangan menulis anak seperti yang diungkapkan oleh Buncil diantaranya sebagai berikut :

a. Inexperienced Writer yaitu Tahapan menggunakan gambar, tulisan scribble (coretan/ sketsa) ataupun bentuk lain seperti huruf, dan sebagainya. Contoh, tulisan anak yang bentuknya baru mirip huruf. b. Prewiter yaitu Tahapan mencontoh huruf, kata ataupun kalimat

pendek. Anak juga mulai menggunakan huruf-huruf yang dikenalnya dalam menamakan suatu benda, dan menulis kata-kata yang pernah dipelajari (pernah terekam dalam memori). Contoh, tulisan satu kata.

c. Developing Writer yaitu Anak paham bahwa kata-kata yang mereka ucapkan dapat dituliskan pula; mengerti bahwa kata-kata biasanya mewakili bunyi-bunyi tertentu. Juga mulai muncul huruf-huruf lain yang menunjukkan pemahamannya tentang hubungan bunyi maupun simbol, dan mulai menulis kata demi kata namun spasi antara kata biasanya belum muncul. Di tahap ini, anak dapat membaca tulisannya sendiri. Contoh, tulisan dua tiga kata tanpa spasi.

d. Beginning Writer yaitu Anak dapat menulis kata demi kata, menulis dengan bimbingan orang dewasa, mulai menggunakan spasi untuk memisahkan satu kata dengan kata lain, serta mulai menunjukkan pemahaman tulisan di buku, majalah dan lainnya. Contoh, tulisan 3 kata dengan spasi.

e. Experienced Writer yaitu Di tahap ini, tumbuh kepercayaan diri anak. Dia mulai bisa menulis mandiri, menggunakan rancangan/pola/gambaran dari lingkungan sekitarnya sehingga menjadi kata yang bermakna, memahami penggunaan spasi, dapat

(34)

menuliskan ide sederhana tapi cukup komplet, dan bisa mengeja kata-kata yang cukup sulit.

f. Exceptional Writer yaitu Anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dia lebih senang untuk menulis mandiri, menulis kalimat yang panjang, sudah terlatih menggunakan spasi antarkata, dan lain-lain. Contoh, tulisan anak SD awal, dimana tekanan tulisan sudah

cukup mantap, dan bisa membuat kalimat.20

Umumnya, kemampuan menulis anak TK (prasekolah) yang mendapat stimulasi baik, berada pada tahapan 3-4. Ketika anak usia TK sudah mencapai kemampuan seperti experience (tahap e) ataupun exceptional writer (tahap f), ini adalah bonus.

Sebagai pendidik, orangtua/guru tidak bisa mengharapkan semua anak usia prasekolah mencapai keterampilan seperti ini. Dengan stimulasi yang baik dan berkesinambungan, diharapkan pada usia SD, anak semakin terampil dan antusias dalam menulis mandiri.

Hal ini seiring dengan peningkatan anak SD pada jenjang pendidikan kelas rendah 1-3 dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:

1). Menulis huruf.

2). Merangkaikan huruf menjadi suku kata. 3). Merangkaikan suku kata menjadi kata. 4). Menyusun kata menjadi kalimat.21

Jadi, pembelajaran menulis yang akan penulis tekankan adalah pembelajaran menulis tentang menulis paragraf sederhana sesuai dengan tahapan perkembangan menulis pada kemampuan siswa SD kelas 3, yakni

20 Buncil, Tahap-tahap Perkembangan Anak dalam Menulis, (wordpress, 2010), h.61 21 Tarigan, Perkembangan Tulisan Siswa Sekolah Dasar, (Bandung: Angkasa, Departemen Pendidikan Nasional,1982)

(35)

kemampuannya dalam menyusun kata menjadi sebuah kalimat kemudian menjadi paragraf.

Siswa sekolah dasar yang telah berada di kelas 3 sampai kelas 6 tentu saja dipandang sudah melewati masa menulis permulaan dan sudah meguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Sejalan dengan hal di atas, maka diprediksikan tulisan anak pun sudah dapat memasuki tahap menulis lanjut. Tulisan yang dihasilkan oleh anak sudah mampu menyampaikan pesan pada suatu khalayak pembacanya.

Oleh karena itu, perkembangan tulisan anak ini akan dibedakan memjadi dua kelompok, yakni kelas 3, dan kelas 4, 5, dan kelas 6. Adapun dasar pengelompokannya menggunakan proses menulis yang terdiri dari tiga tahap, yakni: Pra-menulis, menulis, dan kaji ulang tulisan.

Sebagaimana Farris dalam Usman mengidentifikasi perkembangan tulisan anak kelas 3 sekolah dasar berdasarkan tiga tahapan di atas sebagai berikut:

a. Tahap Pramenulis

1) siswa akan membicarakan atau mendiskusikan ide atau gagasan yang akan ditulisnya dengan orang lain, atau teman-temannya.

2) ide atau gagasan yang disampaikan lebih terfokus pada pemecahan masalah.

3) terfokus pada suatau jalan pikiran. b. Tahap Menulis

1) Memilih hal-hal atau topik-topik yang paling berkesan pada dirinya sendiri.

2) Pemaparan secara sekuensial. 3) Belum memiliki refleksi/nalar. c. Tahap Kaji Ulang Tulisan

(36)

2) Takut akan membuat atau melakukan koreksi sendiri.22

Sementara itu untuk siswa kelas 4, 5 dan 6, perkembangan tulisan siswa adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pramenulis

1) Telah mampu memfokuskan pada suatu topik dengan berbagai pandangan

2) Mampu berpikir pada hal-hal yang abstrak, istilah-istilah, dan contoh yang tidak hadir/dihadirkan.

3) Mampu bertanya pada dirinya sendiri b. Tahap Menulis

1) Menuliskan masalah, ide, gagasan atau pesan dari berbagai sudut pandang, cara atau mood.

2) Sudah mampu mempertimbangkan khalayak pembacanya. 3) Mampu mengwali penceritaan dari berbagai bagian tulisan. 4) Mampu menunjukan rasa empati.

5) Mampu mempertimbangkan bagian-bagian untuk tulisan yang baik. 6) Mampu membaca, menulis, dan mengedit tulisan.

c. Tahap Kaji Ulang Tuiisan

1) Mampu mengedit tulisan sendiri.

22

(37)

2) Mampu mengoreksi dan menghubungkan tulisan dengan unsure mekanis, berbagai kaidah.

3) Mampu menyadari keberadaan pembantu kaidah.23

Berdasarkan pembagian tahap kemampuan menulis tersebut maka siswa kelas 3 dirasa telah mampu untuk membuat sebuah tulisan berupa kalimat yang sederhana dengan latihan dan pembelajaran yang diberikan oleh guru secara kreatif dengan menggunakan media sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

4. Menulis Paragraf Sederhana a. Pengertian Paragraf

Dalam menuangkan ide atau gagasan yang disampaikan melalui tulisan, sebuah pesan tersebut secara runtut tersusun dalam sekelompok kalimat yang terdiri dari beberapa kata yang jumlahnya tidak sama. Membuat sebuah tulisan memerlukan paragraf, kita mengenal paragraf yaitu tulisan yang menjorok kedalam yang pembuatannya memerlukan beberapa hal, karena harus terdapat ketrpaduan dan kesepadanan isi paragraf.

Selanjutnya Finoza dalam Sudirin berpendapat bahwa paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.24

23

(38)

Achmad dalam bukunya menyatakan beberapa pengertian paragraf yaitu : (1) paragraf adalah karangan mini, (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang berisi informasi, (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan.25 Dengan demikian paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan atau ide, yang dalam hierarki kebahasaan paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat dapat disebut dengan wacana mini.26

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan komponen kebahasaan yang tersusun dari beberapa kalimat yang efektif dan runtun sehingga menciptakan sebuah ide atau gagasan yang disampaikan secara tertulis.

b. Ciri-ciri Paragraf

Untuk mempermudah membuat suatu paragraf, maka siswa juga harus memahami ciri-ciri dari paragraf agar mudah dicermati sesuai pesan yang ingin disampaikan.

Paragraf memiliki beberapa ciri-ciri sebagaimana diungkapkan oleh Achmad dalam bukunya yaitu :

24 Sudirin, Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa, (Stain Jurai Siwo metro, 2013), h.60 25 Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. , h. 208

26 Sri Hapsari W et.al., Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta:

(39)

1) Kalimat bertakuk (menjorok) ke dalam.

2) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

3) Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topic dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama. 4) Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas)

yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.27

Dengan mengetahui ciri-ciri paragraf tersebut, pemahaman tentang penulisan paragraf lebih mudah tersampaikan dan bagi pemula akan membantu mempermudah untuk membedakan antara komponen bahasa yang satu dan yang lainnya.

c. Fungsi dan Syarat Pembentukan Paragraf

Paragraf di buat oleh pengarang tentunya memiliki beberapa fungsi yang akan memudahkan pengarang tersebut membuat tulisan.

Adapun fungsi pembentukan paragraf sebagai berikut : 1) Menampung bagian kecil gagasan utama karangan

2) Memudahkan pemahaman jalan pikiran penulis dengan cara memisahkan pikiran utama yang satu dari yang lainnya

3) Penulis melahirkan pikiran secara sistematis

4) Pembaca mudah mengikuti dan memahami alur pikiran penulis 5) Membentuk penggalan-penggalan pikiran penulis

6) Sebagai tanda pikiran baru dimulai.28

27 Achmad,Bahasa Indonesia. , h. 208 28

(40)

Membuat paragraf terdapat syarat-syarat pembentukan paragraf, agar mempermuah penulis dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam penulisan paragraf diantaranya:

1) Kesatuan (dalam satu paragraf hanya berisi satu pikiran utama 2) Kepaduan (hubungan antar kalimat dalam satu paragraf berkaitan) 3) Pengembangan (sebuah kalimat utama dalam sebuah paragraf) 4) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.29

d. Struktur Paragraf

Sebelum membuat paragraf sebaiknya menyusun struktur atau kerangka paragraf. Karena dengan menyusun kerangka paragraf maka akan mempermudah penulis dalam membentuk sebuah paragraf. Penyusunan paragraf meliputi : (1) menentukan tema, (2) menentukan ide pokok dengan menuangkan kalimat yang menjadi ide dasar paragraf, (3) memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama, (4) menuliskan kalimat penjelas untuk mendukung ide pokok.

e. Jenis-jenis Paragraf

Paragraf dapat dibagi berdasarkan isi dan letak kalimat utamanya. Berikut adalah jenis-jenis paragraf berdasarkan isi :

1) Narasi, yaitu paragraf yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa bentuk ini mementingkan urutan kejadian, dan tokoh.

29

(41)

2) Deskripsi, adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan bisa berupa orang, benda, atau tempat.

3) Eksposisi, adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.

4) Argumentasi, adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimatnya yaitu :

1) Paragraf deduktif, paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

2) Paragraf induktif, paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. 3) Paragraf campuran, adalah paragraf yang dimulai dengan

mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf

(42)

f. Langkah – langkah Menulis Paragraf

Menulis paragraf bukanlah pembelajaran yang mudah untuk dilakukan pada siswa tingkat dasar, oleh karena itu perlu adanya serangkaian pembelajaran yang mendukung dan perangkat pembelajaran yang menarik agar siswa mampu meningkatkan pembelajarannya dalam menulis paragraf.

Berdasarkan pada tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diungkapakan oleh Burhan dalam bukunya langkah dalam menulis paragraf yaitu:

1) Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana. 2) Menulis satuan bahasa yang sederhana.

3) Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana. 4) Menulis paragraf pendek.30

Dengan demikian terdapat beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam menulis paragraf. Dan untuk mempermudah dalam penulisan atau membuat suatu paragraf perlu adanya pembelajaran yang efektif dan menarik, serta media yang mendukung sebagai kelancaran dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu Penulis berupaya untuk melakukan sebuah penelitian yaitu penggunaan media gambar seri dalam upaya peningkatan kemampuan menulis.

30

(43)

B. Konsep Teori Penggunaan Media Gambar Seri 1. Pengertian Media Pembelajaran

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosesn dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam berkomunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.

“Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”.31

Media dapat diartikan sebagai “sesuatu yang berisi menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar dalam dirinya”.32

Media diartikan sebagai “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi”.33

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

31

Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 120

32 Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.11 33 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan Indonesia,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 113

(44)

perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, memperamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

f. Proses pembelajaran mengandung lima kompones komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran.34

2. Pengertian Gambar Seri

Adapun gambar dapat didefinisikan sebagai “representasi visual” dari

orang, tempat atau benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar atau foto.35

Gambar seri diambil dari kata gambar dan seri. Menurut Kamus Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang, atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya.36

Sebagaimana diungkapkan oleh Azhar dalam bukunya mengungkapkan gambar Seri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), yang berupa tiruan tiruan benda, orang atau pandangan yang dihasilkan

34 Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, . h. 14

35 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, . h 113 36

(45)

pada permukaan yang rata dengan adanya rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya.37

Dengan demikian gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terpisah antara satu dengan yang lain tetapi memiliki satu-kesatuan urutan cerita. Gambar seri akan sulit dipahami ketika berdiri sendiri-sendiri dan belum diurutkan. Gambar seri akan memiliki makna setelah diurutkan berdasarkan pola-pola tertentu atau sesuai dengan urutan sebuah cerita. Gambar seri digunakan sebagai media dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf.

Penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar dikatakan menyalurkan pesan, karena ketidakjelasan konsep atau materi yang diajarkan dapat dibantu dengan media gamabar sebagai perantara. Gambar atau foto merupakan salah satu media pengajaran yang dikenal didalam setiap kegiatan pembelajaran yang diproyeksikan melalui kegiatan pengamatan oleh alat indera.

Baugh dalam Suliman mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipresentasikan yaitu : 90 % diperoleh melalui indera lihat, 5 % melalui indera dengar, dan 5 % melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75 % diperoleh melalui indera lihat, 15% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain.38

37 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.27

38 Akip Efendi,”Hakikat Keterampilan Menulis”, dalam http://akipeffendy.blogspot.com di

(46)

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran.

Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik, adapun kriteria pemilihan media gambar adalah sebagai berikut :

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media.

b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.

c. Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.

d. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat.

e. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

Mencermati uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam pelajaran menulis di SD penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam kemampuan menulis. Kriteria tersebut merupakan

(47)

prinsip dasar dalam pemilihan suatu media gambar dalam hal ini yaitu media gambar seri sebagai alat bantu pembelajaran.

Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim mengemukakan bahwa “penggunaan media gambar untuk melatih anak

menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi sebuah karangan dalam bentuk paragraf-paragraf.39 Dalam hal ini Tarigan juga mengemukakan bahwa mengarang melalui gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa.40

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran khususnya media gambar seri akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis paragraf.

3. Hakekat Media Gambar Seri

Ditinjau dari semantiknya, gambar seri berasal dari gambar dan seri, gambar berarti tiruan barang yang berupa orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Sedangkan seri berarti rangkaian cerita yang berturut-turut.

39 Purwanto, Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Rosda Jaya Putra,1997), h. 63

40

(48)

Jadi gambar seri berarti gambar turut-turut. media gambar seri disebut juga

flow chart atau gambar susun.

Menurut Soeparno media ini terbuat dari kertas manila berukuran lebar yang berisi beberapa gambar. Gambar tersebut berhubungan satu sama lainnya sehingga merupakan rangkaian cerita/ peristiwa. Setiap gambar diberi nomor urut sesuai dengan urutan-urutan ceritanya.41

Penampilan media gambar seri tentang serangkaian peristiwa yang berturut-turut dapat diperindah dengan menggunakan alat bantu lain seperti proyektor, dan dimodifikasi dengan menggunakan software tertentu sehingga penyajiannya lebih menarik. Bentuk item diusahakan agar anak memperoleh tanggapan yang tepat tentang obyek dalam gambar, misalnya gambar dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.42

Gambar seri dapat memenuhi fungsinya sebagai media pembelajaran untuk memotivasi dan membantu siswa menafsirkan dan mengingat isi pelajaran khususnya bahasa Indonesia yang terkandung dalam rangkaian gambar tersebut.

4. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Seri

Media gambar atau media grafis terdiri atas gambar, bagan diagram, grafik, poster, media dan komik. Diantara media grafis gambar adalah media yang umum dipakai.Untuk lebih lanjutnya terdapat kelebihan dan juga

41 Soeparno, Media Komunikasi Pendidikan,(Jakarta: Intan Pariwara, 1998), h.18 42

(49)

kekurangan dalam model pembelajaran tipe ini seperti halnya yang dikemukakan oleh Imas Kurniasih dalam Soeparno yaitu:

a. Kelebiahan

1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak kedalam bentuk yang lebih nyata.

2) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, koran, katalog, atau kalender.

3) Gambar sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.

4) Gambar tidak relatif mahal.

5) Dapat digunakan semua tingkat pengajaran dan bidang studi.43

b. Kekurangan

1) Kadang-kadang terlalu kecil untuk dipertunjukan di kelas yang besar.

2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menujukan dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus di gunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.

3) Tidak dapat menujukan gerak.

4) Anak tidak selalu “membaca” (menginterprestasikan) gambar.44

Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa dalam pembelajaran media gambar seri terdapat beberapa kelebihan dan juga kelemahan agar lebih memepermudah dalam memahami situasi ketika proses pembelajaran berlangsung.

Adapun manfaat yang diperoleh dari media gambar seri dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Mudah dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.

43 Soeparno, Media Komunikasi. , h. 22 44

(50)

b. Harganya relatif lebih murah dari pada jenis-jenis media pengajaran lainnya, dan cara memperolehnya mudah tanpa memerlukan biaya, dengan memanfaatkan majalah, surat kabar dan bahan-bahan grafis lainnya.

c. Gambar dapat dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.

d. Dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistik.45

5. Cara Pemerolehan Gambar untuk Media Gambar Seri

Dizaman yang serba canggih ini banyak peralatan yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar cetakan. Dengan demikian guru akan memperoleh kemudahan dalam mendapatkan gambar-gambar yang diperlukan. Adapun peralatan yang dimaksud banyak ragamnya. Banyaknya biaya yang diperlukan juga bervariasi, ada yang murah dan ada yang mahal, ada sederhana dan tradisional dan ada pula yang mutahir. Pemilihan media yang akan digunakan tergantung banyak faktor, termasuk diantaranya adalah dana yang disediakan oleh tiap-tiap sekolah.

Sebagaimana Soeparno mengungkapkan pemerolehan gambar pada media gambar seri dapat dilakukan dengan menggambar sendiri, mencari gambar pada media cetak, dengan hasil pemotretan, dan aplikasi.46

Menggambar sendiri, cara ini dapat dilakukan apabila guru bahasa yang bersangkutan memang memiliki bakat dan kemampuan dibidang

45 Nana Sudjana, Ahmad Rivai,Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Bandung, 1990),

h.71

46

(51)

menggambar, atau setidak-tidaknya bisa membuat gambar yang dapat dipahami maksudnya oleh siswa. Selain merupakan cara yang paling sederhana untuk mengadakan gambar seri, mengambar sendiri pun membutuhkan biaya yang relatif cukup murah. Dengan peralatan yang cukup sederhana sudah tercipta sebuah media yang baik. Keuntungan yang lain adalah bahwa gambar yang dibuat dapat disesuaikan dengan tema yang akan dibahas dalam pengajaran menulis.

Mencari gambar pada media cetak, apabila guru yang bersangkutan ternyata tidak memiliki keahlian menggambar, maka masih ada cara lain untuk memperoleh gambar yaitu dengan cara mencari referensi dari media cetak, misalnya majalah, koran, brosur, dan artikel-artikel yang didalamnya terdapat gambar-gambar. Cara pemerolehan gambar ini sangat mudah, yaitu tema yang akan diajarkan disiapkan lebih dahulu. Kemudian gambar yang sesuai dengan tema diambil dengan cara mengguntingnya.

Media gambar seri hendaknya ditujukan untuk tujuan-tujuan penajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus tersebut yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bila tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan siswa dalam menulis atau membuat suatu paragraf sederhana, maka gambar-gambar yang harus disediakan adalah serangkaian gambar-gambar berupa suatu kegiatan atau peristiwa yang memperhatikan urutan – urutannya agar siswa

(52)

mampu menguraikan makna dan menuangkan ide dalam gambar tersebut.

6. Alasan Pemilihan Media Gambar Seri

Alasan Penulis memilih media gambar seri yaitu karena dengan menggunakan media ini siswa akan mengembangkan daya imajinasinya dalam menghayati gambar-gambar yang tersusun , karena sebelum menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah paragraf siswa ikut merasakan alur gambar yang tersedia.

Media ini dapat menarik siswa dalam mendalami gambar tersebut, siswa akan turut merasakan runtutan peristiwa sebagaimana yang tersajikan dalam gambar tersebut. Media ini menuntut keaktifan siswa untuk mencari sumber, data-data atau referensi yang dibutuhkan sebelum siswa menuangkan ide gagasannya dalam sebuah paragraf. Selain itu dalam pembelajaran yang lebih mendalam siswa juga akan termotivasi untuk menciptakan sebuah ilustrasi atau menciptakan gambar sendiri sesuai dengan peristiwa yang diinginkan.

7. Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Dalam proses pembelajaran media gambar seri siswa diberikan kesempatan untuk berfikir secara nalar dan kreatif dalam menuangkan ide dan gagasannya. Adapun langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri menurut Basyiruddin Usman dan Asnawir dalam model pembelajaran contoh dari kasus adalah sebagai berikut :

(53)

a. Langkah Pertama : Persiapan

Guru mempersiapkan gambar – gambar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, penentuan tema dan topik paragraf yang akan di buat oleh siswa.

b. Langkah Kedua : Publishing

Selanjutnya guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP (Proyektor).

c. Langkah Ketiga : Analisa Gambar

Kemudian guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar yang di tampilakan, dan menuliskan hasil analisanya secara individu atau kelompok untuk dicatat dalam ketrtas.

d. Langkah Keempat : Berbagi

Melalui diskusi bersama, siswa diberi kesempatan untuk meyampaikan hasil analisanya secara bergiliran.

e. Langkah Kelima : Penyampaian Tujuan dan Penugasan

Mulai dari komentar atau diskusi siswa, guru memulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya guru meminta siswa membuat paragrafnya.47

Berdasarkan pendapat diatas, maka langkah – langkah Pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri menurut penulis adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan pemahaman terlebih dahulu tentang menulis paragraf sederhana.

b. Guru memberikan contoh gambar dalam ukuran besar yang kemudian di tempel di papan tulis.

c. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan gambar tersebut secara bersama – sama dan dengan seksama

47

(54)

d. Guru menunjuk siswa secara bergiliran untuk menyampaikan apa saja yang siswa lihat dalam gambar tersebut.

e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hasil analisanya dalam buku tulis.

f. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam merangkai kata – kata dan mendiskusikannya dengan siswa lain.

g. Guru mengajarkan siswa untuk membuat kata – kata berdasarkan gambar yang dilihatnya yang kemudian di satukan menjadi sebuah kalimat.

h. Siswa secara bersama – sama menyusun kalimat tersebut sehingga menjadi sebuah paragraf berdasarkan gambar yang ada.

i. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.

C. Konsep Teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian pembelajaran bahasa Indonesia di SD

Pada dasarnya bahasa adalah alat yang digunakan oleh lebih dari satu orang untuk berkomunikasi. Bahasa juga bisa dijadikan sebuah lambang pada suatu negara untuk di akui oleh negara yang lainnya.

Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai untuk menghubungkan perbedaan, persamaan serta berbagai peradaban dari zaman dahulu hingga

(55)

sekarang. Bahasa timbul dari kesewenang-wenangan suatu kelompok masyarakat dimana mereka menyetujui akan bahasa yang timbul tersebut.48

Ada dua macam bahasa, yaitu bahasa lisan adalah bahasa yang kita ucapkan dengan mulut atau lisan dan tulisan yaitu bahasa yang ditulis pada sebuah media, seperti kertas, batu, dan lainnya. Kebanyakan masyarakat lebih sering menggunakan bahasa lisan, karena sebagian dari mereka ada yang tidak bisa membaca dan menulis.

Menurut Oka yang dikutip dalam buku karangan Masnur Muslich, Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib yang diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa negara di Indonesia.49

Berdasarkan pengertian di atas cukup jelas bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sangat penting bagi peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi bahkan tidak hanya itu, sekolah non formal dan masyarakat di luar pendidikan pun harus bisa berbahasa Indonesia karena melihat fungsi bahasa Indonesia itu sendiri.

Bahasa memiliki dua fungsi, yang terbagi ke dalam fungsi umum dan fungsi khusus, fungsi umum terdiri dari sebagai alat untuk mengungkapkan

48 Aunurahman,Belajar Dan Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 29

49

Gambar

Tabel Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas  Siswa dalam Kegiatan  Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III SDN 3
Gambar 5      Kegiatan Apersepsi

Referensi

Dokumen terkait

● Satu tahun setelah penguncian dan pembatasan sosial awal Covid-19 berlaku, polusi NO2 telah pulih kembali di semua area yang diteliti, bahkan setelah kondisi cuaca

bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Solok, pelaksanaan Urusan

Metodologi penelitian menggunakan metodologi Rekayasa dengan pendekatan metode Remastering, karena perawatan paket tidak terlalu sulit juga didukung penuh

Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan yang dibaca1. 4.46 Menyusun opini dalam bentuk artikel berkaitan dengan

Pada data (18) (sangat kasar) adalah berlebihan sangat kasar dalam berbicara. Sifat tersebut sangat kurang baik jika dilakukan kepada orang yang lebih tua, karena

[r]

Pembahasan penelitian nantinya berisi penyebab petani muslim di Desa Glagahagung menjual hasil panennya pada tengkulak, serta untuk mengetahui praktik jual beli

Berbagai keadaan yang menyebabkan kondisi ini antara lain diagnosis yang tidak tepat, mikroorganisme penyebab yang atipikal, gram-negatif atau mengalami resistensi terhadap