• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Strategi Komunikasi

3. Tahapan-tahapan Strategi

Menurut Fred. R. David, proses strategi tidak hanya sebatas merumuskan konsep hingga implementasi , melainkan juga harus disertai evaluasi untuk mengukur sejauh mana strategi itu tercapai.

10

Morissan, Andi Corry Wardhany, Teori Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 106

Secara garis besar teori manajemen strategi Fred R. David melalui tiga tahapan, yaitu:11

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi, konseptor harus mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksanakan.

Perumusan strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan- kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah- langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.12

b. Implementasi Strategi

Langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahapan pelaksanaan, strategi yang dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui

11

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3

12

Ali Mustopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta : Centre for Strategic and International Studies-CSIS, 1978), h. 8

penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.13

c. Evaluasi Strategi

Tahap terakhir dari strategi adalah mengevaluasi implementasi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.

Setidaknya ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu :

a) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal

b) Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan

c) Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

B. Komunikasi 1. Pengertian

Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin “communication.” Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang artinya „sama’, sama disini maksudnya serupa makna dan artinya. Jadi

13

komunikasi terjadi jika terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh komunikan.14

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaa seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Dalam bahasa komunikasi, pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyatakan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicant).

Pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan Astrid S Susanto, yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang dalam bahasa latin memiliki arti „berpartisipasi’ atau „memberitahukan’. Kata communis berarti „milik bersama’ atau „berlaku dimana-mana.’15 Para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda satu sama lain dalam menafsirkan makna komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafis, dan lain-lain. Kemudian Shammon dan Weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup prosedur melalui makna pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain.16

Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yaitu untuk:

14

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 3

15

Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1998), h. 10

16

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini, pendapat, pandangan (to change opinion).

c. Mengubah perilaku (to change behaviour) d. Mengubah masyarakat (to change the society) 2. Komponen Komunikasi

Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:

a. Sumber (Source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan yang digunukan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.17

b. Penyampai Pesan (Commnicator)

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti: surat kabar, radio, televise, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga sebagai komunikan, begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang komunikator di antaranya adalah:

1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya 2) Keterampilan berkomunikasi

3) Mempunyai pengetahuan yang luas 4) Sikap

5) Memiliki daya tarik

17

c. Pesan (Message)

Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan si komunikator. Pesan dapat berupa informative, memberi keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Persuasif bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan berupa pendapat atau sikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk perintah, instruksi.

d. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut dua saluran, yaitu:

1) Saluran formal atau bersifat resmi

2) Saluran informal atau bersifat tidak resmi e. Penerima Pesan (Communicant)

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: personal, kelompok, dan massa.

f. Hasil (Effect)

Efek adalah hasil akhir proses komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, baik sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan.18

18

2. Media Komunikasi

Media massa saat ini telah merasuk (pervasive) ke dalam kehidupan modern. Melalui media, orang mampu membentuk opini dari informasi dan interpretasi atas informasi yang mereka terima. Ini berarti bahwa bahkan liputan berita setajam sekalipun, mengandung unsur persuasi. Akan tetapi upaya media untuk melakukan persuasi biasanya dilakukan melalui editoral (tajuk rencana) dan alasan atau komentar yang jelas-jelas bertujuan persuasi. Hampir semua media memisahkan antara materi yang didesain untuk membujuk dengan materi berita. Koran mengemas artikel opininya dalam bagian editoral. Ulasan di televise biasanya berupa opini.

Pesan media yang paling jelas dimaksudkan untuk keperluan persuasi adalah advertisement (iklan). Iklan mengajak audiens atau pembaca untuk menuruti apa yang dikehendaki iklan, contohnya membeli pasta gigi, makanan ataupun lainnya. Public relations adalah persuasi yang lebih halus, berusaha membujuk tetapi biasanya tidak mengajak untuk melakukan tindakan langsung. Public relations

berusaha membentuk sikap, biasanya dengan mengajak audiens media massa untuk melihat suatu institusi atau aktivitas tertentu dari sudut pandang tertentu. John Vivian menyebutkan ada tujuh media komunikasi, yakni buku, majalah, Koran, radio, advertising, internet, dan televisi.19

19

Adapun jenis-jenis media massa yang bersifat “komunikasi massa” telah berkembang pesat dari segi kuantitas maupun kualitas, antara lain adalah:

a) Buku

Produksi buku secara massal pertama kali dilakukan pada pertengahan 1400-an, telah mengubah sejarah manusia dengan mempercepat pertukaran ide dan informasi antar manusia. Buku merupakan gudang penyimpan kebudayaan. Nuku adalah wahana utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru dan sarana utama bagi generasi baru untuk memahami pelajaran dari generasi lama.

b) Koran

Koran adalah medium massa utama bagi orang untuk memperoleh berita. Di sebagian besar kota, tidak ada sumber berita uang bisa menyamai keluasan dan kedalaman liputan berita koran. Ini memperkuat popularitas dan pengaruh koran. Banyaknya para pembaca membuat koran menjadi media efektif dalam menyampaikan pesan.

c) Majalah

Saat ini majalah-majalah besar merupakan medium massa yang mempengaruhi kultur Negara-negara maju, termasuk Amerika. Literature besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam

format majalah yang berbeda dengan buku, dapat dijangkau oleh hamper semua orang.

Periklanan memanfaatkan majalah diantaranya membangun pasar nasional untuk produk-produk mereka. Karena orang mempunyai selera yang sangat luar biasa pada majalah. Singkatnya majalah adalah medium pervasive. Keluasan audiens majalah membuat majalah menjadi medium yang amat kompetitif.20

d) Advertising

Advertising adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang tersedia. Advertising juga merupakan basis finansial dari media massa yang kontemporer. Walaupun demikian, advertising bukan medium massa, tetapi mengandalkan pada media untuk menyampaikan pesannya.

e) Radio

Radio telah menjadi medium massa yang sangat luas, ada di berbagai tempat dan di sepanjang waktu. Tetapi sebagai sebuah industry, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio, yakni music, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain dan banyak yang tanpa iklan. Audiens utama radio, yakni kelompok usia 18 sampai 24 tahun telah banyak berkurang.

20

f) Televisi

Banyaknya audiens televisi menjadikannya sebagai medium dengan efek yang besar terhadap orang dan kultur dan juga terhdap media lain. Sekarang televisi adalah medium massa dominan untuk hiburan dan berita. Tidak bisa dipungkiri, di Indonesia hampir setiap rumah tangga memiliki satu televisi. Jelas bahwa televise mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat.

g) Internet

Internet muncul sebagai medium massa besar yang melalui media tradisional dalam banyak hal. Setiap perusahaan media massa besar menempatkan produknya di internet. Tekhnologi ini sangat langsung dan akses murah, sehingga jutaan individu bisa membuat situs milik sendiri.21

C. Pengertian Paguyuban

Dalam bahasa Sunda, Paguyuban memiliki arti serikat atau perkumpulan. Sedangkan dari kata dasarnya “guyub” mempunyai arti sehati atau setujuan. Dalam bahasa Inggris Paguyuban disebut community

dan dalam bahasa Jerman disebut Gemeinschaft.

Konsep paguyuban (Gemeinschaft) di kemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta

21

dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis,22 sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.

Oleh Tonnies dikatakan bahwa suatu paguyuban (gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut:23

1. Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra.

2. Private, artinya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.

3. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar “kita”.

Di dalam kehidupan setiap masyarakat akan selalu dapat kita jumpai paguyuban. Tipe paguyuban antara lain:24

a. Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood), yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Paguyuban ini dapat disebut sebagai kelompok genelogis yaitu kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genelogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

22Ferdinand Tonnies and Charles P. Loomis: “Gemeinschaft and Gesellschaft”

dalam

Reading in Sociology, editor Alfred Mc Clung Lee, cetakan ke-5, Barnes & Noble College Outline Series, 1960, hlm. 82 dan seterusnya.

23

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar/Soerjono Soekanto, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 118

24

Ferdinand Tonnies, Gemeinschaft and Gesellschaft yang dikutip dalam Setangkai Bunga Sosiologi, h. 461 dan seterusnya

b. Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat itnggal sehingga dapat saling tolong menolong. Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.

c. Paguyuban Karena jiwa-pikiran (Gemeinschaft of Mind), yaitu merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran sama, ideology yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.

Paguyuban diartikan sebagai persekutuan atau kebersamaan aneka ragam orang dalam batas teritori dan kategori tertentu, dengan nilai-nilai umum sebagai berikut:

a) Disemangati kebersamaan, keterlibatan, komunikasi, relasi yang terjadi terus-menerus, sehati dan sejiwa dalam suka dan duka, untuk menghidupi dan menghayati tugas, karya, dan panggilan hidup dalam mewujudkan visi-misi paguyuban tersebut.

b) Kebersamaan setiap anggotanya yang se-detak jantung, yang hidup dalam kebersamaan, memiliki kepekaan dan bertindak saling mengasihi sehingga terbentuk suatu komunitas yang sehati-sejiwa.

c) Bentuk kehidupan bersama yang menghayati solidaritas, toleransi dan prisnsip subsidiaritas dalam memanfaatkan segala perbedaan untuk mencapai tujuan bersama.

d) Kebutuhan utnuk hidup berkelompok yang berlandaskan pada kepercayaan yang satu.25

Dapat dikatakan bahwa semua paguyuban adalah sebuah organisasi, akan tetapi tidak semua organisasi merupakan puguyuban. Alasannya bahwa dasar dari sebuah organisasi belum tentu cinta kasih atau persaudaraan, bisa jadi hanya berdasarkan pada kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu atau hanya atas dasar kepentingan saja. Tetapi dasar paguyuban adalah rasa persaudaraan, toleransi dan prinsip saling membantu dengan memanfaatkan segala perbedaan untuk mencapai tujuan bersama dimana para anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, alamiah, serta sehati-sejiwa.

Paguyuban adalah pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat pribadi, sehingga menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah. Misalnya pola kehidupan masyarakat pertanian, umumnya bersifat komunal yang ditandai dengan ciri-ciri masyarakat yang homogeny, hubungan sosialnya bersifat personal, saling mengenal, serta memperhitungkan untung rugi.

25

Blogspot Paguyuban Sekar Saluyu 12 April 2009, Pokok-pokok penting Paguyuban Mekar Saluyu. Diakses pada 7 Mei 2015 dari:

D. Pendidikan, Sosial-Ekonomi dan Budaya

Dokumen terkait