BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan di mana seseorang wajib
menanggung segala sesuatu. Setiap manusia pasti memiliki rasa tanggung
jawab, hanya kesadaran akan tanggung jawab itu dikembangkan atau
dibiarkan mati. Jika tanggung jawab itu dibiarkan mati berarti manusia itu
telah gagal dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam hidupnya.
Meskipun bukan merupakan sekolah formal, namun di SD Tomoe
Gakuen banyak mengajarkan nilai-nilai luhur bagi murid-muridnya.
Dalam novel ini pesan disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit.
Pesan yang disampaikan secara implisit secara tidak disadari diterima dan
dipahami oleh murid-murid di SD Tomoe Gakuen.
Sikap tanggung jawab dimiliki oleh Totto-chan, meski ia memiliki
pengalaman dikeluarkan dari SD Akamatsu, namun di sisi lain Totto-chan
memiliki banyak sifat positif. Suatu ketika Totto-chan pergi ke kakus
tidak melihat ke lubang kakus lagi, karena sudah berulang kali Totto-chan
melakukan hal itu. Tetapi Totto-chan melupakan larangan Mama,
tahu-tahu ia sudah mengintip ke dalam lubang kakus. Saat itu ia membawa
dompet kesayangannya, mungkin pengangannya mengendor, tiba-tiba
dompet kesayangannya jatuh ke dalam lubang. Karena dompet itu adalah
dompet kesayangannya Totto-chan berniat untuk mengambilnya. Segala
cara ia coba, ia pergi ke gudang sekolah untuk mengambil gayung yang
digunakan untuk menyiram tanaman. Totto-chan mulai bekerja,
mengaduk-aduk semua kotoran yang ada di dalam lubang dan
menaikkannya sambil mencari dompet kesayangannya. Setelah hampir
seluruh kotoran dalam lubang di naikkannya, ia tak juga menemukan
dompetnya, hingga Mr. Kobayashi melihat kejadian itu dan berkata ”Kau
sedang apa?” tanyanya kepada Totto-chan (hal 58). Totto-chan menjawab
pertanyaan Mr. Kobayashi kalau sedang mencari dompetnya sambil terus
menaikkan kotoran dalam lubang. Mr. Kobayashi tidak marah melihat
kejadian itu dan menyuruh Totto-chan untuk memasukkan
kotoran-kotoran itu ke dalam lubang jika telah menemukan dompetnya. Dengan
tegas, bersemangat, dan penuh tanggung jawab Totto-chan menjawab akan
mengembalikan semuanya seperti semula. Hal ini tampak pada karakter
Totto-chan, bertanggung jawab akan perbuatannya yang tampak pada
kutipan berikut:
(T.01) Waktu berlalu. Totto-chan belum juga menemukan dompetnya. Gundukan berbau busuk itu semakin tinggi.
Kepala Sekolah datang lagi. ”Kau sudah menemukan dompetmu?”tanyanya.
”Belum,” jawab Totto-chan dari tengah-tengah gundukan. Keringatnya berleleran dan pipinya memerah.
Kepala Sekolah mendekat dan berkata ramah, ”Kau akan mengembalikan semuanya kalau sudah selesai, kan?” Kemudian pria itu pergi lagi, seperti sebelumnya.
”Ya,” jawab Totto-chan riang, sambil terus bekerja. (hal 58)
Dari peristiwa itu Totto-chan belajar bagaimana caranya
bertanggung jawab. Dia telah melakukan hal besar yang mungkin hampir
semua orang dewasa akan menegur atau bahkan marah melihat kejadian
itu. Semua kotoran yang terdapat dalam lubang kakus yang berbau busuk
itu telah dinaikkannya ke tanah. Tapi Totto-chan dengan senang hati
bertanggung jawab atas perbuatannya itu untuk mengembalikan semua
kotoran yang telah dinaikkannnya ke tanah.
Satu hal besar lagi yang mengandung nilai tanggung jawab. Suatu
hari Totto-chan bermain dengan Rocky (anjing gembala Jerman
kesayangannya). Mereka bermain tabrak-tabrakan di kamar Totto-chan.
Ketika bertabrakan di tengah kamar setelah menggelinding dari arah
berlawanan, siapa yang bisa menyeringai semirip mungkin dengan serigala
dianggap sebagai pemenang. Rocky adalah anjing gembala Jerman, tak
sulit baginya untuk melakukan hal itu. Mula-mula permainan itu berjalan
dengan baik, tapi tiba-tiba Rocky kehilangan kontrol dan benar-benar
menggigit telingan Totto-chan hingga darahnya mengucur deras. Mama
dan Papa segera berlari mendapati Totto-chan ketika mendengar
teriakkannya. Ketika Mama dan Papa melihat Totto-chan sudah
berlumuran darah, segera mereka menolong chan. Saat itu
di pikirannya saat itu adalah Rocky, Totto-chan takut anjing
kesayangannya itu akan diusir dari rumah karena telah melukai
Totto-chan. Karena ketakutannya itu Totto-chan memutuskan untuk menahan
sakitnya dan tidak menangis sama sekali. Totto-chan meminta maaf
kepada orang tuanya dan mengakui apa yang sebenarnya terjadi.
Totto-chan mengakui bahwa itu kesalahannya dan melindungi Rocky supaya
tidak diusir dari rumah. Sikap bertanggung jawab Totto-chan ini tampak
pada kutipan berikut:
(T.02) Yang terpikir oleh Totto-chan hanya bagaiman kalau Mama dan Papa marah lalu megusir dan membuang Rocky. Ia tak sanggup membayangkan. Ia pasti akan sedih sekali. Itulah sebabnya ia meringkuk di samping Rocky, sambil memegangi telinga kanannya dan berteriak berulang-ulang, ”Jangan marahi Rocky! Jangan marahi Rocky!”
Mama dan Papa, yang lebih tertarik untuk melihat apa yang terjadi dengan telinga anak mereka, mencoba menarik tangan gadis cilik itu. Totto-chan tidak mau melepaskan
tangannya. Ia berteriak-teriak, ”Tidak sakit kok! Jangan marahi Rocky! Jangan marahi Rocky!” Saat itu Totto-chan memang tidak menyadari rasa sakit yang seharusnya dideritanya. Yang terpikir olehnya hanya Rocky. (hal 128)
Dari beberapa peristiwa yang dialami Totto-chan, dengan usianya
yang masih tujuh tahun, dia berani mengakui kesalahannya dan
bertanggung jawab dengan apa yang telah diperbuatnya. Pada umumnya
seorang anak yang terluka atau dilukai oleh siapa pun akan menyalahkan
bahkan membenci yang melukainya, tapi berbeda dengan Totto-chan, ia