• Tidak ada hasil yang ditemukan

pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggapan

4.4.4 Tanggapan Responden Intensitas Komunikasi OrangTua SDn 2 Tabel 4.42

Sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari x1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 1 2.8 2.8 2.8 sering 15 41.7 41.7 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.34

Dapat dilihat di tabel 4.40 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_1 yaitu tentang “saya saya sering berkomunikasi dengan orang tua saya setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang

dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 1 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 2.8% . dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 97.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 bahwa responden sering berkomunikasi dengan orang tua setiap hari

Indikator frekuensi menjelaskan adanya berapa kali rutinitas kegiatan. Orang dengan frekuensi tinggi memiliki respon partisipasi yang lebih besar, sementara orang dengan frekuensi rendah dari respon verbal/komunikasinya dianggap tidak berkompeten dan memiliki partisipasi yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian di atas, mayoritas tanggapan responden mengatakan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari memiliki komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua di Sdn 2 memiliki intensitas komunikasi yang sangat tinggi karena mereka dapat berbincang setiap hari.

Tabel.4.43

Meminta belajar setiap hari X2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.8 2.8 2.8

kadang-kadang 7 19.4 19.4 22.2

sering 14 38.9 38.9 61.1

selalu 14 38.9 38.9 100.0

Diagram 4.35

Dapat dilihat di tabel 4.41 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

pernyataan x_2 yaitu tentang “orang tua meminta belajar setiap hari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 14 orang menjawab selalu dengan persentase 38.9%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.9%, 7 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 9.4%. dan 1 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 2.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 77.8% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu meminta belajar mereka setiap hari.

Indikator Frekuensi menjelaskan adanya tingkat keseringan orang tua dengan anaknya saat melakukan aktivitas komunikasi. Setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil jawaban di atas, responden

mengatakan selalu diminta untuk belajar setiap hari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu meminta belajar mereka setiap hari. Hal ini disebabkan karena beberapa bulan lagi mendekati Ujian Nasional dan bagaimanapun orang tua selalu ingin melihat anaknya lulus. Di samping itu juga tidak mau anaknya tidak lulus .

Tabel.4.44

Menegur ketika saya malas belajar X3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6

kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7

Sering 12 33.3 33.3 50.0

Selalu 18 50.0 50.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

Dapat dilihat di tabel 4.42 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

pernyataan x_3 yaitu tentang “orang tua menegur mereka ketika malas belajar” dari

seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%, 12 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3%

Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga.Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering di pergunakan oleh orang tua atau anak dalam komunikasi keluarga (Djamarah, 2004:56). Berdasarkan hasil dkiatakan bahwa dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 orang tua mereka selalu menegur ketika mereka malas belajar karena dengan itu mereka dapat nilai yang memuaskan.

Tabel. 4.45

Bertanya tugas,sekolah,pekerjaan rumah X4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 3 8.3 8.3 8.3

kadang-kadang 10 27.8 27.8 36.1

Sering 15 41.7 41.7 77.8

Selalu 8 22.2 22.2 100.0

Diagram 4.37

Dapat dilihat di tabel 4.43 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

pernyataan x_4 yaitu tentang “bertanya tentang tugas sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua 2 jam sehari ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu dengan persentase 22.2%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%, 10 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 27.8%. dan 3 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 8.3%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 63.9% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 mereka sring bertnya tentang sekolah, pekerjaan rumah kepada orang tua mereka.

Indikator Durasi menjelaskan lamanya waktu yang digunakan pada ssat emlakukan akticvitas komunikasi.Menurut Djamarah (2004:78) Keinginan anak untuk berbicara dengan orang tuanya dari hati ke hati melahirkan komunikasi interpersonal. Komunikasi di sini dilandasi oleh kepercayaan anak kepada orang tuanya. Berdasarkan hasil di atas mayoritas tanggaapan responden menanyakan

tentang tugas sekolah kepada orang tuanya Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menganggap bahwa durasi untuk bertanya tentang tugas

sekolah,Pekerjaan Rumah itu penting.

Tabel 4.46

Mengajak berbicara selama 30 menit saat pulang sekolah

X5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6

kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7

Sering 13 36.1 36.1 52.8

Selalu 17 47.2 47.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.38

Dapat dilihat di tabel 4.44 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

menit saat mereka pulang sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 17 orang menjawab selalu dengan persentase 47.2%, 13 orang menjawab sering dengan persentase 36.1%, 4 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%. dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.8 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu diajak berbicara oleh oraang tua mereka selama 30 menit.

Indikator durasi menjelaskan adanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan kegiatan. Orang berkomunikasi durasi yang lebih singkat dianggap tidak berkompeten, sementara orang dengan komunikasi durasi yang lebih lama di anggap berkompeten. Berdsarkan hasil diatas mayoritas responden sering diajak berbicara setelah pulang sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mereka memiliki waktu luang untuk berbincang dengan anak.

Tabel 4.47

Menjelang UN orangtua mengawasi belajar 3 jam sehari X6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 10 27.8 27.8 27.8

kadang-kadang 5 13.9 13.9 41.7

sering 14 38.9 38.9 80.6

selalu 7 19.4 19.4 100.0

Diagram 4.39

Dapat dilihat di tabel 4.45 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

pernyataan x_6 yaitu tentang “Menjelang UN orang tua saya mengawasi saya

belajar 3 jam sehari” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 7 orang menjawab selalu dengan persentase 19.4%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 13.9%. dan 10 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 27.8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 38.9 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 sering di awasi orang tua mereka selama belajar 3 jam sehari.

Indikator durasi disni menjelaskan bahwa lamanya waktu berkomunikasi dengan orang. Hal ini menunjukkan Sebagai orang tua tentu saja keinginan anak itu harus direspons secara arif dan bijaksana, dan bukan sebaliknya, bersikap egois tanpa kompromi. Menjadi pendengar yang baik dan selalu membuka diri untuk

berdialog dengan anak adalah rangka mengakrabkan hubungan antara orangtua dan anak. Dengan begitu, anak tidak menganggap orang tuanya adalah orang yang tidak mengerti perasaan anak. Berdsarakan hasil di atas mayoritas tanggapan responden mngatakan sering di awasi oleh orang tuanya,karena jika tidak diawasi anak tidak dapat belajar dan bermalas-malasan.

Tabel 4.48

Orang tua fokus dalam hal pelajaran sekolah X7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 3 8.3 8.3 8.3 sering 14 38.9 38.9 47.2 selalu 19 52.8 52.8 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.40

Dapat dilihat di tabel 4.46 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_7 yaitu tentang “orang tua saya fokus kepada saya dalam hal pelajaran sekolah ” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 14 orang menjawab sering dengan persentase 38.%, 3 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 8.3%. dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dengan persentase . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 90.8% responden selalu di perhatikan oleh orang tua.

Indikator Perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Perhatian disini mengarah pada pemusatan seluruh tenaga yang mengiringi aktivitas orang tua yang secara sadar ditujukan pada anaknya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.Hal ini menujukkan mayoritas responden menganggap orang tua mereka memberi perhatian lebih dalam pelajaran sekolah karena kewajiban orang tua fokus kepada anak yangs sedang menuju remaja seprti kelas 6 ini.

Tabel 4.49

Orang tua meminta supaya menjadi anak yang rajin X8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 9 25.0 25.0 25.0

selalu 27 75.0 75.0 100.0

Diagram 4.41

Dapat dilihat di tabel 4.47 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_8 yaitu tentang “orang tua meminta supaya saya menjadi anak yang

rajin” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan

persentase 100%, sebanyak 27 orang menjawab selalu dengan persentase 75.0%, 9 orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 100 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu di minta orang tua responden untuk menjadi anak yang rajin.

Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikas. Dalam lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai

pendidik dan yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak yang mulia dan tingkah laku yang sopan.

Tabel.4.50

Orang tua memarahi jika tidak belajar X9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6

kadang-kadang 10 27.8 27.8 33.3

sering 11 30.6 30.6 63.9

selalu 13 36.1 36.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.42

Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_9 yaitu tentang “orang tua saya memarrahi jika tidak belajar” dari

seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 13 orang menjawab selalu dengan persentase 36.1%,11 orang menjawab sering dengan persentase 30.6%,10 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 27.8%, dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 66.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu dimarahi orang tua jika tidak belajar.

Indikator perhatian yang diberikan saat berkkomunikasi diartikan sebagai focus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas mayoritas mengaku selalu di marahi orang tua mereka. Sewajarnya orang tua memarahi anaknya jika tidak belajar, karena orang tua ingin melihat anaknya pintar dan menjadi juara kelas. Adapun yang hanya kadang-kadang memarahi karena bisa jadi anak tersebut malas belajar dan mengabaikan kata –kata orang tua.

Tabel 4.51

Setiapa waktu bertanya kepada orang tua X10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 10 27.8 27.8 27.8

kadang-kadang 5 13.9 13.9 41.7

sering 15 41.7 41.7 83.3

selalu 6 16.7 16.7 100.0

Diagram 4.43

Dapat dilihat di tabel 4.48 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_10 yaitu tentang “saya setiap waktu bertanya kepada orang tua” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 6 orang menjawab selalu dengan persentase 16.7%,15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%,5 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 13.9%, dan 10 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 27.8%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 58.4% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 sering bertanya kepada orang tua setiap waktu.

Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden teratur untuk bertanya kepada orang tua masing-masing. Karena seusia kelas 6 masih banyak yang perlu mereka ketahui.

Tabel 4.52

Sebelum berangkat sekolah orang tua memeriksa perlengkapan sekolah X11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 33.3 33.3 33.3

kadang-kadang 11 30.6 30.6 63.9

Sering 4 11.1 11.1 75.0

Selalu 9 25.0 25.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.44

Dapat dilihat di tabel 4.49 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_11 yaitu tentang “sebelum berangkat sekolah orang tua saya selalu

memeriksa perlengkapan sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari

sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 25.0%,4 orang menjawab sering dengan persentase 11.1%, 11 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 30.6%, dan 12 orang yang

menjawab tidak pernah dengan persentase 33.3%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3% dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 tidak pernah di periksa perlengkapan sekolahnya oleh oorang tua responden.

Indikator keteraturan dalam berkomunikasi menjelaskan bahwa kesamaan sejumlah keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali dalam melakukan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas orang tua mereka tidak pernah memeriksa perlengkapan sekolah, kemungkinan karena orang tua nya malas merapihkan buku-buku anaknya. Atau karena orang tua nya tidak peduli dengan anak. Hal ini bisa menjadi anak tidak membawa buku ke sekolah karena lupa.Sebagai orang tua seharusnya bersikap seperti itu .Kegiatan itu selalu rutin setiap hari.

Tabel 4.53

Orang tua selalu menanyakan Pr setelah pulang sekolah X12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 30.6 30.6 30.6

kadang-kadang 12 33.3 33.3 63.9

sering 5 13.9 13.9 77.8

selalu 8 22.2 22.2 100.0

Diagram 4.45

Dapat dilihat di tabel 4.50 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_12 yaitu tentang “orang tua saya selalu menanyakan PR setelah pulang

sekolah” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 8 orang menjawab selalu dengan persentase 22.2%,5 orang menjawab sering dengan persentase 13.9%,12 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 33.3%, dan 11 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 30.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 33.3 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 kadang-kadang orang tua responden menanyakan PR setelah pulang sekolah.

Indikator keteraturan dalam berkomunikasi bahwa kesamaan atau ekgiatan yang beberapa kali seperti menanyakan Pr setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut orang tua hanya tugas sehingga mereka tidak perlu memeriksa kembali perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah. Kebanyakan orang tua juga

jarang menanyakan PR setelah pulang sekolah, karena kebanyakan siswa langsung bermain setelah pulang sekolah. PR baru akan ditanyakan oleh orang tua saat mereka belajar.

Tabel 4.54

Orang tua membantu menyelesaikan maslah X13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 2 5.6 5.6 5.6 sering 14 38.9 38.9 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0 Diagram 4.46

Dapat dilihat di tabel 4.51 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_13 yaitu tentang “setiap ada masalah di sekolah, orang tua saya

Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%,14 orang menjawab sering dengan persentase 38.9%, 2 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 5.6%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dengan.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 55.6 % dari seluruh siswa kelas 6 sdn 2 selalu member tahu kepada orang tua masing-masing jika ada masalah di sekolah.

Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk

berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang

diajak.Berdasarkan hasil di atas , mayoritas orang tua mereka sering membantu menyelsaikan masalah anak tersebutr, di samping itu juga orang tua sangat menyayangi anaknya . Alangkah baniknya menyelesaikan masalah jika di sekolah dengan guru mereka.karena bagaimaanpun orang tua tidak tahu kesalahannya di siapa.

Tabel.4.55

Orang tua akan marah saat mendapat nilai jelek X14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.6 5.6 5.6

kadang-kadang 4 11.1 11.1 16.7

sering 12 33.3 33.3 50.0

selalu 18 50.0 50.0 100.0

Diagram 4.47

Dapat dilihat di tabel 4.52 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_14 yaitu tentang “orang tua saya akan marah saat saya mendapat nilai jelek setiap ada masalah di sekolah,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 18 orang menjawab selalu dengan persentase 50.0%,12 orang menjawab sering dengan persentase 33.3%,4 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 11.1%, dan 2 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 5.6%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% orang tua responden selalu marah jika mendapatkan nilai jelek.

Indikator keluasan pesan menjelaskan bahwa tingkat keluasan pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan sejumlah orang yang diajak untuk berkomunikasi berkaitan dengan kuantitats atau banyakanya yang diajak. Dalam pola komunikasi ini , mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi. Berdasarkan hasil di atas, mayoritas tanggapan responden aakan di

maarahi jika nilai jelek. Keberhasilan pendidikan anak mendapat nilai baik untuk orang tua.

Tabel 4.56

Orang tua sering menegur dan memberi jalan keluar X15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 9 25.0 25.0 25.0

kadang-kadang 8 22.2 22.2 47.2

sering 10 27.8 27.8 75.0

selalu 9 25.0 25.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.48

Dapat dilihat di tabel 4.53 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_15 yaitu tentang “orang tua saya sering menegur saya dan memberi jalan keluar,” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang

dengan persentase 100%, sebanyak 9 orang menjawab selalu dengan persentase 25.0%, 10 orang menjawab sering dengan persentase 27.8 %,8 orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 22.2%, dan 9 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 25.0%.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 52.8% sering di tegur oleh orang tua mereka daan member jalan keluar.

Menurut Yusuf (2001:56) Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orangtua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola komunikasi otoriter mempunyai aturan–aturan yang kaku dari orangtua. Dalam pola komunikasi ini sikap penerimaan rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum, bersikap mengkomando, mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku atau keras, cenderung emosinal dan bersikap menolak. Biasanya anak akan merasa mudah tersinggung, penakut, pemurung dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas serta tidak bersahabat.

Tabel.4.57

Orang tua memberi tahu manfaat guna/belajar X16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 1 2.8 2.8 2.8 sering 15 41.7 41.7 44.4 selalu 20 55.6 55.6 100.0 Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.49

Dapat dilihat di tabel 4.54 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_16 yaitu tentang “orang tua saya member tahu manfaat atau gunanya

belajar” dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan persentase 100%, sebanyak 20 orang menjawab selalu dengan persentase 55.6%, 15 orang menjawab sering dengan persentase 41.7%,1orang emnjawab kadang-kadang dengan persentase 2.8%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 91.3% sering diberitahu manfaat atau gunanya belajar.

Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi. Berdasarkan hasil di atas tanggapan responden mayoritas orang tua sering memberi tahu manfaat gunanya belajar karena belajar sangat

penting untuk anak di usia sekarang. Karena jika tidak di beritahu anak tidak tahu apa gunanya belajar.

Tabel 4.58

Orang tua memberikan motivasi dalam belajar X17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 4 11.1 11.1 11.1

kadang-kadang 7 19.4 19.4 30.6

sering 6 16.7 16.7 47.2

selalu 19 52.8 52.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.50

Dapat dilihat di tabel 4.55 pada kolom Frequency dan Percent mengenai

belajar.”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36 orang dengan

persentase 100%, sebanyak 19 orang menjawab selalu dengan persentase 52.8%, 6 orang menjawab sering dengan persentase 16.7%,7 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 19.4%, dan 4 orang yang menjawab tidak pernah dengan persentase 11.1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 69.5% sering diberitahu manfaat atau gunanya belajar. Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin seperti kondisi di atas adalah komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Menurut Djamarah (2004:159) Ketika orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah yang memulai pembicara.Berdasarkan hasil di atas,mayoritas tanggapan responden diberi motivasi dalam belajar oleh orang tuanya karena motivasi dari orang tua begitu penting dalam diri anak. Dan Tidak ada yang mengaku tidak pernah, karena kebanyakan orang tua pasti memberikan motivasi untuk anak.

Tabel 4.59

Orang tua memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik X18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 6 16.7 16.7 16.7 Sering 9 25.0 25.0 41.7 Selalu 21 58.3 58.3 100.0 Total 36 100.0 100.0

Diagram 4.51

Dapat dilihat di tabel 4.56 pada kolom Frequency dan Percent mengenai pernyataan x_18 yaitu tentang “orang tua saya memberikan penjelasan tentang

perbuatan yang baik”dari seluruh siswa kelas 6 SDN 2 Parungsari sebanyak 36

orang dengan persentase 100%, sebanyak 21 orang menjawab selalu dengan persentase 58.3%,9 orang menjawab sering dengan persentase 25.0%,6 orang menjawab kadang-kadang dengan persentase 16.7%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 83.3% sering diberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik.

Indikator tingkat kedalaman pesan Indikator kedalaman pesan menjelaskan bahwa komunikasi disini berkaitan dengan adanya kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaayaantar partisipan pada saat berkomunikasi.Kemudian anak selalu berkata jujur, dan tidak menutupi-nutupi kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan

Dokumen terkait