• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 48 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi

1. Profil Desa Ponggok a. Keadaan Geografis

Desa Ponggok merupakan salah satu desa di Kabupaten Klaten yang memiliki potensi sebagai desa wisata air di Jawa Tengah. Secara administratif, Desa Ponggok memiliki luas wilayah sebesar 77.2255 Ha dengan ketinggian permukaan tanah setinggi 156m di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut maka Desa Ponggok termasuk wilayah dataran rendah. Jarak dari pusat Pemerintahan Desa atau Kelurahan ke Kecamatan Polanharjo sejauh 4 km. Jarak dari Desa Ponggok ke pusat kota Klaten sejauh 15 km. Desa Ponggok berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Desa Cokro, Kecamatan Tulung b. Sebelah Selatan : Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom c. Sebelah Barat : Desa Dalangan, Kecamatan Tulung d. Sebelah Timur : Desa Nganjat, Kecamatan Polanharjo

Desa Ponggok memiliki luas lahan pertanian sebesar 62 hektar yang ditumbuhi oleh padi. Selain pertanian, Desa Ponggok juga memiliki lahan untuk perikanan sebesar 0,9500 hektar.

(2)

commit to user 49 b. Pertumbuhan Penduduk

Menurut data Kelurahan Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo dalam angka tahun 2014 jumlah penduduk Desa Ponggok secara keseluruhan adalah 2.041 jiwa yang terbagi menurut jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 1.019 jiwa dan perempuan sebanyak 1.022 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebesar 634 jiwa. Desa Ponggok memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Menurut agama, penduduk desa Ponggok yang beragama islam sebanyak 2.002 orang, penduduk yang beragama Kristen 23 orang, dan penduduk yang beragama katholik sebanyak 16 orang. Di Desa Ponggok belum ada yang beragama hindu dan Budha. Walaupun ada penduduk yang beragama Kristen dan katholik tetapi di Desa Ponggok tidak memiliki sarana peribadatan gereja. Desa Ponggok hanya memiliki masjid sebanyak 4 buah dan mushola sebanyak 3 buah. Penduduk di Desa Ponggok sebagian besar hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Jumlah sarjana yang ada di Desa Ponggok hanya sebanyak 170 orang.

Penduduk di Desa Ponggok sebagian besar bermata pencaharian sebagai karyawan swasta dan buruh harian lepas. Sebagian besar penduduknya hanya lulus Sekolah Menengah Keatas dan tidak melanjutkan pendidikannya melainkan memilih untuk bekerja sebagai karyawan atau buruh pabrik. Tidak jauh dari Desa Ponggok terdapat pabrik Aqua yang tidak hanya ikut berperan penting dalam pengentasan pengangguran di Desa Ponggok tapi juga

(3)

commit to user 50

menghentikan semangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dimasyarakat Desa Ponggok.

2. Profil BUMDes Tirta Mandiri

BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa. Beberapa agenda yang bisa dilakukan antara lain:

a. Pengembangan kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam pengelolaan aset ekonomi desa,

b. Mengintegrasikan produk-produk ekonomi perdesaan sehingga memiliki posisi nilai tawar baik dalam jaringan pasar,

c. Mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha ekonomi yang dikembangkan,

d. Menguatkan kelembagaan ekonomi desa,

e. Mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro, informasi pasar, dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan jaringan komunikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.

BUMDes merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUMDes juga memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang memungkinkan

(4)

commit to user 51

desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Bab VII bagian kelima yang menyatakan Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa.

BUMDes Tirta Mandiri merupakan Badan Usaha milik Desa Ponggok yang dikelola langsung oleh masyarakat Ponggok. BUMDes Tirta Mandiri berdiri pada 15 Desember 2009. BUMDes Tirta Mandiri berdiri berdasar pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa, dan Perda No. 2 tahun 2009 tentang Badan Usaha Milik Desa. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 memberikan definisi otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah mempunyai hak :

a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya b. Memilih pimpinan daerah

c. Mengelola aparatur daerah d. Mengelola kekayaan daerah

(5)

commit to user 52 e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah

f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah

g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam perundang-undangan.

Dalam PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa mendefinisikan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Perda No. 2 tahun 2009 menjelaskan bahwa untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kekeluargaan, kegotong-royongan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa sebagai salah satu lembaga penguatan ekonomi desa.

Sebagai usaha desa, pembentukan BUMDes bertujuan untuk :

a. Mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakar desa. b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif (berwira

usaha) anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah.

c. Mendorong berkembangnya usaha kecil untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari pengaruh-pengaruh renternir. Pemberdaya ekonomi masyarakat melalui BUMDes mempunyai sasaran :

(6)

commit to user 53

a. Terlayaninya masyarakat di Desa Ponggok dalam pengembangan unit-unit usaha.

b. Tersedianya media beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat Desa Ponggok sesuai dengan potensi desa dan keputusan masyarakat.

Dalam AD-ART Badan Usaha Milik Desa Ponggok, struktur organisasi BUMDes Tirta Mandiri terdiri dari

1. Komisaris 2. Badan Pengawas 3. Pengurus : a. Direktur b. Sekretaris c. Bendahara d. Karyawan

Organisasi BUMDes berada di luar struktur organisasi Pemerintahan Desa Ponggok. Susunan struktur BUMDes disesuaikan dengan kebutuhan desa dengan kebijakan untuk pengembangan unit usaha dari BUMDes ditetapkan oleh pengurus. Saat ini terdapat 6 jenis usaha BUMDes Tirta Mandiri antara lain:

a. Pengelolaan Air Bersih ( PAB ) b. Perikanan ( penyediaan kolam )

(7)

commit to user 54 c. Pariwisata Umbul Ponggok

d. Perkreditan

e. Kios kuliner dan Toko f. Jasa

Pariwisata Umbul Ponggok merupakan sub-unit yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri”. Struktur organisasi BUMDes sub-unit pengelolaan pariwisata Umbul Ponggok antara lain :

a. Komisaris : Junaedhi Mulyono, SH b. Direktur : Untung Dwi Margono c. Manajer Operasional : Sentot Adi Nugroho d. Koordinator Lapangan : Suwito

e. Karyawan

Struktur organisasi di atas dipilih melalui lamaran yang diajukan oleh warga Desa Ponggok. Selain itu, karyawan-karyawan yang ada di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok juga dipilih melalui jalur tes tertulis tentang pengetahuan umum. Sebagian besar karyawan di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok adalah tamatan SMA. Hal ini senada dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“Itu dulu kita melalui mengajukan lamaran juga mas, selain itu ada tes tertulis pengetahuan umum aja, soalnya kan karyawan kita juga kebanyakan itu tamatan setingkat SMA.”

(8)

commit to user 55

Para karyawan tersebut sudah diberi pembekalan mengenai tugas-tugas yang akan dilaksanakan di pengelolaan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Selain itu juga selama 3 bulan sekali dilakukan pertukaran tugas kepada karyawan-karyawan tersebut dengan tujuan agar semua karyawan mampu menguasai semua titik tugas. Sesuai dengan pernyataan Pak Sentot berikut ini :

“Tugas-tugasnya sendiri selain kita ada pelatihan dan pembekalan mereka juga udah ngerti, kita tiap 3 bulan sekali kita putar mas tugas-tugasnya biar mereka semua merasakan tugas, kalau sudah bisa menguasai semua titik kan enak.”

(Wawancara pada tanggal 2 September 2015) B. Hasil Penelitian

1. Sejarah dan Potensi Obyek Wisata Umbul Ponggok

Obyek wisata Umbul Ponggok berada di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Cerita punya cerita oleh para leluhur atau pinisepuh di desa Ponggok terdapat sebuah mata air yang sering kita sebut umbul. Dulunya mata air itu digunakan untuk mengairi pabrik gula milik Belanda yang berada tepat di depan Umbul Ponggok. Tidak ada seorangpun selain keluarga Belanda tersebut yang boleh memasuki kawasan Umbul Ponggok. Seiring perkembangan pendidikan, para warga Desa Ponggok meminta orang Belanda tersebut menunjukkan sertifikat atas bukti kepemilikan tanah Umbul tersebut, namun mereka tidak bisa menunjukkannya dan akhirnya Umbul Ponggok dikuasai oleh masyarakat Desa Ponggok. Seperti pernyataan

(9)

commit to user 56

Pak Jito seorang pedagang yang sudah lama berdagang di Umbul Ponggok berikut ini :

“Dulu Umbul Ponggok ini mas dipake londo buat ngalirin air ke pabrik gula, kan depan Umbul Ponggok itu dulunya pabrik gula mas, dulu nggak ada yang boleh masuk kesini selain keluarga londo itu, nah lama-kelamaan kan warga semakin pinter mas terus warga itu minta sertifikat tanah ke londo itu, minta bukti gitu lho mas, nah londonya nggak bisa menunjukan terus umbulnya ditemu oleh warga sini mas, terus sama warga dipake mandi, isah-isah, nyuci-nyuci gitu mas. Bapak saya dulu punya fotonya pabrik gulanya tapi sekarang udah tak buang mas ilang nggak tau kemana, lha udah lama banget. Sekarang sudah lebih dikenal lagi mas.”

(Wawancara pada tanggal 25 Agustus 2015)

Mata air atau umbul tersebut diperkirakan akan menjadi sebuah telaga yang sangat besar dan bisa menggenangi pemukiman penduduk sekitarnya, karena mempercayai ada sebuah firasat munculnya sepasang ikan yang menyerupai gereh pethek. Guna mengantisipasi agar air umbul tidak membesar oleh nenek moyang menanggap ledhek yang diiringi oleh gamelan komplit dengan niyogonya yang kemudian waranggono beserta gamelannya hilang dan secara tiba-tiba datang seekor burung pungguk yang sangat besar hinggap di plogrok/pojok pohon gayam. Dengan bahasa isyarat burung pungguk tersebut bisa menunjukan salah satu alat gamelan yang menyerupai gong masih utuh terpelihara dengan baik. Karena jasa burung yang berada di plogrok pohon gayam, masyarakat sekitar tertuju ke plogrok untuk melihat keberadaan burung pungguk yang terkesan ajaib itu. Untuk mengingat peristiwa tersebut kemudian

(10)

commit to user 57

oleh para pinisepuh desa ini dinamakan kampung ponggok, sampai sekarang pun mata air yang disebut Umbul Ponggok.

Kawasan Umbul Ponggok menyajikan miniatur panorama bawah laut. Keindahan bawah laut dapat tercerminkan di dalam Umbul Ponggok yang juga memiliki banyak aneka jenis ikan yang berenang bersama dengan para pengunjung. Sebelum menjadi kawasan wisata, dulu Umbul Ponggok ini digunakan oleh masyarakat Ponggok untuk mencuci baju, mencuci piring, dan mandi. Hal ini senada dengan pernyataan mas Zaim salah seorang pengunjung yang sudah sejak tahun 2009 sering berwisata ke Umbul Ponggok berikut ini :

“Dulu masih alami sekali mas, berenang gitu bareng warga-warga sini yang umbah-umbah atau isah-isah di pinggir kolam. Saya juga dulu pernah mas sama teman-teman nyuci karpet masjid disini.”

(Wawancara pada tanggal 23 Agustus 2015)

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mas Febri yang juga seorang pengunjung yang berwisata ke Umbul Ponggok sejak tahun 2012 sebagai berikut :

“Dulu sebelum rame gini kan enak banget mas kayak kolam pribadi. Dulu snorkel disini barengannya itu Ibu-ibu pada nyuci, mandi kramas gitu. Sekarang kan nggak, jadi enak dulu soale ada kesannya tersendiri mas.”

(11)

commit to user 58

Gambar 4.1 Dahulu Lokasi Ponggok Masih Digunakan untuk Mencuci Sumber foto : Jejak-bocahilang.com

Umbul Ponggok memiliki potensi alam berbentuk mata air yang masih asli. Suhu air dan kualitas air tidak pernah berubah amis walaupun terdapat banyak ikan di dalamnya karena air yang berganti oleh sekitar 40 titik mata air setiap detiknya dengan 2 pintu air yang besar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok sebagai berikut :

“Dari sini kan keunggulannya kita tawarkan airnya masih asli, masih bagus kualitas airnya, karena langsung dari mata air dengan suhu yang koyo banyu kulkas itu karena dingin banget itu kalau nggak terbiasa kan katisen gitu. Terus ada banyak ikannya kok nggak amis, masalahnya kan dari mata air itu sendiri kan tiap detik ganti mas. Itu buangannya kan ada dua pintu disana kan. Dua pintu disana dengan buangan air yang besar tapi kan debit airnya tetap yang ada di kolam. Jadi njenengan bayangkan sumber mata air disitu perdetiknya berapa liter kan berarti besar kan.”

(12)

commit to user 59

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini baru saja direnovasi bibir kolamnya. Hal ini dilakukan oleh pengelola agar Umbul Ponggok terlihat rapi dan indah untuk dipandang. Selain itu, renovasi tersebut juga bertujuan untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung yang mendatangi di Kawasan Obyek Daya Tarik Wisata Umbul Ponggok. Dalam pengerjaannya renovasi bibir kolam Ponggok membuat Umbul Ponggok menjadi keruh karena disebabkan oleh sisa-sisa material pembangunan. Hal ini berpengaruh terhadap hasil foto pengunjung di dalam air. Pengelola Umbul Ponggok mengeluarkan kebijakan pembersihan dasar kolam dengan alat penyembur berupa mesin diesel. Senada dengan pernyataan Pak Sentot berikut ini:

“itu alat untuk menyembur di dasar kolam, kebetulan kemarin setelah habis proyek kan banyak sisa-sisa material yang masuk ke dalam umbul, terus waktu kemarin ada sisa-sisa abu vulkanik yang ternyata kok mempengaruhi hasil foto bawah air menjadi kurang bagus terus kita kejar kebetulan dari bulan puasa dan event lebaran kita sudah capek sementara kita istirahat dulu. Mungkin habis agustusan kita bersihkan lagi. jadi kita untuk kebersihan selain kita konsentrasi untuk yang di darat tapi juga kebersihan yang ada di dalam kolam. Jadi cleaning servicenya ada dua mas, yang di darat dan di air.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Selain atraksi wisata berupa kolam mata air, di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok juga menawarkan berbagai jajanan-jajanan yang ada di warung-warung dalam Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Warung-warung tersebut merupakan usaha-usaha yang dimiliki oleh beberapa warga Desa Ponggok. Hal ini merupakan langkah yang ditempuh oleh pihak Pemerintah Desa dan Pengelola Umbul Ponggok untuk meningkatkan taraf

(13)

commit to user 60

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa Ponggok. Dahulu ada program yang dirancang oleh Pemerintah desa dan Pengelola untuk menjual hasil perikanan Desa Ponggok di Kawasan Umbul Ponggok. Namun tidak berjalan lagi karena wisatawan kurang antusias dengan adanya program tersebut. Seperti halnya yang diungkapkan oleh ibu Imro’ah berikut ini :

“dulu kon ngasih ikan nila tiap warung mau ntar dibikin ikan bakar atau mau dimasak apalah terserah, tapi nggak berjalan, mergane kan nek udah nyemplung-nyemplung kan pingine anget-anget mas, disini makannya yo ada mie, nasi soto, biasane yang dicari kan ngono kuwi, yang cari ikan bakar itu kan jarang-jarang mas paling yang dari luar kota gitu.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Pemilihan makanan yang akan dibeli memang menjadi selera dan hak para pengunjung. Banyak ragam jenis makanan yang ditawarkan di warung-warung kuliner Umbul Ponggok misalnya soto, mie rebus, es teh, dan sebagainya. Selain itu ada juga inisiatif dari pengunjung dengan membawa makanan dari rumahnya dan meminta pemilik warung untuk mengolahnya. Senada dengan pernyataan yang diungkapkan mas Zaim pengunjung asal solo yang menjadi pelanggan tetap di warung ibu Mariam berikut ini :

“Jadi saya dan temen-temen tu punya acara sendiri yang kita sebut lelenisasi mas, lelenisasi itu biasanya saya sama temen-temen bawa ikan lele beli dari langganan di Solo terus dibawa kesini, terus minta digorengin ke warung bu Mariam mas, saya sama temen-temen kan pelanggan tetap di warungnya bu Mariam. Abis renang gitu dingin-dingin terus makan lele yang baru keluar wajan bareng-bareng mas, nikmat banget.”

(14)

commit to user 61

Banyak kreasi-kreasi foto bawah air yang diunggah ke internet oleh para pengunjung yang berwisata ke kolam Umbul Ponggok tersebut. Air yang masih asli dan alami tanpa campuran bahan kimia seperti kaporit dan sebagainya menjadikan foto di dalam kolam Umbul Ponggok menjadi berkualitas. Tentunya didukung oleh kemampuan untuk menjepret obyek di dalam air yang mumpuni oleh para pemotret menjadikan Umbul Ponggok terlihat lebih indah dan natural.

Gambar 4.2 Foto Bawah Air di Umbul Ponggok Sumber foto : Jogjapetualang.com

2. Strategi Pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok

Manajemen pelayanan wisata merupakan dasar dalam usaha pengembangan bidang kepariwisataan yang dilakukan oleh pemerintah. Manfaat yang dirasakan dari usaha tersebut adalah pemberian sumbangan devisa daerah dalam rangka mendukung terlaksananya pembangunan demi tercapainya kesejahteraan rakyat. Pengembangan potensi wisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi

(15)

commit to user 62

daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

Desa Ponggok merupakan salah satu desa yang memegang teguh otonomi daerah untuk membangun dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya tanpa ada campur tangan dari dinas pemerintahan setempat. Karena adanya otonomi daerah maka kebijakan tertinggi di Desa Ponggok dipegang oleh Pemerintah Desa. Desa Ponggok merupakan desa yang memiliki potensi wisata air yang sangat melimpah. Pengembangan diperlukan dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang ada tersebut. Dalam proses pengembangan pariwisata Obyek Wisata Umbul Ponggok dibutuhkan peran dari pihak-pihak terkait agar pengembangan pariwisata dapat berjalan lancar. Peran dari Pemerintah Desa serta peran dari Badan Usaha Milik Desa dan pelaku pariwisata sangat dibutuhkan dalam hal ini. Oleh karena itu pelaku-pelaku wisata tersebut dituntut untuk ikut berperan dalam pengembangan. Dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok, pelaku wisata dikelompokkan menjadi 3 pihak. Pihak Pemerintah Desa yaitu sebagai perancang dan perencana program kerja dalam upaya pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Pihak BUMDes yaitu sebagai pelaksana rancangan dan rencana program kerja yang telah disepakati oleh Pemerintah Desa. Dan pihak pelaku

(16)

commit to user 63

pariwisata yang mendukung dan mengawasi adanya pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Peran-peran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Matriks 4.1

Peran dalam Pengembangan Obyek Wisata Ponggok

No Aktor Wujud Tindakan

1 Pemerintah Desa Membuat Program Kerja 2 Badan Usaha Milik Desa Melaksanakan Program Kerja

3 Pelaku Pariwisata Menyediakan fasilitas pendukung, seperti: 2.1.1.1. Tempat parkir

2.1.1.2. Warung Makan

2.1.1.3. Ikut serta dalam pengawasan pengembangan dan pemeliharaan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok.

Sumber : Data Primer, diolah pada Agustus 2015

2.1. Program-program Stakeholders dalam Pengembangan Umbul Ponggok

Pariwisata merupakan bidang yang mempunyai peran penting dalam perkembangan suatu daerah. Pariwisata sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat modern. Masyarakat kota-kota besar merupakan penyumbang pengunjung terbanyak di kawasan-kawasan wisata alam. Selain itu industri pariwisata juga berperan dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar daerah wisata. Masyarakat tersebut sedikit banyak telah

(17)

commit to user 64

menjadi pelaku-pelaku pariwisata yang mendukung adanya kegiatan pariwisata di daerahnya. Potensi-potensi wisata di suatu daerah akan dapat berkembang dengan adanya pengelolaan yang memadai. Setiap daerah memiliki hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengadaan organisasi seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat menjadi cara agar potensi-potensi kekayaan wisata dapat dikembangkan secara maksimal dan terorganisir dibawah naungan Pemerintah Desa. Hal ini senada dengan pernyataan dari Kepala Desa Ponggok berikut ini :

“Bayangan saya kemarin dasar saya memang Undang-Undang Otonomi Daerah, desa yang sudah mampu secara ekonomi harus membentuk Badan Usaha Milik Desa, karena bayangan saya dulu disini ada koperasi tapi bubar, ada panitia air bersih juga bubar, tapi kalau lingkupnya BUMDes itu lingkupnya lebih mengerucut karena sahamnya itu Pemerintah Desa, miliknya Pemerintah Desa, otomatis Kepala Desa menjadi Komisaris dan otomatis kita tinggal nunjuk direktur sama bendahara udah bisa jalan. Tanggung jawabnya kepada Kepala Desa, Kepala Desa tanggung jawabnya kepada BPD.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Umbul Ponggok dilakukan karena melihat potensi yang dimiliki obyek wisata tersebut. Oleh karena itu pihak Pemerintah Desa Ponggok mengadakan beberapa kebijakan dan memberikan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ponggok yang bernama Tirta Mandiri untuk proses pelaksanaannya guna

(18)

commit to user 65

meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Kebijakan tersebut sebagai berikut :

1. Pelebaran ruang bagi pengunjung dan penataan warung kuliner

2. Penyediaan investasi persewaan alat snokel bagi masyarakat Ponggok

3. Promosi Kawasan Obyek Wisata Ponggok

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan wilayah yang cukup menjanjikan dalam bidang kepariwisataan. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang dibuat adalah suatu tindakan nyata yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa di Desa Ponggok. Indonesia merupakan negara yang kaya akan wisata baharinya, namun tidak semua lapisan masyarakat di Indonesia bisa menikmatinya karena terkendala masalah biaya, jarak, maupun waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Junaedhi Mulyono selaku Kepala Desa Ponggok berikut ini :

“Kalau mengenai tentang Umbul Ponggok orang pertama yang dulu punya ide diving itu saya mas. Karena tahun 2009 itu kan saya ke Bali sama ke Lombok, disana baru mulai-mulainya diving, snorkeling di laut. Di sana kan dulu Rp600.000 untuk bisa snorkeling, nah akhirnya kan saya punya bayangan kalau Umbul Ponggok itu digunakan untuk diving dan snorkeling dengan harga yang terjangkau untuk semua masyarakat.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini seolah-olah menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin diving dan snorkeling

(19)

commit to user 66

disela-sela kesibukan aktifitas perkotaan tanpa harus membayar biaya yang mahal. Selain itu pengembangan ini juga ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat Desa Ponggok khususnya dan masyarakat Klaten umumnya. Wisatawan juga merupakan salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok yang dikelola oleh Desa tanpa campur tangan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga dalam hal kebijakan dan pendanaan. Kawasan Obyek Wisata tersebut berkembang karena banyaknya pengunjung yang datang membeli tiket masuk, menyewa pelampung dan alat snorkeling, membayar retribusi toilet, dan sebagainya. Dari situlah pendanaan yang digunakan untuk pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Hal ini senada dengan pernyataan Kepala Desa Ponggok sebagai berikut :

“Ya tergantung dari pengunjung mas, kita mengembangkan cuma dari dana pengunjung kok. Dari tiket masuk, nyewa-nyewa alat snorkeling gitu. Semakin pengunjungnya banyak pengembangan semakin cepat.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Hasil penyewaan pelampung di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok juga dimanfaatkan untuk membayar BPJS dan JamKesMas bagi masyarakat Desa Ponggok yang belum memilikinya. Jadi jika ada pengunjung yang menyewa pelampung di Umbul Ponggok otomatis sudah membantu masyarakat Desa Ponggok.

(20)

commit to user 67 Matrik 4.2

Target Pengembangan Pariwisata

No Informan Target Realisasi

1 Kepala Desa Ponggok Pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok diharapkan memberi kontribusi bagi kesejahteraan

masyarakat desa Ponggok

Membuat kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat

2 Manajer Operasional Badan Usaha Milik Desa Ponggok “Tirta Mandiri”

Target pengembangan untuk menarik minat pengunjung datang ke Obyek Wisata Umbul Ponggok

Menjalankan

kebijakan-kebijakan yang telah dibuat

Sumber : Data Primer, diolah pada Agustus 2015

a. Pelebaran Ruang Bagi Pengunjung dan Penataan Warung Kuliner Pelebaran ruang bagi pengunjung merupakan kebijakan yang sedang dilakukan oleh pengelola Umbul Ponggok. Pasalnya di Kawasan Obyek Wisata Ponggok ini yang menjadi kendala terbesar adalah tidak adanya lahan lagi untuk pelebaran kawasan. Di samping kanan dan kiri Umbul Ponggok merupakan tanah milik warga bukan milik Desa. Ruang bagi pengunjung semakin sempit dengan adanya warung-warung yang berdiri di samping kanan kiri kolam Umbul Ponggok. Hal ini membuat Pengelola melakukan pembangunan dan penataan warung-warung agar

(21)

commit to user 68

terlihat rapi dan indah. Pembangunan dilakukan dengan cara menata warung dan diatasnya dijadikan sebagai ruang istirahat bagi pengunjung. Hal ini senada dengan petikan wawancara dengan Pak Junaedhi Mulyono berikut ini :

“yang menjadi kendala kita lokasi mas, karena lokasi nggak bisa berkembang, nggak bisa kita luaskan, kita bisanya menaikkan kan gitu. Kan kita mau bikin 2 lantai rencananya itu. 2 lantai itu kan kanan kiri nanti di desain kayak kapal gitu.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Gambar 4.3 Pembangunan Lantai 2

Selain pembangunan 2 lantai, pengelola juga merelokasi warung-warung yang ada di sebelah utara kolam ke sebelah selatan kolam. Relokasi ini dilakukan untuk penambahan ruang bagi pengunjung dan agar warung bisa terfokus ke sebelah selatan kolam. Hal ini didukung

(22)

commit to user 69

dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional BUMDes “Tirta Mandiri” sebagai berikut :

“Selain di atas warung kuliner itu nanti di sebelah utara yang sekarang warung itu semua warungnya akan dipindah ke sebelah selatan kalau semuanya sudah jadi. Nah bekas warung utara akan dibangun rest area juga.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Kebijakan-kebijakan tersebut juga tidak semena-mena dilakukan. Sebelum mencapai kesepakatan bersama dengan warga pemilik warung, pengelola juga telah mengadakan diskusi dengan pihak warung terkait pemindahan warung ke sebelah selatan kolam. Hal ini dilakukan dilakukan demi menarik minat pengunjung dan menambah kenyamanan pengunjung. Selain itu juga pemerataan pengunjung agar tidak terfokus di satu space atau ruang saja. Namun disatu sisi ada yang kurang setuju dengan kebijakan tersebut karena akan menghilangkan pelanggan yang ke warung karena menghafal tempatnya. Hal ini senada dengan pernyataan ibu Imroah salah satu pemilik warung yang ada di sebelah utara kolam Umbul Ponggok berikut ini :

“Tapi permintaannya ibu-ibu yang berjualan di sini pengennya ya netap disini aja. Kan misale nanti kalau pindah kesana kan pelanggan-pelanggannya udah ilang mas, kan gitu. Dulu pas masih warungnya di barat terus geser ke sini pelanggannya tu udah hilang. Ini kan cari pelanggan lagi, nek dipindah lagi yo tambah ilang meneh tambah ndadak golek meneh mas. Nek pengennya ibu-ibu disini terutama aku kan pengennya yo netap disini aja. Pokoke kompak inginnya disini aja mas kalau boleh, yo mugo-mugo wae oleh, jenenge mung njaluk e mas, dikasih yo Alhamdulillah toh.”

(23)

commit to user 70

Warung-warung baru yang telah selesai dibangun akan ditempati oleh pedagang-pedagang dengan membayar biaya kontrak sebesar 2,5 juta rupiah pertahun. Pembayaran tersebut dilakukan dengan sistem angsuran selama 6 bulan. Para pedagang diwajibkan untuk membayar retribusi harian sebesar Rp5.000 untuk sekali berjualan. Retribusi tersebut naik dari yang dulunya hanya Rp3000 sekarang menjadi Rp5000. Pembayaran-pembayaran tersebut dirasa tidak memberatkan para pedagang karena akan ada juga penambahan fasilitas-fasilitas warung seperti listrik, wastafel, etalase, dan meja kursi dan mengingat jumlah pengunjung yang datang semakin banyak. Sampai saat ini total warung yang ada di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sebanyak 23 warung. Senada dengan pernyataan Pak Sentot berikut ini :

“itu pemilik warung dan BUMDes sebelumnya sudah ada kesepakatan-kesepakatan yang telah kita sepakati bersama dan dengan adanya aturan main yang kita jalankan misalnya untuk retribusi harian itu kan Rp5.000 mas, terus hak guna warung kuliner itu kita kenakan 2,5 juta rupiah pertahun. Kita kekeluargaan mas bukan langsung harus membayar tapi kan kelihatannya nilai segitu dengan jumlah pengunjung yang banyak, nilai segitu ketoke masih terjangkau.”

“itu nanti listrik sudah ada, wastafel, etalase, meja, sama kursi. Kita menaikkan nggak sepihak mas, tetap rembukan dulu ada komunikasi dua arah. Kalau keberatan ya disampaikan keberatannya, tapi kan kita menaikkan retribusi juga ada fasilitas yang kita tambah.”

(24)

commit to user 71

Gambar 4.4 Bukti Pembayaran Retribusi Warung Matriks 4.3

Pelebaran Ruang Bagi Pengunjung dan Penataan Warung Kuliner

No Informan Target Realisasi

1 Kepala Desa Ponggok

Penambahan ruang bagi pengunjung

Membangun lantai 2 diatas warung kuliner 2 Manajer Operasional

Badan Usaha Milik Desa Ponggok

Pemerataan pengunjung agar tidak terfokus di satu tempat atau ruang dan penataan warung kuliner Pemindahan warung sebelah utara ke sebelah selatan setelah pembangunan warung selatan selesai digarap Sumber : Data primer, diolah pada Agustus 2015

(25)

commit to user 72

b. Penyediaan investasi persewaan alat snorkel bagi masyarakat Ponggok

Dalam program kepariwisataan khususnya wisata air, faktor keselamatan sangat penting untuk dipertimbangkan. Mendengar kata

snorkeling pasti yang terbayang dibenak kita adalah sebuah lokasi

tempat wisata berupa pantai atau pulau yang terdapat terumbu karang yang indah. Tetapi snorkeling tidak hanya bisa dilakukan di daerah pantai atau pulau saja. Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan kawasan wisata air yang banyak disukai pengunjung. Kolam Umbul Ponggok memiliki kedalaman 3 sampai 4 meter di bagian tengah. Kolam yang berukuran lebih dari 75 meter ini membuat para pengunjung bisa berenang bebas kesana kemari. Snorkeling dan diving sangat menyenangkan dilakukan di obyek wisata ini. Airnya yang sangat jernih membuat ikan yang ada terlihat dari permukaan kolam. Didukung dengan pasir yang ada di dasar kolam membuat Umbul Ponggok terasa sangat alami. Tidak perlu ke Bunaken untuk merasakan sensasi snorkeling karena di Umbul Ponggok menyajikan miniatur keindahan bawah laut yang tidak kalah menarik. Ada banyak pengunjung yang membawa alat-alat snorkelingnya sendiri, namun banyak juga pengunjung yang tidak memiliki alat-alat untuk

(26)

commit to user 73

Peralatan snorkeling tersebut terdiri dari pelampung, kacamata renang, dan saluran bernafas. Saluran bernafas ini berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat tersebut berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernafas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka ke permukaan air.

Dari hal tersebut inisiatif-inisiatif muncul dari para pedagang-pedagang. Mereka menyisihkan uangnya untuk membeli peralatan

snorkeling tersebut yang nantinya akan disewakan kepada para

wisatawan di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Hasilnya tidak main-main, para pedagang bisa meraup untung hingga 1,8 juta rupiah pada hari libur. Tetapi seiring berkembangnya manajemen yang dilakukan oleh pihak pengelola maka alat-alat snorkeling milik warga yang berdagang di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini dikelola penuh oleh Badan Usaha Milik Desa Ponggok “Tirta Mandiri” dengan sistem bagi hasil setiap akhir bulan. Jadi semua kalangan warga masyarakat Desa Ponggok yang ingin berinvestasi dengan menitipkan pelampung dan alat snorkelingnya dapat langsung mendaftar di Badan Usaha Milik Desa Ponggok “Tirta Mandiri”. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kecemburuan sosial yang ada di masyarakat Desa Ponggok. Keterbatasan lahan yang ada di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok menyebabkan terbatas pula jumlah warung kuliner yang

(27)

commit to user 74

ada. Dengan dibukanya investasi pelampung untuk masyarakat Desa Ponggok ini diharapkan bisa mengatasi rasa kecemburuan sosial dari masyarakat yang tidak mendapat tempat berjualan di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok terhadap masyarakat yang sudah memiliki warung kuliner di area Umbul Ponggok. Sesuai dengan pernyataan Pak Sentot berikut ini :

“Nanti kalau kecemburuan nggak kita antisipasi kan efeknya kemana-mana. Kita harus akomodir keinginan mereka itu apa to karepe. ya itu kalo nggak dapet warung ya uda investasi.”

“Kita juga sudah susah kalau mau nambah pedagang-pedagang baru karena yang lama juga sudah banyak.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Setiap investor yang ingin menanamkan saham di persewaan pelampung Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok harus menginvestasikan uangnya dengan jumlah maksimal 5 juta rupiah. Setelah jumlah investor cukup maka akan ditutup pula program investasi pelampung di Umbul Ponggok tersebut. Senada dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“Kalau syarat kita hanya memberikan batas maksimal 5 juta, kita perhitungkan nilai uangnya.” “kita punya target jadi ada batas setelah mencukupi kita tutup investasinya. Kebetulan bulan-bulan kemarin dirasa udah cukup dan saat ini sudah kita tutup.”

(Wawancara pada tanggal 2 September 2015)

Sampai saat ini tercatat ada 130 investor yang ikut berinvestasi pelampung di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok yang nantinya akan mendapat hasilnya disetiap akhir bulan berdasarkan

(28)

commit to user 75

hasil persewaan yang dikurangi dengan biaya manajemen dan biaya penyusutan. Hal ini senada dengan pernyataan dari Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“Investasi itu sendiri kan sekitar 50% sahamnya dari BUMDes sisanya dari warga. Lha tiap bulan itu dia menerima hasil investasinya itu berdasarkan output hasil persewaan itu sendiri setelah dikurangi biaya manajemen, biaya penyusutan, lalu sisanya investor. Itu tiap bulan kita nggak tentu mas. Seringnya ya kalau sepi banget misalnya untuk bulan puasa itu kan pengunjung kita berkurang sampai 1/3nya mas. Kemarin yang paling rendah itu sekitar 7-8%. Paling tinggi antara 11-12%. Itu investor yang masuk kebetulan sudah kita catat kemarin ada sekitar 130 warga.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Mariam seorang pedagang yang dulunya juga menyewakan pelampung dan alat-alat snorkeling di warungnya berikut ini :

“saya juga dulu menyewakan pelampung gitu mas, hasilnya bisa sampai 1,8 juta rupiah kalau pas rame tapi sekarang sudah dikelola di BUMDes, saya cuma dapat hasil kalau akhir bulan Rp600.000. dulu pas yang nitip pelampung masih sedikit saya bisa dapat sampai 1,5 juta rupiah perbulan mas. Sekarang sudah banyak yang nitip disitu.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Selain investasi, manfaat yang didapat oleh para warga masyarakat Desa Ponggok adalah terpenuhinya kepemilikan BPJS dan JamKesMas bagi warga Desa Ponggok yang kurang mampu karena sudah dibayar oleh Pemerintah Desa dari hasil persewaan pelampung dan alat-alat snorkeling di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Selain BPJS dan JamKesMas, persewaan pelampung yang sedang

(29)

commit to user 76

dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa dan Pemerintah Desa Ponggok juga untuk membayar beasiswa bagi pemuda-pemuda Desa Ponggok yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan namun terkendala masalah biaya. Umbul Ponggok ini diakui oleh Pemerintah Desa sangat luar biasa manfaatnya bagi masyarakat. Seperti yang diungkapkan Pak Junaedhi Mulyono selaku Kepala Desa Ponggok berikut ini :

“Sekarang BUMDes itu membuka usaha investasi mas, jadi pelampung dan snorkel yang ada disana itu milik investasinya masyarakat, jadi kalau panjenengan nyewa disana itu berarti sudah membantu untuk bayar BPJS warga di Ponggok ini. Yang belum memiliki JamKesMas dan JamKesDa itu BPJSnya dibayar dari pelampung dan snorkel itu. Termasuk juga beasiswa.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

(30)

commit to user 77

Gambar 4.6 Pengembalian Pelampung dan Alat Snorkeling

Persewaan dan pengembalian pelampung dan alat-alat snorkeling yang disewa oleh para pengunjung termanajemen dan tertata rapi. Semua pelampung yang ada di dalam kantor persewaan tersebut adalah milik investor yang dalam hal ini warga masyarakat Ponggok. Persewaan pelampung dan alat-alat snorkeling ini terletak tepat di dalam Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok setelah pintu masuk. Tak jarang pengunjung yang baru saja datang dan masuk ke Umbul Ponggok langsung melihat pelampung-pelampung yang dijemur di bawah pohon gayam. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau bagi para pengunjung. Satu set alat snorkeling hanya dibanderol dengan harga sewa Rp13.000 dan pelampung dengan harga sewa Rp7.000 per sekali sewa. Penyewa hanya akan diwajibkan meninggal kartu identitas sebagai jaminan atas penyewaan pelampung dan alat snorkeling tersebut. Selain harga normal, pengelola juga menawarkan paket wisata untuk masuk ke dalam

(31)

commit to user 78

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini. Paket tersebut berisi tiket masuk, snorkeling, dan pelampung. Hal tersebut senada dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“Kemarin sudah kita uji coba waktu lebaran yang nantinya agar menarik pengunjung disaat hari-hari biasa misalnya paket yang kita jalankan itu paket Rp20.000 terdiri dari tiket masuk sebesar Rp8.000, snorkel Rp13.000, dan pelampung Rp7.000 yang kalau kita total itu sebesar Rp28.000 tanpa melalui paket wisata tersebut. Itu memang untuk marketing kedepan yang kita perlukan untuk menarik pengunjung.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Matriks 4.4

Penyediaan investasi persewaan alat snorkel bagi masyarakat Ponggok

No Informan Target Realisasi

1 Kepala Desa Peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Ponggok

Pembayaran BPJS, JamKesMas, dan beasiswa dari hasil persewaan pelampung dan alat-alat snorkeling 2 Manajer Operasional Umbul Ponggok Peningkatan pendapatan yang merata bagi semua pedagang yang memiliki alat-alat snorkeling

Penyediaan investasi persewaan alat snorkel bagi masyarakat Ponggok

(32)

commit to user 79

c. Promosi Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok

Promosi merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar para konsumen mengetahui adanya produk dan jasa yang ditawarkan kemudian membelinya dan menjadikannya pelanggan yang setia. Promosi dalam industri pariwisata memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata itu sendiri. Peran promosi antara lain untuk merangsang pembelian produk-produk wisata oleh para konsumen dan meningkatkan efektifitas penjualan pada waktu yang relatif singkat serta merupakan salah satu usaha untuk menawarkan produk dan usaha untuk menarik calon konsumen baru. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha/bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun potensial.

Berdasarkan uraiam diatas, promosi dan pemasaran pariwisata itu sangat erat hubungannya dalam mengenalkan dan merangsang pembelian produk-produk wisata dalam sebuah objek pariwisata ke masyarakat umum. Maka dari itu promosi dan pemasaran harus menjadi satu kesatuan demi tercapainya tujuan bersama yakni mengenalkan

(33)

commit to user 80

obyek wisata ke masyarakat luas supaya meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi obyek wisata.

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan kawasan yang mulai dikenal oleh masyarakat umum akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang berwisata dan mengunggah foto mereka saat mengunjungi Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Internet memang menjadi penyumbang pengunjung terbanyak karena disitus-situs, diblog-blog, maupun dimedia sosial lainnya sangat mudah sekali mencari informasi tentang keberadaan, keindahan, maupun keunikan suatu obyek wisata. Bukan hanya pengunjung yang mengunggah foto maupun tulisan di media sosial tapi juga tim SAR-tim SAR yang sering berlatih di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok pasti mengunggah foto-fotonya ke media sosial. Namun kegiatan latihan tersebut juga harus melalui ijin dari Kepala Desa. Sesuai dengan pernyataan pak Junaedhi Mulyono selaku Kepala Desa Ponggok berikut ini :

“Akhirnya yo pas musim-musimnya selfie kemarin Umbul Ponggok bisa naik ke sosial media seperti di twitter, BBM, instagram gitu kan. Dulu yang bisa bikin maju ini itu malah justru pengunjung mas. Dulu kalo ada yang latihan disini kan harus ijin saya, dari tim SAR, Jogja Selam, UGM Selam, SAR Solo itu kan dulu kalau mau ke Umbul Ponggok ijinnya ke saya mas. Mereka kan slalu ngupload terus ke twitter, instagram, dan sebagainya akhirnya jadi ramai gini.”

(34)

commit to user 81

Ungkapan diatas dibuktikan oleh pernyataan mas Muharif sebagai salah seorang pengunjung yang datang ke obyek wisata Umbul Ponggok sejak tahun 2014 berikut ini :

“Dari media sosial mas, dari situ trus saya sama temen-temen nyoba kesini. kan kalau cuma liat di internet bikin penasaran juga mas. jadi ya kesini. ternyata tempatnya seperti ini.”

(Wawancara pada tanggal 25 Agustus 2015)

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sekarang ini memang sedang berbenah diri dalam bentuk fisik. Promosi dan pemasaran belum terlalu gencar dilakukan. Justru secara tidak sengaja promosi dilakukan oleh pihak-pihak yang bukan merupakan pengelola namun dilakukan oleh pihak lain seperti pengunjung dan Tim SAR yang berlatih. Saat ini pengelola Umbul Ponggok hanya mempromosikan melalui media baliho, website, dan instagram. Di dalam baliho promosi tersebut tidak hanya pengenalan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok tetapi juga obyek daya tarik wisata lain yang berada di desa Ponggok. Baliho tersebut terletak di pinggir jalan saat sudah memasuki kawasan Desa Ponggok. Hal ini dirasa kurang mencukupi kebutuhan wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Umbul Ponggok. Walaupun sekarang ada perangkat lunak penunjuk arah seperti GPS namun terkadang tidak akurat. Apalagi Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok merupakan kawasan pedesaan yang minim koneksi internet. Sesuai dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

(35)

commit to user 82

“sebenarnya kalau cuma baliho belum ya mas, dulu ada orang jogja yang mau kesini itu pakai GPS tapi nyasar sampai ke Boyolali. Kita sudah berkoordinasi dengan dinas yang membuat papan penunjuk jalan untuk di pintu masuk dari Penggung, dari Klaten, dari Delanggu.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Gambar 4.7 Baliho Umbul Ponggok

Selain melalui media baliho Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok juga mempromosikan obyek wisatanya melalui pembuatan website. Alamat website yang dimiliki oleh Umbul Ponggok sendiri adalah

UmbulPonggok.com. Website diakui menjadi media promosi yang

universal bagi semua pengunjung baik pengunjung atau wisatawan

domestik maupun wisatawan mancanegara. Selain website, Umbul Ponggok juga mempunyai akun instagramnya sendiri yang dipegang oleh karyawan Umbul Ponggok. Senada dengan pernyataan Pak Sentot berikut ini :

(36)

commit to user 83

“Kita punya website dan akun instagram sendiri yang nantinya kalau ada komplain atau ada saran dari pengunjung biar ada komunikasi kan gitu maksudnya.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Gambar 4.8 Website Umbul Ponggok

Gambar 4.9 Akun Instagram Umbul Ponggok

Selain pengelola dan pengunjung, pengenalan sebagai bagian dari proses promosi juga dilakukan oleh media massa seperti stasiun-stasiun TV yang berkunjung meliput keunikan dan keindahan pesona bawah air

(37)

commit to user 84

di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Tepat pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015 kemarin, stasiun televisi Trans7 dalam acara Redaksi Siang mengulik keindahan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok tersebut. Berbeda dengan internet maupun media sosial, peliputan dari stasiun TV nasional lebih bisa dijangkau dan dilihat oleh semua kalangan dari yang masih kecil maupun yang sudah tua yang belum melek internet. Hal ini senada dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“cuma yang paling membantu kan kadang dari banyak stasiun tv yang kesini secara tidak langsung sudah mempromosikan.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Gambar 4.10 Liputan Stasiun TV Mengenai Umbul Ponggok

Pihak Dinas tidak ikut terlibat dalam pengembangan dan pendanaan obyek wisata Umbul Ponggok. Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Klaten hanya membantu dalam hal promosi

(38)

commit to user 85

saja. Promosi dilakukan Dinas ketika pihak Dinas melakukan study

banding ke obyek-obyek wisata baik di Jawa Tengah maupun di luar

Jawa Tengah. Promosi tersebut berupa brosur yang dititipkan oleh pihak Pengelola Umbul Ponggok kepada pihak Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Klaten. Promosi Umbul Ponggok yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Klaten tersebut semata-mata untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar obyek wisata khususnya dan masyarakat Kabupaten Klaten umumnya. Hal ini senada dengan pernyataan ibu Atik selaku Kepala Bidang Kepariwisataan di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga Kabupaten Klaten berikut ini:

“Promosi Umbul Ponggok itu kita bantu mas. Kita dititipin brosur-brosur wisata Klaten gitu kita bawa dan kita bagikan waktu Dinas Pariwisata ini study banding kemana gitu. Di website kita juga masih mencantumkan kok obyek wisata Umbul Ponggok.”

“Orang nantinya saya mikir kan wisatawan yang datang ke obyek wisata manapun di Klaten pasti jajane nggak jauh-jauh dari Klaten. Nah dari situ kan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat mas.”

(Wawancara pada tanggal 11 Agustus 2015)

Ungkapan ibu Atik tersebut diperkuat oleh pernyataan Pak Sentot dan Pak Junaedhi berikut ini :

Pak Sentot

“semua pembangunan kita yang tangani dari dana BUMDes dengan dana pendamping dari Pemerintah Desa. Kalau bisa kebutuhan kita itu kita penuhi sendiri untuk saat ini. Hanya kalau kita menitipkan brosur ke dinas gitu mas biar dipromosiin juga.”

(39)

commit to user 86 Pak Junaedhi

“Nggak ada mas, makanya kan otonomi daerah itu sangat berguna sekali mas. Karena potensi yang sudah diambil desa tidak boleh diambil oleh kabupaten, sebaliknya begitu kalau sudah dikelola kabupaten maka desa nggak boleh ngambil. Dinas Pariwisata Klaten paling Cuma ikut membantu mempromosikan saja mas.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015) Matriks 4.5

Promosi Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok

No Informan Target Realisasi

1 Manajer Operasional Umbul Ponggok Peningkatan pengunjung yang berkunjung ke Umbul Ponggok Pembuatan baliho,

website, brosur, dan

akun media sosial sebagai alat promosi obyek wisata Umbul Ponggok

2 Kepala Desa Ponggok

Promosi dilakukan untuk mengenalkan kawasan Obyek wisata Umbul Ponggok

Pemberian ijin kepada tim SAR untuk berlatih di Kawasan obyek wisata Umbul Ponggok 3 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga Kabupaten Klaten Peningkatan taraf kesejahteraan dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan obyek wisata, Pengenalan Obyek wisata yang ada di Kabupaten Klaten

Mempromosikan ketika Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga Klaten melakukan study banding ke wilayah lainnya

(40)

commit to user 87 2.2. Pihak Pengembangan Pelaku Wisata

Pengembangan pariwisata di Kawasan Umbul Ponggok tidak hanya bergantung dari peran Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa saja tetapi juga memerlukan peran serta dari pihak pelaku wisata. Di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok diperlukan kerjasama antara pihak pelaku wisata dan Badan Usaha Milik Desa maupun Pemerintah Desa. Pelaku wisata tidak dapat dihapuskan dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini karena mempunyai peran penting dalam penyediaan fasilitas bagi pengunjung. Fasilitas-fasilitas seperti warung-warung kuliner dan tempat parkir merupakan suatu hal yang penting di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini. Pasalnya, pengunjung-pengunjung yang datang ke Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok juga ingin menikmati Kawasan Umbul Ponggok dengan menyantap jajanan-jajanan yang ada di warung-warung kuliner tersebut. Selain itu keterbatasan lahan juga dimanfaatkan oleh para pelaku wisata yang memiliki lahan di sekitar Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok untuk membuka tempat parkir diluar naungan Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri”.

Berjualan di warung-warung kuliner Umbul Ponggok memang cukup menjanjikan bagi masyarakat desa Ponggok. Pada hari libur para pemilik warung bisa meraup untung sebesar Rp200.000 sampai Rp700.000

(41)

commit to user 88

perhari. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh ibu Mariam seorang pedagang di Umbul Ponggok yang telah berjualan selama 20 tahun berikut ini :

“Kalau pendapatan sehari-hari nggak tentu ya mas tergantung banyaknya pengunjung disini. Kalau hari biasa sekitar Rp200.000, terus kalau hari libur bisa sampai Rp700.000.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Senada dengan Ibu Mariam, Pak Jito juga mengaku mempunyai omset yang berlimpah ketika beliau berjualan di Umbul Ponggok. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pak Jito sebagai berikut :

“Yo nggak mesti mas, kalau hari biasa paling Rp500.000. kalau hari libur ya njenengan kira-kira sendiri aja mas soalnya hari libur aja saya nggak kober mau ngitungnya, kan tak buat bayar tenaga juga mas, soalnya pas hari libur kan saya cari orang buat bantuin warung sini mas. Kalau hari biasa ya cuma saya sama ibuk aja udah cukup kan mboten rame-rame banget mas.”

(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2015)

Dalam program penataan warung kuliner di Kawasan Umbul Ponggok, Pak Jito dan Ibu Mariam mendapat perlakuan khusus oleh pengelola obyek wisata. Pak Jito sudah berjualan di Kawasan Umbul Ponggok sejak 40 tahun yang lalu, sedangkan Ibu Mariam sudah berjualan di Kawasan Umbul Ponggok sejak 20 tahun yang lalu. Dengan alasan itu Pak Jito dan Ibu Mariam dibebaskan dari biaya kontrak sebesar 2,5 juta tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

(42)

commit to user 89

“untuk pemilik warung yang lama otomatis dapat perlakuan khusus, jadi waktu ada pembangunan baru pemilik lama itu kita prioritaskan karena ya itu jaman dulu waktu masih sepi-sepine itu kan dia ya ikut merasakan, jangan sampai waktu sudah ramai gini dia dianaktirikan gitu. Ya kembali lagi ke rasa keadilan dan pemerataan tadi.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pak Jito dan Ibu Mariam berikut ini : Pak Jito

“Kalau saya nggak bayar mas, cuma bayar Rp5000 tiap hari itu. soalnya kan saya sudah sejak 40 tahun mas sudah dagang disini. Dulu udah punya warung jadi ya ini diganti sama Pak Lurah. Saya disini jadi warung panutan og mas kata pak Lurah, panutan warung-warung lainnya. Kata pak Lurah “Kae lho ditiru mbah Jito, meh rame meh sepi tetep dodolan” gitu mas katanya.”

(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2015) Ibu Mariam

“nggak mas saya kan pedagang lama disini, sebelum ramai gini juga sudah jualan, jadi saya dapat ganti rugi tanah dari pengelola.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Karena sudah lama berjualan maka kebanyakan pembeli diwarung ibu Mariam dan Pak Jito adalah para pelanggan lama. Di warung Pak Jito banyak pelanggan dari kalangan tim SAR yang sedang latihan di Umbul Ponggok. Hal tersebut disampaikan pak Jito dalam kutipan wawancara berikut ini :

“wes yang sering kesini itu saya sampai hafal og mas, dari tim SAR gitu kan nek jajan kesini semua mas, bilang Lek Jito Ponggok gitu nek kenal semua mas.”

(43)

commit to user 90

Pada dasarnya para pelaku wisata merasa senang jika Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok dikembangkan. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah pengunjung yang datang ke Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok. Dengan bertambahnya jumlah pengunjung maka bertambah pula pendapatan yang diperoleh para pedagang di kawasan tersebut. Hal ini senada dengan pernyataan ibu Imro’ah berikut ini :

“Yo ramai iki to mas, lumayan iki, dulu kan pas dagange sabtu minggu nek pas rame aja dapet Rp200.000, itu pas rame-ramenya mas.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Pengembangan Kawasan obyek Wisata Umbul Ponggok juga dirasakan pelaku wisata sudah memenuhi keinginan. Namun pengembangan juga seharusnya dapat dilakukan secara terus-menerus agar pengunjung tidak merasa bosan. Senada dengan pernyataan Ibu Mariam berikut ini :

“keinginannya ya agar dijaga pengunjungnya mas biar nggak sepi lagi dan biar nggak bosan.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Ibu Mariam, Pak Jito dan Ibu Imro’ah juga merasa pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh para pedagang. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut ini :

(44)

commit to user 91 Ibu Mariam

“sudah mas, tiap tahun pengunjung tambah banyak disini. Jadi yang jajan juga tambah banyak.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015) Pak Jito

“Ya kalau buat pengelola saya sudah cukup bagus ya mas, soalnya disini saya juga merasa diuwongne, jadi panutan, dikasih warung lebih besar kan soalnya dulu ibaratnya saya itu tibo geteh neng kene mas, sepi ramene ponggok saya sudah pernah ngrasake.”

(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2015) Ibu Imro’ah

“Ya udah sih mas, soalnya kan tambah maju terus tambah rame.”

(Wawancara pada tanggal 5 Agustus 2015)

Selain para pedagang-pedagang di warung-warung kuliner Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok, pelaku wisata juga ada dari warga yang memiliki lahan di depan kawasan tersebut. Warga yang mempunyai lahan tersebut melihat adanya peluang pemanfaatan lahan untuk dijadikan tempat parkir dengan adanya pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok dan semakin ramainya pengunjung yang datang menikmati keindahan alamnya. Dengan tidak adanya lahan parkir bagi pengunjung yang dimiliki Umbul Ponggok, maka bermunculan tempat parkir-tempat parkir yang letaknya persis di seberang Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini. Tempat parkir tersebut merupakan milik dari perseorangan yang berinisiatif merelakan rumahnya menjadi tempat parkir bagi para pengunjung Umbul Ponggok karena melihat celah

(45)

commit to user 92

bisnis dibalik meningkatnya jumlah pengunjung di setiap tahunnya. Hal ini senada dengan pernyataan mas Ardi yang merupakan pemilik usaha tempat parkir di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok berikut ini :

“Karena yang datang ke Ponggok semakin ramai mas, rumah saya

kan pas depan Umbul Ponggok mas jadi aksesnya deket ke pintu masuk Umbul Ponggok.”

(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2015)

Pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok yang dirasa telah sesuai dengan harapan para pelaku wisata karena bertambahnya pengunjung dari tahun ke tahun belum diimbangi dengan pengadaan tempat parkir oleh Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri”. Pasalnya akses menuju Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi karena tidak adanya transportasi umum menuju kawasan tersebut. Hal ini senada dengan pernyataan mas Ardi berikut ini :

“Ya Menurut saya kurang maksimal sih mas, parkirannya masih perlu dibenahi karena dibahu jalan kan ngganggu pengguna jalan juga mas, parkir mobil kan juga di pinggir jalan jadi kurang rapi mas.”

(46)

commit to user 93 Matriks 4.6

Tanggapan Program Oleh Pelaku Wisata

No Informan Tanggapan Manfaat

1 Pemilik Warung (1) Informan berpendapat bahwa pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok sudah sesuai dengan yang diharapkan

Setiap tahun pengunjung yang datang bertambah banyak dan yang jajan juga tambah banyak.

2 Pemilik Warung (2) Informan berpendapat bahwa pengembangan sudah cukup bagus

Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok lebih dikenal

3 Pemilik Warung (3) Informan berpendapat bahwa pengembangan yang

dilakukan pengelola sudah bagus

Umbul Ponggok tambah maju dan tambah ramai.

4 Pemilik Usaha Tempat Parkir

Informan berpendapat bahwa pengembangan Umbul Ponggok kurang maksimal di bidang tempat parkir

Menjadi peluang bisnis bagi pemilik lahan di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok

Sumber : Data Primer, diolah pada September 2015

2.3. Hambatan yang Ditemui terkait Pengembangan Kawasan Wisata Umbul Ponggok

Pengembagan pariwisata di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok memang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa. Dalam prosesnya, pengembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul

(47)

commit to user 94

Ponggok tidak lepas dari kendala-kendala yang menghambat perkembangan pariwisata. Memang pengunjung yang datang ke Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Data Pengunjung Obyek Wisata Umbul Ponggok

No Tahun Jumlah Pengunjung Persentase (%)

1 2010 5.300 pengunjung 1,7 % 2 2011 33.600 pengunjung 10,9 % 3 2012 41.800 pengunjung 13,6 % 4 2013 60.000 pengunjung 19,5 % 5 2014 167.000 pengunjung 54,3 % Jumlah 307.700 pengunjung 100 %

Sumber: Laporan Badan Usaha Milik Desa “Tirta Mandiri” 2010-2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung yang datang ke Kawasan obyek wisata Umbul Ponggok dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2010 Umbul ponggok belum terlalu ramai dikunjungi oleh pengunjung karena kurangnya promosi dari Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa Ponggok. Tahun 2010 adalah tahun pertama Badan Usaha Milik Desa Ponggok “Tirta Mandiri” mulai mengembangkan Umbul Ponggok. Pada tahun 2011 sampai tahun 2013 semakin lama kehadiran

(48)

commit to user 95

pengunjung semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Puncaknya pada tahun 2014 minat pengunjung untuk mengunjungi Kawasan Obyek Wisata Ponggok tersebut semakin menunjukkan peningkatan. Hal ini karena adanya promosi-promosi dan pengenalan-pengenalan dari pihak pengelola, media massa, dan pengunjung yang pernah berkunjung di Umbul Ponggok.

Uraian diatas menunjukkan bahwa perkembangan Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok memang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terkait juga dengan pengembangan yang dilakukan oleh pengelola agar Umbul Ponggok menjadi salah satu Kawasan Obyek Daya Tarik Wisata yang memenuhi syarat baik dari fasilitas, kenyamanan, maupun kualitas pelayanan. Dalam proses pengembangannya pihak Badan Usaha Milik Desa mengalami kendala-kendala yang dihadapi sehingga menjadikan tidak maksimal dalam mengembangkan pariwisata Umbul Ponggok. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata Umbul Ponggok sebagai berikut :

a. Lokasi yang tidak bisa diperluas

Dalam pengembangan sebuah obyek pariwisata, faktor lokasi juga dapat mempengaruhi minat pengunjung untuk berkunjung ke suatu obyek wisata. keberadaan lahan parkir juga menjadi faktor penting dalam kenyamanan pengunjung. Umbul Ponggok merupakan kawasan wisata yang mempunyai lahan yang terbatas. Dengan lahan atau lokasi

(49)

commit to user 96

yang sudah tidak bisa diperluas lagi maka tempat untuk lahan parkir juga sangat sempit. Tempat parkir yang dimiliki Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok ini terletak di bahu jalan utama Desa Ponggok. Hal ini memang dirasakan mengganggu aktifitas lalu lintas di jalan tersebut. Hal ini senada dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“untuk parkir selain yang kita kelola itu tanggung jawab penuh

pada lingkungannya masing-masing. Itu milik pribadi kok mas. Jadi parkirnya dimasukkan ke rumah-rumah warga gitu. Kalau disini kan mengganggu lalu lintas soalnya di bahu jalan mas.” (Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Gambar 4.11 Tempat Parkir Umbul Ponggok

Kendala ini pula yang menjadikan pengelola jarang sekali

mengadakan event-event hiburan setiap minggunya. Ketakutan akan

tidak adanya lahan untuk menampung jumlah kendaraan bermotor yang datang menjadikan pengelola mengurungkan niat untuk mengadakan hiburan rutin seperti orkes dangdut maupun musik band meskipun sudah tersedia panggung hiburan permanen di Kawasan Obyek Wisata Umbul

(50)

commit to user 97

perayaan seperti agustusan, padusan, maupun pengadaan dari sponsor tertentu saja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Sentot selaku Manajer Operasional Umbul Ponggok berikut ini :

“Kita cuma bisa mengadakan pada event-event tertentu saja

misalnya nanti agustusan, terus padusan, terus ada lagi dari sponsor misalnya.”

“Kita belum berani setiap minggu karena areanya tadi, parkirnya nanti juga bagaimana kan kita terus terang parkirnya di bahu jalan mas yang kita rasakan mengganggu arus lalu lintas tapi nanti rencana kedepannya ada kita buat parkir khusus.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

b. Kualitas dan kreativitas Sumber Daya Manusia yang kurang memadai

Dalam pengembangan yang akan berlangsung terus menerus, nantinya akan datang pendayagunaan karyawan yang lebih baik.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) akan mempengaruhi

keberlangsungan organisasi. Kualitas SDM juga berpengaruh terhadap keberlangsungan pencapaian tujuan yang diharapkan oleh Badan Usaha Milik Desa sebagai pengelola. Apalagi dengan adanya pabrik Aqua di daerah tersebut maka kebanyakan pemuda dan pemudi di Desa Ponggok hanya tamatan SMA. Bapak ibunya lebih menginginkan anaknya untuk bekerja sebagai buruh di pabrik Aqua daripada melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Hal ini memang jelas memutus kualitas dan kreativitas sumber daya manusia untuk berkembang lebih maju lagi terutama untuk mengembangkan desanya. Ketika Umbul Ponggok sudah ramai seperti

(51)

commit to user 98

saat ini, sekarang masyarakat Desa Ponggok berlomba-lomba mencari ide agar bisa membuka usaha di Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok tersebut. Sesuai dengan pernyataan Pak Junaedhi Mulyono selaku Kepala Desa Ponggok berikut ini :

“masyarakat disini itu kreativitasnya kurang mas, karena setelah

adanya Aqua mereka itu kayak berangkat kerja, pulang, tidur,

trus ntar satu bulan sekali gajian kan gitu. Dulu mereka itu

disuruh jualan nggak mau, tapi sekarang berebut pada pengen jualan disana karena sudah ramai”

“di Ponggok ini setelah adanya Aqua kan orang kuliah jarang

mas, jaman saya dulu bapak ibunya petani aja mampu mengkuliahkan anak, Sekarang kalau sudah adanya Aqua ini SMA lulus mlebu Aqua begitu seterusnya akhirnya SDMnya terputus, termasuk kreativitas dan lain-lainnya terputus.”

(Wawancara pada tanggal 7 Agustus 2015)

Dalam pengembangannya, Kawasan Obyek Wisata Umbul Ponggok mulai menggunakan teknologi sebagai bentuk modernisasi Umbul Ponggok. Hal ini terlihat dari manajemennya yang perlahan-lahan

mengikuti manajemen sebuah perusahaan dan sistem tiket online lokal

yang bisa diakses dari tempat pembelian karcis di Umbul Ponggok ke Kantor Badan Usaha Milik Desa yang terletak di Balai Desa Ponggok. Hal ini harus diimbangi dengan kualitas dan kreativitas SDM yang memadai.

Gambar

Gambar 4.1 Dahulu Lokasi Ponggok Masih Digunakan untuk Mencuci  Sumber foto : Jejak-bocahilang.com
Gambar 4.3 Pembangunan Lantai 2
Gambar 4.5 Persewaan Pelampung dan Alat Snorkeling
Gambar 4.6 Pengembalian Pelampung dan Alat Snorkeling
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sumber daya manusia adalah seluruh potensi kemampuan yang dimili oleh manusia serta karakteristik, social dan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

telah dipaparkan tentang “Hubungan antara Tata Ruang Perpustakaan dengan Kepuasan Pemustaka pada Perpustakaan SMA Negeri 2 Bandung”, maka dapat ditarik kesimpulan

yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk. pencabutan gelar kesarjanaan yang telah

meningkatkan taraf hidup manusia dan mencegah atau mengatasi Pengertian jaminan sosial tenaga kerja menurut Pasal 1 butir (1) Undang- Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang

Oleh sebab itu, diperlukan analisis dan desain aplikasi BI yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengambil keputusan strategis pada level manajemen yang

Susu fermentasi adalah salah satu produk susu yang dihasilkan dari.. susu penuh, sebagian atau full cream, susu yang dipekatkan atau

Untuk restorasi tipe B, letakkan selapis tipis bonding ke dalam preparasi kavitas kemudian aplikasi resin ke dalam kavitas dan lakukan penyinaran selama 60

Studi yang dilakukan meliputi analisa perubahan tata guna lahan yang terjadi pada DAS Beringin, kaitannya dengan perubahan debit dan erosi / sedimentasi.. Lokasi dapat dilihat