• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Teknik Reparasi di Galangan Kapal KPNDP .1 Tata cara pelayanan reparasi

5.1.2 Tahapan reparasi kapal

Reparasi tiap kapal berbeda-beda tergantung dari kerusakan yang dialami oleh kapal. Proses reparasi di galangan kapal KPNDP terdiri atas dua jenis reparasi, yaitu reparasi ringan dan reparasi berat. Reparasi ringan biasanya dilakukan untuk memperbaiki kapal yang mengalami kerusakan ringan. Proses-proses dalam reparasi ringan diantaranya adalah: penambalan pada bagian-bagian yang rusak, penambalan ke rongga antar papan dengan memasukan serat goni (mak’jun), penggantian paku, pendempulan, pengecatan. Reparasi berat biasanya dilakukan untuk mengganti bagian konstruksi kapal yang mengalami kerusakan berat. Proses-proses dalam reparasi berat diantaranya adalah: penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal, linggi haluan, dan linggi buritan. Kapal dengan bobot di bawah 30 GT dan akan melakukan reparasi berat diletakkan di bagian depan karena membutuhkan waktu reparasi yang lebih lama dibandingkan dengan kapal yang melakukan reparasi ringan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu antrian kapal yang akan melakukan reparasi. Secara umum kegiatan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP dilakukan dalam delapan tahapan kegiatan yang terdiri atas: persiapan, pemeriksaan, pembersihan, penggantian kayu yang rusak berat, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan. Tahapan reparasi disajikan pada Gambar 8.

43

Reparasi ringan Reparasi berat

Ya

Tidak

Gambar 8 Diagram alir proses reparasi kapal kayu di galangan kapal KPNDP. Persiapan Pemeriksaan Pembersihan Pendempulan Pengecatan Pembakaran Pemakalan Pembersihan Penggantian kayu yang rusak berat (pecah, retak, lapuk)

Pembakaran

Pendempulan

Pengecatan Pemakalan

Selesai (kapal siap diturunkan)

Proses Laminasi

Pendempulan

Pelapisan Fiber

Deskripsi setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Persiapan

Proses persiapan dilakukan dengan mempersiapkan kapal dan alat yang akan digunakan untuk menarik kapal. Hal ini bertujuan untuk memperlancar proses penarikan kapal. Langkah awal untuk melakukan reparasi kapal yaitu mempersiapkan kapal yang akan di reparasi dengan menaikkan kapal di atas kereta luncur (lori) yang terdapat pada slipway. Proses persiapan ini membutuhkan beberapa komponen untuk menaikan kapal ke atas landasan tarik (slipway). Komponen yang dibutuhkan dalam proses penaikkan kapal yaitu:

a. Mesin penarik (Yanmar 4TDGEC 4 silinder 52 PK); b. Winch;

c. Sling; d. Lori; e. Loper;

f. Rantai (penghubung antar lori); dan g. Klem sling.

Gambar peralatan yang digunakan untuk menaikan kapal ke atas slipway disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Peralatan yang digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway.

Bantalan

Lori

45

Gambar 9 Lanjutan.

Sebelum dinaikkan ke atas slipway posisi kapal tidak boleh miring, tangki-tangki perbekalan dalam keadaan kosong, dan perlengkapan kapal yang mudah bergerak diturunkan dari kapal. Pengosongan perbekalan melaut dimaksudkan untuk mengurangi beban dan menghindari terjadinya kecelakaan pada waktu reparasi. Langkah selanjutnya adalah persiapan landasan tarik (slipway) dengan kereta peluncur (lori) dan bantalan untuk menaikkan kapal ke atas galangan. Sebelumnya juru selam masuk ke dalam air untuk memeriksa landasan tarik dan memastikan tidak ada sesuatu yang dapat mengakibatkan kereta luncur macet. Setelah itu, juru selam memasang loper ke lori di dalam air. Kapal diposisikan tegak lurus dengan lori dan dinaikkan ke atas lori sesuai ukurannya. Sebagai contoh, apabila kapal yang akan dinaikkan memiliki length over all (LOA) 13 meter, maka jarak linggi lunas ke lori sebesar 0,5 meter dengan jarak antara lori depan dan belakang sebesar 5 meter dan disesuaikan dengan panjang kapal. Pengukuran ini didapatkan berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari pekerja galangan. Ilustrasi posisi kapal di atas slipway disajikan pada Gambar 10.

Mesin Klem sling

Sling Winch

Gambar 10 Posisi kapal di atas slipway.

Bagian haluan kapal diposisikan pada lori bagian depan. Lunas harus berada tepat di titik tengah lori depan agar kapal tidak terguling saat naik ke atas slipway. Ketika posisi lunas sudah tepat di tengah lori depan, kapal ditarik menggunakan mesin penarik, dan berhenti pada saat lori depan (bagian haluan) berada di atas permukaan air. Selanjutnya dilakukan pengganjalan antara badan kapal dengan lori bagian depan agar posisi kapal tidak miring, kemudian kapal ditarik lagi sampai bagian buritan kapal kandas pada lori belakang, tepat di tengah lori. Setelah itu, dilakukan pengganjalan kembali antara sisi kiri kanan badan kapal dengan lori bagian belakang, kapal ditarik lagi sampai keseluruhan badan kapal berada di atas permukaan air. Kapal besar atau kapal yang memiliki bobot diatas 30 GT membutuhkan tiga buah lori, satu lori untuk bagian haluan dan dua lori untuk bagian buritan kapal. Penarikan kapal dihentikan dan kereta luncur (lori) dikunci setelah kapal berada di atas slipway. Posisi pengganjal diperbaiki dan ditambah balok penyangga samping yang dipasang pada lambung kanan dan kiri kapal. Pengganjalan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kapal dan menjaga keselamatan pekerja selama melakukan reparasi.

13 m

5 m

47

2) Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan teliti terhadap konstruksi kapal secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan tingkat kerusakan konstruksi kapal baik di atas maupun di bawah garis air. Hasil pemeriksaan ini dijadikan dasar untuk tindakan reparasi lebih lanjut dan menentukan kapal masuk dalam reparasi ringan atau reparasi berat. Blangko pemeriksaan atau pengecekan kapal dapat dilihat pada Lampiran 4.

3) Pembersihan

Proses pembersihan dilakukan dengan membersihkan badan kapal dari binatang yang menempel dengan menggunakan alat. Pembersihan bertujuan untuk membersihkan badan kapal dari binatang laut, tumbuhan laut yang menempel dan sisa cat yang sudah rusak. Bagian-bagian kapal yang mengalami kerusakan akan terlihat ketika kapal sudah dalam keadaan bersih. Peralatan yang digunakan untuk proses pembersihan terdiri atas: sekrap (sekop kecil), sapu ijuk, sikat baja, sikat kuningan, dan gerinda mesin. Peralatan yang digunakan dalam aktivitas pembersihan kapal disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11 Aktivitas dan peralatan yang digunakan pada saat pembersihan.

Sekrap

Sikat

Sekrap digunakan untuk menyekrap atau membersihkan bagian-bagian yang berkarat, berteritip, atau untuk merontokkan cat-cat lama yang sudah rusak. Sapu ijuk digunakan untuk menyikat bagian-bagian tertentu yang tidak terjangkau dengan tangan. Sikat kawat baja digunakan untuk membersihkan bagian-bagian kapal yang berkarat. Sikat kuningan digunakan untuk menyikat bagian-bagian yang halus, misalnya as, baut kuningan, atau bagian-bagian yang lebih lunak dibandingkan dengan bahan baja. Gerinda mesin digunakan untuk membersihkan kapal dari teritip yang menempel pada kulit atau badan kapal.

Dokumen terkait