• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

D. Tantangan

Tantangan yang dihadapi oleh BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timurdalam mencapai visi, misi dan tujuannya antara lain :

1) Karakteristik wilayah dan kompleksitas permasalahan

a) Luasnya wilayah koordinasi (2 provinsi) dengan sasaran yang cukup beragam dari segi karakteristik, variasi kondisi demografis, permasalahan, geografis dan sosiologis merupakan tantangan yang cukup besar bagi balai, karena memerlukan dukungan tenaga, waktu, dana, dan kemampuan untuk dapat memfasilitasi luasnya wilayah koordinasi tersebut.

b) Masih besarnya garapan program pendidikan anak usia dini, dan nonformal,informal yang belum tersentuh (sasaran PAUD, pendidikan keaksaran, dan program pendidikan life

skills), merupakan tantangan bagi BP-PAUD dan DIKMAS

Jawa Timuruntuk senantiasa melakukan perluasan akses, pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan

c) Semakin kompleksnya permasalahan yang ada di masyarakat, ditunjang dengan munculnya berbagai persoalan yang melanda bangsa Indonesia menjadikan tugas dan sasaran pendidikan nonformal semakin banyak. Berbagai persoalan tersebut antara lain :

- Tidak menentunya situasi perekonomian bangsa Indonesia menyebabkan banyak lapangan kerja yang “gulung tikar” sehingga melahirkan pengangguran-pengangguran baru, yang merupakan sasaran program PAUD-DIKMAS, antara lain untuk menguatkan kembali moral, mental dan memulihkan perekonomian mereka. Banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan merupakan tantangan tersendiri untuk mengembangkan program kecakapan hidup (life skills) yang sesuai.

- Banyaknya bencana yang melanda bangsa Indonesia menyebabkan banyak orang kehilangan harta, benda dan keluarga. Yang lebih tragis adalah banyaknya anak-anak yang kehilangan orang tua dalam usia dini, sehingga menimbulkan trauma fisik dan psikis yang

perlu ditangani secara khusus melalui program-program khusus dalam jalur pendidikan nonformal, misalnya program pendidikan anak usia dini, program rehabilitasi mental, dan sebagainya

- Revitalisasi dan rehabilitasi perekonomian pada daerah dan masyarakat pasca bencana menuntut peran aktif BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timurbeserta jajarannya untuk mengembangkan program-program yang dapat membantu aktivitas ini. Program-program tersebut antara lain pendidikan kecakapan hidup, penumbuhan semangat kewirausahaan, pendampingan ekonomi masyarakat dan sebagainya

d) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan program-program pendidikan nonformal yang berkualitas, inovatif, adaptif dan aplikatif merupakan tantangan yang harus dijawab oleh balai yang salah satunya melalui peningkatan kualitas SDM balai

e) Keterbukaan di dalam masyarakat dalam mengakses informasi berimplikasi pada semakin sadarnya masyarakat dalam menuntut hak-hak pendidikan kepada pemerintah. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timuruntuk senantiasa tanggap terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan menyajikan program-program pendidikan nonformal sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat

f) Globalisasi di segala aspek kehidupan telah menghilangkan sekat-sekat budaya, informasi dan batas-batas negara (borderless world). Hal ini membuka banyak kemungkinan, termasuk berbagai macam peluang pengembangan PAUD-DIKMAS di masa mendatang

2) Standar Nasional Pendidikan

a) Adanya Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan tantangan tersendiri bagi BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur untuk senantiasa meningkatkan mutu tenaga pendidik dan kependidikan pendidikan nonformal sesuai dengan tuntutan SNP tersebut

b) Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mensyaratkan kriteria minimal keseluruhan hal yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan. Misalnya untuk menjadi pendidik PAUD harus lulusan S1. Berkaitan dengan hal ini maka jumlah pendidik masih harus ditingkatkan kemampuannya. Hal ini merupakan tantangan bagi balai untuk mengembangkan program, model atau kajian peningkatan kompetensi tutor.

3) Tenaga Pendidik dan kependidikan PAUD-DIKMAS

a) Masih kurang sinergisnya antara berbagai pihak yang terkait dalam mengembangkan upaya-upaya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan pendidikan nonformal. Hal ini merupakan tantangan bagi BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur untuk senantiasa mengembangkan jalinan kerjasama kemitrasejajaran serta pola-pola peningkatan kualitas tenaga secara bersama-sama

b) Pamong Belajar dan Penilik sebagai ujung tombak pelaksanaan program PAUD-DIKMASperlu mendapatkan perhatian terutama dalam segi jumlah dan kompetensi PAUD-DIKMAS yang harus dikuasai. Jumlah Pamong belajar di SKB berdasarkan Permenpan No. 14 tahun 2010 idealnya 35 orang, sedangkan di BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur idealnya berjumlah 70 orang. Sampai saat ini jumlah Pamong belajar dan penilik di wilayah koordinasi

BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur masih kurang memadai jumlahnya dan dapat berdampak pada kualitas penyelenggaraan program PNFI disamping kompetensinya perlu terus ditingkatkan seiring dengan tuntutan perkembangan pendidikan dalam era globalisasi. Memperhatikan hal ini, diperlukan penambahan jumlah Pamong Belajar dan Penilik dan diikuti dengan peningkatan kompetensi melalui diklat teknis pamong belajar dan penilik untuk memberikan pemahaman kepada Pamong Belajar dan Penilik, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri bagi balai

c) Belum adanya standarisasi dan sertifikasi kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan nonformal, sehingga PAUD-DIKMAS sering dianggap sebagai jalur pendidikan “nomor dua” apabila dibandingkan dengan pendidikan formal

d) Belum adanya standarisasi, sertifikasi dan akrediatasi lembaga penyelenggara pendidikan nonformal merupakan tantangan bagi BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur untuk menyikapi hal ini, terutama dalam kaitannya dengan upaya menjaga mutu PAUD-DIKMAS

4) Teknologi Komunikasi dan Informasi

a) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan data dan informasi pendidikan nonformal merupakan tantangan bagi balai untuk selalu menyediakan data dan informasi yang relevan, valid, reliabel dan up to date

b) Semakin berkembangnya ICT menuntut BP-PAUD dan DIKMAS Jawa Timur untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan ini, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat yang “melek” teknologi

c) Pengembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berjalan cepat merupakan tantangan bagi BP-PAUD dan

DIKMAS Jawa Timur untuk berjalan dan berlari cepat serta turut berpacu sehingga tidak pernah tertinggal, bahkan apabila mampu menjadi yang terdepan dalam pengembangan ICT.

Dokumen terkait