• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Kesalahan Kebahasaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Bentuk Kesalahan Kebahasaan

Penelitian ini mengkaji tentang kesalahan kebahasaan pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova. Bentuk kesalahan yang ditemukan sebanyak 226 data. Peneliti mengambil sampel sebanyak 34 data yang meliputi, (1) Kesalahan penggunaan kalimat imperatif sebanyak 12 data, (2) Kesalahan penggunaan konjungsi temporal sebanyak 12 data, (3) Kesalahan penggunaan konjungsi final sebanyak 3 data, (4) Kesalahan penggunaan konjungsi pembatasan sebanyak 1 data, (5) Kesalahan penggunaan verba material diambil sampel sebanyak 3 data dan (6) Kesalahan penggunaan diksi diambil sampel sebanyak 3 data. Berikut adalah tabel frekuensi kesalahan kebahasaan yang ditemukan dalam teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap”

tabloid Nova 26 Mei-22 Juni tahun 2022.

No Jenis Kesalahan Kebahasaan Jumlah

1 Kalimat imperatif 65

Kesalahan penggunaan akhiran –kan 16 Kesalahan penggunaan akhiran –lah 40

Kesalahan penggunaan akhiran –i 9

2 Konjungsi temporal 121

Kesalahan penggunaan konjungsi lalu 52 Kesalahan penggunaan konjungsi kemudian 41 Kesalahan penggunaan konjungsi setelah itu 18 Kesalahan penggunaan konjungsi selanjutnya 10

45

3 Konjungsi final 21

Kesalahan penggunaan konjungsi untuk 21

4 Konjungsi pembatasan 1

Kesalahan penggunaan konjungsi kecuali 1

5 Verba material 7

Kesalahan penggunaan imbuhan me- 7

6 Diksi 11

Total temuan data 226

Tabel 3.2 Jumlah hasil temuan data a. Kesalahan penggunaan kalimat imperatif

Kesalahan penggunaan kalimat imperatif pada rubrik “Sedap Sekejap”

tabloid Nova ditemukan sebanyak 65 data. Peneliti mengambil sampel secara acak sebanyak 12 data yang terdiri dari kesalahan penggunaan akhiran –lah sebanyak 5 data, kesalahan penggunaan akhiran –kan sebanyak 4 data dan kesalahan penggunaan akhiran –i sebanyak 3 data.

Lebih jelasnya dipaparkan sebagai berikut.

1) Kesalahan penggunan kalimat imperatif –lah No

Data Data Kutipan Edisi

1A Potong paha atas ayam menjadi tiga

bagian. 26 Mei-01 Juni 2022

1B Tumis bawang putih dan bawang bombai

hingga harum. 26 Mei-01 Juni 2022

46 1C Buat minyak bawang dengan

menggoreng lemak ayam. 26 Mei-01 Juni 2022

1D

Goreng di dalam minyak yang sudah dipanaskan di atas api sedang sampai kekuningan.

16-22 Juni 2022

1E Susun buah dalam mangkuk. 16-22 Juni 2022 Tabel 3.3 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap

Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan penggunaan kalimat imperatif karena tidak ditemukan adanya penggunaan akhiran –lah. Kalimat imperatif ialah kalimat yang memuat perintah yang biasanya ditandai dengan adanya akhiran –lah. Penggunaan kalimat imperatif seharusnya membuat pembaca seakan-akan diperintah untuk melaksanakan apa yang ada di dalam teks agar dapat mencapai tujuan dari teksnya. Oleh karena itu pada kalimat di atas harus ditambahkan partikel –lah agar menunjukkan ungkapan sebuah perintah.

2) Kesalahan penggunan kalimat imperatif –kan No

Data Data Kutipan Edisi

2A Tuang kembali adonan cokelat. 02-08 Juni 2022 2B Campur tepung terigu, gula pasir, susu

bubuk, ragi instan dan kentang. 09-15 Juni 2022 2C Campur semua bahan dalam wajan. 16-22 Juni 2022

47

2D Tuang di atas daging tuna. 16-22 Juni 2022 Tabel 3.4 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap

Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan penggunaan kebahasaan berbentuk kalimat imperatif karena tidak ditemukan adanya penggunaan akhiran –kan.

Pada data tersebut perlu ditambahkan partikel –kan agar memenuhi syarat penggunaan kalimat imperatif. Hal ini karena kalimat imperatif bisa berupa kalimat yang bersifat memerintah, mengharuskan, melarangan dan memberi saran.

3) Kesalahan penggunan kalimat imperatif –i No

Data

Data Kutipan Edisi

3A Tabur tepung di atas meja. 09-15 Juni 2022 3B Semprot sisinya dengan bahan isi 09-15 Juni 2022 3C Tabur keju cheddar parut 16-22 Juni 2022 Tabel 3.5 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap

Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan penggunaan kebahasaan berbentuk kalimat imperatif karena tidak ditemukan adanya penggunaan akhiran –i.

Hal ini karena kalimat imperatif ialah kalimat perintah yang biasanya ditandai dengan adanya akhiran –kan, –i dan partikel –lah. Pada data

48

tersebut perlu ditambahkan partikel –i agar dapat melengkapi pernyataan dan memenuhi syarat penggunaan kalimat imperatif.

b. Kesalahan penggunaan konjungsi temporal

Pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova masih ditemukan beberapa kesalahan penggunaan konjungsi temporal. Kesalahan penggunaan konjungsi temporal ini ditemukan sebanyak 121 data, peneliti mengambil sampel sebanyak 12 data yang terdiri dari kesalahan penggunaan konjungsi lalu sebanyak 3 data, kesalahan penggunan konjungsi kemudian sebanyak 3 data, kesalahan penggunaan konjungsi setelah itu sebanyak 3 data dan kesalahan konjungsi selanjutnya sebanyak 3 data dengan rincian sebagai berikut.

1) Kesalahan penggunaan konjungsi temporal lalu No

Data Data Kutipan Edisi

4A Lumuri dengan cuka. Bilas. 26 Mei-01 Juni 2022 4B Masukkan garam, merica dan air. Aduk

sampai matang. 02-08 Juni 2022

4C Tuang air. Masak sampai mendidih. 16-22 Juni 2022 Tabel 3.6 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap

Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan kebahasaan berbentuk konjungsi temporal karena tidak adanya penambahan konjungsi lalu. Hal ini karena

49

konjungsi temporal ialah kata penghubung yang menggambarkan keterangan. Konjungsi temporal seharusnya ditandai dengan konjungsi lalu untuk melengkapi pernyataan tersebut.

2) Kesalahan penggunaan konjungsi temporal kemudian No

Data Data Kutipan Edisi

5A Tambahkan jamur. Aduk rata. 02-08 Juni 2022 5B Aduk hingga meletup-letup. Siram ke

atas ayam. 02-08 Juni 2022

5C Tuang di atas makaroni. Tabur keju

cheddar parut. 16-22 Juni 2022

Tabel 3.7 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan kebahasaan berbentuk konjungsi temporal karena tidak adanya penambahan konjungsi kemudian. Hal ini karena konjungsi temporal ini berfungsi sebagai alat urutan waktu sekaligus sebagai acuan urutan sebuah kronologis yang biasanya ditandai dengan adanya konjungsi kemudian.

3) Kesalahan penggunaan konjungsi temporal setelah itu No

Data Data Kutipan Edisi

6A Masak sampai berubah warna. Masukkan

tomat dan brokoli. 26 Mei-01 Juni 2022

50 6B

Masak sambil diaduk hingga meletup-letup. Tambahkan daun bawang dan minyak wijen.

09-15 Juni 2022

6C Aduk sampai berbutir. Tuang susu cair

sedikit-sedikit. 16-22 Juni 2022

Tabel 3.8 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan kebahasaan berbentuk konjungsi temporal karena tidak adanya penambahan konjungsi setelah itu untuk melengkapi pernyataan tersebut. Hal ini karena konjungsi temporal berarti konjungsi berurutan yang menggambarkan urutan suatu tindakan atau kegiatan yang biasanya ditandai dengan konjungsi setelah itu. Oleh karena itu pada kalimat di atas harus ditambahkan konjungsi setelah itu agar memenuhi kaidah kebahasaan yang tepat.

4) Kesalahan penggunaan konjungsi temporal selanjutnya No

Data Data Kutipan Edisi

7A

Kocok krim bubuk dan 1 bagian karamel sampai lembut. Tambahkan kuning telur satu per satu sambil dikocok rata.

02-08 Juni 2022

7B

Kocok putih telur dengan kecepatan tinggi hingga setengah mengembang.

Tuang panas-panas sirup gula sedikit-sedikit kedalam kocokan putih telur.

02-08 Juni 2022

51

7C Masukkan horenzo. Aduk sampai

setengah layu. 16-22 Juni 2022

Tabel 3.9 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan kebahasaan berbentuk konjungsi temporal karena tidak adanya penambahan konjungsi selanjutnya. Hal ini karena konjungsi temporal adalah kata penghubung yang menggambarkan keterangan, biasanya ditandai dengan adanya konjungsi selanjutnya. Oleh karena itu data di atas dapat diperbaiki dengan menambahkan konjungsi selanjutnya untuk melengkapi pernyataan tersebut agar memenuhi syarat dalam penggunaan konjungsi temporal.

c. Kesalahan penggunaan konjungsi final

Kesalahan kaidah kebahasaan penggunaan konjungsi final pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova ditemukan sebanyak 21 data.

Peneliti mengambil sampel secara acak sebanyak 3 data yang berupa kesalahan penggunaan konjungsi untuk yang diletakkan pada awal kalimat.

Berikut rincian pengunaannya dalam kalimat.

No

Data Data Kutipan Edisi

8A Untuk puding cokelat: Rebus susu cair,

gula pasir, agar agar. 02-08 Juni 2022

52

8B Untuk agar-agar: rebus air, agar-agar, jeli

instan, dan gula pasir di atas api kecil. 02-08 Juni 2022 8C Untuk isi: panaskan susu 09-15 Juni 2022 Tabel 3.10 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap

Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan penggunaan konjungsi final karena menggunakan kata depan untuk. Konjungsi final atau yang biasa disebut sebagai konjungsi tujuan ialah konjungsi yang berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan dari suatu kegiatan atau tindakan.

Konjungsi yang menyatakan tujuan ini menghubungkan dua kalimat dengan makna menyatakan tujuan suatu kegiatan yang disebutkan pada klausa utama atau induk kalimatnya. Oleh sebab itu kalimat tersebut perlu diperbaiki karena berdasarkan kaidah kebahasaan teks prosedur ada beberapa konjungsi yang tidak boleh diletakkan di awal kalimat salah satunya pada kata untuk.

d. Kesalahan penggunaan konjungsi pembatasan

Pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova ditemukan 1 data kesalahan penggunaan konjungsi pembatasan pada kata kecuali yaang diletakkan pada awal kalimat. Berikut rincian pengunaannya dalam kalimat.

53 No

Data Data Kutipan Edisi

9A Kecuali saus thousand island. Data sisa

bahan salad. 09-15 Juni 2022

Tabel 3.11 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan kesalahan kebahasaan pada konjungsi pembatasan. Konjungsi pembatasan ialah kata hubung yang digunakan untuk menjelaskan pembatasan suatu hal, atau dalam batas manakah sebuah perbuatan boleh dilakukan. Biasanya berupa kata kecuali, selain, asal dan asalkan. Pada penggunaan kaidah kebahasaan ada beberapa konjungsi yang

tidak boleh diletakkan di awal kalimat sebab menimbulkan ketidakserasian pada kalimat tersebut salah satunya pada kata kecuali.

e. Kesalahan penggunaan verba material

Pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova ditemukan 7 data kesalahan penggunan verba material, peneliti mengambil sampel sebanyak 3 data diantaranya sebagai berikut.

54 No

Data Data Kutipan Edisi

10A Buat kuah dengan didihkan air kaldu 26 Mei-01 Juni 2022 10B Sampai kental dan matang 26 Mei-01 Juni 2022

10C Bentuk bulat pipih 09-15 Juni 2022

Tabel 3.12 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas merupakan bentuk kesalahan kebahasaan pada penggunaan verba material. Hal ini karena verba material ialah kata kerja yang memiliki imbuhan dengan menunjukkan suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan secara fisik disebut verba material. Biasanya ditandai dengan adanya imbuhan me- contohnya seperti pada kata mengupas, memotong, mengaduk, mengiris, memotong dan lain sebagainya.

f. Kesalahan penggunaan diksi

Pada teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova ditemukan 11 kesalahan penggunan diksi peneliti mengambil sampel sebanyak 3 data, diantaranya sebagai berikut.

No

Data Data Kutipan Edisi

11A Tambahkan smoked beef dan kacang

polong 09-15 Juni 2022

11B Tuang panas-panas sirup gula

sedikit-sedikit kedalam kocokan telur. 02-08 Juni 2022

55

11C Masak sampai hingga mendidih dan

kental 16-22 Juni 2022

Tabel 3.13 Wujud kesalahan kebahasaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova

Data di atas menunjukkan ketidaktepatan dalam penggunan diksi atau pilihan kata. Hal ini karena kata yang tepat ialah kata yang mengungkapkan pengertian suatu objek secara tepat dan sesuai dengan kaidah. Pemilihan kata yang tepat juga bisa diartikan sebagai kata yang dapat memunculkan ide yang tepat di benak pendengar atau pembaca seperti yang dimaksudkan oleh pembicara atau penulis. Ada tiga faktor dapat digunakan untuk mengukur ketepatan pilihan kata yakni, konsep yang tepat, nilai rasa yang tepat dan konteks penggunaan yang tepat.

2. Relevansi Teks Prosedur pada Rubrik “Sedap Sekejap” Tabloid Nova dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Madrasah Aliah

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis dan mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan kebahasaan dalam teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova. Sebuah karya non fiksi merupakan salah satu pembelajaran yang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan. Terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia.

Non fiksi dijadikan sebagai tolok ukur dalam penggambaran situasi yang terjadi pada saat ini dengan disampaikan secara nyata dalam bentuk tulisan.

56

Mempelajari kebahasaan secara mendalam maka akan dapat memberikan sumbangan untuk menyelesaikan masalah dengan mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai macam kondisi lingkungan masyarakat maupun lingkup pendidikan.

Pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk mencapai standar kompetensi serta kompetensi inti yang sudah ditetapkan memerlukan bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan yaitu pada kurikulum 2013. Berdasarkan dari analisis data banyak bentuk-bentuk kesalahan kebahasaan dalam teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova yang dapat dijadikan relevansi pembelajaran bahasa Indonesia di Madrasah Aliah kelas XI dengan kompetensi inti, yaitu (1) Menghayati serta mengamalkan nilai-nilai agama yang dianutnya. (2) Menghayati serta mengamalkan perilaku santun, jujur, kerjasama, toleran, bertanggung jawab, pro-aktif, responsif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan pengkembangan anak di lingkungan sekolah, keluarga, alam sekitar, masyarakat, bangsa dan negara. (3) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan prosedural, faktual, konseptual dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, seni, budaya teknologi dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab kejadian dan fenomena, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik dengan minat dan bakatnya untuk memecahkan suatu masalah. (4) Mengolah, menalar dan menyajikan kejadian

57

konkret dan abstrak terkait pengembangan dari apa yang dipelajari di sekolah secara mandiri dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sesuai dengan deskipsi data, bahwa media tabloid dapat dijadikan media pembelajaran karena mempunyai daya tarik yang inovatif dan menarik untuk media pembelajaraan siswa. Hasil analisis data dari bentuk kesalahan kebahasaan dalam teks prosedur rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova dapat mengajarkan siswa dalam menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur.

Teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova memberi tolok ukur dalam menggambarkan beberapa penggunaan kebahasaan yang digunakan dalam salah satu karya non fiksi. Inilah fungsi kebahasaan dalam pendidikan apalagi kesalahan kebahasaan yang ditemukan dapat menambah wawasan mengenai kebahasaan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pembelajaran. Materi teks prosedur dengan menggunakan media tabloid sebagai inovasi dalam pembelajaran sangat relevan dengan KD 3.2, yakni menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur serta KD 4.2 memproduksi teks prosedur secara lisan atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Pada KD ini siswa mempelajari tentang tata cara mengonstruksi informasi dalam teks prosedur, merancang pernyataan umum dan tahapan-tahapan, menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur.

Penilaian yang dilakukan pada materi ini merupakan penilaian kognitif, karena berupa penilaian yang dilakukan dengan tes secara lisan dan tulis.

58

Materi pembelajaran yang menerapkan dengan media tabloid sebagai bahan ajar dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan dalam literasi membaca.

Metode tersebut dapat dilakukan dengan memberi gambaran menarik dari salah satu contoh tabloid yang disajikan. Selain dapat dibaca secara langsung, tabloid juga dapat dijadikan acuan dalam menganalisis kebahasaan yang dipakai didalamnya, serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan sebagai salah satu sumber informasi.

Kegunaan teks prosedur dalam rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova dalam pembelajaran ialah dapat digunakan sebagai acuan dan contoh untuk mencari penggunaan kebahasaan yang terstruktur. Banyak kebakuan atau kesalahan kebahasaan yang bisa menjadi acuan penggunaan agar dapat mengetahui penyusunan teks yang baik dan mengerti kesalahan yang seperti apa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi teks prosedur. Selain itu tabloid tersebut memiliki manfaat agar seorang guru mampu membuat assessment atau penilaian dari pengetahuan tentang kebahasaan.

Hasil dari pembahasan dan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa media tabloid terutama teks prosedur yang ada pada rubrik “Sedap Sekejap” tabloid Nova dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Maka dari itu tabloid tersebut dapat di relevansikan dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada KD 3.2, yakni menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur serta KD 4.2 memproduksi teks prosedur secara lisan atau tulis dengan

Dokumen terkait