• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman Cabai (Capsicum annuum)

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 27-33)

A. Dasar Teori

5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum)

Tanaman cabai bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Sejarah mencatat bahwa orang-orang Indian yang merupakan penduduk asli Amerika telah memanfaatkan cabai sebagai bumbu masak sejak tahun 7000 SM, sedangkan budidaya

cabai telah dimulai sejak tahun 5200-3400 SM. Tanaman cabai pertama kali ditemukan oleh Columbus. Tahun 1493, cabai dibawa ke Spanyol dan selanjutnya berkembang di Eropa. Diperkirakan, tanaman cabai sampai ke Indonesia karena dibawa oleh orang-orang Eropa, hingga akhirnya berkembang di Nusantara (Pitojo, 2003).

a. Taksonomi

Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta Subdivisio :Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Metachlamidae Ordo : Tubiflora Famili : Solanaceae Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum

b. Morfologi i) Akar

Perakaran tanaman cabai cukup kuat, terdiri atas akar tunggang, akar cabang, dan akar serabut. Jika tanaman tumbuh menahun, panjang akar dapat mencapai satu meter ke dalam tanah.

Oleh karena itu, budidaya cabai untuk pembenihan perlu disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah sebagai tempat tumbuh perakaran tanaman.

ii) Batang

Batang tanaman cabai besar licin, berkayu pada bagian pangkal, tegak, dapat mencapai ketinggian 50 cm – 150 cm dan membentuk banyak percabangan di atas permukaan tanah sehingga habitus tanaman relatif rimbun pada saat daun-daun tanaman masih muda. Warna batang hijau hingga keunguan, tergatung varietasnya. iii) Daun

Tanaman cabai besar berdaun tunggal sederhana. Daun terletak berselang dan tidak memiliki daun penumpu. Bentuk daun bulat telur dengan ujung meruncing, berlekuk dangkal hingga dalam, dan kadang-kadang ada yang berlekuk majemuk. Panjang daun berkisar antara 5 cm – 12 cm, lebar 1,5 cm – 4 cm, dan panjang tangkai daun berkisar antara 1cm - 1,25 cm. Daun berwarna keunguan, tergantung varietasnya.

iv) Bunga

Tanaman cabai besar memiliki bunga sempurna. Bunga muncul dari ketiak daun, berkedudukan menggantung atau berdiri, dan merupakan bunga tunggal. Bunga memiliki lima kelopak bunga yang saling berlekatan. Mahkota bunga berbentuk seperti bintang, corong, atau terompet; bersudut 5-6; berwarna putih; dan

berdiameter 8 mm – 15 mm. Jumlah benang sari 5 – 6 buah, dengan kepala benang sari berwarna kebiruan dan berbentuk memanjang. Kepala putik berwarna kuning kehijauan. Bakal buah beruang dua atau lebih.

v) Buah

Buah cabai besar adalah buah buni, memiliki 3 ruang, berukuran panjang atau pendek dengan variasi ukuran antara 1cm – 30 cm, dan berbentuk bulat atau kerucut. Pada saat masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah, kuning atau oranye, tergantung varietasnya.

vi) Biji

Biji cabai besar berukuran kecil, antara 3 mm – 5 mm, berwarna kuning, serta berbentuk bulat, pipih, dan ada bagian yang sedikit runcing.

c. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Tanaman cabai dapat tumbuh di daerah-daerah dengan ketinggian tempat hingga 2.000 mdpl. Syarat tumbuh tanaman cabai yang meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah adalah sebagai berikut:

i) Iklim

Persyaratan iklim dalam penanaman tanaman cabai meliputi keadaan suhu, cahaya (sinar matahari) dan curah hujan.

Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah antara 24oC – 27oC, sedangkan suhu udara optimal bagi pembentukan buah adalah 16oC – 23oC. Perbedaan antara suhu siang dan suhu malam yang terlalu besar kurang menguntungkan bagi pembentukan bunga dan warna buah cabai. Kelembapan udara yang rendah disertai dengan suhu udara yang tinggi akan meningkatkan proses penguapan air pada tanaman. Hal ini dapat mengakibatkan tanaman kekurangan air sehingga kuncup bunga dan buah cabai yang masih kecil berguguran.

b) Cahaya

Tanaman cabai menghendaki tempat yang terbuka dan tidak ternaungi. Tanaman cabai juga dapat hidup di perkarangan dan mendapat sedikit naungan dari tanaman lain.Tanaman cabai bukan merupakan tanaman hari panjang, hanya memerlukan sinar matahari selama 9 jam per hari.

c) Curah Hujan

Curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman hingga akhir pertumbuhan berkisar antara 600 mm – 1.250 mm. Curah hujan yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan kelembapan udara meningkat dan cenderung mendorong pertumbuhan penyakit tanaman.

Persyaratan keadaan tanah bagi pertumbuhan tanaman cabai meliputi jenis tanah, kesuburan tanah, keasaman tanah, dan sifat biologi tanah.

a) Jenis tanah

Tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah tanah yang memiliki sifat fisik gembur, remah, dan memiliki drainase yang baik. Jenis tanah yang memiliki karakteristik tersebut antara lain adalah tanah lempung berpasir, liat berpasir, lempung liat berpasir, dan lempung bedebu, atau tanah andosol, regosol, dan latosol. Tanah yang berat dan becek jika turun hujan atau tanah yang memiliki drainase kurang baik sering menyebabkan daun tanaman cabai gugur dan tanaman mudah terserang penyakit layu.

b) Kesuburan Tanah

Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah tanah yang subur dan kaya akan bahan organik yang telah terurai sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

c) Keasaman Tanah

Derajat keasaman tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai berkisar antara 5,5 – 6,8. Pada kondisi pH tanah kurang dari 5,5 atau lebih dari 6,8 produksi cabai kurang optimal. Tanah asam cenderung menimbulkan permasalahan keracunan unsur alumunium, zat besi, dan mangan; sedangkan tanah basa

cenderung menimbulkan permasalahan hambatan serapan hara tanah karena terdapatnya unsur bikarbonat yang merintangi penyerapan ion-iom yang diperlukan oleh tanaman.

d) Sifat Biologi Tanah

Tanah yang subur dan memiliki sifat baik berkorelasi dengan mikrobiologi tanah. Jasad renik di dalam tanah berkompetisi sesuai dengan dukungan milieu, fisika, dan kimia. Mikroba patogen yang merugikan tanaman cabai antara lain antraknosa dan virus (Pitojo, 2003).

Tabel 1.1. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai

No Hama Penyakit

1 Kutu Persik

(Myzus persicae Sulz)

Antraknosa (Colletotrichum capsici) 2 Kutu Thrips (Tabaci lindeman ) Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) 3 Kutu Apis

(Aphis gossypii Glov.)

Bercak Daun

(Cercospora capsici) 4 Kutu Putih

(Bemisia tabaci)

Busuk Buah

(Phytophthora capsici Leonian) 5 Lalat Buah

(Dacus dorsalis Hend.)

Semai Roboh (Damping-off) 6 Ulat Grayak (Spodoptera sp.) Virus (Pitojo, 2003)

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 27-33)

Dokumen terkait