• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggaran biaya produksi sebagai alat biaya pengendalian biaya produksi dengan menggunakan analisis selisih biaya : studi kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Anggaran biaya produksi sebagai alat biaya pengendalian biaya produksi dengan menggunakan analisis selisih biaya : studi kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang - USD Repository"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA

( Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

TOMAS BAYU KARYONO 991334061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kasih dan cintaku yang tulus maka karyaku ini ku persembahkan untuk :

1. Tri Tunggal Maha Kudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus 2. Bunda Maria, Bunda Juru selamatku didunai ini

3. Mamak Yasinta Surajiati yang tak henti-hentinya berkorban untuk aku.bapakku Sudarman.

4. Pakde Romo Endro karyono “matur nuwun untuk semua bantuan baik doa materi dan lain-lain”

5. Saudara-saudaraku adiekku viktor , kakakku mbak criss, mas heri, keponakanku lita, sari dan rian.

6. Saudaraku di kenteng Bapak Sagiyo, Simbok, Mbak kakung Andri dan Sius. 7. Sahabat-sahabatku di relawan Sius, sisca, boim, bowo, widia, lia, ury Romo

Hero, acong, edu, punto, simbi, obet mira teki yang amat baik sekali

8. Teman-teman kopma usd mabak marni mabak lusi, mabak juli mas budi dan Bob, stev, aris marsha ketrin ben dll.

(6)

MOTTO

1. Semua orang pasti punya kelemahan sehingga jangan gunakan kelemahan itu sebagai halangan justru sebagai alat untuk maju terus.

2. Jika ada hambatan datang lihatlah dari segi positifnya jangan negatifnya karena semuanya pasti akan datang bersama-sama

3. Lakukan apa yg menurut anda bener selagi tidak menganggu, dan merugikan orang-orang disekitarmu.

4. Kebahagiaan itu bagaikan kupu-kupu. Semakin dikejar semakin menghindar.Ketika kita berhenti mengejarnya memandangnya penuh kekaguman, sang kupu-kupu itu akan hinggap dipundamu.

(7)

ABSTRAK

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA

STUDI KASUS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX SEMARANG TOMAS BAYU KARYONO

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah langkah-langkah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi sudah tepat, dan juga untuk mengetahui apakah biaya produksi terkendali. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT P Nusantara IX Semarang yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2004 sampai Januari 2005. Objek yang diteliti adalah anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang dan data biaya produksi pada tahun 2004. Teknik pengumpulan data ini dengan cara Dokumentasi, wawancara dan Observasi.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara : (1) Mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang sudah tepat, yaitu dengan membandingkan antara prosedur penyusunan biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang tersebut dengan prosedur penyusunan biaya produksi menurut kajian teori. (2) Mengetahui apakah biaya produksi PT P Nusantara IX Semarang sudah terkendali yaitu dengan membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Apabila terjadi selisih, baik menguntungkan atau merugikan tetapi masih berada di bawah batas toleransi sebesar 5% dikatakan terkendali.

(8)

ABSTRACT

PRODUCTION COST BUDGET

AS A DEVICE OF THE PRODUCTION COST CONTROL BY USING THE ANALYSIS OF COST DIFFERENCE

A CASE STUDY AT PT P NUSANTARA IX NGOBO KARANGJATI SEMARANG

TOMAS BAYU KARYONO SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2007

The purpose of this research was to know whether the steps of production cost budget procedure arrangement had been appropriate and also to know if the production cost was well controlled. The method of the research was case study at PT P Nusantara IX Semarang that was conducted on October 2004 until January 2005. The object observed was the production cost budget at PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang and the data of production cost of 2004. The techniques of the data gathering were documentation, interview and observation. The technique of data analyzing was carried out through: (1) Knowing whether the procedure of production cost budget arrangement at PT P Nusantara Semarang was appropriate, that was by comparing between the procedure of production cost budget of PT P Semarang and the procedure of production cost arrangement according to the theoretical . (2) Knowing whether the production cost of PT P Nusantara IX Semarang was well controlled that was by comparing between the budgeted cost and the real cost. If there was difference both it was beneficial or detrimental, but as long as under tolerance 5% limit, it could be said to be well controlled.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga karena berkat kasih-Nya yang begitu melimpah maka penulit dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISISN SELISIH BIAYA, studi kasus PT Perkebunan Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang yang merupakan salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan dan dukunan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual yang sangat berarti bagi penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogykarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.S.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(10)

5. Ibu C. Purwanti, S.Pd.,M.S.A., selaku dosen tamu pertama terima kasih banyak atas bimbingannya dalam mengoreksi skripsi saya sehingga saya bisa menyelesaikan dengan baik.

6. Ibu Natalini Premastuti B., S.Pd., selaku dosen tamu kedua terima kasih atas masukan-masukannya sehingga skripsi saya bisa baik.

7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing penulis selama kuliah di Universitas Sanata dharma Yogyakarta.

8. Bapak Chosa selaku dosen pembimbing abstrak bahasa inggris saya, terima kasih sekali karena dengan sabar telah membimbing saya.

9. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma terutama secretariat pendidikan akuntansi terima kasih atas bantuannya selama ini.

10.Mamakku Yansinta Surajiata terima kasih untuk semua doa-doanya kasih sayangnya perhatiannya semoga saya tidak mengecewakan sekali lagi terima kasih ya mak, buat bapak terima kasih.

11.Pakde Romo Endro Karyono terima kasih banyak doa semangat bimbingan serta bantuan baik moril maupun material terima kasih pakde, saya pasti kan jadi orang yang berguna.

(11)

13.Sius matur nuwun banget yaaa atas semuanya aku ga tahu apa aku bisa jadi sarjana atau ga jika ga kenal kamu, thank yaa kamu selalu memberikan semangat buat aku dikala aku sedang ga semangat sampai aku ujian kamu setia dengarkan keluh kesahku kamu memang saudara sahabat sejatiku didunia ini.

14.Pak Heri yang tiada henti ngejar-ngejar aku untuk selesaikan skripsi thank banget yaa pak aku senang bangat punya saudara pak Heri.thank yaa pak…. 15.Romo Harto terima kasih atas doa dan bimbingannya.

16.Kakakku mbak kris, adikku viktor disolo dan keponakanku lita sari dan rian thank banget yaa atas semuanya yang telah you…you berikan ke aku.

17.Ipuk terima kasih banyak yaaa atas semuanya engkau banyak membantu aku saat aku sakit.

18.Boim, Bowo, Teki, Erna (Simbi) ayu, sisca, Ury, Punto, Edu, widya, acong , prima dan Romo Hero, kalian saudaraku yang sangat baik dari awal jadi relawan dan akhirnya jadi saudara terimaksih yaa semuanya yang diberikan………aku sayang kalian semua.

19.Mas yusak mas beni terima kasih yaa kalian semua mas masku yang paling baik thank atas doa bantuan dan semuanya yaaa.

(12)

21.Sahabat-sahabatku di tempat kerja mbak marni, mbak juli, mbak lusi dan semua pengurus kopma usd alfon, budi, ana, Bob stevanus aris marsha ketrin lilies ben dan semunya terimaksih atas pemberian semangatnya aku sayang kalian semua, thank yaa….

22.Kapel sadhar terimaksih banget yaa telah menerima aku untuk berdoa, sedang jatiningsih terimakasih aku diizinkan berdoa juga disana.

23.Anak-anak di lampar 20 thank yaa dian wawan dan pram thank atas semangatnya

24.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu , terimakasih atas bantuanya hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan untuk ketidaksempurnaan pada skripsi ini penulis mohon maaf dan menjadikan sikap kritis dan saran membangun dari pembaca sebagai masukan sehinga dapat menambah ilmu.

Yogyakarta 2 Juli 2007 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN...……… iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……… v

MOTTO………. vi

ABATRAK………... vii

ABSTRACT………. viii

KATA PENGANTAR……….. ix

DAFTAR ISI……… xiii

DAFTAR TABEL……… xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

(14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar... 5

A. Pengendalian Biaya Peroduksi... 6

1. Pengertian ... 6

2. Tujuan Pengendalian Biaya ... 7

3. Prosedur Pengendalian Biaya... 7

B. Sistem Biaya Standar Sebagai Aaalat Pengendalian Biaya Produksi ... 8

1. Pengertian ... 8

2. Penentuan biaya Standar ... 12

3. Anggaran Biaya Produksi ... 15

4. Analisis Selisih Biaya Produksi ... 23

5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Selisih... 29

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34

D. Data-Data yang Diperlukan... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

(15)

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan... 47

B. Sejarah Singkat Kebun Ngobo ... 50

C. Bidang Usaha ... 50

D. Ketenagaan Kerja ... 51

E. Produk... 57

F. Pengolahan... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Anggaran Menurut Perusahaan... 67

1. Ramalan Penjualan... 67

2. Rencana Produksi... 77

3. Anggaran Biaya Produksi ... 78

B. Penyusunan Anggaran Menurut Teori ... 88

C. Analisis Efisien Biaya Produksi ... 93

1. Analisis Selisih biaya Produksi antara Anggaran Yang dibuat Perusahaan dengan Realisasi ... 98

2. Analisis Selisih Biaya Produksi antara Anggaran yang dibuat Sesuai Teori dengan Realisasi ... 104

(16)

BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 111 B. Keterbatasan ... 112 C. Saran... 112

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1

(17)

DAFTAR TABEL

5.1 Data Penjualan karet Lembaran ... 68

5.2 Perhitungan Ramalan Penjualan Karet lembaran... 68

5.3 Data Penjualan Bulanan Karet lemabaran ... 70

5.4 Perhitungan Indeks Musim ... 75

5.5 Ramalan Penjualan Karet Lembaran ... 76

5.6 Anggaran kebutuhan Bahan Baku ... 79

5.7 Data Harga Beli Bahan Baku ... 80

5.8 Perhitungan Harga Beli Bahan Baku ... 80

5.9 Anggaran Pembelian Bahan Baku ... 81

5.10 Pemakaian Bahan Baku Sesungguhnya ... 82

5.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja... 83

5.12 Realisasi Biaya Tenaga Kerja ... 84

5.13 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ... 86

5.14 Realisasi Biaya Overhead Pabrik... 87

5.15 Perbandingan Prosedur Penyusunan anggaran Biaya Produksi... 89

5.16 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ... 92

5.17 Hasil Perhitungan Pemisahan Biaya Overhead Pabrik ... 93

(18)

5.19 Perhitungan jumlah Realisasi Biaya Produksi Per bulan ... 95

5.20 Perhitungan Jumlah Biaya Produksi ... 96

5.21 Perhitungan Selisih Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi... 98

5.22 Tarif Tenaga Kerja ... 101

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Adanya persaingan yang ketat tersebut menuntut perusahaan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang dimaksud tidaklah mudah. Hal ini karena di dalam aktivitasnya, perusahaan tidak dapat lepas dari faktor eksternal, yang datangnya dari luar perusahaan atau di luar kekuasaan manajemen. Faktor eksternal ini, misalnya peraturan pemerintah, persaingan di pasar, daya beli masyarakat, dan kemajuan teknologi.

(20)

Di dalam mencapai hasil yang optimal, perusahaan memerlukan suatu alat, yaitu anggaran. Anggaran merupakan suatu alat untuk mengendalikan biaya produksi. Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting di perusahaan. Pengendalian melalui anggaran dilakukan dengan cara membandingkan laporan pelaksanaan atau realisasi biaya dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Dari perbandingan tersebut akan terlihat adanya penyimpangan atau selisih, yang kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui penyebab selisih tersebut dan dapat diambil tindakan yang sesuai. Selisih yang terjadi dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Apabila bersifat menguntungkan, berarti dalam pelaksanaannya, manajer tersebut berprestasi, dan jika bersifat merugikan menunjukkan bahwa masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan suatu operasi di suatu bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Perlu diperhatikan pula bahwa selisih biaya tersebut terkendali atau tidak terkendali oleh manajer yang bersangkutan dan bersifat material atau tidak. Dengan analisis selisih ini, manajer dapat merumuskan tindakan koreksi atau perbaikan terhadap program, anggaran, maupun pelaksanaan.

B. Batasan Masalah

(21)

Pembatasan pada anggaran biaya produksi karena biaya produksi merupakan biaya yang paling besar jumlahnya dibandingkan biaya lainnya

C. Rumusan Masalah

1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik?

2. Apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik.

2. Untuk mengetahui apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

(22)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma, bahan pertimbangan, dan bahan acuan untuk penelitian atau penulisan skripsi selanjutnya, yang berkenaan dengan anggaran produksi.

3. Bagi Penulis

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar

Pada perusahaan kecil, pemilik yang biasanya juga sebagai pemimpin dapat melakukan pengendalian langsung terhadap kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan tersebut belum begitu luas, sehingga perusahaan masih relatif mudah dikendalikan. Akan tetapi bagi perusahaan kompleks dan besar akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan setiap aktivitas perusahaan.

(24)

A. Pengendalian Biaya Produksi

1. Pengertian

Pengendalian adalah suatu proses untuk menetapkan apa yang sudah dilaksanakan, menilai dan mengawasi bila perlu dengan maksud supaya baik pelaksanaan pekerjaan ( Manulang, 1987:52)

Menurut Supriyono pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali menilai dan selalu memonitor. Laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan. Bertitik tolak dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengendalian dimaksudkan untuk mengusahakan agar segala sesuatu yang direncanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Pengendalian di gunakan untuk menjamin pencapaian tujuan, sasaran kebijakan dan standar secara efisien seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan. Sedangkan Mulyadi mendefinisikan bahwa pengendalian merupakan sistem atau proses yang mana rencana dan pelaksanaan tindakan dibandingkan dan hasil dari perbandingan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil pelaksanaan tersebut.

(25)

produksi tersebut dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. (Mulyadi 1993 : 14).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian biaya produksi merupakan sistem atau proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitor semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, dalam rangka mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, apakah penggunaannya sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan atau belum. Dalam perencanaan pengendalian biaya produksi akan dapat dipakai untuk menganalisis daya guna dan hasil guna biaya produksi yang terjadi dibandingkan dengan anggarannya yang dapat berupa taksiran atau standar. 2. Tujuan Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya mempunyai suatu tujuan yaitu untuk membantu manajemen dalam satu unit produk yang dapat dipergunakan dengan biaya yang sekecil mungkin, menurut standar kualitas yang telah ditentukan sebelumnya. Standar menolong manajemen untuk membuat perbandingan-perbandingan produk antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, maksudnya untuk mengukur pelaksanaan dan mengoreksi ketidakefisienan (James dan Raph, 1986 : 411 ).

3. Prosedur Pengendalian Biaya

(26)

a. Memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut

b. Menyusun anggaran biaya yang jumlahnya harus sedikit mungkin dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang direncanakan

c. Memperlakukan anggaran biaya sebagai batas atas yang tidak boleh dilampaui.

Sedangkan menurut Carl Heyel, pengendalian biaya terdiri tiga fase yaitu:

a. Membandingkan antara kinerja saat ini dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya

b. Mengambil tindakan korektif jika bisa dikerjakan

c. Menyatukan hasil dari langkah satu dan dua ke dalam perencanaan.

B. Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi.

1. Pengertian

Biaya dalam arti luas adalah pengorban sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi 1993 : 3 ).

(27)

memungkinkan kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya ( Matz-usry, 1990 : 20 ).

Langkah awal dalam analisis biaya pokok standar adalah penetapan standar yang dapat disusun oleh perusahaan ada tiga jenis standar yang dapat disusun oleh perusahaan, tergantung untuk apa standar tersebut disusun (Mas ud 1982 :122 ) ketiga standar tersebut adalah:

a. Standar ideal

Standar ideal adalah standar yang disusun tanpa memperlihatkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan dan merupakan standar pelaksanaan yang harus dicapai dengan kombinasi faktor-faktor produksi yang baik. Untuk menentukan standar harga ideal, manajemen perlu memperhitungkan tingkat harga serta penggunaan sumber atau faktor produksi yang paling efisien tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan kecil yang bisa menyebabkan perubahan harga pokok.

b. Standar yang diharapkan

(28)

c. Standar Ekonomis atau Standar Normal

Standar ekonomi adalah standar yang disusun untuk tingkat operasi yang normal dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Standar normal didasarkan pada rata-rata tertentu yaitu rata-rata kegiatan di masa lalu disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang.

Standar menurut Mulyadi adalah biaya yang ditentukan di muka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu di bawah asumsi kondisi-kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Sedangkan Larry dan Wayne berpendapat bahwa biaya standar adalah:

Standard cost have been defined in a number of different

ways. For instance, a standard cost might be defined as an

estimate of the lowest cost than can be expected under

current conditions with available management. Another

possibility would be to define a standard cost as

predetermined cost that reflects ideal conditions. In both

cases, a standard cost is what the cast be for a product or

(29)

Sedangkan menurut Matz dan Usry biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan atau yang diantisipasi (Matz Usry 1990 : 111).

Beberapa kegunaan biaya standar menurut Matz Usry adalah sebagai berikut:

a. Untuk menetapkan anggaran

b. Mengendalikan biaya dan memotivasi serta menukur efisiensi c. Memperbesar kemungkinan pengurangan biaya

d. Menyerderhanakan prosedur penetapakan biaya dan mempercepat penyajian laporan biaya

e. Membebankan biaya ke persediaan bahan , barang dalam proses dan barang jadi

f. Memberikan dasar bagi penetapan tender atau kontrak serta untuk menetapkan harga jual.

(30)

perbandingan antara kedua biaya serta analisa penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

Biaya standar yang ditetapkan di awal periode digunakan sebagai alat pengukur efisiensi dan pengendalian biaya dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Realisasi biaya yang melebihi standar akan menghasilkan selisih yang merugikan dan sebaliknya, apabila realisasi biaya di bawah standar akan menghasilkan selisih yang menguntungkan. Jadi penetapan standar harus tetap dan teliti yang didasarkan pada:

a. Pengalaman pada perode sebelumnya

b. Penelitian yang mendalam mengenai operasi dari semua barang yang dihasilkan

c. Pemilihan yang seksama terhadap waktu kinerja untuk melaksanakan operasi perusahan yang beraneka ragam.

2. Penentuan Biaya Standar

a. Penentuan standar biaya bahan baku

(31)

Standar kuantitas (pemakaian) bahan baku adalah kuantitas bahan yang seharusnya dipakai untuk mengolah satu satuan produk selesai. Standar kuantitas ini dapat ditentukan berdasarkan studi/ penelitian teknis dan pengalaman di masa lalu. Pengalaman masa lalu, rata-rata pemakaian bahan baku yang terbaik dan terburuk di masa lalu.

Standar bahan baku adalah harga yang ditetapkan sebagai standar dalam menentukan standar biaya bahan baku. Standar harga bahan baku, dapat ditentukan berdasarkan daftar harga dari pemasok atau katalog harga, dan informasi lain yang relevan untuk penentuan standar harga bahan baku, seperti biaya angkut dan potongan tunai. Standar harga bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut : Kuantitas standar (Kst) x Harga Standar (Hst).

b. Penentuan Standar Biaya Tenaga Kerja

(32)

yang diharapakan, hasil studi ilmiah gerak dan waktu kerja (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:64), dan estimasi di muka terhadap waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tertentu (Supriyono,1982:95). c. Penentuan Standar BOP

Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar menurut Muhadi dan Joko Siswanto, melalui beberapa langkah yaitu:

(1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel

(2) Menentukan dasar pembebanan

(3) Menghitung tarif biaya oerhead pabrik dengan membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan dasar pembebanan (kapasitas) yang telah ditentukan.

Tarif biaya overhead pabrik standar merupakan tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate) yang biasanya didasarkan jam kerja langsung atau jam mesin atau satuan produk (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:65).

Tarif BOP standar yang menentukan berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal dapat dirumuskan sebagai berikut (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:66):

langsung kerja

jam Jumlah

Total BOP Anggaran Total

standar BOP

(33)

Tarif BOP standar total terdiri atas tarif BOP variabel dan tarif BOP tetap yang dirumuskan sebagai berikut (Muhadi dan Joko siswanto, 2001:66): langsung kerja jam Jumlah variabel BOP Anggaran riabel standar va BOP Tarif = langsung kerja jam Jumlah tetap BOP Anggaran tap standar te BOP Tarif = 3. Anggaran Biaya produksi

a. Pengertian, penyusunan dan tujuan anggaran (1) Pengertian anggaran

(34)

1992:6). Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu, yang telah dinyatakan dalam unit kuantitas (Agus Ahyari.1998:8).Dari ketiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara formal di dalam perusahaan, yang mencakup semua kegiatan dalam jangka waktu tertentu.

(2) Penyusunan Anggaran

Anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan saling berhubungan antara anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Anggaran produksi dan anggaran penjualan mempunyai kaitan yang sangat erat. Artinya bila rencana penjualan dalam jumlah yang besar tidak ditunjang dengan produksi dalam jumlah yang besar pula, maka anggaran yang telah disusun tidak akan terlaksana.

Penyusunan anggaran di suatu perusahaan dimulai dari anggaran penjualan. Untuk menyusun anggaran ini, perusahaan harus berdasarkan pada suatu ramalan penjualan yang disusun berdasarkan pada model yang memadai bagi perusahaan. Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran lain mengalami kesalahan yang akhirnya akan merugikan perusahaan.

(35)

perusahaan belum tentu sama dengan jumlah unit yang akan diproduksi. Perbedaan ini terjadi karena jumlah persediaan akhir lebih kecil dari pada pesediaan awal dan persediaan awal lebih kecil dari pada persediaan akhir. Setelah anggaran produksi disusun selanjutnya disusun anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

Dalam anggaran bahan baku, ada dua hal yang penting dan harus dibahas, yaitu keperluan bahan baku untuk proses produksi dan keperluan bahan baku yang akan dibeli. Keperluan bahan baku untuk proses produksi belum tentu sama dengan keperluan bahan baku yang akan dibeli. Perbedaan ini terjadi karena sebagian kebutuhan bahan baku telah tersedia dalam bentuk persediaan bahan baku awal. Jadi yang harus dibeli dari pemasok adalah sebesar kekurangannya.

(36)

(3) Tujuan anggaran

Menurut M Nafarin anggaran mempunyai banyak tujuan antara lain adalah sebagai berikut:

(a) Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana

(b) Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan

(c) Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana sehingga dapat mempermudahakan pengawasan. (d) Untuk merasionalkan sumber dan penggunakan dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal

(e) Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat

(f) Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

b. Fungsi dan Manfaat Anggaran (1) Fungsi Anggaran

(37)

(a) Fungsi perencanaan yaitu mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian

(b) Fungsi koordinasi yaitu membantu mengkoordinasi faktor manusia dengan perusahaan, menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha, menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi

(c) Fungsi pengawasan yaitu untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran, untuk mencegah terjadinya pemborosan-pemborosan, untuk membandingkan realisasi dengan rencana anggaran( M Nafarin, 2000:16) melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan) (M Nafarin,2000:17)

(2) Manfaat Anggaran

Menurut M Nafarin, manfaat anggaran bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

(a) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama (b) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

karyawan

(38)

(d) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan

(e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu (f) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin (g) Alat mendeteksi manajer.

c. Pengertian Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi adalah suatu rencana yang meliputi rencana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Anggaran biaya produksi sering disebut dengan istilah anggaran harga pokok produk yang dihasilkan. Anggaran biaya produksi akan lebih tepat didasarkan pada sistem biaya standar (Supriyono, 1982:23).

Supriyono merumuskan anggaran biaya produksi sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku XXXX Biaya Tenaga Kerja Langsung XXXX

Biaya Overhead Pabrik:

(39)

+ Jumlah Harga Pokok Produk XXXX

d. Anggaran Biaya Bahan Baku

Sebagai kelanjutan dari anggaran produksi adalah penyusunan anggaran biaya bahan baku. Anggaran ini menunjukkan besarnya biaya bahan baku yang diperlukan untuk mengolah produk yang dianggarkan. Besarnya anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu (Supriyono, 1989: 115):

1) Menentukan kuantitas bahan baku yang akan dipakai untuk proses produksi.

2) Mengalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga bahan baku per unit yang dianggarkan.

Anggaran pembelian bahan baku dalam unit atau rupiah yang menunjukkan besarnya bahan baku yang akan dibeli dapat ditentukan dengan rumus (Supriyono, 1989: 116):

Kebutuhan bahan baku untuk produksi XXXX Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan XXXX

+

(40)

Persediaan bahan baku awal XXXX -

Anggaran pembelian bahan baku XXXX

e. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung dikembangkan dari anggaran produksi. Tenaga kerja yang ada di perusahaan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Tenaga kerja langsung

Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang akan dihasilkan.

2) Tenaga kerja tidak langsung

Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya

overhead pabrik.

(41)

Anggaran produksi dalam unit XXXX Jam kerja langsung per unit XXXX

x Total jam kerja langsung yang diperlukan XXXX Tarif upah per jam kerja langsung XXXX

x Anggaran total biaya tenaga kerja langsung XXXX

f. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan komponen ketiga dalam penyusunan biaya dalam produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Anggaran biaya overhead pabrik yang disusun untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya overhead

(42)

1) Perilaku biaya overhead pabrik

Perilaku ini dibedakan ke dalam biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel yang selanjutnya ditetapkan besarnya tarif biaya overhead pabrik pada awal periode anggaran.

2) Biaya kas dan bukan kas

Penggolongan biaya overhead pabrik ke biaya kas dan bukan kas bermanfaat untuk mempermudah penyusunan anggaran kas dan untuk membuat keputusan. Biaya overhead pabrik variabel pada umumnya merupakan biaya kas dan sebagian lagi merupakan biaya bukan kas .

4. Analisis Selisih Biaya Produksi

Dalam pengukuran efisiensi biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan anggaran. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui atau ditentukan jumlah penyimpangan atau selisih. Apabila realisasi biaya melebihi anggaran atau kurang dari anggaran, hal itu merupakan pemborosan atau penghematan.

Untuk mengetahui penyebab dan pertanggungjawaban terjadi selisih, perlu dilakukan analisis yang terdiri atas (Supriyono, 1982:89):

(43)

Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus:

SHB = (HS – Hst) KS Keterangan:

SHB = selisih harga baha baku HS = harga beli sesungguhnya Hst = harga beli standar setiap satuan KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli

Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan. Apabila HS > Hst, maka selisih harga bahan baku merugikan (Unfavorable), sedangkan bila HS < HSt maka bersifat menguntungkan (Favorable). 2) Selisih kuantitas bahan baku

Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus:

SKB = (KS –Kst) Hst Keterangan:

SKB = selisih kuntitas bahan baku

(44)

Sifat selisih kuantitas bahan baku dapat ditentukan apabila KS > Kst, maka selisih kuantitas merugikan (Unfavorable) sedangkan bila KS < KSt maka bersifat menguntungkan (Favoravble).

b. Selisih biaya tenaga kerja langsung 1) Selisih tarif upah langsung

Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus:

STUL = ( TS – Tst ) JS Keterangan:

STUL = selisih tarif upah langsung TS = tarif sesungguhnya Tst = tarif standar

JS = jam kerja langsung sesungguhnya

Apabila TS > Tst, maka selisih tarif upah langsung sifatnya merugikan dan sebaliknya.

2) Selisih efisiensi upah langsung

Secara matematis, selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan dalam rumus:

(45)

Keterangan:

SEUL = selisih efisiensi upah langsung JS = jam sesungguhnya

Jst = jam standar Tst = tarif standar

Apabila JS > Jst, maka efisiensi upah langsung sifatnya tidak menguntungkan (favorable) sedangkan bila JS < JSt maka bersifat merugikan (Unfavorable).

c. Selisih biaya overhead pabrik 1) Analisi Dua Selisih

a) Selisih Terkendali ST = BOPS – AFKSt atau

ST = BOPS –((KN X TT ) + ( KSt X TV )) Keterangan:

ST = selisih terkendalikan

BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasirtas standar KN = kapasitas normal

(46)

Apabila BOPS > AFKSt maka selish terkendalikan bersifat tidak menguntungkan (Unfavorable) sedangkan bila BOPS < AFKSt maka bersifat menguntungkan (Favorable)

b) Selisih Volume

SV = AFKSt – ( KSt X T), atau SV = ( KN – KSt)TT

Keterangan:

SV = selisih volume

AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasitas standar KSt = kapasitas standar

T = tarif total BOP KN = kapasitas normal TT = tarif tetap TV = tarif variabel

Apabila KN > KSt, maka selisih volume bersifat tidak menguntungkan (Unfavoreble) sedangkan bila KN < KSt maka selisih bersifat menguntungkan ( Favorable).

2) Analisis Tiga Selisih a) Selisih anggaran

SA= BOPS – AFKS atau

(47)

Keterangan:

SA = Selisih anggaran

BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya AFKS = anggaran fleksibel kapasitas sesungguhnya KN = kapasitas normal

KS = kapasitas sesungguhnya TT = tarif tetap

TV = tarif variabel

Apabila BOPS < AFKS maka selisih anggaran bersifat menguntungkan (Favorable) sedangkan bila BOPS > AFKSt maka selisihnya bersifat merugikan (Unfavorable).

b) Selisih Kapasitas

SK = AFKS - BOPD atau SK = TT ( KN – KS ) Keterangan:

S K = selisih kapasitas

AFKS = anggaran fleksibel kapasitas sesungguhnya BOPD = biaya overhead pabrik dibebankan

TT = tarif tetap KN = kapasitas normal

(48)

Apabila AFKS < BOPD maka selisih kapasitas bersifat menguntungkan (Favorable) sedangkan bila AFKS > BOPD maka selisih besifat merugikan (Unfavorable).

a) Selisih Efisiensi

SE = BOPD – BOPSt atau SE = T ( KS – KSt)

Keterangan:

SE = selisih efisiensi

BOPSt = biaya overhead pabrik standar T = tarif total

KSt = kapasitas standar

KS = kapasitas sesungguhnya BOPD = biaya overhead pabrik dibebankan

Apabila BOPD < BOPSt maka selisih efisiensi bersifat menguntungkan (Favorable) sedangkan bila BOPD > BOPSt maka selisih bersifat merugikan (Unfavorable).

5. Faktor-faktor penyebab terjadinya selisih pada biaya produksi adalah:

1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih harga bahan baku:

(49)

2) Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan dan tidak menguntungkan

3) Kegagalan dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.

4) Penyimpangan kualitas bahan yang berbeda 5) Ada pembelian yang bersifat khusus

6) Perkiraan biaya angkut yang tidak tepat. b. Selisih kuantitas bahan baku

1) Pengawasan yang terlalu kaku

2) Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan atau pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar

3) Kegagalan dalam penggunaan mesin dan peralatan dalam kondisi yang baik

4) Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan karyawan kurang terlatih, bekerja kurang memuaskan.

2. Selisih Biaya Tenaga Kerja a. Selisih Tarif Upah Langsung

1) Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang berbeda dengan standar pekerjaan tertentu.

(50)

3) Adanya kenaikan atau penurunan pangkat karyawan yang mengakibatkan perubahan tarif upah

4) Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif upah standar

5) Pembayaran tambahan atau upah karena perubahan peraturan upah minimum yang diterapkan pemerintah.

b. Selisih Efisiensi Upah

1) Pengawasan yang terlalu kaku 2) Bahan baku kualitasnya kurang baik

3) Kesalahan mesin sehingga mengakibatkan gangguan dan terhambatnya pekerjaan.

3. Selisih Biaya Overhead Pabrik a. Selisih Harga

1) Mutu bahan baku tidak langsung yang tidak sesuai standar 2) Mutu tenaga kerja tidak langsung yang tidak sesuai standar 3) Perubahan harga pasar bahan baku tidak langsung

4) Perubahan harga pasar tenaga kerja tidak langsung b. Selisih Kapasitas

1) Kelebihan kapasitas

(51)

4) Kekurangan operator 5) Kekurangan alat

6) Kekurangan koordinasi dalam proses produksi c. Selisih Efisiensi

1) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah unit yang diproduksi: Produk aktual yang lebih besar dari kapasitas yang ada di perusahaan.

2) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah biaya bahan baku langsung: Pemborosan pemakaian bahan baku langsung.

3) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah tenaga kerja langsung:

(a) Ketidakefisiensian tenaga kerja.

(b) Jumlah tenaga kerja yang terlalu banyak

4) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah jam kerja langsung: Ketidakefisiensian tenaga kerja langsung

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan merupakan studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengambilan data, dan wawancara mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pengendalian biaya produksi berdasarkan anggaran biaya produksi PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitain

Subjek penelitian adalah yang terlibat dalam penelitian, yaitu mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pimpinan perusahaan, bagian produksi, bagian anggaran, bagian personalia, dan staf yang ditunjuk.

2. Objek Penelitian

(53)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2004 sampai dengan Januari 2005.

D. Data-data yang diperlukan

1. Gambaran Umum Perusahaan 2. Data volume penjuaalan

3. Data Volume Produksi tahun 2003 4. Data biaya produksi bahan baku

5. Data biaya produksi biaya tenaga kerja langsung 6. Data biaya produksi biaya overhead pabrik 7. Data anggaran biaya produksi

(54)

E. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2003, anggaran biaya produksi tahun 2003, struktur organisasi dan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2003. Laporan keuangan perusahaan tersebut meliputi Neraca, laporan Rugi laba dan laporan perubahan modal untuk tahun 2003.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data berupa sejarah perusahaan dan perkembangannya, laporan keuangan perusahaan, anggaran biaya produksi, struktur organisasi dan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari teknik dokumentasi.

3. Observasi

(55)

F. Teknik Analisa Data

1. Langkah yang ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang pertama yaitu dengan mengevaluasi penyusunan anggaran biaya produksi tahun 2004 pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang, kemudian membandingkan dengan anggaran biaya produksi yang disusun berdasarkan teori. Adapun langkah penyusunan anggaran biaya produksi menurut teori adalah sebagai berikut:

a. Menyusun ramalan penjualan, yaitu menentukan jumlah penjualan dalam unit yang diperkirakan akan dijual pada tahun 2002 dengan metode least square.

Rumusnya. Y = a + b x

Keterangan:

Y = besarnya penjualan

a = komponen tetap dari penjualan setiap tahun b = tingkat perkembangan dari penjualan setiap tahun

(56)

X = angka tahun

n = jumlah tahun dari data historis b. Menghitung index musim.

Langkah untuk menghitung index musim yaitu: 1. Membuat rata-rata bulanan

2. Menentukan nilai x dengan cara membuat pertambahan trend setengah bulanan selama 1 tahun dengan memberikan angka –11, 9, 7, 5, 3, -1, -1, 3, 5, 7, 9,11.

3. Mengalikan antara rata-rata bulanan dengan hasil perhitungan langkah 2.

4. Mengkuadratkan nilai x kemudian menjumlahkannya.

5. Mencari pertambahan trend bulanan dengan cara nilai x dibagi dengan jumlah kuadrat nilai x dikalikan dengan 2. Karena awal bulan dianggap sebagai bulan dasar, maka pertambahan trend = 0 untuk bulan seterusnya tinggal mengalikan 1, 2, 3 dan seterusnya.

6. Menghitung variasi musim yaitu dengan mengurangkan rata-rata bulanan dengan pertambahan trend.

(57)

tersebut dipakai untuk membagi nilai variasi musim setiap bulan kemudian dikalikan 100%.

c. Membuat anggaran penjualan.

Anggaran penjualan diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran produksi. Anggaran penjualaan ini didapat dari perkalian antara rencana penjualan dalam unit dengan rencana harga jual per unit.

d. Menyusun anggaran produksi

Anggaran produksi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(58)

e. Menyusun anggaran biaya bahan baku.

Anggaran biaya bahan baku terdiri dari anggaran pemakaian bahan baku, dan anggaran biaya bahan baku.

Anggaran kebutuhan bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu: 1) Menentukan standar pemakaian bahan baku.

2) Standar pemakaian bahan baku dikalikan jumlah produksi

Anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan langkah sebagai berikut:

1) Menentukan harga standar bahan baku per unit.

2.) Mengalikan jumlah kebutuhan bahan baku dengan harga bahan baku per unit.

f. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

Secara umum rumus perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung yaitu:

Anggaran produksi dalam unit XXXX Jam kerja langsung per unit XXXX

x Total jam kerja langsung yang diperlukan XXXX Tarif upah per jam kerja langsung XXXX

(59)

g. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Anggaran biaya overhead pabrik ditentukan dengan langkah sebagai berikut:

1) Melihat elemen biaya overhead pabrik untuk menentukan apakah: a). Elemen yang terangkum dalam penyusunan anggaran BOP telah

mencakup semua elemen yang memang harus dipertimbangkan. b). Elemen yang tercakup dalam anggaran BOP tidak memasukan

elemen non BOP.

2) Menentukan tarif biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Tarif biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel ditulis berdasarkan standar produksi kapasitas normal. Jika ada biaya semi variabel akan dipisahkan ke biaya tetap dan biaya variabel. Adapun metode yang digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel adalah metode regresi

3) Mengalikan standar produksi dengan tarif biaya per elemen biaya

overhead pabrik.

(60)

anggaran biaya produksi berdasarkan teori maka prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan bisa dikatakan baik

3. Langkah yang perlu ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang kedua yaitu dengan cara membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya. Jika perusahaan tidak membuat anggaran sesuai dengan teori maka penulis akan membandingkan anggaran yang dibuat secara teori dengan realisasi yang terjadi di perusahaan.

Selisih anggaran biaya produksi dikatakan terkendali apabila selisih tersebut menguntungkan bagi perusahaan dan masih di bawah toleransi 5%, sedangkan bila selisih tersebut tidak menguntungkan bagi perusahaan dan batas toleransinya di atas 5% maka dikatakan tidak terkendali yang kemudian kesemuanya akan dianalisis penyebabnya. Cara menghitung presentase selisih yaitu dengan membandingkan antara selisih yang terjadi dengan anggaran yang dibuat kemudian dikalikan 100%. Untuk mencari penyebab terjadinya selisih, maka digunakan cara sebagai berikut:

1) Selisih biaya bahan baku (a) Selisih harga bahan baku

Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus

(61)

Keterangan:

SHB = selisih harga bahan baku HS = harga beli sesungguhnya HSt = harga beli standar

KS = kuantitas sesungguhnya

Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan. Apabila HS > HSt, maka harga bahan baku merugikan dan sebaliknya.

(b) Selisih kuantitas bahan baku

Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan dalam rumus:

SKB = ( KS – KSt ) HSt Keterangan:

SKB = selisih kuantitas bahan baku KS = kuantitas sesungguhnya KSt = kuantitas standar

HSt = harga beli standar

(62)

2) Selisih biaya tenaga kerja (a) Selisih tarif upah langsung

Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus:

STU = ( TS – TSt ) JS Keterangan:

STU = selisih tarif upah langsung TS = tarif sesungguhnya TSt = tarif standar

JS = jam sesungguhnya

Apabila TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya merugikan dan sebaliknya.

(b) Selisih efisiensi upah langsung

Secara matematis, selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus:

SEUL = ( JS – JSt ) TSt Keterangan:

SEUL = selisih efisiensi upah langsung JS = jam sesungguhnya

(63)

Apabila JS> JSt, maka slisih efisiensi upah langsung sifatnya tidak menguntungkan dan sebaliknya.

3) Selisih Biaya Overhead Pabrik (a) Analisis Dua Selisih

(1) Selisih terkendali

ST = BOPS – AFKSt atau

ST= BOPS- (( KN X TT ) ( KSt X TV )) Keterangan:

ST = Selisih terkendalikan

BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya AFKSt = Anggran Fleksibel pada kapasitas standar KN = Kapasitas Normal

TT = Tarif Tetap KSt = Kapasitas Standar TV = Tarif Variabel

Apabila BOPS > AFKSt maka selisih tekendalikan bersifat tidak menguntungkan (Unfavorable), sedangkan apabila BOPS < AFKSt maka selisih terkendali bersifat tidak menguntungkan.

(2) Selisih Volume

(64)

SV = ( KN – KSt ) TT Keterangan:

SV = Selisih Variabel

AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasitas standar KSt = Kapasitas Standar

T = Tarif Total BOP KN = Kapasitas Nornal TT = Tarif Tetap TV = Tarif Variabel

Apabila KN > KSt maka selish volume bersifat tidak menguntungkan (Unfavorable) sedangkan apabila KN < KSt maka selisih volume bersifat menguntungkan (Favorable)

(b) Analisis Tiga Selisih (1) Selisih Anggaran

SA = BOPS – AFKS atau

SA = BOPS – {( KN X TT ) + ( KS X TV )} Keterangan:

SA = Selisih anggaran

BOPS = Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya

(65)

KN = Kapasitas Normal

KS = Kapasitas Sesungguhnya TT = Tarif tetap

TV = Terif Variabel

Apabila BOPS < AFKS maka selisih anggaran bersifat menguntungkan (Favorable ), sedangkan bila BOPS > AFKS maka selisih anggaran bersifat merugikan (Unfavorable). (2) Selisih Kapasitas

SK = AFKS – BOPD, atau SK = TT (KN – KS) Keterangan:

SK = Selisih Kapasitas

BOPD = Biaya Overhead Pabrik dibebankan TT = Tarif Tetap

KN = Kapasitas Normal

KS = Kapasitas Sesungguhnya

AFKS = Anggaran Fleksibel Kapasitas sengguhnya

(66)

(3) Selisih Efisiensi

SE = BOPD – BOPSt, atau SE = T ( KS- KSt )

Keterangan:

SE = Selisih Efisiensi

BOPSt = Biaya Overhead Pabrik Standar T = Tarif Total

KSt = Kapasitas Standar

(67)

BAB IV

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah perusahaan.

PT Perkebunan Nusantara IX adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk perusahaan perseroan (Persero) dan sejak tahun 2000 terbagi menjadi 2 manajemen divisi yaitu:

1. Devisi tanaman tahunan

Berkantor pusat dijalan Mugas Dalam (atas) Semarang (50243) 2. Divisi tanaman semusim

Berkantor pusat di jalan Ronggowasito No 164 Surakarta (57131)

Berdasarkan sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), divisi tanaman tahunan merupakan panggabungan 30 kebun eks pemerintah Belanda dan perusahaan swasta asing. Unit usaha yang dikelola oleh PT perkebunan Nusantara IX divisi tanaman tahunan terdiri dari 15 unit kebun yang berlokasi diseluruh daerah jawa tengah. Gambaran singkat perkembangan organisasi PT Perkebunan Nusantara IX divisi tanaman tahunan dari tahun 1945 sampai dengan sekarang sebagai berikut:

1. Periode sampai dengan tahun 1945

(68)

oleh pemerintah Belanda dan pengusaha asing swasta yaitu Mangkunegaran (1 kebun), Gouvernemen Landbouw Bedriffen (1 kebun), Kultuur Maatschappij (5 kebun), Th crone (4 kebun), Semarangsche Administratie Kanroormij (2 kebun), Faktory NHM (1kebun), Preanger Rubber (1kebun),

sosische Kultuur (1kebun), John Piet dan Co (1kebun), Internatio (1kebun),

Mirandolledan Voute, kultuur Bank (1kebun), Tieenmen (1kebun), Kooy dan Koster (1kebun).

2. Periode tahun 1945 sampai dengan 1960

Pada masa pendudukan Belanda kedua tahun 1947 semua perkebunan dikuasi pemiliknya kembali, tetapi sejak bulan September

1950 perkebunan milik pemerintahHindia Belanda pengelolanya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara (PPN) sedang milik swasta asing tetap dimiliki pemiliknya. Bentuk organiasi perkebunan pada tahun 1950 sampai denagn 1960 berubah menjadi PPN lama/baru yang dibagi menjadi rayon/Unit, tanggal 10 Desember 1957 seluruh perkebunan Belanda diambil alih penguasaannya oleh pemerintah ( nosionalisasi).

3. Periode 1960 sampai dengan tahun 1968

(69)

4. Periode tahun 1968 samapai dengan tahun 1973

Sesuai peratuan pemerintah tahun 1968 tanggal 13 Aprel 1968 bentuk perusahaan dirubah lagi menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang merupakan gabungan dari PPN Aneka Tanaman XI-PPN Karet XIII, PPN Karet IV, BPU-PPN Aneka Tanaman Perwakilan Jawa Tengah, BPU-PPN Karet Perwakilan Jawa Tengah.

5. Periode 1973 sampai dengan tahun 1996

Sesuai dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing SH Jakarta Nomor 98 Tahun 1973 tanggal 31 Juli 1993 yang disempurnakan dengan Akte Notaris Imas Fatimah SH Jakarta Nomor 107 tahun 1984 tanggal 13 Agustus 1984 dan Akte Perubahan Nomor 39 tahun 1985 tanggal 8 Maret sesuai kutipan Surat Menteri Kehakiman RI Nomor C2.52.5436.HT.01.04 tahun 1985 tanggal 28 Agustus 1985 bahwa PNP XVIII dirubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Perkebunan XVIII.

6. Periode tahun 1996 sampai dengan sekarang

(70)

Januari 2001 tentang penyempurnaan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara IX dalam bentuk divisi tanaman semusim dengan pengaturan tugas anggota direksi dan belaku sampai sekarang.

B. Sejarah Singkat Kebun Ngobo

1. Tahun 1957 Kebun Ngobo merupakan kebun milik swasta Belanda yang semula dari nama Firma MC TH Crone. Kantor direksi disemarang yang dinasionalisasi tanggal 10 Desember 1957 oleh pemerintah RI dengan nama PPN ( Persuahaan Perkebunan Negara).

2. Tahun 1973 berubah menjadi PT Perkebunan XVIII ( Persero) tepatnya tanggal 1 Agustus 1973.

3. Tahun 1980 kebun Ngobo digabung dengan kebun Jatirunggo gabunagn menjadi nama baru kebun Ngobo/Jatirunggo/gabungan dengan dasar surat no XVIII/KPTS/135/1980 tanggal 23 Aprel 1980

4. Tahun 1994 Manajemen PT Perkebuanan XVIII ( Persero ) ditangani PT Perkebunan XXI-XXII.

(71)

C. Bidang Usaha

Sejak tahun 1995 bidang usaha PTPN IX yang diutamakan ( menanam, memelihara dan mengolah) hanya 4 komiti pokok dan 3 komoditi produksi hilir yaitu:

1. Karet 2. Kopi 3. Teh 4. Kakao

5. Karet gelang (produksi hilir) 6. Banaran coffi ( produksi hilir) 7. Kaligua Black tea ( produksi hilir )

Dari 4 komoditi pokok dan komoditi produksi hilir tersebut, karet merupakan penyumbang pendapatan terbesar PT P Nusantara IX ( Persero) divisi tanaman tahunan (kurang lebih 80 %). Disamping bidang usaha komoditi pokok tersebut, juga diproduksi bidang usaha sampingan yaitu Kelapa, pala, kapok, biji kapok, cengkeh, pisang.

(72)

D. Ketenagakerjaan PT P Nusantara IX

1. Tenaga Kerja

PT Perkebunan Nusantara IX menggolongkan tenaga kerja yang dimilik manjadi tiga golongan yaitu:

a. Karyawan pimpinan terdiri dari sinder dan administratur

b. Karyawan pelaksana terdiri dari pegawai bulanan sperti mandor,juru tulis dll

c. Karyawan pembantu pelaksana terdiri dari pembanu mendor dan pembantu juru tulis.

Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada sebanyak kurang lebih 1273 orang. Perinciannya karyawan berdasarkan status dan bagiannya terlihat seperti dibawah ini

Jumlah Karyawan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Ngopbo Karangjati di Semarang

No Status Kantor Tenaga

Kerja Pabrik

Kebon Jumlah

1 Karyawan Pimpinan 3 1 5 9

2 Karyawan Pelaksana 20 21 40 81

(73)

4 Harian Lepas - 46 666 712

5 Honor 3 - - 3

Jumlah 40 144 1089 1273

Sedangkan pada tahun 2004 struktur organisasi PTPN IX terdiri dari:

1. Dewan komisaris 4 orang

2. Direksi 5 orang

3. Kepala Biro/bagian 6 orang

4. Adminitratur 15 orang

Sedangkan di pabrik pengolahan karet di Ngobo Karangjati mempunyai karyawan:

1. Sinder teknik 1 orang

2. Karyawan bagian pengolahan 20 orang 3. Karyawan bagian giling karet 20 orang 4. Karyawan bagian pengasapan 9 orang 5. Karyawan bagian sortasi dan pengepakan 16 orang 6. Karyawan bagian tranportasi 21 orang 7. Karyawan bagian teknik mesin 9 orang

8. Juru tulis 2 orang

(74)

10. Kebersihan 15 orang

2. Jam Kerja Karyawan

Jam kerja karyawan PT P Nusantara IX kebun Ngobo Karang jati sesuai dengan peraturan departemen tenga kerja yaitu selama tujuh jam wajib hadir.

Untuk hari senin sampai kamis

1. Jam kerja 06.30 – 09.30 WIB 2. Jam istirahat 09.30 – 10.00 WIB 3. Jam kerja 10.00 – 14.00 WIB Untuk hari Jumat

Jam kerja 06.30 – 13.30 WIB Untuk hari Sabtu

Jam kerja 06/30 – 13.30 WIB

(75)

3. Upah

Sistem upah yang digunakan PTPN IX adalah sistem upah menurut golongan karyawan sama dengan sedangkan gaji pokok ditambah tunjangan ditambah jaminan sosial ketentuan sesuai dengan dengan direksi.

4. Jaminan Sosial

Keselamatan dan kesejahteraan karyawan juga mendapat perhatian dari perushaan untuk merangsang semangat kerja karyawan maka diberikan tunjangan dan jaminan sosial yang diberikan oleh PT P Nusantara adalah: a. Tunjangan prestasi

(76)

5. Struktur Organisasi Perusahaan dan Deskripsi Jabatan

Struktur Organisasi Bagian Teknik/pengolahan PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang

SINDER TEKNIK Margo Trisno

MANDOR BESAR

PENGOLAHA N KARET

. 1Podo Widodo

2. Budi Ningsih

(77)

6. Deskripsi Jabatan a. Sinder Teknik

1) Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi secara keseluruhan 2) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang dihasilkan baik kualitas

maupun kuantintas. b. Mandor Besar

1) Mengawasi kerja para mandor 2) Membantu tugas sinder teknik c. Mandor Pengolahan Karet

1) Menerima latesk dari kebun 2) Memperkirakan kadar karet kering 3) Mencatat taksasi/perkiraan hasil produksi 4) Mengawasi jalannya proses pengolahan lateks d. Mandor Giling Karet

Mengawasi jalannya proses penggilingan lembaran karet e. Mandor Pengasapan

1) Mengawasi pengontrolan suhu di rumah asap

2) Bertanggung jawab terhadap kualitas lembaran karet kering sesuai standar perusahaan

(78)

1) Mengawasi jalannya proses sortasi yang menghasilkan RSS1,RSS2,RSS3 dam RSS 4, cutting

2) Mengawasi proses pengepakan karet lembaran meliputi penimbangan pengepresan dan pelaburan

g. Bagian Kendaraan

1) Bertanggung jawab terhadap proses pengakutan lateks dari kebun ke pabrik

2) Bertanggungjawab terhadap proses pengangkutan produk karet lembaran dari pabrik ke gudang penyimpanan

h. Juru Tulis

Bertanggung jawab mengatur semua aktivitas surat menyurat, penulisan dokumen, pengarsipan dokumen, maupan pekerjaan administrasai lainnya i. Teknik Mesin

Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi

j. Keamanan

Bertanggung jawab atas kemampuan pabrik dan semua fasiltasnya k. Mandor Pengolahan Pala

Mengawasi jalannya proses pengolahan pala l. Mandor Pengolahan Kakao

(79)

m. Sortasi

Mengawasi proses sortasi biji kakao sesuai standar perusahaan n. Gudang

Bertanggung jawab pada barang barang yang ada digudang

D. Produk

Pada PTPN IX Ngobo Ungaran memproduksi karet yang berupa lembaran-lembaan atau sheet. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk karet lembaran yaitu lateks/getah karet yang dihasilkan dari perkebunana karet milik PTPN IX. PTPN IX mengolah latek dari kebun hingga jadi bahan yang setengah jadi, hasil dari olahan tadi selebihnya dikirim kesemarang sebagian untuk keperluan dalam negeri dan sebagian lagi untuk keperluan ekspor.

Produk karet tersebut disebut dengan RSS dan dibagi menjadi empat yaitu:

1. RSS (Ribbed smoke sheet) I 2. RSS (Ribbed smoke sheet) II 3. RSS (Ribbed smoke sheet) III 4. RSS (Ribbed smoke sheet) IV

Sedangkan mutu dari RSS I sampai dengan RSS IV adalah sebagai berikut:

(80)

2. RSS II : Terdapat bintik-bintik yang halus dan hanya sedikit sekali 3. RSSIII : Terdapat gelombung-gelombung udara yang kecil dan jarang 4. RSSIV : Terdapat gelembung-gelembung udara serta bintik kotoran.

Disamping itu juga terdapat hasil lain yaitu potongan dari lembaran tadi di dalam sortasi yang disebut cutting yaitu:

1. Cutting A adalah cutting yang banyak yang matang 2. Cutting B adalah cutting yang kurang matang

Produk yang lain yang dihasilkan adalah LUMP yaitu lateks yang membeku dalam mangkok sadap yang dapat juga diolah menjadi lembaran lembaran sheet juga. Lembaran-lembaran karet yang dihasilkan tadi mempunyai ukuran sebagai berikut :

1. Ketebalan 3 mm 2. Panjang 2 m 3. Lebar 34 cm

E. Pengolahan

1. Penyadapan

Penyadapan ini dilakukan pada pagi hari pukul 10.30 WIB sedangkan penyadapan untuk satu pohon membutuhkan waktu :

(81)

c. Tanaman umur 21 – 30tahun 25,8 menit d. Tanaman umur 30 - ……… 17,6 menit Langkah-langkah penyadapan:

a. Mengambil serap b. Membetulkan letak paku c. Menyadap

d. Memasang mangkok e. Making

f. Setor

g. Mencuci peralatan sadap 2. Pengangkutan

a. Latek dari kebun ke pabrik

Jika dekat dipikul pakai ember jika jauh naik truk b. Bak pembeku ke penggilingan

Pengangkutan ini menggunakan alat air yaitu air dialirkan ketalang dan menuju kepenggilingan dan latesk dari bak pembeku dialirkan ke penggilingn dengan bantuan tenaga kerja yang mengangkut

c. Penggilingan keruang pengasapan

(82)

Setelah air dalam lembaran tadi menurun baru diangkat keruang pengasapan.

d. Pengangkutan dari ruang asap ke sortasi

Setelah hari ke lima lembaran tadi diturunkan dari ruang asap dan diangkut secara borongan artinya meskipun waktunya belum habis akan tetapi bila pengangkutan sudah selesai maka para pekerja sudah boleh pulang.

3. Pengolahan

Latesk dari kebun dimasukkan kedalam bak penampung setelah diketahui jumlah diambil contoh sebayak 100cc untuk mengetahui kadar karet kering (KKK), kemudian ditampung dalam mangkok dan diberi asam semut sebanyak 0,0115cc sampai 1.32 cc kemudian diaduk dan didiamkan hingga kental dan digiling denagn gilingan manster sebanyak 50 kali puteran selanjutanya dikeringkan airnya dengan kain dan ditimbang dengan timabnagn monster untuk mengetahui KKK dan kebutuhan air.

4. Pembekuan

(83)

lateks yang lainnya juga mempermudah pencabutan sekat. Setelah itu dilangsir ke dalam talang tong berisi air menuju kepenggilingan dan pelangsiran dilakukan secara berurtan

5. Penggilingan

Di dalam proses penggilingan membutuhkan tenaga kerja 14 sampai 16 orang. Dan setiap jamnya dapat menggiling 360 sampai 415 kg KK atau 47 lembar. Sebelum digiling karet mempunyai kadar air 90% dan setelah karet digiling mempunyai kadar air 16% lembaran sebelum digiling lebarnya 23 cm panjangnya 1 meter dan tebalnya 5 cm setelah penggilingan mempunyai lebar 34 cm panjang 2 m dan tebal 3 mm. Setelah digiling maka dilakukan pencucian hasil giling yang berupa lembaran tadi kedalam bak supaya zat asamnya hilang atau kotoran yan lain.

6. Penuntasan

(84)

7. Pengasapan

Ada dua kamar pangasapan:

a. Kapasitas kamar besar 3 ton atau 2500lembar b. Kapasitas kamar kecil 1800kg atau 500lembar

Pengasapan ini di lakukan sampai lima hari suhu panasnya dari hari pertam sampai dengan hari kelima juga berbeda-beda, dibawah ini di berikan suhu panas per harinya:

Hari pertama 40 °C – 45 °C Hari kedua 45 °C – 50 °C Hari ketiga 50 °C – 55 °C Hari keempat 55 °C – 60 °C

Bila pada hari pertama panasnya tidak memenuhi syarat maka akan timbul cendawan karet, tapi bila panasnya berlebihan karet yang berbentuk tidak baik akan tetapi timbul gelombang udara. Lembaran yang keluar disebut RSS (Ribbed smoke sheet)

8. Sortasi

Setelah hari kelima maka lembaran-lembaran tersebut diangkut keruang sortasi dengan sistem borongan.

(85)

Cutting adalah sisa potongan dari lembaran karet.

Dasar sortasi adalah kotoran dan gelembung gelembung udara. 9. Pengepakan

Hasil dari sortasi tadi kemudian dipak, tiap harinya bisa menghasilkan 40 bandela, 1 bandela beratnya 113kg

10. Penggudangan

Dari pengepakan dan labaling serta pemberian tlak mka bandela bandela tadi diangkut digudang.

11. Peralatan

a. Proses penyadapan 1) Pisau sadap

2) Mangkok penampong latesk 3) Ember penampung latesk 4) Penyaring

5) Tangki

b. Proses pengolahan/pembekuan/penggilingan 1) Penyaring 1 dan 2

2) Bak penampung 3) Kayu pengatur meteran 4) Bak pembeku

(86)

6) Pengaduk 7) Talang air 8) Penggiling 9) Bak pencuci 10) Gantengan

11) Takaran latek untuk sample 12) Mangkok untuk pembekuan 13) Gilingan monster

14) Timbangan monster c. Peralatan Pengasapan

1) Pikulan, gentanguan ,tungku api 2) Rumah asap

d. Sortasi/Pengempakan 1) Gerobak

(87)

PROSEDUR PENGOLAHAN KARET LEMBARAN

PENYARINGAN DAN PENCAMPURAN LATEKS KEBUN

PENYADAPAN AIR PENCUCI

SISA DALAM CUP EMBER

LUMP BASAH

PENGENCERAN DAN PEMBEKUAN

ASAM SEMUT 2% + AIR

PENGILINGAN

PENGASAPAN

SORTASI KAYU KARET

RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4 CUTT A/B

BAHAN PELARUT TALK, LEM,CAT

PENGEPAKAN DAN LABEL

(88)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menjawab perumusan masalah yang terdiri dari: 1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX

Ngobo Karangjati Semarang sudah baik?

2. Apakah selisih biaya produksi yang terjadi pada tahun 2004 di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali?

Untuk menjawab masalah yang pertama, penulis akan menjabarkan penyusunan anggaran menurut PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang dan penyusunan anggaran menurut teori

A. Presedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi PT P Nusantara IX Ngobo

Karangjati Semarang

1. Ramalan penjualan

Sebelum menyusun anggaran biaya produksi tahunan, PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terlebih dahulu membuat ramalan penjualan untuk tahun yang akan datang sebagai berikut:

(89)

Dalam menyusun ramalan penjualan, PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang menyiapkan data penjualan tahunan seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.1

Data Penjualan Karet Lembaran

PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Periode 1999 – 2003

Tahun Penjualan ( kg )

1999 1.182.441

2000 1.110.154

2001 1.090.328

2002 1.052.192

2003 1.264.465

Jumlah 5.699.580

Berdasarkan data di atas perusahaan membuat ramalan penjualan tahun 2004 dengan menggunakan least square. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.2

Perhitungan Ramalan Penjualan karet Lembaran (kg) PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang

Tahun 2004

Tahun Y ( kg ) X XY X2

1999 1.182.441 0 0 0

2000 1.110.154 1 1.110.154 1

2001 1.090.328 2 2.180.656 4

2002 1.052.192 3 3.165.576 9

Gambar

Tabel 5.1 Data Penjualan Karet Lembaran
Tabel 5.3 Data Pesanan Bulanan Karet Lembaran
Tabel 5.4 Perhitungan Indeks Musim
Tabel 5.5 Ramalan Penjualan Karet lembaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis regresiilinier berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara ibudaya organisasi, kompetensi danllingkungan kerjaifisik terhadap kinerja

Dirancang untuk secara efisien menerapkan horsepower yang lebih tinggi dari engine 3512C, transmisi power shift planetary yang telah terbukti ini dibuat dengan kokoh untuk

Variabel yang menyimpan informasi tersebut adalah variabel array_jawaban, yang merupakan sebuah array yang elemennya menyimpan informasi nomor kotak, baris dan

Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan Pendidikan

Secara normatif, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah Pejabat Umum yang diberi wewenang untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang

1) Formulir isian pendaftaran sesuai format terlampir 2) Daftar tilik kelengkapan berkas sesuai format terlampir.. 3) Satu lembar asli Surat Lamaran yang ditulis tangan

Telkom adalah diatas 13 db.Kualitas speedy dengan menggunakan DSLAM CO (Digital Subcriber Line Access Multiplexer) yang berada di STO (Sentral Telepon Otomate) masih