• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

F. Tata Cara Penelitian

1. Verifikasi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) dari PT.Javaplant, Surakarta, Indonesia

a. Ekstraksi daging buah Pare

Daging buah pare dikumpulkan dan dibersihkan, kemudian daging buah pare dicelupkan ke dalam etanol panas selama 10 menit. Selanjutnya dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu ±500C. Buah pare yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender sehingga menjadi serbuk. Serbuk buah pare kemudian diekstraksi dengan etanol 75% secara maserasi selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstrak yang diperoleh dikentalkan dengan rotary vacum evaporator sampai diperoleh ekstrak kental (Rita, Suirta, Sabikin, 2008).

b. Uji kualitatif ekstrak etanol buah Pare secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak hasil ekstraksi dan ekstrak dari PT. Javaplant masing-maisng sebanyak 0,5 gram dilarutkan ke dalam aquadest dan etanol 75%. Sementara itu, kertas saring dijenuhkan di dalam chamber dengan fase gerak asam asetat : benzene = 2:8. Masing-masing ekstrak ditotolkan dengan pipa kapiler ke lempeng KLT dengan fase diam silika gel GF254 ( Rita, Suirta, Sabikin, 2008). Setelah itu, lempeng di masukkan ke dalam chamber yang telah jenuh. Proses elusi dilakukan sampai jarak elusi mencapai 10 cm. Kemudian lempeng dikeluarkan dan diangin-anginkan dan setelah itu diamati di bawah sinar UV 254 nm. Amati bercak yang

muncul beserta warna bercak. Hitung harga Rf dari masing-masing bercak dan bandingkan harga Rf antara ekstrak Javaplant dan ekstrak hasil ekstraksi.

2.Pembuatan emulsi a. Formula.

Formula berdasarkan perhitungan nilai HLB dari tipe emulsi yang diinginkan yaitu tipe A/M. Emulsi yang dihasilkan memiliki nilai HLB 6,0 yang merupakan persyaratan nilai HLB yang sesuai dengan Required HLB (RHLB) untuk tipe emulsi A/M (Kim, 2005).

Tabel V. Formula emulsi ekstrak etanol buah pare. untuk 100 g emulsi:

Komposisi Jumlah (g)

Ekstrak etanol buah pare. 14

Aquadest 10 Gliserin 7,9

Virgin Coconut Oil (VCO) 48

Span 80 12,6

Tween 80 2,4

Metil paraben 0,1

Larutan sukrosa 50% b/v 5

Total 100

Untuk setiap perlakuan, formula emulsi ekstrak etanol buah Momordica charantia L. dibuat sebanyak 200 g emulsi dengan replikasi tiga kali. Ukuran droplet dari tiap formula diperkecil dengan Ultra Turraxselama 3x1 menit setelah pencampuran dengan propeller mixer (5 dan 15 menit).

b. Pembuatan formula.

1) Pembuatan larutan sukrosa 50 %

Sukrosa sebanyak 100 g dilarutkan dengan aquadest panas dalam gelas beker, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 200 ml dan ditambahkan aquadest hingga tanda 200 ml.

2) Pembuatan emulsi ekstrak etanol buah pare

Ekstrak pare dilarutkan terlebih dahulu dengan aquadest hingga terlarut, kemudian ke dalam gelas beker yang berisi Tween 80 dimasukkan secara berturut-turut ekstrak pare yang telah larut, gliserin, dan larutan sukrosa 50% b/v. Campuran tersebut sebagai fase air. Span 80 dicampur dengan VCO di dalam gelas beker dan sebagai fase minyak. Setelah itu, ditambahkan metil paraben ke dalam fase minyak dan kemudian masing-masing fase dicampur dengan propeller mixer pada suhu 35oC sesuai level faktor yang telah ditentukan ( kecepatan putar: 300 dan 700 rpm; lama pencampuran : 5 dan 15 menit). Fase air dan metil paraben dituangkan porsi per porsi secara perlahan-lahan ke dalam fase minyak, kemudian semua campuran tersebut dicampur dengan propeller mixer dengan variasi kecepatan dan lama pencampuran sesuai tabel VI. Kemudian ukuran droplet diperkecil dengan Ultra Turrax selama 3x1 menit. Setiap perlakuan direplikasi sebanyak tigakali.

Tabel VI. Percobaan Desain Faktorial

Formula Lama Pencampuran (menit) Kecepatan Putar (rpm)

1 5 300

a 15 300

b 5 700

3. Uji sifat fisis dan stabilitas emulsi a.Uji tipe emulsi (metode warna)

Penentuan tipe emulsi ditetapkan dengan menambah reagen methylen blue kepada emulsi dan diamati secara mikroskopik. Contoh emulsi dipreparasi di objek glass dan diamati di bawah mikroskop. Jika dengan reagen mehyilen blue, medium dispers berwarna biru merata maka emulsi bertipe M/A, sebaliknya bila droplet terwarnai oleh reagen methylen blue maka emulsi bertipe M/A (Voigt, 1994).

b.Uji ukuran droplet

Sejumlah emulsi dari masing-masing formula diteteskan pada gelas objek kemudian ukuran droplet yang terdispersi pada emulsi diamati dengan menggunakan fotomikroskop pada perbesaran 100x. Diameter terjauh dari tiap droplet sejumlah 500 droplet (Martin, Swarbick, dan Cammarata,1993) diukur dengan menggunakan program Motic Image Plus 2.0 yang telah dikalibrasi dengan lensa objektif berskala 10 µm. Percentile 90 ukuran droplet dijadikan sebagai respon ukuran droplet.

Pengukuran ukuran droplet dilakukan lima kali, yaitu 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, dan 1 bulan setelah pembuatan emulsi untuk masing-masing perlakuan dengan replikasi tiga kali. Sifat fisis emulsi ditentukan oleh percentile 90 ukuran droplet 24 jam dan stabilitas emulsi ditunjukkan oleh pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan dan profil ukuran droplet selama 1 bulan penyimpanan. Pergeseran ukuran droplet (%) dihitung dari selisih percentile 90

ukuran droplet setelah 1 bulan dengan percentile 90 ukuran droplet 24 jam setelah pembuatan dibagi percentile 90 ukuran droplet 24 jam setelah pembuatan dikali 100% .

% pergeseran ukuran droplet =

100% x jam 24 droplet ukuran bulan 1 droplet ukuran jam 24 droplet ukuran − …………....(4) c.Uji viskositas.

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04. Cara: emulsi sebanyak 150 ml dimasukkan ke dalam wadah viscometer dan dipasang pada Viscometer Rion seri VT 04. Viskositas emulsi diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas (Instruction Manual Viscometer VT-04E). Uji viskositas dilakukan lima kali, yaitu 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, dan 1 bulan setelah pembuatan emulsi untuk masing-masing perlakuan dengan replikasi tiga kali (Prinderre, Piccerelle, Cauture, Kalantzis, Reynier, Joachim, 1998).

Sifat fisis emulsi ditentukan oleh nilai viskositas 24 jam setelah pembuatan dan stabilitas emulsi ditunjukkan oleh profil nilai viskositas selama 1 bulan penyimpanan.

d.Indeks creaming.

Emulsi tiap formula dimasukkan ke dalam tabung reaksi berskala dan diamati pada 24 jam setelah pembuatan dan secara periodik selama 1 bulan.

Pengukuran indeks creaming dilakukan dengan menghitung rasio volume emulsi yang memisah dibanding volume total emulsi (Aulton, 2002) dan diamati pada 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, dan 1 bulan setelah pembuatan.

Indeks creaming dapat dinyatakan dengan rumus:

100% x ho hu -ho creaming Indeks % = ………...…………..(5)

Keterangan: hu = tinggi pemisahanyang terjadi

ho = tinggi emulsi mula-mula (Aulton, M.E., 2002)

Sifat fisis emulsi ditentukan oleh persentase indeks creaming 24 jam setelah pembuatan dan stabilitas emulsi ditunjukkan oleh profil indeks creaming selama 1 bulan penyimpanan.

Dokumen terkait