• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANKER PERTAMINA

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Buku (Halaman 33-37)

Perkara ini diawali dari laporan ke KPPU pada bulan Juni 2004 yang menyatakan bahwa terdapat dugaan pelanggaran Undang-Undang No. 5/1999 dalam penjualan dua unit tanker VLCC Pertamina yang melibatkan PT Pertamina (Persero) (Terlapor I), Goldman Sachs (Singapore), Pte. (Terlapor II), dan Frontline, Ltd. (Terlapor III).

Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama hasil pemeriksaan, Majelis Komisi memutuskan pada tanggal 3 Maret 2005 sebagi berikut:

1. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero), Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte. dan Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 16 Undang-Undang No. 5/1999.

2. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero) terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 5/1999 dalam hal penunjukan langsung Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte. sebagai financial advisor dan arranger. 3. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero) dan Terlapor II Goldman Sachs

(Singapore), Pte. terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 19 huruf d Undang- Undang No. 5/1999 dalam hal penerimaan penawaran (bid) ketiga dari Terlapor III Frontline, Ltd.

4. Menyatakan bahwa Terlapor IV yaitu PT Corfina Mitrakreasi tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

5. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero), Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte., Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. dan Terlapor V yaitu PT Perusahaan Pelayaran Equinox terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

6. Memerintahkan Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero) paling lambat 1 bulan setelah putusan ini:

a. Untuk melaporkan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham atas kesalahan yang dilakukan oleh Komisaris Utama dan masing-masing anggota Dewan Komisaris serta Direktur Utama dan masing-masing anggota Direksi yang telah menyetujui penjualan VLCC tanpa seijin Menteri Keuangan RI.

b. Untuk meminta secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengambil tindakan hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku terhadap mereka yang disebut pada huruf a.

c. Untuk mengumumkan laporan dan permintaan tertulis sesuai dengan huruf a, dan b tersebut di atas, pada 5 surat kabar berskala nasional dengan ukuran minimal 1/8 (seperdelapan) halaman.

7. Memerintahkan Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero) paling lambat 1 bulan setelah putusan ini:

kesalahan yang dilakukan oleh Direktur Utama dan masing-masing anggota Direksi yang telah melakukan persekongkolan dalam penjualan VLCC.

b. Untuk meminta secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengambil tindakan hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku terhadap mereka yang disebut pada huruf a.

c. Untuk mengumumkan laporan dan permintaan tertulis sesuai dengan huruf a, dan b tersebut di atas, pada 5 surat kabar berskala nasional dengan ukuran minimal seperdelapan (1/8) halaman.

8. Memerintahkan Terlapor I yaitu PT Pertamina (Persero) paling lambat 2 bulan setelah putusan ini melarang Direktur Keuangan melakukan semua kegiatan yang terkait dengan transaksi komersial termasuk transaksi keuangan untuk dan atas nama Terlapor I PT Pertamina (Persero) baik internal maupun eksternal selama Direktur Keuangan dijabat oleh Direktur Keuangan pada saat penjualan 2 unit VLCC.

9. Menghukum Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore) Pte. membayar denda sebesar Rp 19.710.000.000,- (sembilan belas miliar tujuh ratus sepuluh juta Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 19, Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

10. Menghukum Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. membayar denda sebesar Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 19, Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

11. Menghukum Terlapor V PT Perusahaan Pelayaran Equinox membayar denda sebesar Rp16.560.000.000,00 (enam belas miliar lima ratus enam puluh juta Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 19, Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

12. Menghukum Terlapor I yaitu PT. Pertamina (Persero) untuk tidak melakukan hubungan usaha dalam bentuk apapun dan atau menghentikan hubungan usaha yang telah ada dengan Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte. dan atau Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. dan atau Terlapor V yaitu PT Perusahaan Pelayaran Equinox selama Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte., Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. dan Terlapor V yaitu PT Perusahaan Pelayaran Equinox belum membayar denda yang ditetapkan dalam putusan ini.

13. Menghukum masing-masing Terlapor untuk membayar ganti rugi:

a. Terlapor II yaitu Goldman Sachs (Singapore), Pte. sebesar Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar Rupiah).

b. Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. sebesar Rp120.000.000.000,00 (seratus dua puluh miliar Rupiah) kepada Negara Republik Indonesia yang harus disetorkan ke Kas

24

Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

2.24

PUTUSAN PERKARA NO. 08/KPPU-L/2004 PENGADAAN TINTA SIDIK jARI PEMILU

Perkara ini berawal dari laporan masyarakat perihal dugaan persekongkolan tinta sidik jari Pemilu tahun 2004. Dalam menangani perkara ini KPPU membentuk Majelis Komisi yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan dan membuat keputusan. Pihak Terlapor dalam perkara ini adalah:

1. PT Mustika Indra Mas (Terlapor I) 2. PT Multi Mega Service (Terlapor II) 3. PT Senorotan Perkasa (Terlapor III) 4. PT Tricipta Adimandiri (Terlapor IV) 5. PT Yanaprima Hastapersada (Terlapor V) 6. Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira, S.H. (Terlapor VI) 7. PT Fulcomas Jaya (Terlapor VII)

8. PT Wahgo International (Terlapor VIII) 9. PT Lina Permai Sakti (Terlapor IX) 10. PT Nugraha Karya Oshinda (Terlapor X)

Pada tanggal 11 Juli 2005, Majelis Komisi telah mengambil putusan terhadap pekara tersebut melalui putusan KPPU No. 08/KPPU-L/2004 dan dibacakan di muka umum sebagai berikut:

1. Menyatakan Terlapor I Konsorsium PT MUSTIKA INDRA MAS, yang dalam perkara ini kegiatannya dijalankan oleh direksi perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam konsorsium tersebut bersama-sama dengan Lo Kim Muk, John Manurung, Welly Sahat, Hilmi Rahman, dan Melina Alaydroes secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999. 2. Menyatakan Terlapor II Konsorsium PT MULTI MEGA SERVICE secara sah dan meyakinkan

melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

3. Menyatakan Terlapor III Konsorsium PT SENOROTAN PERKASA, dalam perkara ini kegiatannya dijalankan oleh Makmur Boy dan Jackson Andree W. Kumaat secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

4. Menyatakan Terlapor IV Konsorsium PT TRICIPTA ADIMANDIRI secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

5. Menyatakan Terlapor V Konsorsium PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, dalam perkara ini kegiatannya dijalankan oleh Mus’ab Mochammad, secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

6. Menyatakan Terlapor VI Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira, S.H. selaku Ketua Panitia Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu Legislatif Tahun 2004 secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

7. Menyatakan Terlapor VII Konsorsium PT FULCOMAS JAYA secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

8. Menyatakan Terlapor VIII Konsorsium PT WAHGO INTERNATIONAL CORPORATION secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

9. Menyatakan Terlapor IX Konsorsium PT LINA PERMAI SAKTI, secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

10. Menyatakan Terlapor X PT NUGRAHA KARYA OSHINDA, dalam perkara ini kegiatannya dilakukan oleh Yulinda Juniarty, S.E. selaku Direktur Operasi, secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5/1999.

11. Menghukum Terlapor I Konsorsium PT Mustika Indra Mas, Terlapor II Konsorsium PT Multi Mega Service, Terlapor III Konsorsium PT Senorotan Perkasa, Terlapor IV Konsorsium PT Tricipta Adimandiri, Terlapor V Konsorsium PT Yanaprima Hastapersada, dan Terlapor X PT Nugraha Karya Oshinda secara bersama-sama untuk membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 sejak dibacakannya putusan ini.

12. Menghukum Terlapor VII Konsorsium PT Fulcomas Jaya untuk membayar ganti rugi sebesar Rp719.744.600,00 (tujuh ratus sembilan belas juta tujuh ratus empat puluh empat ribu enam ratus Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sejak dibacakannya putusan ini.

13. Menghukum Terlapor VIII Konsorsium PT Wahgo International Corporation untuk membayar ganti rugi sebesar Rp719.744.600,00 (tujuh ratus sembilan belas juta tujuh ratus empat puluh empat ribu enam ratus Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 hari sejak dibacakannya putusan ini.

14. Menghukum Terlapor IX Konsorsium PT Lina Permai Sakti untuk membayar ganti rugi sebesar Rp719.744.600,00 (tujuh ratus sembilan belas juta tujuh ratus empat puluh empat ribu enam ratus Rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 hari sejak dibacakannya putusan ini.

15. Menghukum Lo Kim Muk, John Manurung, Welly Sahat, Hilmy Rahman, Makmur Boy, Jackson Andree W. Kumaat, Nucke Indrawan, Mus’ab Muhammad, Melina Alaydroes, dan Yulinda Juniarty dalam bentuk larangan untuk mengikuti dan atau terlibat dalam kegiatan

26

pengadaan barang dan atau jasa di KPU maupun KPUD selama 2 tahun sejak dibacakannya putusan ini.

16. Menyarankan kepada atasan dan instansi penyidik untuk melakukan tindakan dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira, S.H. dan R.M. Purba sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.25

PUTUSAN PERKARA NO. 01/KPPU-L/2005 TENDER PENGADAAN ALAT KESEHATAN

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Buku (Halaman 33-37)