• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggapan Wisatawan

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 56-66)

No Informan Asal Daerah Tanggapan

1 Wisatawan A Karanganyar - Sudah lebih baik dari yang

dulu

- Kurang tempat untuk berteduh para pengunjung

2 Wisatawan B Solo - Ditambah fasilitas ganti baju

untuk laki-laki dan perempuan - Pelayanan sudah lebih modern - Pengembangan jangan

menghilangkan kealamian Umbul Ponggok

3 Wisatawan C Sukoharjo - Terkesan kurang natural

- Pedagangnya lebih tertata Sumber : Data Primer, diolah Agustus 2015

C. Pembahasan

Pembangunan dan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok menjadi daerah tujuan wisata di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten merupakan suatu usaha dalam mengembangkan dan mengelola potensi wisata di Desa Ponggok dengan pendekatan partisipasi. Keikutsertaan pelaku wisata dan masyarakat mempunyai peranan yang penting selain peran Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri” Ponggok selaku pengelola dalam mengembangkan Kawasan

commit to user 104

Obyek Wisata Umbul Ponggok agar menjadi obyek wisata yang diminati pengunjung. Partisipasi merupakan syarat utama dalam penyelenggaraan pariwisata. Dalam proses pengembangan pariwisata, partisipasi tiga pilar utama merupakan faktor penting yang menentukan berhasil dan tidaknya pengembangan pariwisata yang sedang dilaksanakan. Peran dari Pemerintah Desa sebagai pembuat kebijakan dan rencana, Badan Usaha Milik Desa sebagai pelaksana kebijakan, dan pelaku wisata sebagai penyedia fasilitas pendukung merupakan tiga pilar utama yang memegang peran penting dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata di Umbul Ponggok. Partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan tindakan rasional yang didasarkan pada tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut tipe-tipe tindakan rasional yang dikemukakan oleh Weber, maka partisipasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata sebagai berikut :

a. Tindakan Murni

Aktor pengembangan pariwisata dalam hal ini Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata yang berpartipasi untuk memilih cara atau kebijakan terbaik sehingga mencapai tujuan yang dinilai baik dan mudah dimengerti maknanya. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi pelaku wisata yang memiliki lahan luas di rumahnya dan mengambil keputusan untuk membuka tempat parkir di sekitar Kawasan

commit to user 105

Obyek Wisata Umbul Ponggok. Selain itu juga partisipasi yang dilakukan oleh investor pelampung yang menyisihkan uangnya dan memutuskan untuk menginvestasikannya ke unit persewaan pelampung di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok.

b. Tindakan Setengah Murni

Dalam tipe tindakan ini, aktor atau pelaku tidak sepenuhnya menilai dan menentukan cara yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dapat dilihat didalam penelitian ini dimana Badan Usaha Milik Desa memutuskan untuk membuka program investasi saham bagi masyarakat Desa Ponggok dalam rangka memenuhi permintaan kebutuhan pelampung bagi pengunjung Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok.

Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan pembangunan yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari masyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat (Sumaryadi, 2005: 87). Melalui program-program pembangunan partisipatif tersebut diharapkan semua elemen masyarakat dapat secara bersama-sama berpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Pendekatan partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik

commit to user 106

Desa, dan pelaku wisata dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sebagai daerah tujuan wisata dilakukan melalui:

a. Partisipasi dalam perencanaan (Idea Planning Stage)

Partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata tumbuh ketika melihat potensi-potensi yang dimiliki Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Oleh karena itu, muncul perencanaan dalam rangka pengembangan pariwisata di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Ponggok.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan (Implementation Stage)

Partisipasi dalam pelaksanaan pengembangan dan pembangunan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok adalah pelibatan aktor pada tahap pelaksanaan suatu proyek. Dalam hal ini aktor adalah Badan Usaha Milik Desa yang melibatkan pemuda-pemuda di Desa Ponggok untuk ikut serta dalam pelaksanaan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok.

c. Partisipasi dalam pemanfaatan (Utilitazion stage)

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun. Hal ini

commit to user 107

dapat dilihat pada partisipasi semua aktor dari pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok dalam rangka pemeliharaan proyek yang telah dibangun.

Dusseldrof (dalam Slamet, 1989) membedakan partisipasi berdasarkan derajat kesukarelaan sebagai berikut:

a. Partisipasi bebas

Partisipasi bebas yaitu partisipasi yang dilandasi oleh rasa kesukarelaan untuk mengambil bagian dalam kegiatan pengembangan dan pembangunan.

b. Partisipasi spontan

Partisipasi spontan yaitu partisipasi yang berbentuk secara spontan dari keyakinan dan pemahamannya sendiri, tanpa adanya pengaruh yang diterimanya dari penyuluhan atau bujukan yang dilakukan oleh pihak lain (baik individu maupun lembaga masyarakat). c. Partisipasi Terbujuk

Partisipasi terinduksi yaitu partisipasi karena adanya pengaruh, bujukan, penyuluhan dari pemerintah, lembaga masyarakat, maupun oleh lembaga sosial setempat atau individu.

Dalam penelitian ini, partisipasi pelaku wisata dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan partisipasi bebas karena tidak adanya desakan atau bujukan untuk ikut ambil bagian dalam proses pembangunan. Pelaku

commit to user 108

wisata sadar dengan adanya pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok dapat memberikan manfaat bagi mereka.

Partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata dalam pendekatan partisipasi Verhangen yang mengemukakan bahwa partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat (Mardikanto, 2003). Wujud partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok yaitu dengan keikutsertaan mereka memberikan ide-ide, gagasan, membuat kebijakan, menjalankan kebijakan, serta membuat fasilitas-fasilitas pendukung seperti warung kuliner, tempat parkir, maupun usaha-usaha informal lainnya di kawasan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, partisipasi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok meliputi:

b. Partisipasi Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa

a. Pelebaran ruang bagi pengunjung dan penataan warung kuliner b. Penyediaan investasi persewaan alat snokel bagi masyarakat Ponggok c. Promosi Kawasan Obyek Wisata Ponggok

2. Partisipasi pelaku wisata

a. Membuka usaha warung kuliner di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok

commit to user 109

Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa dalam melaksanakan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok menghadapi berbagai hambatan seperti sempitnya lahan, serta kurangnya kreativitas dan pengetahuan sumber daya manusia terkait kepariwisataan. Hambatan-hambatan tersebut meerupakan realita sosial dimana aktor dalam penelitian ini Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata baik secara individu maupun kelompok memiliki kemampuan yang terbatas untuk melakukan suatu tindakan sosial. Hambatan-hambatan tersebutlah yang membuat program-program yang disusun dan dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Desa menjadi terkendala dalam mencapai suatu tujuan.

Parsons sebagai pengikut Weber membuat skema yang mendasari sistem tindakan dimana individu sebagai aktor mencari alternatif cara, teknik, maupun alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Aktor dalam hal ini adalah Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata menghadapi sebuah kondisi yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan yakni pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sebagai daya tarik wisata di Desa Ponggok. Adanya kendala yang berupa kondisi tersebut membuat semakin termotivasi dalam mencari solusi bersama demi mencapai keberhasilan tujuan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sebagai daya tarik wisata di Desa Ponggok.

commit to user 110

Matriks 4.9

Partisipasi dalam Pengembangan Umbul Ponggok

No Aktor Wujud Tindakan

1 Pemerintah Desa Merencanakan dan membuat

program-program pengembangan pariwisata yang pro-rakyat demi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

2 Badan Usaha Milik Desa Melaksanakan program-program yang

telah dibuat dan disepakati oleh Pemerintah Desa, seperti :

a. Pelebaran ruang bagi pengunjung dan penataan warung kuliner

b. Penyediaan investasi persewaan alat snokel bagi masyarakat Ponggok c. Promosi Kawasan Obyek Wisata

Ponggok

3 Pelaku Wisata Menyediakan fasilitas pendukung,

seperti :

a. Membuka usaha warung kuliner b. Menyediakan fasilitas tempat parkir Sumber : Data Primer, diolah pada Agustus 2015

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok, dapat diketahui bahwa kebijakan-kebijakan dibentuk oleh Pemerintah Desa dan dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri” dan dibantu

oleh adanya partisipasi dari pelaku-pelaku wisata yang mendukung adanya pengembangan pariwisata. Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut peneliti

commit to user 111

menilai sudah efektif karena pengembangan tersebut telah menunjukkan hasil yang positif bagi Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik Desa, dan pelaku wisata guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi Desa Ponggok. Selain itu keefektifan kebijakan-kebijakan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pengunjung di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok dari tahun ke tahun. Keberhasilan tersebut tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja melainkan semua pihak yang terlibat dalam proses pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok tersebut.

Pelebaran ruang bagi pengunjung dinilai efektif bagi peningkatan kenyamanan pengunjung. Hal ini dilakukan karena terbatasnya area untuk pengunjung beristirahat setelah selesai bermain air di kolam Umbul Ponggok. Penataan warung-warung kuliner juga merupakan program atau kebijakan yang dinilai efektif untuk memberi kesan rapi dan indah di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Pelebaran ruang bagi pengunjung dan penataan warung kuliner merupakan kebijakan yang saling berkesinambungan. Minimnya ruang bagi pengunjung disebabkan karena banyaknya warung-warung kuliner yang berdiri di sebelah selatan dan utara kolam Umbul Ponggok. Jika warung-warung kuliner di sebelah utara kolam dipindah ke sebelah selatan maka bekas warung tersebut bisa dijadikan sebagai ruang bagi pengunjung.

Program penyediaan investasi persewaan alat snorkel bagi masyarakat Desa Ponggok dinilai telah efektif oleh peneliti. Hal ini dilihat dari minimnya

warung-commit to user 112

warung kuliner di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok yang hanya berjumlah 23 warung saja. Jumlah tersebut tentunya tidak bisa menampung minat warga masyarakat untuk ikut membuka usaha dan berjualan di kawasan tersebut. Program penyediaan investasi persewaan alat snorkel tersebut menjadi solusi guna mengatasi kecemburuan sosial dan menampung minat warga masyarakat Desa Ponggok untuk ikut ambil bagian dalam pemanfaatan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok tersebut. Sampai saat ini tercatat ada 130 investor yang menanamkan sahamnya di program ini.

Selain itu, Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa juga melakukan promosi Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Peneliti menilai program tersebut kurang efektif karena hanya dilakukan dengan memasang baliho yang itupun berada di jalan utama Desa Ponggok. Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa dinilai hanya mengandalkan internet dan media sosial dalam proses promosi. Pemanfaatan tersebut dinilai kurang maksimal karena tidak semua masyarakat calon pengunjung obyek wisata melek internet. Promosi justru dilakukan oleh pihak-pihak yang bukan dari pengelola Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok, seperti pengunjung dan stasiun TV.

commit to user 113

Matriks 4.10

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 56-66)

Dokumen terkait