• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Holding terhadap Pihak Ketiga

TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TERHADAP PERUSAHAAN GRUP

B. Tanggung Jawab Holding terhadap Pihak Ketiga

Pada dasarnya yang dapat melakukan perbuatan hukum adalah subjek hukum baik orang perseorangan (naturlijke person) maupun badan hukum (recht person) yang telah tidak dinyatakan tidak cakap menurut ketentuan undang-undang, hal ini diatur dalam pasal 1330 KUHPER, dalam kaitannya perusahaan grup, maka perusahaan termasuk kedalam subjek hukum yang berbentuk badan hukum karena telah memiliki hak dan kewajiban seperti layaknya manusia. Oleh sebab itu perseroan dapat melakukan hubungan hukum dengan pihak lain seperti layaknya manusia yang dapat melakukan hubungan hukum dengan orang lain. Oleh karena itu perseroan sebagai badan hukum mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pengurusnya.105 Perusahaan sebagai badan hukum dalam hal melakukan perbuatan hukum diwakili oleh seorang direksi yang diawasi oleh komisaris, yang secara representatif mewakili kepentingan para stakeholder perusahaan tersebut berdasarkan prinsip fiduciary duties atau prinsip kepercayaan yang diberikan oleh para stakeholders tersebut untuk menjalankan perusahaan sebaik-baiknya dan sesuai dengan tujuan dan maksud perseroan yang telah diatur dalam anggaran dasar perseroan. Fiduciary duties berlaku bagi direksi dalam menjalankan

105

tugasnya,baikdalam menjalankan fungsinya sebagai manajemen maupun sebagai representasi perseroan. 106 Serta direksi secara konstitusional diberikan hak untuk melakukan pengurusan perseroan secara mandiri berdasarkan prinsip business judgment rule.Dan jika seorang direksi melakukan kewenangan diluar dari wewenang yang diberikan dalam anggaran dasar maka seorang direksi tersebut diwajibkan bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perusahaan yang timbul akibat perbuatannya (ultra vires). Oleh karena perseroan didirikan berdasarkan perjanjian, maka perseroan dalam melakukan perbuatan hukum tidak dapat dilepaskan dari ketentuan-ketentuan yang diatur oleh kitab undang-undang hukum perdata, yakni ketentuan pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat sahnya perjanjian dan asas-asas perjanjian lainnya. Dalam kaitannya dengan konstruksi perusahaan grup yang masih berpedoman kepada prinsip perseroan tunggal, maka pertanggung jawaban holding terhadap.pihak ketiga yang melakukan hubungan hukum dengan anak perusahaan adalah merupakan bukan tanggung jawab holding atau perusahaan induk, melainkan tanggung jawab pribadi perusahaan induk. Hal ini dikarenakan sistem hukum di Indonesia yang masih berpedoman kepada keterpisahan tanggung jawab (separate legal entity) antara pemilik saham (perusahaan induk) dengan perusahaan (perusahaan anak) seperti yang diatur dalam pasal 3 ayat 1 undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang berimplikasi induk perusahaan tidak

106

Munir Fuady. Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Law Dan Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia. (Bandung: Citra Aditya Bakti. 2002) h.32

bertanggung jawab atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan melebihi modal yang ditanamkan atau diinvestasikannya (limited liability) oleh sebab itu anak perusahaan harus memikul resiko sendiri atas ketidak mampuannya dalam menyelesaikan tanggung jawabnya kepada pihak ketiga. Tanggung jawab hukum dalam suatu perusahaan grup mengacu kepada prinsip hukum bahwa induk perusahaan tidak menanggung atas utang atau perbuatan hukum anggota perusahaan lainnya ketika setiap perusahaan grup merupakan badan hukum yang mandiri.107Hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang secara khusus memaksa perusahaan induk ikut bertanggung jawab menanggung risiko atas kerugian yang diderita anak perusahaan.dikarenakan sifat alamiah yang melekat pada perusahaan grup menimbulkan masalah ketidaksesuaian mengenai standar tanggung jawab pada hukum perseroan yang di desain untuk kepentingan perseroan tunggal.108Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa bergabungnya induk dengan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup tidak melepaskan status masing-masing perusahaannya sebagai subjek hukum mandiri, Oleh sebab itu tidak ada kewajiban bagi induk perusahaan untuk ikut memikul risiko akibat perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan, hal ini secara tegas diatur oleh pasal 3 ayat 1 undang-undang nmor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Pada prinsipnya, induk perusahaan tidak

107

Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. (Jakarta: Erlangga. 2010) h.156

108

Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. (Jakarta: Erlangga. 2010) h.156

mempunyai kepentingan dengan hak dan kewajiban anak perusahaan dalam interaksinya dengan pihak ketiga dan juga tidak memperoleh hak dari mereka berdasarkan hubungan hukum antara salah satu perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup dengan pihak ketiga.109Permasalahan krusial adalah menentukan fakta atas derajat pengendalian induk terhadap anak perusahaan yang menyebabkan ketidak mandirian anak perusahaan untuk menjalankan instruksi induk perusahaan. 110 Jika melihat dari perspektif hukum perikatan, maka perlu diketahui terlebih dahulu status antara perusahaan induk dengan anak perusahaan.Apabila perbuatan hukum yang dilakukan anak perusahaan dengan pihak ketiga adalah pelaksanaan tugas yang diberikan oleh induk perusahaan maka perusahaan induk wajib bertanggung jawab kepada pihak ketiga yang melakukan hubungan hukum dengan anak perusahaan, hal ini diatur oleh ketentuan pasal 1367 KUH Perdata. 111 Dalam konstruksi pasal tersebut dapat ditafsirkan secara grammatical analogic yakni apabila dapat dibuktikan bahwasanya anak perusahaan berada dibawah pengawasan induk perusahaan dalam hal menjalankan usahanya, maka induk perusahaan berkewajiban bertanggung jawab memikul kerugian yang diderita anak perusahaan akibat tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak

109

Emmy Pangaribuan.Perusahaan Kelompok.(Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada) 1994. h.50

110

Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. (Jakarta: Erlangga. 2010) h.157

111

Bunyi pasal 1367 kitab undang-undang hukum perdata : “seorang tidak bertanggung

jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan sendiri,tetapi juga untuk perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada

ketiga.Apabila setelah dapat dibuktikan bahwasanya anak perusahaan adalah dibawah pengawasan induk perusahaan, namun induk perusahaan tidak mau bertanggung jawab kepada pihak ketiga sebagai akibat ketidak mampuan anak perusahaan memenuhi tanggung jawabnya, maka induk perusahaan dapat dikategorikan telah melanggar pasal 1365 KUH Perdata (onreghmatighdaad).Karena telah membawa kerugian terhadap pihak lain yang dirugikan (dalam hal ini adalah pihak ketiga). Berdasarkan hal tersebut, pada prinsipnya induk perusahaan dapat dikenakan tanggung jawab hukum atas kerugian pihak ketiga sebagai akibat hukum dominasi induk perusahaan terhadap pengurusan anak perusahaan yang menjalankan instruksi induk perusahaan. 112 sebaliknya hukum perseroan masih mempertahankan pengakuan yuridis terhadap status badan hukum induk dan anak perusahaan sebagai subjek hukum mandiri, sehingga induk perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab atas perbuatan hukum yang dilakukan anak perusahaan.113oleh sebab itu permasalahan mengenai tanggung jawab hukum induk perusahaan terhadap pihak ketiga yang menderita kerugian akibat perbuatan hukum yang dilakukan anak perusahaan karena ketidak mandirian anak perusahaan yang menjalankan instruksi induk perusahaan merupakan permasalahan utama dalam konstruksi perusahaan grup.

112

Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. (Jakarta: Erlangga. 2010) h.158

113

Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. (Jakarta: Erlangga. 2010) h.158

C. Tanggung Jawab Holding Company Karena Doktrin Piercing The