Rekomendasi metode kaji cepat kerentanan gedung bertingkat dengan kriteria bentuk, jumlah lantai, tahun pembangunan, dan fungsi gedung untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempabumi DKI Jakarta. Technology Readiness Level (TRL): 6
Prototipe (TRL 4)
Pembuatan desain rinci metode kaji cepat kerentanan gedung bertingkat dengan kriteria bentuk, jumlah lantai, tahun pembangunan, dan fungsi gedung untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempabumi DKI. Technical Readiness Level (TRL): 4
Rekomendasi (TRL 6)
Rekomendasi sistem informasi kesehatan gedung bertingkat untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempabumi DKI Jakarta. Technology Readiness Level (TRL): 6 Mitra: Pemda DKI Jakarta
Prototipe (TRL 4)
Pembuatan desain rinci peralatan system informasi kesehatan gedung
bertingkat untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempabumi DKI Jakarta. Technical Readiness Level (TRL): 4 Mitra: Pemda DKI Jakarta
Target Akhir:
Rekomendasi
Sistem dan
Teknologi
Pemantauan dan
Deteksi Dini
Kekuatan/Kesehatan
Gedung Terhadap
Gempa kepada
Pemprov DKI
Jakarta
(Outcome TPSA
2014)
2010
2011
2012
2013
2014
0 1 2 3 0.000 0.100 0.200 0.300 Ti n g k a t Ke r u s a k a nPeak Ground Acceleration (g)
Kerentanan Gedung DKI Jakarta
A B C D E Grafik Jml. Nilai A 0 B 1 C 2 D 3 E 4 Radio Modem RS 232 / USB Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat DI PUSAT PEMANTAUAN DI TEMPAT JAUH
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-34
5) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standard Nasional
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 indikator sasaran strategis 4 dengan standard nasional adalah sebagai berikut :
Tabel III-9. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2014 dengan Standard Nasional
Standar Nasional / Realisasi Kinerja K/L atau Industri Lain tentang
Realisasi Kinerja BPPT tentang
Pembuatan Peta Risiko Gempa Skala Mikro (Mikrozonasi) Level 4 di
Provinsi DKI Jakarta
Sistem Kaji Cepat Kerentanan Gedung Bertingkat dan Sistem Informasi Kesehatan Struktur Gedung Bertingkat di DKI Jakarta 1. Kinerja Dinas Perindustrian dan
Energi (DPE) Pemda DKI Jakarta: a. Pembuatan Peta Ancaman
Gempabumi DKI Jakarta b. Pembuatan Kurva Kerentanan
Rumah Tinggal di DKI Jakarta c. Pembuatan Peta Risiko
Rumah Tinggal di DKI Jakarta
1. Kinerja BPPT:
a. Adopsi Peta Ancaman Gempabumi DKI Jakarta dari DPE tersebut
b. Pembuatan Kurva Kerentanan Gedung Bertingkat di DKI Jakarta dengan metoda cepat
c. Pembuatan Peta Risiko Gedung Bertingkat di DKI Jakarta d. Pembangunan Sistem Informasi
Kesehatan Struktur Gedung Bertingkat di DKI Jakarta dengan RTU sensor percepatan
6) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Faktor Penyebab Keberhasilan/Peningkatan Kinerja:
• BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pemetaan kerentanaan
gedung bertingkat DKI Jakarta dan system informasi kesehatan struktur gedung bertingkat dengan remote terminal unit berupa sensor percepatan
• BPPT memiliki teknologi dan peralatan yang mendukung pengembangan teknologi
pemetaan kerentanaan gedung bertingkat DKI Jakarta dan system informasi kesehatan struktur gedung bertingkat dengan remote terminal unit berupa sensor percepatan
• Dukungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk survey cepat dan survey
detail beberapa gedung bertingkat di wilayahnya Faktor Penyebab Kegagalan/Penurunan Kinerja :
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-35
• SDM: perlunya tambahan SDM elektronik untuk membangun system informasi
kesehatan struktur gedung yang lebih cepat dan hamdal
• Keuangan: Adanya ketidakjelasan dalam pemotongan anggaran yang rencananya
mencapai 50% dan akhirnya dana yang sudah dipotong baru bisa dipakai pada hampir akhir kegiatan.
• Teknologi / Peralatan
• Lainnya (eksternal): Ketidaklengkapan gambar As Built Drawing bangunan yang akan
dikaji sulit didapat terutama untuk bangunan lama.
Alternatif solusi yang telah dilakukan berupa penyesuaian jumlah bangunan yang dikaji dan bahan pembuatan pengujian alat sensor percepatan dan penyesuaian prototip 7) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
• Efisiensi Penggunaan SDM: Penggunaan SDM yang efisien dan masih cenderung
kekurangan karena yang ahli dalam hal elektronika masih sedikit
• Efisiensi Penggunaan Keuangan: Penggunaan yang harus sangat efisien karena
adanya pemotongan anggaran yang harus cukup dalam memenuhi target
• Efisiensi Penggunaan Mesin dan Peralatan: Penggunaan peralatan yang sangat
efisien dari peralatan yang ada, karena jumlah peralatan yang masih memadai. 8) Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Beberapa analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja sasaran strategis 4 dijelaskan dalam diagram berikut :
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-36
Gambar III-14. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Indikator Sasaran Stategis 4
3.1.4. Sasaran Strategis 4 : Diterapkannya teknologi lingkungan oleh mitra
Indikator Sasaran Strategis 4.1 : Jumlah Rekomendasi Monitoring Karbon dan
Implementasi Kota Hijau. 1) Uraian Kegiatan
Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi (PPT) monitoring karbon dan implementasi kota hijau merupakan salah satu kegiatan Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) BPPT dalam pengkajian dan penerapan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi model adaptasi lingkungan perkotaan melalui implementasi pengembangan kota hijau dan rekomendasi standar sistem pemantauan dan prediksi emisi gas rumah kaca (GRK) sektor kelautan Indonesia.
Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2014 dengan sasaran strategis adalah terlaksananya pengkajian dan penerapan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim maka telah diperoleh 2 (dua) buah target yaitu (1) rekomendasi kajian
PENETAPAN KINERJA Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja: BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pemetaan kerentanaan gedung bertingkat DKI Jakarta dan system informasi kesehatan struktur gedung bertingkat dengan remote terminal unit berupa sensor percepatan Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja: BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pemetaan kerentanaan gedung bertingkat DKI Jakarta dan system informasi kesehatan struktur gedung bertingkat dengan remote terminal unit berupa sensor percepatan Faktor Penyebab Kegagalan / Penurunan Kinerja: SDM: perlunya tambahan SDM elektronik untuk membangun system informasi kesehatan struktur gedung yang lebih cepat dan hamdal Faktor Penyebab Kegagalan / Penurunan Kinerja: Keuangan: Adanya ketidakjelasan dalam pemotongan anggaran yang rencananya mencapai 50% dan akhirnya dana yang sudah dipotong baru bisa dipakai pada hampir akhir kegiatan.
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-37
standar sistem monitoring karbon pada sektor kelautan; dan (2) rekomendasi kajian implementasi kota hijau yang terdiri dari sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Jembrana, Bali dan konsep pengembangan konservasi mangrove di Kota Probolinggo, Jawa Timur serta prototipe teknologi pulau terapung untuk restorasi sungai dalam rangka mendukung Kota Hijau.
Kegiatan pemantauan GRK sektor kelautan Indonesia telah dilakukan sejak tahun 2013 dengan melakukan pengukuran karbon laut beserta aspek lingkungan lainnya di kawasan perairan ekosistem mangrove dan muara sungai Laguna, Segara Anakan, Kabupaten Cilacap. Pengukuran sebaran (flux) karbon dan beberapa parameter pendukungnya pada permukaan dan atmosfer laut dilaksanakan pada beberapa lokasi (sampling point) pada waktu yang berbeda yaitu musim hujan (April 2013) dan musim kemarau (September 2013). Selanjutnya, pada tahun 2014 dilakukan evaluasi terhadap data-data dan informasi kondisi karbon laut yang telah diperoleh tersebut dan disusun dalam sebuah buku sebagai acuan (rekomendasi) pengembangan metode/standar sistem pemantauan karbon laut Indonesia.
Kegiatan implementasi kota hijau pada tahun 2014 dilakukan di Kabupaten Jembrana, Bali dan Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan di Kabupaten Jembrana bertujuan untuk pengembangan konsep pengolahan sampah untuk mendukung program kota hijau (green city) yang berafiliasi dengan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dari Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam program P2KH terdapat 8 kriteria kota hijau yaitu green waste, green energy, green water, green transportasi, green community, green planning & design, green open space, dan green building. Hasil kajian ini merekomendasikan bahwa ada 3 (tiga) kriteria yang lebih tepat diterapkan berkaitan dengan pengelolaan sampah menuju kota hijau di Kabupaten Jembrana yaitu green waste, green community dan green planning and design. Pada tahun 2014, implementasi kota hijau juga diterapkan melalui konsep green planning and design (perencanaan dan pembangunan kota) dan green open space (pengembangan ruang terbuka hijau) di Probolinggo. Kegiatan ini dilakukan melalui pengembangan kawasan pesisir dengan teknologi konservasi mangrove untuk menciptakan keseimbangan dalam perencanaan kota dan keseimbangan ekosistem hayati sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat. Selain itu pula, dalam rangka mendukung kegiatan implementasi kota hijau, telah dilakukan kegiatan restorasi sungai melalui rancang bangun sebuah prototipe pulau terapung untuk mengurangi polutan di sungai.
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-38
Tabel III-10. Ringkasan Uraian Kegiatan Sasaran Strategis 4.1
Sasaran Strategis:
Terlaksananya pengkajian dan penerapan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Indikator Kinerja Utama (IKU):
Jumlah Rekomendasi Monitoring Karbon dan Implementasi Kota Hijau
Target :
2 Rekomendasi
Penjelasan Target IKU:
(1) Rekomendasi Standar Sistem Pemantauan emisi GRK Sektor Kelautan
(2) Rekomendasi Sistem Pengelolaan Sampah Kabupaten Jembrana dan Konsep Pengembangan Konservasi Mangrove Kota Probolinggo untuk Mendukung Kota Hijau
Program/Kegiatan Capaian Kinerja Bukti Pendukung
Monitoring karbon dan implementasi kota hijau
• Dapat diterbitkannya buku monitoring karbon laut sebagai acuan (rekomendasi) standar sistem pemantauan karbon sektor kelautan di Indonesia
• Diperolehnya rekomendasi kajian untuk mendukung implementasi kota hijau yang terdiri dari: a) rekomendasi pengelolahan
sampah untuk melaksanakan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) di Kabupaten Jembrana
b) rekomendasi pengembangan kawasan pesisir dengan konservasi mangrove di Kota
Probolinggo
c) rekomendasi pengurangan polutan (restorasi) air sungai dengan prototipe pulau terapung dan kemampuan penyerapan polutan oleh tanaman akar wangi
• Buku Karbon Outlook sektor Kelautan (dalam proses pencetakan) • Surat Kerjasama dengan Pemkab Jembarana • Laporan Kajian rekomendasi umum dan khusus Implementasi Kota Hijau di Jembrana dan Probolinggo • Foto-foto kegiatan
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-39
2) Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014
Capaian kinerja Indikator Sasaran Strategis 4.1 adalah terealisasinya pengkajian dan penerapan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan target 2 (dua) buah Rekomendasi yaitu untuk kegiatan monitoring karbon dan kegiatan implementasi kota hijau.
Hasil analisis perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini, menunjukkan angka capaian sebesar 100%, perhitungan dan uraiannya sebagai berikut:
Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi x 100% Target
Prosentase Capaian Kinerja = 2 Rekomendasi x 100% 2 Rekomendasi
Indikator
Kinerja Target Realisasi % Kegiatan Mitra
Jumlah Rekomendasi Monitoring Karbon dan Implementasi Kota Hijau 2 2 100 Monitoring karbon dan implementasi kota hijau Kabupaten Jembrana Kabupaten Probolinggo
3) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014:
• Rekomendasi pengelolahan sampah untuk melaksanakan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) di Kabupaten Jembrana
• Rekomendasi pengembangan kawasan pesisir dengan konservasi mangrove
di Kota Probolinggo
Rekomendasi pengurangan polutan (restorasi) air sungai dengan prototipe pulau terapung dan kemampuan penyerapan polutan oleh tanaman akar wangi
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-40
Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2013:
• Collecting data, informasi dan melakukan analisa metode pengukuran karbon laut beserta aspek lingkungan lainnya di kawasan perairan ekosistem mangrove dan muara sungai di Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap
• Rancangan konsep implementasi kota hijau untuk Kabupaten Jembrana mengacu pada Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dari Kementerian Pekerjaan Umum
Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2012
• Rekomendasi implementasi Kota Hijau dalam teknologi pengelolaan sampah di Kota Depok
Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2011
• Rancangan konsep implementasi kota hijau untuk Kota Depok
4) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah
Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target Akhir sesuai Dokumen Renstra dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
5) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standard Nasional
Tidak terdapat standard nasional terkait dengan indikator sasaran ini.
6) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
a. Faktor penyebab keberhasilan/peningkatan kinerja:
• Pusat Teknologi Lingkungan memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi lingkungan
• Pusat Teknologi Lingkungan memiliki konsep green planning and design
(perencanaan dan pembangunan kota)dan green open space (pengembangan
ruang terbuka hijau)
• Dukungan Pemerintah Kota Probolinggo untuk dapat mengaplikasikan konsep
green planning and design (perencanaan dan pembangunan kota)dan green open space (pengembangan ruang terbuka hijau)
b. Faktor penyebab kegagalan/penurunan kinerja:
• Dana kegiatan yang dilakukan penghematan dan pemotongan anggaran membuat kegiatan yang sudah direncanakan tidak optimal
• Pada saat awal implementasi di Kabupaten Jembrana, Pemerintah Kabupaten Jembrana kurang kooperatif karena masalah peraturan daerah
LAKIP 2014 TPSA BPPT III-41
Gambar III-15. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Rekomendasi implementasi Kota Hijau dalam teknologi pengelolaan sampah di Kota Depok Rancangan/Disain Konseptual Implementasi kota hijau untuk Kota Depok
• Satu buah buku mengenai sistem/metode monitoring karbon laut.
• Ditetapkan 3 (tiga) kriteria yang lebih tepat
digunakan untuk sistem pengelolaan sampah di Jembrana-Bali.
• Konservasi mangrove untuk eduwisata dan silvofisheries di Probolinggo
• Prototipe pulau terapung
• Data, Informasi dan analisa metoda
pengukuran karbon laut beserta aspek lingkungan lainnya di kawasan perairan ekosistem mangrove dan muara sungai di Laguna Segara Anakan- Kab. Cilacap.
• Rancangan konsep implementasi Kota Hijau (P2KH)dari Kementerian Pekerjaan Umum