• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III UNIT LINK PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

B. Jenis-Jenis Investasi Takafulink

3. Takaful Dana Alia

Takaful dana Alia menawarkan cara berinvestasi dengan hasil investasi optimal dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah. Jenis investasi ini mengupayakan perolehan hasil investasinya lebih tinggi sesuai dengan risiko yang harus ditanggungnya. Alokasi investasinya sebagian besar sekitar 80% ditempatkan dalam saham dan sisanya ditempatkan instrument pendapatan tetap.

Manfaat Utama

• Bila perjanjian berakhir atau peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian maka Peserta akan mendapatkan seluruh dana investasi.

• Bila Peserta meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli waris akan mendapatkan seluruh dana investasi dan dana santunan (selama dana investasi belum melebihi manfaat takaful awal).

• Bila peserta meninggal atau cacat tetap total karena kecelakaan pada tahun pertama maka akan mendapat tambahan Santunan sebesar 50 kali premi tahunan (maksimal Rp. 1 Milyar).

Manfaat Tambahan

Takafulink Alia menawarkan manfaat tambahan, seperti program asuransi kecelakaan diri dan atau asuransi kesehatan.

Premi

Untuk menjadi peserta program takafulink peserta dapat memilih cara bayar: • Premi Tahunan minimumRp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)

• Premi Sekaligus minimum Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) Fleksibilitas

Top Up

Peserta dapat meningkatkan Dana Investasi melalui fasilitas Top Up yang dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

Penarikan/Penebusan Dana

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, Anda dapat melakukan penarikan dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan: ƒ Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan ƒ Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) Tabarru

Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi musibah antar peserta. tabarru’ akan dipotong dari Dana Investasi dan besarnya tergantung usia dan Dana Santunan

Biaya

• Biaya polis Rp. 50.000,-

• Biaya pengelolaan tahun pertama 50% dari premi tahunan • Biaya administrasi Rp. 25.000,- perbulan

• Biaya setiap kali penarikan dana 1% dari dana penarikan maksimal Rp. 50.000,-

• Biaya pengelolaan investasi maksimal 2% setelah dipotong • Fee fund manager eksternal

Biaya dapat berubah sewaktu-waktu

Free Look

Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima Syarat Kepesertaan

• Usia Masuk : 18 sd 65 tahun

• Maksimal usia masuk ditambah masa perjanjian adalah 70 tahun Hal-hal Penting Lainnya

• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi

• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab peserta

C. Mekanisme Pengelolaan Dana Investasi Takafulink

Skema Pengelolaan Dana Investasi Takafulink Takaful (Dana Pemegang Saham)

Pendapatan Perusahaan Beban Operasional

Profit

Investasi Hasil Investasi UJRAH Dana Investasi TABARRU’ Total Dana Investasi Total Dana Investasi + Hasil investasi

Total Dana Investasi

Beban Asuransi: Re-As, Klaim, Pajak IJARAH perusahaan klaim nasabah P N R A E S M A I B A H

Ujrah Akad Wakalah + Surplus Tabarru’

Berdasarkan skema pengelolaan dana investasi takafulink tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nasabah membayar premi. Pada saat pembayaran premi, nasabah sudah harus mengetaui berapa besarnya ujrah dan besarnya tabarru’ dari premi yang dibayarkan.

Ujrah akan menjadi milik perusahaan yang dialokasikan untuk biaya pengelolaan (gaji karyawan, marketing fee, dan sebagainya). Adapun tabarru’ akan digunakan sebagai dana tolong-menolong dan tetap menjadi milik nasabah.

Kumpulan dana tabarru’ akan diinvestasikan pada-investasi-investasi syariah. Hasil dari investasi tersebut akan kembali ke kumpulan dana tabarru’ menjadi hak milik nasabah. Kumpulan dana tabarru’ dan hasil investasinya digunakan untuk biaya klaim (manfaat takaful), reasuransi, dan sebagainya.

Apabila ada surplus dari dana tabarru’ dana dialokasikan pada tiga bagian sebagai berikut:

• Sebagian dikembalikan kembalikan kepada nasabah (nasabah yang tidak mengajukan klaim) mendapatkan manfaat berupa pengembalian surplus dana tabarru’

• Sebagian lagi disisihkan untuk cadangan tabarru’

• Sebagian lagi dialokasikan kepada perusahaan asuransi syariah

D. Perhitungan Investasi Pada Unit Link

Investasi yang didapat dari produk takafulink dapat dilihat dari contoh dibawah ini:

Perhitungan Investasi pada Takafulink Apabila diketahui: Premi tunggal Rp 6.000.000

Offer price Rp 1.500

Maka dana yang dialokasikan dalam unit adalah Rp 6.000.000/ Rp 1.500 = 4.000 unit, dengan asumsi biaya-biaya lainnya dihitung dalam unit dan

dibebankan pada saat polis pertama berlaku, sehingga tidak semuanya dibebankan kedalam selisih offer- price.

Selisih bid price umumnya sebesar 5% dan sangat umum diterapkan pada unit link. Oleh karena itu, jika offer-price adalah Rp 1.500 dan selisih bid-price akan menjadi 95% x Rp 1.500 = Rp 1.425

Jika biaya polis Rp50.000 serta biaya pengolaan investasi adalah 2.5%. Maka jumlah unit akun dikurangi dengan biaya-biaya adalah sebagai berikut:

Biaya polis = Rp 50.000

Biaya administrasi dan mortalita 2.5% x Rp 6.000.000 = Rp 150.000 Jumlah biaya dalam unit Rp 150.000 + Rp 50.000/Rp 1.425

= 140,351 unit

Saldo unit 4.000 unit – 140,351 = 3.859,649 unit

Jika peserta ingin menebus polis asuransinya dan diasumsikan belum ada pengeluaran harga dalam investasi. Maka, nilai tunainya adalah 3.859,649 x Rp1.425 = Rp 5.499.999,83

Sebagai ilustrasi jika harga unit naik, misalnya 7% dalam sepuluh tahun, maka:

Offer-price selama sepuluh tahun = Rp 1.500 x 1,0710

= Rp 1.500 x 1,97

Bid-price dalam sepuluh tahun = Rp 1.425 x 1,0710

= Rp 1.425 x 1,97

= Rp 2.807,25

Maka nilai tunai dana peserta adalah 3.859,649 x Rp 2.807,25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Produk Asuransi Takafulink pada Tahun 2005-2008

Dibawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah polis, pertumbuhan dana Takafulink sejak tahun 2005-2008:

1. Perkembangan Jumlah Polis

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Polis Takafulink Tahun 2005-2008

Tahun Jumlah Polis

2005 2006 2007 2008 689 1.831 3.331 5.010

Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu

Berdasarkan pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa dari tahun-ketahun jumlah polis pada produk takafulink selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2005 jumlah polis hanya 689, sedangkan pada tahun 2006 jumlah polis adalah 1.831 dengan tingkat kenaikan sebesar 1142 (165%) dan ditahun 2007 jumlah polis diketahui sebanyak 3.331 dengan tingkat kenaikan 1.500 (81%), serta pada tahun 2008 jumlah polis sebesar 5.010 dengan tingkat kenaikan sebesar 1.679 (50%).

2. Perkembangan Premi Produk Takafulink Dana peserta takafulink adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Perkembangan Premi Peserta Takafulink

Tahun Jumlah Premi

2005 2006 2007 2008 7.700.026.652,04 18.017.833.199.37 53.240.569.650,33 84.063.353.129,29

Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu

Berdasarkan data tersebut diatas nampak bahwa pertumbuhan premi peserta dari tahun-ketahun selalu meningkat, pada tahun 2005 jumlah premi sebesar Rp 7.700.026.652,04, pada tahun 2006 jumlah premi sebesar Rp 18.017.833.199.37 dengan tingkat kenaikan Rp 10.317.806.547,33 (133%), sedangkan ditahun 2007 jumlah premi adalah sebesar Rp 53.240.569.650,33, dengan tingkat kenaikan Rp 35.222.736.450,96 (195%), sedangkan pada tahun 2008 jumlah premi sebesar Rp 84.063.353.129,29; dengan tingkat kenaikan sebesar Rp 30.822.783.478,96 (57%).

B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity dan Threath 1. Strenght (Kekuatan)

b. Tenaga kerja profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid.

c. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.

d. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata.

e. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya.

f. Premi cukup bersaing.

g. Pembayaran premi bisa melalui via pos. h. Cabang/ jaringan sangat luas.

i. Integritas para agen yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah.

j. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan).

2. Weakness (Kelemahan)

a. Belum tersedianya paket produk Takafulink yang komprehensif (satu paket bisa meng-cover semua kebutuhan nasabah).

b. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching.

c. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.

d. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.

e. Selama empat tahun Takaful Keluarga menerapkan sistem branch system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.

3. Opportunity (Peluang)

a. Keunggulan konsep syari’ah pada takafulink dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat

b. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit.

c. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat

d. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.

e. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.

f. Globalisasi (teknologi Internet sebagai penunjang bisnis).

4. Threath (Ancaman)

a. Terjadi market crash, sebagaimana yag telah dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau

membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.

b. Krisis politik yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di Thailand menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para investor lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.

c. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.

d. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk peerkembangan asuransi syariah.

e. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.

f. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.

C. Prosedur Analisis SWOT

Setelah mengetahui tentang pendahuluan, kerangka teori serta mengenai produk takafulink, maka barulah prosedur analisis dapat diidentifikasikan dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Bila berpedoman pada prosedur analisis SWOT, maka tentu saja harus mengikuti analisis yang ada. Berikut prosedur dan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif analisis SWOT untuk menganalisa produk takafulink pada asuransi takaful keluarga, yaitu:

1. Identifikasi Stakeholder Utama

Dalam mengidentifikasi stakeholder utama produk takafulink ini, akan dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Identifikasi Stakeholder

STAKEHOLDER KEPENTINGAN Unit Surplus (Investor) Menyimpan dana lewat investasi Takafulink,

memproduktifkan harta, memaksimalkan return

Produk Takafulink dengan manager investasi:

PT. Schroder Investment Managemen Indonesia

Mengelola dana investor takafulink, memilih instrument investasi yang tepat, memaksimalkan keuntungan investor, menyampaikan semua laporan dan informasi pengelolaan dana pada direksi.

Unit defisit (kreditor) Menerbitkan surat berharga (sertifikat hutang), memberikan return mudharabah kepada MI

Bank Kustodian Bank Niaga Syariah

Menyimpan dan mengembalikan dana investor, memvonis setiap keputusan MI, memberikan laporan

Agen penjualan produk

Agency pondok indah, madinah, madinah I dan agency Ababil

Menjaring dan melayani para nasabah investor untuk membeli produk Takafulink Pasar uang dan modal (Bapepam) Menghubungkan unit surflus dengan unit

defisit dalam investasi

Pemerintah Melindungi, membina dan mendorong

berkembangnya sector investasi.

Pada tabel 4.3 diatas yang menjadi stakeholder utama atau yang akan menjadi fokus analisa adalah produk Takafulink dengan sifat proteksi sekaligus investasi dengan tiga pilihan jenis investasi yaitu istiqomah, mizan, dan alia yang dikelola oleh manager investasi yaitu PT. Schroder Investment Managemen Indonesia dan bank kustodian Bank Niaga Syariah serta agen

penjualan produksi yaitu agency Pondok Indah, Madinah, Madinah I dan agency Ababil.

2. Identifikasi Lingkungan Internal (S-W)

Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (S-W) produk takafulink, dapat menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif Kearns dan kuantitatif Pearce dan Robinson dengan strategi IFAS (International Strategy Factor Analisysis Summary) dengan tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Analisis Internal (IFAS)

Faktor- faktor Strategi Internal Bobot (a) Rating (b) Total a x b Kekuatan (S)

1. Brand lebih kuat karena asuransi syariah pertama di Indonesia

2. Tenaga kerja profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid. 3. Pemegang saham yang memiliki visi dan

misi syari’ah yang jelas.

4. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata.

5. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya. 6. Premi cukup bersaing.

7. Pembayaran premi bisa melalui via pos. 8. Cabang/ jaringan sangat luas.

9. Integritas para agen yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah.

10. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan). 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 16/10 15/10 13/10 18/10 17/10 18/10 20/10 15/10 16/10 21/10 8 8 7 9 9 9 10 8 8 11 Total (S) 87

Kelemahan (W)

1. Belum tersedianya paket produk Takafulink yang komprehensif (satu paket bisa meng-

cover semua kebutuhan nasabah).

2. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching. 3. Dalam hal pemasaran prosuk, alternatif

distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.

4. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas. 5. Selama empat belas tahun Takaful Keluarga

menerapkan sistem branch system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.

4 4 4 4 5 17/5 14/5 10/5 18/5 12/5 14 11 8 14 12 Total (W) 59 Total (S-W)= x 87-59=28

3. Identifikasi Lingkungan Eksternal (O-T)

Dalam mengidentifikasi lingkungan eksternal juga dapat mnggunakan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan strategi EFAS

(EksternalStrategy Factor Analisysis Summary) sebagai berikut: Tabel 4.5 Analisis Eksternal (EFAS)

Faktor- faktor Strategi Eksternal Bobot (a) Rating (b) Total a x b Peluang (O)

1. Keunggulan konsep syari’ah pada takafulink dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat. 2. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini

masih sedikit.

3. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat.

4. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.

5. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.

6. Globalisasi (teknologi Internet sebagai penunjang bisnis). 4 2 5 5 5 5 16/6 13/6 14/6 16/6 15/6 14/6 11 4 12 13 13 12 Total (O) 65

Ancaman (T)

1. Terjadi market crash, sebagaimana yg telah dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.

2. Krisis politik yang berkepanjangan

sebagaimana yangg terjadi di Thailand menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para investor lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.

3. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.

4. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.

5. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.

6. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.

4 4 4 4 4 5 17/6 16/6 10/6 18/6 14/6 14/6 11 11 7 12 9 12 Total (T) 62 Total (O-T)=y 65-62=3

Setelah kedua elemen lingkungan internal dan eksternal diidentifikasikan lewat analisa IFAS dan EFAS atau penyepakatan persepsi untuk tiap variable elemen SWOT telah diisi sehingga menghasilkan masing-masing skor pada elemen internal maupun eksternal, maka hasilnya adalah pada elemen internal atau pada sumbu x menghasilkan skor 28 pada elemen kekuatan dan pada elemen eksternal atau sumbu y menghasilkan skor 3 pada elemen peluang.

Jadi kesimpulan dari kombinasi pendekatan analisa diatas dengan kekuatan yang besar mencapai skor 28 dan peluang cukup yaitu 3, maka posisi berada pada

kuadran I yaitu (positif, positif) yaitu menandakan organisasi kuat dan memiliki peluang maka rekomendasi strategi yang tepat adalah progresif yaitu enggunakan seluruh kekuatan yang tersedia untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada namun harus mengantisipasi ancaman yang akan datang atau situasi perusahaan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Gambar 4.1

Kuadran SWOT Pearce dan Robinson

3 2 1 ּ 0 7 14 21 28 Weakness Strenght “TAKAFULINK” Kuadran I Progresif Opportunity Threath

Jadi produk takafulink pada PT. Asuransi Takaful Keluarga sangat baik, yaitu berada pada kuadran 1 yang berarti positif. Produk takafulink di PT. Asuransi Takaful Keluarga memiliki kekuatan yang begitu banyak sebesar 28 kekuatan,

yang menyebabkan produk itu bagus dipasaran, yang elah dibuktikan dengan peningkatatan jumlah polis dan jumlah premi disetiap tahunnya mengalami peningkatan serta PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam mengelola produk takafulink memiliki 3 peluang yang cukup untuk terus mengembangkan atau memperbesar pertumbuhan produk dan memajukan perusahaan.

4. Mempetakan Interaksi SWOT

Tabel 4.6

Peta Interaksi SWOT Kearns

EFAS

Peluang (O)

1. Keunggulan konsep

syari’ah pada takafulink dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat.

2. Kompetitor dalam

bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit. 3. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat. 4. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.

5. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.

6. Globalisasi (teknologi

Ancaman (T)

1. Terjadi market crash,

sebagaimana yg telah dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB

(Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi

kepercayaan

masyarakat tidak mau membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.

2. Krisis politik yang berkepanjangan

sebagaimana yg terjadi

di Thailand menyebabkan

ketidakpercayaan dunia internasional dan para

IFAS

Internet sebagai penunjang bisnis).

investor lokal tentunya

sehingga sector financial dan rill juga

bisa stagnan.

3. Citra lembaga

keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.

4. Sarana investasi

syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah. 5. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.

6. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis. Kekuatan (S)

1. Brand lebih kuat karena asuransi syariah pertama di Indonesia.

2. Tenaga kerja

profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid.

3. Pemegang saham

yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.

4. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang

Strategi SO

1. Mengoptimalkan sistem informasi dan jaringan yang luas dalam meningkatkan sosialisasi produk takafulink kepada seluruh masyarakat 2. Peningkatan sosialisasi pasar/ memperbesar market share 3. Adanya kerjasama dengan lembaga keuangan lain 4. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas khususnya bagian pemasaran harus lebih memahami ekonomi syariah untuk

Strategi ST

1. Menjaga kualitas produk

2. Penguatan pada citra lembaga keuangan syariah

3. Peningkatan brand & tenaga kerja yang profesional 4. Senantiasa

mengevaluasi kinerja takafulink dan meningkatkan service secara optimal dan konsisten pada nasabah dengan seluruh sumberdaya yang ada

5. meningkatkan jalinan kemitraan kerja pada

memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata. 5. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan

produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya. 6. Premi cukup bersaing 7. Pembayaran premi bisa melalui via pos

8. Cabang/ jaringan

sangat luas

9. Integritas para agen

yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah. 10. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan). memanfaatkan setiap potensi peluang yang ada.

5. Mengkoordinasikan kekuatan perusahaan dalam bentuk integrasi kinerja dalam optimalisasi manajerial dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. pemerintah dan lembaga keuangan domestik Kelemahan (W) 1. Belum tersedianya paket produk Takafulink yang komprehensif (satu paket bisa meng-

cover semua kebutuhan nasabah). 2. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching. Strategi WO

1. Pemasaran produk yang lebih luas dan

komprehensif 2. Memperbanyak jumlah agen sebaga perbandingan untuk menjadi lebih berkembang. 3. Memperioritaskan

investasi pada skim syariah yang sesuai

Strategi WT 1. Pemanfaatan tenga kerja untuk perluasanpenjualan 2. Peningkatan sarana yang menunjang perkembangan lembaga 3. Penciptaan sistem yang baru dan update 4. Mengevaluasi

3. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional. 4. Jumlah agen yang

masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.

5. Selama empat belas tahun Takaful Keluarga

menerapkan sistem

branch system, oleh

sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat. dengan kebutuhan masyarakat. 4. Menambah kuantitas karyawan khususnya divisi agen dalam meningkatkan kualita pelayanana dan pemasaran produk.

melakukan konsultasi strategis dan terus memonitoring kinerja untuk mempertahankan prestasi dan meningkatkan potensi yang ada.

5. Urgensi Prioritas (Ranking)

Bagian ini merupakan suatu keputusan dari hasil analisis SWOT setelah mengalami beberapa proses prosedur interaksi analisis SWOT, dengan mempertimbangkan melalui analisis internal serta analisis eksternal dari SWOT diatas, maka strategi utama (grand strategic) yang perlu dikembangkan dari produk takafulink saat ini adalah keunggulan komparatif

(comparative advantages) yaitu perpaduan kombinasi elemen kekuatan dan

peluang maka strategi yang tepat adalah strategi agresif.

D. Hasil Analisis SWOT Asuransi Terhadap Produk Asuransi Takafulink

Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga menghasilkan sebuah analisis SWOT yang tepat untuk strategi perusahaan PT

Asuransi Takaful Keluarga dalam mengelola produk takafulink kedepan yaitu perusahaan ada pada posisi yang positif-positif maka strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan sistem informasi dan jaringan yang luas dalam meningkatkan sosialisasi produk takafulink kepada seluruh masyarakat

2. Peningkatan sosialisasi pasar/ memperbesar market share 3. Adanya kerjasama dengan lembaga keuangan lain

4. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas khususnya bagian pemasaran harus lebih memahami ekonomi syariah untuk memanfaatkan setiap potensi peluang yang ada.

5. Mengkoordinasikan kekuatan perusahaan dalam bentuk integrasi kinerja dalam optimalisasi manajerial dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesipulan sebagai beikut:

1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi takafulink adalah sebagai alat untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi produk unit link serta sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk asuransi unit link.

2. Perkembangan penjualan produk takafulink dari awal peluncuran (2005) sampai 2008 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu dari 2005 ke- 2006 meningkat sebesar 113%, tahun 2006 ke-2007 meningkat sebesar 195%, tahun 2007 ke-2008 meningat sebesar 57% (dilihat berdasarkan jumlah

Dokumen terkait