• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN TERHADAP WAKTU

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

D.2.6. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU

Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan ini adalah 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender memang terlihat cukup pendek apalagi melihat volume pekerjaan yang meliputi kajian semua aspek baik teknis, lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi dengan pengalaman konsultan dengan dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup berpengalaman dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi penanganan pekerjaan secara terperogram dan terkoordinasi.

Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan, Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.

Agar pelaksanaankonstruksi dapat terlaksana dengan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu sehingga hasil pembangunan yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal, maka harus dilakukan melalui pengendalian/pengawasan secara bersama-sama antara Pengguna Jasa, Konsultan dan Masyarakat. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, yaitu Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction), Saat Awal

Proyek (At-Project Starting), Pelaksanaan Proyek (Project Construction)danSaat Proyek Selesai (Project Completion).

Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang diharapkan, dengan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan ini.

2.2.7 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersetifikat sebagai Tenaga Ahli yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis.

Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan personil dan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan di lapangan diterapkan sistem kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan yang detil mengenai sistem ini pada saat pre-construction meeting. Sistem kendali mutu ini akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek.

Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.

Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat penting

dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari perbedaan-perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung tertib administrasi

dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara sistem kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah menyediakan fasilitas meliputi:

 Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan instansi terkait.

 Peminjaman referensi yang ada pada proyek.

 Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban Consultan.

 Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan keperluan studi/pekerjaan

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan KAK, serta peraturan lain yang akan disepakati bersama

 Menyediakan fasilitas transportasi sesuai keperluan

 Menyediakan biaya mobilisasi dan demobilisasi tenaga dari dan ke lokasi pekerjaan.

Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang disediakan oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.

2.2.8 SARAN TAMBAHAN DARI KONSULTAN

Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan ini, maka konsultan berkesimpulan bahwa seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan, persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka acuan kerja.

Namun demikian, unutuk lebih memperjelas pandangan Konsultan terhadap kerangka acuan kerja tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai tanggapan untuk memperkaya dan menyempurnakan tata cara pengawasan teknis jalan yaitu :

1. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan.

2. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.

E. 1 UMUM

Dokumen terkait