• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik atas Laporan

BAB III PENENTUAN PENDAPAT AKUNTAN PUBLIK

C. Pemeriksaan Laporan Keuangan sebagai Bagian Pelaksanaan

2. Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik atas Laporan

Tanggung jawab hukum akuntan publik dapat dibagi sebagai berikut: 338 1. Tanggung jawab akibat pelanggaran kontrak penugasan.

2. Tanggung jawab atas kelalaiannya.

336 SA Seksi 110 (PSA No. 02) Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen paragraf 02.

337 SA Seksi 110 (PSA No. 02) Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen paragraf 03.

338 S. Munawir, Op. Cit., hlm. 6.

3. Tanggung jawab atas kecurangan (yang dilakukan oleh akuntan maupun pembantu-pembantunya).

4. Tanggung jawab terhadap ketentuan bursa efek (Pasar Modal)

Klien yang merasa dirugikan akibat akuntan publiknya tidak melaksanakan pemeriksaannya atau pelaksanaan pemberian jasa lainnya sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian atau surat penugasannya, dapat menuntut akuntan publik yang harus bertanggung jawab atas adanya pelanggaran terhadap perjanjian atau kontrak tersebut. Tanggung jawab tidak memenuhi ketentuan dalam kontrak baru terjadi bila akuntan publik tersebut benar-benar melalaikan kewajiban yang tercatat dalam kontrak tersebut, oleh karena itu dalam kontrak penugasan harus dijelaskan bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan standar profesional akuntan publik dan harus dijelaskan juga mengenai sifat dan tujuan pemeriksaan serta hal-hal lainnya yang dianggap penting baik bagi akuntan maupun klien. Apabila akuntan publik tidak memegang teguh rahasia mengenai seluruh informasi yang diperolehnya selama melakukan pemeriksaan, maka itu juga merupakan suatu pelanggaran walaupun hal tersebut tidak dinyatakan dalam kontrak perjanjian. 339

Tanggung jawab kelalaian terjadi apabila akuntan publik gagal melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati yaitu berbuat apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang profesional atau seharusnya tidak dilakukannya. Kelalaian dapat diartikan sebagai suatu kesalahan yang tidak disengaja dan tidak didasari. Namun demikian seorang akuntan publik sebagai seorang yang ahli dalam profesinya tidak sepatutnya berbuat demikian. Kesalahan akibat tidak tepatnya pertimbangan, dimana akuntan

339 Ibid.

tersebut dengan iktikad baiknya sudah melaksanakan segala kemampuan profesinya tidak sepatutnya dianggap sebagai suatu kelalaian, kecuali kalau akuntan publik tersebut patut diduga bahwa dia gagal melaksanakan keahliannya. Jika pertimbangan akuntan tersebut salah akibat gagal melaksanakan keahliannya dengan tepat, maka dia dapat dimintai pertanggungjawabannya, sebaliknya jika tidak ditemukannya kecurangan, bukanlah suatu kelalaian sepanjang akuntan publik tersebut telah melaksanakan pemeriksaannya sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan yang berlaku.

Akuntan bertanggung jawab kepada klien mengenai kecurangan atau penipuan yang dilakukan oleh dirinya maupun oleh bawahannya. Misalnya dalam hal akuntan tidak mengungkapkan dalam laporannya tentang pemalsuan atau ketidakberesan maupun kecurangan lainnya yang sebenarnya telah diketahuinya selama melakukan pemeriksaannya. 340

Akuntan publik, dalam rangka untuk memenuhi ketentuan atau kebiasaan dan kode etik profesi, yang menyatakan pendapatnya terhadap suatu laporan keuangan dari perusahaan yang sahamnya atau surat berharga lainnya terdaftar pada bursa efek atau pasar modal, harus memenuhi pengujian atau tes yang ketat tentang independensi yang ditetapkan oleh lembaga bursa efek tersebut. Banyak berbagai aturan lainnya yang menjamin atau melindungi bursa efek dalam hal pengeluaran dan perdagangan surat berharga, salah satu aturan-aturan itu adalah adanya prioritas bagi bursa efek untuk memperoleh laporan keuangan (yang telah diperiksa akuntan publik)

340 Ibid., hlm. 7.

dari perusahaan yang tercatat pada lembaga tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan data bagi calon investor untuk mengambil keputusan membeli atau tidak membeli surat berharga perusahaan tersebut. Surat berharga harus didaftarkan terlebih dahulu kepada bursa efek sebelum perusahaan tersebut dapat menjual kepada masyarakat umum. Ketentuan ini dibuat dalam rangka untuk menghindari adanya salah penyajian, kecurangan dan penipuan dalam penjualan surat berharga. Jika ternyata bahwa laporan keuangan yang diserahkan kepada bursa efek tersebut mengandung unsur kesalahan penyajian, kecurangan dan penipuan, dalam hal laporan keuangan tersebut telah diperiksa dan dinyatakan wajar oleh akuntan publik, maka akuntan yang bersangkutan dapat dimintai pertanggungjawabannya. 341

Ada tiga macam tanggung jawab akuntan publik di pasar modal, yakni:

a. Tanggung jawab perdata b. Tanggung jawab pidana c. Tanggung jawab administrasi a. Tanggung Jawab Perdata

Pertanggungjawaban secara hukum perdata dibebankan kepada pihak-pihak tertentu yang berkecimpung di pasar modal. Setiap pelanggaran yang menyebabkan kerugian bagi orang lain, apakah atas tindakan dalam hubungannya dengan pasar modal, dapat menyebabkan adanya gugatan perdata oleh pihak yang dirugikan terhadap orang yang merugikannya. Khusus atas perbuatan-perbuatan hukum yang

341 Ibid., hlm. 8.

berhubungan dengan pasar modal, gugatan perdata dapat timbul berdasarkan beberapa alasan yuridis sebagai berikut: 342

1) Klaim berdasarkan adanya pelanggaran perundang-undangan;

2) Klaim berdasarkan atas perbuatan melawan hukum Pasal 1365 KUH Perdata;

3) Klaim berdasarkan atas tindakan wanprestasi atas suatu perjanjian.

Sanksi perdata lebih banyak didasarkan pada Undang-undang Perseroan Terbatas dimana emiten atau perusahaan publik harus tunduk. Undang-undang Perseroan Terbatas dan Undang-undang Pasar Modal menyediakan ketentuan yang memungkinkan pemegang saham untuk menggugat secara perdata kepada setiap pengelola atau komisaris perusahaan yang tindakan atau keputusannya menyebabkan kerugian pada perusahaan.343

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 80:344

(1) Jika Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat informasi tentang Fakta Material sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya sehingga informasi dimaksud menyesatkan, maka:

a. Setiap pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran;

b. Direktur dan komisaris emiten pada waktu pernyataan pendaftaran menjadi efektif;

c. Penjamin pelaksana emisi efek; dan

d. Profesi penunjang pasar modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam pernyataan pendaftaran;

342 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit., hlm. 100.

343 Ibid.

344 Pasal 80 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

wajib bertanggung jawab, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, atas kerugian yang timbul akibat perbuatan dimaksud.

(2) Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d hanya bertanggung jawab atas pendapat atau keterangan yang diberikannya.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan huruf d dapat membuktikan bahwa pihak yang bersangkutan telah bertindak secara profesional dan telah mengambil langkah-langkah yang cukup memastikan bahwa:

a. Pernyataan dan keterangan yang dimuat dalam pernyataan pendaftaran adalah benar; dan

b. Tidak ada fakta material yang diketahuinya yang tidak dimuat dalam pernyataan pendaftaran yang diperlukan agar pernyataan pendaftaran tersebut tidak menyesatkan.

(4) Tuntutan ganti rugi dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pernyataan pendaftaran efektif.

Menurut Undang-undang Pasar Modal Tahun 1995 diatas, para akuntan bertanggung jawab atas pernyataan yang tidak benar atau pernyataan yang menyesatkan yang terdapat di dalam pernyataan pendaftaran. Akuntan mempersiapkan laporan keuangan untuk dimuat dalam pernyataan pendaftaran, dalam laporan ini termasuk pula laporan keuangan tahunan perusahaan. Pasal 80 Undang-undang Pasar Modal diatas juga menjelaskan bahwa setiap pihak penunjang bertanggung jawab hanya terbatas pada opini atau pernyataannya, jadi dalam hal akuntan membuat laporan keuangan dalam pernyataan pendaftaran, maka ia hanya bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dibuatnya.

Namun disamping tanggung jawab berdasarkan Pasal 80 Undang-undang Pasar Modal akuntan juga bertanggung jawab berdasarkan kode etiknya. Pasal 66 Undang-undang pasar modal menyatakan bahwa “Setiap Profesi Penunjang Pasar Modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi

profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.” 345

Berdasarkan Pasal 81 Undang-undang Pasar Modal menyatakan: 346

(1) Setiap Pihak yang menawarkan atau menjual Efek dengan menggunakan Prospektus atau dengan cara lain, baik tertulis maupun lisan, yang memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat informasi tentang Fakta Material dan Pihak tersebut mengetahui atau sepatutnya mengetahui mengenai hal tersebut wajib bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat perbuatan dimaksud.

(2) Pembeli Efek yang telah mengetahui bahwa informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan sebelum melaksanakan pembelian Efek tersebut tidak dapat mengajukan tuntutan ganti rugi terhadap kerugian yang timbul dari transaksi Efek dimaksud.

Berdasarkan Pasal 80 dan Pasal 81 Undang-undang Pasar Modal tersebut bahwa setiap pihak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan pihak lain mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran peraturan perundang-undangan. Setiap pihak yang mengelola perseroan dan melakukan tugasnya di bidang pasar modal, khususnya akuntan publik diharapkan melakukan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab sehingga kehati-hatian tidak diabaikan,347

345 Asril Sitompul, Op. Cit., hlm. 65.

terutama dalam hal salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi

346 Pasal 81 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

347 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Loc. Cit.

menyesatkan348 yang dapat terjadi dalam salah saji aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya. 349

Tanggung jawab secara perdata bagi akuntan publik juga diatur dalam Pasal 26 Undang-undang Akuntan Publik yakni “Akuntan Publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan,”350 dimana tanggung jawab disini adalah tanggung jawab secara perdata. 351

b. Tanggung Jawab Pidana

Ketika membuat laporan keuangan yang tidak diaudit, akuntan mempunyai kewajiban minimal untuk melakukan penelitian terhadap gambaran teknis yang diberikan kepadanya. Pihak akuntan tidak dengan begitu saja mengabaikan hal-hal yang mencurigakan. Akuntan publik juga bertanggung jawab atas kesalahan yang terdapat dalam laporan tahunan, karena akuntan lebih dari pihak lainnya, mereka mempunyai posisi yang mempunyai kewajiban untuk secara akurat mengakses kondisi keuangan perusahaan, dengan demikian mereka akan dianggap secara tidak langsung membiarkan laporan yang salah dipublikasikan.352

Terbukanya kesempatan untuk menggugat akuntan berdasarkan Undang-Undang Sekuritas Federal Amerika Serikat dibuktikan dengan banyaknya gugatan yang diajukan terhadap akuntan publik. Meskipun mereka sukses melakukan pembelaan, citra profesionalisme dari akuntan publik menjadi terganggu, hal mana

348 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Op. Cit., hlm. 64.

349 Ibid., hlm. 63.

350 Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

351 Penjelasan Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

352 Asril Sitompul, Op. Cit., hlm. 62-63.

juga sebagai akibat pemberitaan yang memojokkan akuntan publik dalam kasus-kasus tersebut.

Tanggung jawab akuntan dalam Securities Act of 1933, mengenai kecukupan keterbukaan dalam laporan keuangan yang mereka laporkan adalah sampai dengan tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran, sedangkan menurut Securities Act of 1934, akuntan publik bertanggung jawab atas kejadian-kejadian yang terjadi sampai pada tanggal laporan keuangan dibuat. Akuntan publik mempunyai tanggung jawab dalam kaitannya dengan terungkapnya fakta-fakta yang telah ada pada tanggal laporan tersebut namun baru menjadi perhatian mereka setelah penerbitan laporan keuangan yang mereka buat.353

Berdasarkan Undang-undang Akuntan publik pasal 25 ayat (2): 354 Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib:

1) Melalui Kantor Akuntan Publik

2) mematuhi dan melaksanakan Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan; dan

3) membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.

Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 menyatakan “Akuntan Publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan. 355 Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor Independen dan kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun.” 356

353 Ibid., hlm. 65.

354 Pasal 25 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

355 Pasal 44 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

356 Pasal 44 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Pasal 103 sampai Pasal 110 Undang-undang Pasar Modal mengancam setiap pihak yang terbukti melakukan tindak pidana di bidang pasar modal diancam dengan pidana penjara bervariasi antara satu sampai sepuluh tahun.357

“Setiap pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 96, Pasal 97 ayat (1), dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).”

Salah satunya aturan yang mengatur tentang tanggung jawab pidana seorang akuntan publik diatur dalam Pasal 104 jo Pasal 93 Undang-undang Pasar Modal dimana akuntan yang mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan atau dalam hal ini tidak berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga efek di bursa efek, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

358

“Setiap Pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan:

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.” 359

357 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Loc. Cit.

358 Pasal 81 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

359 Pasal 104 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Akuntan publik juga dikenakan pidana berdasarkan Pasal 107 Undang-undang Pasar Modal jika sengaja menyesatkan, menyembunyikan atau memalsukan catatan, misalnya laporan keuangan yang overstated yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik, maka diancam pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda Rp 5.000.000.000,00.

Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).360

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 juga mengatur tentang tanggung jawab pidana akuntan publik Pasal 55:

Akuntan Publik yang: 361

a. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf j; atau

b. dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

c. Tanggung Jawab Administrasi

Tanggung jawab administrasi akuntan publik berupa sanksi administrasi, antara lain:

360 Pasal 107 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

361 Pasal 55 Undang-undang Nomor 5Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

1) Peringatan tertulis 2) Denda

3) Pembatasan kegiatan usaha 4) Pembekuan izin

5) Pencabutan izin

6) Pembatalan persetujuan 7) Pembatalan pendaftaran

Pengaturan tentang sanksi administrasi akuntan publik ini diatur dalam:

1) Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

2) Pasal 53 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik;

3) Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal;

4) Pasal 62 sampai Pasal 76 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Bapepam (sekarang OJK) dapat menjatuhkan sanksi administrasi kepada akuntan publik jika melanggar Undang-undang Pasar Modal: 362

(1) Bapepam mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;

c. pembatasan kegiatan usaha;

d. pembekuan kegiatan usaha;

e. pencabutan izin usaha;

f. pembatalan persetujuan;dan g. pembatalan pendaftaran.

362 Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Sanksi yang dikenakan Menteri kepada akuntan publik adalah sanksi administrasi sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Akuntan Publik Pasal 53:363

(1) Menteri berwenang mengenakan sanksi administrasi kepada akuntan publik, Kantor Akuntan Publik (KAP), dan/atau cabang KAP atas pelanggaran ketentuan administratif.

(2) Pelanggaran administrastif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelanggaran terhadap Pasal 4, Pasal 8, ayat (4), Pasal 9 ayat (4), Pasal 13, Pasal 17, Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, Pasal 28 ayat (1), Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1), Pasal 31, Pasal 32, Pasal 34 ayat (3) dan ayat (4), Pasal 35 ayat (5) dan ayat (6), atau Pasal 51 ayat (4) dan ayat (5).

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu;

b. Peringatan tertulis;

c. Pembatasan pemberian jasa kepada suatu entitas tertentu;

d. Pembatasan pemberian jasa tertentu;

e. Pembekuan izin;

f. Pencabutan izin; dan/atau g. denda

(4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf g dapat diberikan tersendiri atau bersamaan dengan pengenaan sanksi administratif lainnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif dan besaran denda diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 62 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pelanggaran terhadap peraturan menteri ini akan dikenakan sanksi peringatan, pembekuan izin, atau pencabutan izin oleh Menteri kepada Akuntan Publik, KAP, atau cabang KAP.364 Pengenaan sanksi tersebut berdasarkan berat ringannya pelanggaran: 365

a. sanksi peringatan dikenakan terhadap pelanggaran ringan;

363 Pasal 53 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

364 Pasal 62 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

365 Pasal 63 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

b. sanksi pembekuan izin dikenakan terhadap pelanggaran berat.

c. Sanksi pencabutan izin dikenakan terhadap pelanggaran sangat berat seperti pelanggaran terhadap Pasal 44 ayat (1) dan ayat (3).

Akuntan publik, untuk menghindari berbagai tuntutan dari berbagai pihak yang mempercayai laporannya, harus: 366

1. Menguraikan dengan jelas apa ruang lingkup pemeriksaannya di dalam surat penugasan (engagement letter) atau kontraknya.

2. Mengadakan penyelidikan yang mendalam terhadap hal yang meragukan termasuk bukti yang tersembunyi.

3. Memberikan pernyataan penolakan pendapat (disclaimer opinion) bila terdapat keraguan atau ketidakpastian yang cukup besar.

4. Mengungkapkan dalam laporannya prosedur pemeriksaan yang tidak dilaksanakan disertai alasan yang jelas.

5. Membatasi laporannya kepada uraian yang sesuai dengan fakta yang dijumpainya.

6. Menggunakan segala keahliannya dan pengalamannya dengan cermat untuk menetapkan pertimbangan yang mantap.

366 S. Munawir, Op. Cit., hlm. 8.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab terdahulu sebagai intisari dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan pokok, antara lain :

1. Independensi akuntan publik di pasar modal terdiri dari beberapa aspek independensi yaitu Independensi dalam pemikiran dan Independensi dalam penampilan. Independensi dalam pemikiran merupakan sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara objektif. Independensi dalam penampilan merupakan sikap yang menghindari tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga (pihak yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan) meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional. Independensi akuntan publik di pasar modal juga termasuk tidak ada benturan kepentingan seperti mempunyai kepentingan keuangan dengan klien, mempunyai hubungan kerja dengan klien, mempunyai hubungan usaha dengan klien, memberikan jasa non atestasi kepada klien, Memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar Fee Kontinjen atau komisi, atau menerima Fee Kontinjen atau komisi dari klien, dan memiliki sengketa hukum dengan klien sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor VIII.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor

Kep-86/BL/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

2. Penentuan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan di pasar modal yakni laporan keuangan yang disyaratkan untuk perusahaan go public adalah pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), akuntan publik memberikan pernyataan pendapat wajar tanpa pengecualian jika laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi Indonesia, laporan keuangan yang diperiksa memang layak (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah); semua informasi yang diperlukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan telah tersedia tanpa ada pembatasan yang dilakukan oleh klien (perusahaan); serta prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Dalam melakukan pemeriksaan akuntan publik harus mengacu pada standar profesional akuntan publik. Proses pemeriksaan (auditing) terhadap laporan keuangan tidak hanya terhadap laporan keuangan dan bukti-bukti yang disediakan oleh perusahaan saja tetapi meliputi inspeksi, konfirmasi, wawancara, penghitungan, pengusutan, penelusuran, observasi, penghitungan kembali, prosedur analitis, dan pengumpulan bukti audit dengan menggunakan program software agar memperoleh keyakinan yang memadai bagi akuntan publik untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangan perusahaan yang akan go public.

3. Tanggung jawab akuntan publik atas laporan keuangan yang overstated di pasar modal yakni akuntan bertanggung jawab atas jasa yang diberikannya khususnya pendapat yang dikeluarkannya, artinya ia bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dibuatnya, termasuk atas kerugian yang timbul akibat pernyataan akuntan publik yang menyesatkan dalam hal ini laporan keuangan yang overstated, jika akuntan publik mengetahui terjadinya overstated terhadap laporan keuangan tersebut dan dalam hal pemeriksaan akuntan tersebut tidak memenuhi standar profesional akuntan publik dan kode etik akuntan publik.

Akuntan publik yang terbukti membantu perusahaan atau menyembunyikan adanya laporan keuangan yang overstated menurut peraturan yang ada akan dikenakan sanksi administratif dan sanksi pidana, namun kebanyakan akuntan publik akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda untuk perbuatan yang telah dilakukannya atau akuntan publik akan dikenakan sanksi berupa peringatan,

Akuntan publik yang terbukti membantu perusahaan atau menyembunyikan adanya laporan keuangan yang overstated menurut peraturan yang ada akan dikenakan sanksi administratif dan sanksi pidana, namun kebanyakan akuntan publik akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda untuk perbuatan yang telah dilakukannya atau akuntan publik akan dikenakan sanksi berupa peringatan,