• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisa Data

1. Langkah yang ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang pertama yaitu dengan mengevaluasi penyusunan anggaran biaya produksi tahun 2004 pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang, kemudian membandingkan dengan anggaran biaya produksi yang disusun berdasarkan teori. Adapun langkah penyusunan anggaran biaya produksi menurut teori adalah sebagai berikut:

a. Menyusun ramalan penjualan, yaitu menentukan jumlah penjualan dalam unit yang diperkirakan akan dijual pada tahun 2002 dengan metode least square. Rumusnya. Y = a + b x Keterangan: Y = besarnya penjualan

a = komponen tetap dari penjualan setiap tahun b = tingkat perkembangan dari penjualan setiap tahun

∑ ∑

∑ ∑ ∑

∑ ∑∑

∑ ∑ ∑ ∑

− = − − = 2 2 2 2 2 ) )( ( ) )( ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) )( ( X X n Y X XY n b X X n Y X X Y a

X = angka tahun

n = jumlah tahun dari data historis b. Menghitung index musim.

Langkah untuk menghitung index musim yaitu: 1. Membuat rata-rata bulanan

2. Menentukan nilai x dengan cara membuat pertambahan trend setengah bulanan selama 1 tahun dengan memberikan angka –11, 9, 7, 5, 3, -1, -1, 3, 5, 7, 9,11.

3. Mengalikan antara rata-rata bulanan dengan hasil perhitungan langkah 2.

4. Mengkuadratkan nilai x kemudian menjumlahkannya.

5. Mencari pertambahan trend bulanan dengan cara nilai x dibagi dengan jumlah kuadrat nilai x dikalikan dengan 2. Karena awal bulan dianggap sebagai bulan dasar, maka pertambahan trend = 0 untuk bulan seterusnya tinggal mengalikan 1, 2, 3 dan seterusnya.

6. Menghitung variasi musim yaitu dengan mengurangkan rata-rata bulanan dengan pertambahan trend.

7. Menentukan indeks musim yaitu dengan mencari nilai rata-rata variasi musim setiap bulan. Nilai rata-rata setiap bulan dicari dengan membagi jumlah variasi musim dibagi dengan 12, kemudian hasil bagi

tersebut dipakai untuk membagi nilai variasi musim setiap bulan kemudian dikalikan 100%.

c. Membuat anggaran penjualan.

Anggaran penjualan diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran produksi. Anggaran penjualaan ini didapat dari perkalian antara rencana penjualan dalam unit dengan rencana harga jual per unit.

d. Menyusun anggaran produksi

Anggaran produksi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Anggaran penjualan dalan unit XXXX Unit persediaan akhir produk selesai yang diinginkan XXXX + Unit produk yang diperlukan XXXX Unit persediaan awal produk selesai XXXX - Anggaran produksi dalam unit XXXX Anggaran produksi ini merupakan dasar untuk menyusun anggaran produksi yang mencakup anggaran biaya bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

e. Menyusun anggaran biaya bahan baku.

Anggaran biaya bahan baku terdiri dari anggaran pemakaian bahan baku, dan anggaran biaya bahan baku.

Anggaran kebutuhan bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu: 1) Menentukan standar pemakaian bahan baku.

2) Standar pemakaian bahan baku dikalikan jumlah produksi

Anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan langkah sebagai berikut:

1) Menentukan harga standar bahan baku per unit.

2.) Mengalikan jumlah kebutuhan bahan baku dengan harga bahan baku per unit.

f. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

Secara umum rumus perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung yaitu:

Anggaran produksi dalam unit XXXX Jam kerja langsung per unit XXXX

x Total jam kerja langsung yang diperlukan XXXX Tarif upah per jam kerja langsung XXXX

x Anggaran total biaya tenaga kerja langsung XXXX

g. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Anggaran biaya overhead pabrik ditentukan dengan langkah sebagai berikut:

1) Melihat elemen biaya overhead pabrik untuk menentukan apakah: a). Elemen yang terangkum dalam penyusunan anggaran BOP telah

mencakup semua elemen yang memang harus dipertimbangkan. b). Elemen yang tercakup dalam anggaran BOP tidak memasukan

elemen non BOP.

2) Menentukan tarif biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Tarif biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel ditulis berdasarkan standar produksi kapasitas normal. Jika ada biaya semi variabel akan dipisahkan ke biaya tetap dan biaya variabel. Adapun metode yang digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel adalah metode regresi

3) Mengalikan standar produksi dengan tarif biaya per elemen biaya

overhead pabrik.

Setelah mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya produksi secara teoritis, kemudian membandingkan dengan prosedur penyusunan anggaran yang dilakukan oleh perusahaan. Jika perusahaan dalam menyusun

anggaran biaya produksi berdasarkan teori maka prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan bisa dikatakan baik

3. Langkah yang perlu ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang kedua yaitu dengan cara membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya. Jika perusahaan tidak membuat anggaran sesuai dengan teori maka penulis akan membandingkan anggaran yang dibuat secara teori dengan realisasi yang terjadi di perusahaan.

Selisih anggaran biaya produksi dikatakan terkendali apabila selisih tersebut menguntungkan bagi perusahaan dan masih di bawah toleransi 5%, sedangkan bila selisih tersebut tidak menguntungkan bagi perusahaan dan batas toleransinya di atas 5% maka dikatakan tidak terkendali yang kemudian kesemuanya akan dianalisis penyebabnya. Cara menghitung presentase selisih yaitu dengan membandingkan antara selisih yang terjadi dengan anggaran yang dibuat kemudian dikalikan 100%. Untuk mencari penyebab terjadinya selisih, maka digunakan cara sebagai berikut:

1) Selisih biaya bahan baku (a) Selisih harga bahan baku

Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus

Keterangan:

SHB = selisih harga bahan baku HS = harga beli sesungguhnya HSt = harga beli standar

KS = kuantitas sesungguhnya

Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan. Apabila HS > HSt, maka harga bahan baku merugikan dan sebaliknya.

(b) Selisih kuantitas bahan baku

Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan dalam rumus:

SKB = ( KS – KSt ) HSt Keterangan:

SKB = selisih kuantitas bahan baku KS = kuantitas sesungguhnya KSt = kuantitas standar

HSt = harga beli standar

Sifat selisih kentitas bahan baku dapat ditentukan apabila KS > KSt, maka selisih kuantitas merugikan dan sebaliknya.

2) Selisih biaya tenaga kerja (a) Selisih tarif upah langsung

Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus:

STU = ( TS – TSt ) JS Keterangan:

STU = selisih tarif upah langsung TS = tarif sesungguhnya TSt = tarif standar

JS = jam sesungguhnya

Apabila TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya merugikan dan sebaliknya.

(b) Selisih efisiensi upah langsung

Secara matematis, selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus:

SEUL = ( JS – JSt ) TSt Keterangan:

SEUL = selisih efisiensi upah langsung JS = jam sesungguhnya

JSt = jam standar TSt = tarif standar

Apabila JS> JSt, maka slisih efisiensi upah langsung sifatnya tidak menguntungkan dan sebaliknya.

3) Selisih Biaya Overhead Pabrik (a) Analisis Dua Selisih

(1) Selisih terkendali

ST = BOPS – AFKSt atau

ST= BOPS- (( KN X TT ) ( KSt X TV )) Keterangan:

ST = Selisih terkendalikan

BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya AFKSt = Anggran Fleksibel pada kapasitas standar KN = Kapasitas Normal

TT = Tarif Tetap KSt = Kapasitas Standar TV = Tarif Variabel

Apabila BOPS > AFKSt maka selisih tekendalikan bersifat tidak menguntungkan (Unfavorable), sedangkan apabila BOPS < AFKSt maka selisih terkendali bersifat tidak menguntungkan.

(2) Selisih Volume

SV = ( KN – KSt ) TT Keterangan:

SV = Selisih Variabel

AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasitas standar KSt = Kapasitas Standar

T = Tarif Total BOP KN = Kapasitas Nornal TT = Tarif Tetap TV = Tarif Variabel

Apabila KN > KSt maka selish volume bersifat tidak menguntungkan (Unfavorable) sedangkan apabila KN < KSt maka selisih volume bersifat menguntungkan (Favorable)

(b) Analisis Tiga Selisih (1) Selisih Anggaran

SA = BOPS – AFKS atau

SA = BOPS – {( KN X TT ) + ( KS X TV )} Keterangan:

SA = Selisih anggaran

BOPS = Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya

KN = Kapasitas Normal

KS = Kapasitas Sesungguhnya TT = Tarif tetap

TV = Terif Variabel

Apabila BOPS < AFKS maka selisih anggaran bersifat menguntungkan (Favorable ), sedangkan bila BOPS > AFKS maka selisih anggaran bersifat merugikan (Unfavorable). (2) Selisih Kapasitas

SK = AFKS – BOPD, atau SK = TT (KN – KS) Keterangan:

SK = Selisih Kapasitas

BOPD = Biaya Overhead Pabrik dibebankan TT = Tarif Tetap

KN = Kapasitas Normal

KS = Kapasitas Sesungguhnya

AFKS = Anggaran Fleksibel Kapasitas sengguhnya

Apabila AFKS < BOPD maka selisih bersifat menguntungkan (Unfavorable), sedangkan bila AFKS > BOPD maka selisih bersifat merugikan (Favorable)

(3) Selisih Efisiensi

SE = BOPD – BOPSt, atau SE = T ( KS- KSt )

Keterangan:

SE = Selisih Efisiensi

BOPSt = Biaya Overhead Pabrik Standar T = Tarif Total

KSt = Kapasitas Standar

Apabila BOPD < BOPSt maka selisih efisiensi bersifat menguntungkan (Unfavorable), sedangakan bila BOPD > BOPSt maka selisih efisiensi bersifat merugikan (Favorable)

BAB IV

Dokumen terkait