• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatalaksana Non Medikamentosa

Dalam dokumen LAPORAN KASUS CEPHALGIA PADA STROKE INFARK (Halaman 52-58)

• Mulai menggerakan anggota badan • Edukasi keluarga mengenai penyakitnya:

• Diagnosis pasien

• Tatalaksana yang akan dilakukan

• Prognosis dari penyakit yang diderita pasien • Rehabilitasi Medik (Fisioterapi)

Medikamentosa

• IVFD Asering 20 tpm • Inj. Citicolin 2x1000 mg • Inj. Piracetam 4x3 gr • Inj. Ranitidin 2x1 amp • Inj. Mecobalamin 1x1 amp • Inj. Metilprednisolon 2x62.5 mg • PO Plasmin 2x1 mg

• PO Clopidogrel 1x 75 mg • PO Ginko Biloba 1x1 mg • PO Allopurinol 1x300mg

50 Planning : Konsul Interna (terkait dislipidemi)

L. Prognosis

Death : Dubia ad bonam Disease : Dubia ad bonam Dissability : Dubia

Discomfort : Dubia

Dissatisfaction : Dubia ad bonam Distutition : Dubia ad bonam M. Diskusi III

Tata laksana pada pasien ini meliputi tatalaksana non medikamentosa dan medikamentosa. Tata laksana non medikamentosa meliputi mulai menggerakan anggota badan, edukasi dan rehabilitasi medik. Pemberian medikamentosa pada pasien stroke terbagi atas fase akut dan fase pasca akut dilihat dari hari onset penyakitnya. Pada pasien ini karena onsetnya hari - 0 maka diberikan terapi fase akut.

a. IVFD Asering 20 tpm

Stabilisasi hemodinamik dilakukan dengan pemberian cairan kristaloid secara intravena

b. Inj Citicolin 2 x 1000 mg

Brainact adalah obat yang mengandung Citicoline. Citicolin berperan untuk perbaikan membran sel saraf melalui peningkatan sintesis phosphatidylcholine dan perbaikan neuron kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari produksi asetilkolin. Citicoline juga menunjukkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, Citicoline diharapkan mampu membantu rehabilitasi memori pada pasien dengan luka pada kepala dengan cara membantu dalam pemulihan darah ke otak. c. Inj Piracetam 4x3 gr

Piracetam berfungsi untuk meningkatkan deformabilitas eritrosit yang merupakan elastisitas dan kemampuan sel darah merah melewati mikrovaskuler tanpa mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Dengan

51 meningkatnya deformabilitas eritrosit maka akan mempermudah aliran darah melewati pembuluh darah otak yang kecil sehingga memperbaiki keadaan iskemia.

d. Inj Ranitidine 2x1 amp

Ranitidine merupakan antagonis histamin dari reseptor H2 dimana sebagai antagonis histamin, ranitidine dikenal lebih potensial daripada cimetidine dalam fungsinya untuk menghambat sekresi asam lambung pentagastrin-stimulated. Fungsi ini dikarenakan antagonis histamin dari reseptor histamin H2 ini bekerja untuk menghambat sekresi asam lambung. Pada pasien ini diberikan rantidine untuk menghambat sekresi asam lambung, sehingga dapat mengurangi keluhan mual pada pasien.

e. Inj Mecobalamin 1 x 1 amp

Mecobalamin adalah metabolit dari vitamin B12 yang berperan sebagai koenzim dalam proses pembentukan methionin dari homosystein. Reaksi ini berguna dalam pembentukan DNA, serta pemeliharaan fungsi saraf. Mecobalamin berperan pada neuron susunan saraf melalui aksinya terhadap reseptor NMDA dengan 32 perantaraan S-adenosilmethione (SAM) dalam mencegah apoptosis akibat glutamate-induced neurotoxicity. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan peranan mecobalamin pada terapi stroke, cedera otak, penyakit Alzheimer, Parkinson, termasuk juga dapat dipakai untuk melindungi otak dari kerusakan pada kondisi hipoglikemia dan status epileptikus (Meliala & Barus, 2008).

f. Inj Metilprednisolon 2x62.5

Metilprednisolon adalah obat golongan kortikosteroid. Golongan obat ini merupakan obat yang meredakan peradangan, alergi, dan menekan kerja sistem imun.

g. PO Clopidogrel 1 x 75mg

Clopidogrel adalah inhibitor fungsi platelet yang bersifat ireversibel dengan hambatan pada reseptor adenosine diphosphat untuk mencegah agregasi platelet. Clopidogrel memiliki profil kemanan yang sama dengan aspirin pada penderita dengan resiko tinggi pada kejadian iskemin yang

52 berulang namun disebutkan angka kejadian perdarahan gastrointestinal dan intracranial yang lebih rendah. Tolerabilitas copidogrel telah ditunjukkan pada studi CAPRIE dan MATCH dimana copidogrel diberikan untuk jangka waktu 1,5 hingga 3 tahun. The Copidogrel versus

Aspirin in Patients at Risk of Ischemic Events (CAPRIE) studi merupakan

penelitian terkontrol yang meelibatkan sekitar 20000 penderita yang diberikan aspirin 325 mg atau copidogrel 75 mg per hari. Studi ini menunjukkan penurunan resiko absolute 0,5% dan sebesar 8,7% penurunan resiko relative untuk kelompok copidogrel pada primary end

point.

h. PO Plasmin 2x1 cap

Obat yang digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah. Obat ini mengandung zat aktif Lumbricus rubellus.

i. PO Ginko Biloba 1x1

berfungsi untuk vasodilator. Tobokan forte diindikasikan untuk gangguan fungsi serebral seperti pusing, deficit memori, sakit kepala, tinnitus, dan ketidakstabilan emosi.

j. PO Allopurinol 1x100mg

Allopurinol merupakan obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Allopurinol bekerja dengan menghambat xantihine oksidase.

N. Follow Up

31/3/21 HP 2

S : Lemah anggota gerak kanan bawah, mata membuka spontan, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), tidak dapat berbicara (+), nyeri kepala (+) sedikit, pusing(+) sedikit, mual (-), muntah (-), BAB lancar , BAK lancar

O :

KU : Compos mentis. E4VxM6 TD : 127/90 mmHg Nadi : 65 x/mnt RR : 20 x/mnt P : - IVFD Asering 20 tpm - Inj. Citicolin 2 x 500 mg - Inj. Piracetam 4x3 gr - Inj. Ranitidine 2x1 amp - Inj. Mecobalamin 1x1

amp

- Inj. Metilprednisolon 2x62.5

53

Suhu : 36,7 0C SpO2 : 98% Ekstremitas:

motorik Gerakan : terbatas / bebas dan terbatas / bebas motorik kekuatan 0 / 5 dan 0 / 5

Refleks fisiologis +/+, Babinski -, Rangsang Meningeal - Hasil lab darah rutin, profil lipid, gula darah, fungsi ginjal, dan fungsi hati terlampir

A :

• Stroke Infark dd Stroke onset H-III

mg

- PO Atrovastatin 1x10 PO Allopurinol 1x300

01/4/21 HP 3

S : Lemah anggota gerak kanan bawah, mata membuka spontan, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), tidak dapat berbicara (+), nyeri kepala (+) sedikit, pusing(+) sedikit, mual (-), muntah (-), BAB lancar , BAK lancar

O :

KU : Compos mentis. E4VxM6 TD : 127/82 mmHg Nadi : 71 x/mnt RR : 20 x/mnt Suhu : 36 0C SpO2 : 98% Ekstremitas:

Motoric Gerakan : terbatas / bebas dan terbatas / bebas motorik kekuatan 0 / 5 dan 0 / 5

Refleks fisiologis +/+, Babinski -, Rangsang Meningeal - Hasil Head CT Scan (31/01/2021):

Kesan :

- Infark luas pada lobus peritemporal kiri

- Tak tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial saat ini

A :

• Stroke Infark onset H-IV

P :

- IVFD Asering 20 tpm - Inj. Citicolin 2x1000 mg - Inj. Piracetam 1x12 gr - Inj. Ranitidine 2x1 amp - Inj. Mecobalamin 1x1 amp - Inj. Metilprednisolon 2x62.5 - PO Clopidogrel 1x 75 mg - PO Atrovastatin 1x10 - PO Allopurinol 1x300 - PO Ginko Biloba 1x1 - PO Plasmin 2x1

54

DAFTAR PUSTAKA

1. Kelompok studi serebrovaskuler & Neurogeriatri, PERDOSSI : Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia, Jakarta, 1999.

2. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Jakarta : EGC.

3. Ridharta, Priguna; Mardjono, Mahar. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

4. National Institute of Neurological Disorders and Stroke: Classification of cerebrovascular disease III. Stroke 1990, 21: 637-76.

5. Kelompok studi serebrovaskuler & Neurogeriatri, PERDOSSI : Guideline Stroke 2000 Seri Pertama, Jakarta, Mei 2000.

6. Pusinelli W.: Pathophysiology of acute ischemic stroke. Lancet 1992, 339: 533-6.

7. Widjaja D. Highlight of Stroke Management. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, Surabaya 2002.

8. Feigin V. Stroke Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan stroke (terjemahan). cetakan kedua. PT Buana Ilmu Populer. Jakarta. 2006 9. Pertemuan Nasional III Nyeri, Nyeri Kepala & Vertigo PERDOSSI, Solo, 4-6

Juli 2008

10. Price Sylvia. Patofisiologi. Edisi 6. Volume 1. EGC: Jakarta. 2006. hal : 231- 236 & 485-90.

11. Ginsberg, L. 2008. Lecture Notes: Neurologi. Edisi-8. Erlangga Medical Series. Jakarta. 74-75

12. Rasad, Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. Halaman 359.

13. Hedna VS, Bodhit AN, Ansari S, Falchook AD, Stead L, Heilman KM, Waters MF. Hemispheric Differences in Ischemic Stroke: Is Left-Hemisphere Stroke More Common?. University of Florida. USA. Halaman 97.

14. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, editors. Basic & clinical pharmacology. 12th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2012.

15. Khaku AS, Tadi P. Cerebrovascular Disease. [Updated 2020 Nov 23]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan

55 16. Bulsara KG, Makaryus AN. Candesartan. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls

[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-

17. Ahmed F. (2012). Headache disorders: differentiating and managing the common subtypes. British journal of pain, 6(3), 124–132. https://doi.org/10.1177/2049463712459691

18. Lee, V., Ang, L. L., Soon, D., Ong, J., & Loh, V. (2018). The adult patient with headache. Singapore medical journal, 59(8), 399–406. https://doi.org/10.11622/smedj.2018094

19. Steiner, T. J., & Fontebasso, M. (2002). Headache. BMJ (Clinical research

ed.), 325(7369), 881–886.

20. Oliveira, F. A. A., & Sampaio Rocha-Filho, P. A. (2019). Headaches Attributed to Ischemic Stroke and Transient Ischemic Attack. Headache: The Journal of

Head and Face Pain. doi:10.1111/head.13478

21. Paciaroni, M., Parnetti, L., Sarchielli, P., & Gallai, V. (2001). Headache associated with acute ischemic stroke. The Journal of Headache and Pain, 2(1), 25–29.

22. Gilroy, J., 2000.Basic Neurology 3rd ed. New York : McGraw-Hill.

23. Gofur, Abdul., 2009. Manajemen STROKE. Yogyakarta: Pustaka cendekia press

Dalam dokumen LAPORAN KASUS CEPHALGIA PADA STROKE INFARK (Halaman 52-58)

Dokumen terkait