• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

1. Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe ‘Think-Pair-Square’

Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Transkripsi rekaman video pembelajaran

Proses transkripsi merupakan penyajian kembali segala sesuatu yang tampak dalam hasil rekaman video berupa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’ selama tujuh pertemuan dalam bentuk narasi tertulis.

b. Penentuan topik-topik data

Topik-topik data merupakan rangkuman bagian data yang mengandung makna tertentu yang diteliti. Sebelum menentukan topik-topik data, peneliti menentukan makna-makna apa saja yang terkandung dalam penelitian, yaitu bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’ dan pengaruhnya terhadap tingkat keterlibatan siswa dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan makna-makna tersebut, peneliti membandingkan bagian-bagian data tertentu pada hasil transkripsi sesuai makna yang terkandung di dalamnya, dan membuat suatu rangkuman bagian data, yang selanjutnya disebut topik-topik data.

c. Kategorisasi data

Kategorisasi data merupakan proses membandingkan topik-topik data satu sama lain sehingga menghasilkan suatu kategori-kategori data. Topik-topik data yang mempunyai kesamaan kandungan makna kemudian dikumpulkan dan ditentukan suatu gagasan abstrak yang mewakili. Gagasan abstrak tersebut selanjutnya disebut sebagai kategori data. Pengelompokan topik-topik data menghasilkan kategori-kategori data yang bersesuaian. Dalam penelitian ini, kategori data berdasarkan pada tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’.

2. Analisis Data Keterlibatan Siswa

Tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’ ini dianalisis dari lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Proses analisis data keterlibatan siswa dilakukan dengan pemberian skor pada setiap jenis keterlibatan yang tertera dalam lembar pengamatan keterlibatan siswa.

Berikut ini tabel untuk analisis data keterlibatan siswa:

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa

No

absen Nama siswa

Jenis keterlibatan Skor total

A B C D E F

Skor total

Lembar pengamatan dalam penelitian ini diadaptasi dari jurnal Widya Darma edisi April 2001 (Kartika, 2001: 53).

Kriteria pemberian skor aspek keterlibatan menggunakan Skala Penilaian. Skala penilaian mengukur perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang bermakna nilai. Skala ini lebih tepat digunakan untuk mengukur suatu proses misalnya proses belajar siswa dalam bentuk perilaku seperti keterampilan, keterlibatan, dan hubungan sosial siswa (dalam Nana, 2010: 77).

Kriteria keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Jika siswa tidak terlibat sama sekali diberi skor 0. b. Jika siswa terlibat satu kali diberi skor 1.

c. Jika siswa terlibat dua kali diberi skor 2. d. Jika siswa terlibat tiga kali diberi skor 3.

e. Jika siswa terlibat empat kali atau lebih diberi skor 4.

Dalam penelitian ini, 2 observer menilai subyek yang sama dengan tujuan agar diperoleh hasil penilaian yang obyektif mengenai keterlibatan subyek yang dinilai, sehingga skor keterlibatan siswa diperoleh dari rata-rata 2 observer dan skor keterlibatan merupakan hasil pembulatan, 0,5 atau lebih dijadikan 1.

Persentase keterlibatan setiap siswa dalam setiap kali pertemuan diperoleh dari skor total keterlibatan setiap siswa dibagi jumlah skor

tertinggi tiap-tiap aspek keterlibatan (dalam hal ini skor tertinggi tiap keterlibatan yaitu 4), kemudian dikalikan dengan 100% (dalam Nana, 2010:133), yaitu sebagai berikut:

=𝑠𝑘𝑜𝑟𝐴+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐵+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐶+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐷+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐸+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐹

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑡𝑖𝑎𝑝𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 × 100%

=𝑠𝑘𝑜𝑟𝐴+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐵+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐶+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐷+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐸+𝑠𝑘𝑜𝑟𝐹

24 × 100%

Selanjutnya tingkat keterlibatan siswa ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini:

Tabel 3.4 Kriteria Keterlibatan Siswa

Interval keterlibatan (%) Kriteria keterlibatan

 20 Sangat Rendah (SR) 21  40 Rendah (R) 41  60 Cukup (C) 61  80 Tinggi (T) 81  100 SangatTinggi (ST) (Kartika, 2001: 53)

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keterlibatan seluruh siswa berdasarkan kriteria pada berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria Keterlibatan Seluruh Siswa

Jumlah yang terlibat

Kriteria keterlibatan ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR  75% Sangat tinggi  75%  75% Tinggi  75% 65% Cukup  65%  65% Rendah  65%  65% Sangat rendah (Kartika, 2001: 54)

Keterangan: ST: Sangat Tinggi, T: Tinggi, C: Cukup, R: Rendah, SR: Sangat Rendah

Dari tabel di atas, keterlibatan siswa secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jika persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi lebih dari atau sama dengan 75 (ST  75%), maka dapat dikatakan keterlibatan seluruh siswa sangat tinggi.

b. Jika persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi kurang dari 75 (ST  75%) dan persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi lebih dari atau sama dengan 75 (ST + T  75%), maka dapat dikatakan keterlibatan seluruh siswa tinggi.

c. Jika persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi kurang dari 75 (ST + T  75%) dan persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi ditambah cukup lebih dari atau sama dengan 65 (ST + T + C  65%), maka dapat dikatakan keterlibatan seluruh siswa cukup.

d. Jika persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi ditambah cukup kurang dari 65 (ST + T + C  65%) dan persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi ditambah cukup ditambah rendah

lebih dari atau sama dengan 65 (ST + T + C + R  65%), maka dapat dikatakan keterlibatan seluruh siswa rendah.

e. Jika persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi ditambah cukup ditambah rendah kurang dari 65 (ST + T + C + R  65%) dan persentase jumlah siswa dengan kriteria keterlibatan sangat tinggi ditambah tinggi ditambah cukup ditambah rendah ditambah sangat rendah kurang dari 65 (ST + T + C + R + SR  65%), maka dapat dikatakan keterlibatan seluruh siswa sangat rendah.

3. Analisis Soal Uji Coba Prestasi Belajar

Sebelum instrumen soal evaluasi/ tes prestasi belajar dilaksanakan, soal harus diuji terlebih dahulu agar diperoleh instrumen yang baik untuk digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini digunakan uji validitas item (item validity). Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi, 2006: 59).

Validitas instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

𝑟𝑋𝑌= 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2 𝑋 2 𝑁 𝑌2 𝑌 2

dimana:

N : banyaknya subyek

X : skor siswa tiap item soal evaluasi/ tes prestasi belajar Y : skor total yang dicapai siswa

𝑋2

: kuadrat dari X

𝑌2

: kuadrat dari Y

Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut, dilakukan penafsiran harga koefisien korelasi yaitu dengan membandingkan harga yang diperoleh dengan harga 𝑟𝑋𝑌 kritik. Adapun harga kritik untuk validitas butir instrumen adalah 0,3. Artinya, apabila 𝑟𝑥𝑦 lebih besar atau sama dengan 0,3 (𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,3), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid (Eko, 2010: 143).

Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas terhadap soal evaluasi/ tes prestasi belajar. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya (Suharsimi, 2006: 60).

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

𝑟11 = 𝑛

𝑛 −1 1− 𝜎𝑖2 𝜎𝑡2

dimana:

𝑟11 : reliabilitas yang dicari

𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item 𝜎𝑡2 : varians total

Harga 𝑟11 yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan interpretasi reliabilitas sebagai berikut:

0,80 <𝑟11 ≤1,00 : sangat tinggi

0,60 <𝑟11 ≤0,80 : tinggi

0,40 <𝑟11 ≤0,60 : sedang

0,20 <𝑟11 ≤0,40 : rendah

0,00 <𝑟11 ≤0,20 : sangat rendah

4. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa terhadap Matematika

Evaluasi dilaksanakan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’. Hasil evaluasi siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dalam penelitian ini yaitu lebih dari atau sama dengan 75, dan dihitung berapa persen siswa dari keseluruhan yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal tersebut.

Prestasi belajar siswa terhadap matematika dilihat berdasarkan klasifikasi prestasi belajar yang diperoleh siswa pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Prestasi Belajar Siswa (Pemahaman Materi)

Interval Nilai (%) Kriteria Prestasi 80  100 Sangat Baik (SB) 66  79 Baik (B) 56  65 Cukup (C) 41  55 Kurang (K)  40 Sangat Kurang (SK) (Kartika, 2001: 54)

5. Wawancara

Hasil wawancara akan dibahas secara deskriptif. Wawancara berfungsi sebagai instrumen untuk menggali dan memperdalam informasi dari subyek selama mengikuti proses pembelajaran ‘Think -Pair-Square’.

6. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian dari data yang diperoleh. Dalam hal ini, penarikan kesimpulan berupa deskripsi mengenai bagaimana tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe ‘Think-Pair-Square’ dan bagaimana pengaruh pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII-A pada pokok bahasan teorema Pythagoras.

67

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPISI

Dokumen terkait