• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Perkembangan Dewasa Madya dan Dewasa Akhir

BAB II Tinjauan Pustaka

C. Tahapan Perkembangan Dewasa Madya dan Dewasa Akhir

Hurlock (1999) menyatakan usia dewasa madya dipandang sebagai usia antara 40 hingga 60 tahun. Masa dewasa madya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi pernurunan daya ingat. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia

enampuluhan tahun dianggap sebagai garis batas antara usia dewasa madya dengan usia lanjut.

Menurut Lachman (dalam Papalia & Olds & Feldman, 2009), usia dewasa madya adalah waktu untuk mengevaluasi kembali tujuan dan aspirasi dan sejauh mana individu pada usia ini telah memenuhinya, usia ini juga usia untuk memutuskan bagaimana cara terbaik dalam menggunakan sisa dari setengah rentang kehidupan. Pada beberapa budaya, seperti Amerika, usia dewasa madya merupakan masa paling sulit dalam rentang kehidupan (Hurlock, 1999). Bagaimanapun baiknya individu berusaha untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik yang dibutuhkan pada masa-masa dewasa, memberi kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap pelbagai peran baru dan harapan sosial usia dewasa madya.

Hurlock (1999) mengemukakan beberapa karakteristik dewasa madya, diantaranya adalah periode yang sangat ditakuti, masa transisi, masa stress, usia yang berbahaya, usia canggung, masa berprestasi, masa evaluasi, masa sepi, dan masa jenuh. Erickson (dalam Papalia; Olds; & Feldman, 2009) memandang usia 40 tahun sebagai masa ketika individu memasuki tahap normatif, yaitu generativity versus stagnation. Individu pada tahapan ini menurut Erickson, mengembangkan suatu kepedulian untuk membangun, membimbing, dan memenuhi generasi berikutnya, jika tidak, individu akan

mengalamani stagnasi (perasaan ketidakaktifan dalam kehidupan). Generativity berkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang menentukan penyesuaian psikososial pada masa dewasa madya. Menurut Erickson, banyaknya peran dan tantangan pada masa ini, seperti tuntutan pekerjaan dan keluarga, menuntut respons yang generatif pada individu dewasa madya.

2. Perkembangan Dewasa Akhir (Usia Lanjut)

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Usia lanjut kira-kira mulai terjadi pada usia 60 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang cenderung mengarah ke penyesuaian diri yang buruk dan hidupnya yang tidak bahagia (Hurlock, 1999). Ada beberapa masalah tertentu dari penyesuaian diri dan sosial yang bersifat unik pada individu usia lanjut, misalnya meningkatnya ketergantungan fisik dan ekonomi pada orang lain, membentuk kontak sosial baru, mengembangkan keinginan dan minat baru dan kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang yang jumlahnya meningkat, belajar memperlakukan anak yang sedang tumbuh sebagai orang dewasa, dan menjadi korban karena ketidakmampuannya untuk mempertahankan diri.

Bahaya yang potensial terhadap penyesuaian pribadi dan sosial pada usia lanjut disebabkan oleh menurunnya fungsi fisik dan mental sebagai ciri-ciri usia lanjut, yang mengakibatkan orang usia lanjut mudah diserang penyakit dan sebagian lagi disebabkan oleh kurangnya pengenalan terhadap bahaya potensial yang berasal dari kelompok sosial. Bahaya fisik yang bersifat umum

pada individu usia lanjut adalah penyakitan, hambatan yang bersifat jasmaniah, kurang gizi, gigi banyak yang tanggal, kecelakaan dan hilangnya kemampuan seksual. Bahaya yang bersifat psikologis meliputi kepercayaan terhadap pendapat klise tentang usia lanjut, perasaan rendah diri, perasaan tak berguna, dan perasaan tidak enak sebagai akibat dari perubahan fisik, perubahan pola hidup, perasaan bersalah karena menganggur, terutama yang mau tidak mau harus mengakibatkan perubahan pola hidup

3. Tugas Perkembangan Dewasa Madya dan Dewasa Akhir (Usia Lanjut)

Tabel 1. Tugas perkembangan dewasa madya dan dewasa akhir menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1999)

Tugas Perkembangan Dewasa Madya

Tugas Perkembangan Dewasa Akhir

a. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara b. Membantu anak-anak remaja

belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, dan bahagia

c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa

d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu

e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini

f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan

g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan f. Menyesuaikan diri dengan peran

Masalah-masalah tertentu yang timbul dalam penyesuaian diri merupakan ciri dari usia dewasa madya. Masalah utama yang harus diselesaikan dan disesuaikan secara memuaskan selama usia dewasa madya mencakup apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan selama periode ini. Tugas perkembangan dewasa madya tidak seluruhnya dapat dikuasai dalam waktu yang sama atau dengan cara yang sama oleh setiap orang. Beberapa tugas tampaknya lebih dikuasai pada awal dewasa madya, dan lainnya pada akhir periode tersebut. Keadaan ini tentunya akan bervariasi untuk individu-individu yang berbeda pula (Hurlock, 1999).

Kebanyakan tugas perkembangan usia madya mempersiapkan individu bagi penyesuaian yang berhasil terhadap usia tua. Hal ini mengindikasikan penguasaan tugas-tugas ini penting artinya untuk keberhasilan dan kebahagiaan baik pada usia madya maupun pada tahun-tahun terakhir kehidupan serta pemanfaatan kegiatan pada waktu luang. Menurut Hurlock (1999) sebagian besar pengembangan tugas usia madya diarahkan pada persiapan individu demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua untuk mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan di usia lanjut nanti hingga akhir kehidupan.

Tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada orang lain. Individu pada tahap usia lanjut lebih diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan, dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka juga

diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.

Sejalan dengan tugas perkembangan usia lanjut, Hurlock (1999) juga menyatakan bahwa kepercayaan umum yang menyatakan bahwa orang usia lanjut yang tidak pernah menikah akan tidak bahagia dan tidak benar kalau perasaan kesepian di masa usia lanjut disebabkan oleh pengalaman nyata. Wanita usia lanjut yang melajang akan membangun kehidupan sendiri, dan telah belajar selama bertahun-tahun untuk mengembangkan minatnya dan mulai ikut terlibat dalam kegiatan penanggulangan masalah keluarga yang kurang hubungan sosial. Hal ini menyebabkan individu harus menjaga terus agar dirinya bahagia hingga usia tua. Walaupun mereka pensiun, biasanya mereka mempunyai pendapatan dari dana pensiun, atau tunjangan jaminan sosial dan dari tabungannya, sehingga memungkinkan mereka untuk hidup bahagia dan berbuat apa saja yang diinginkannya. Karena mereka tidak pernah menggunakan waktu senggangnya untuk keperluan keluarga, maka mereka mempunyai kesempatan untuk memantapkan banyak minat yang dapat menjauhkan dari kehidupan yang sepi apabila mencapai masa pensiun.

D. Kebermaknaan Hidup Wanita Aceh Bergelar Syarifah yang Melajang

Dokumen terkait