• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

3.7 Teknik Analisis Data .1 Uji Instrumen .1 Uji Instrumen

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Syarat baku yang dikemukakan para ahli meliputi validitas dan reabilitas.

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018: 51). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Putra, 2018:2171). Jika skala yang diukur tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah 1. jika rhitung> rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

2. jika r hitung< r table, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

3.7.1.2 Uji Reabilitas

Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2018:45).

Kriteria pengukuran reabilitas adalah sebagai berikut 1. jika r alpha > r table maka pernyataan dinyatakan reliabel 2. jika r alpha > r table maka pernyataan dinyatakan tidak reliable 3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2008:147)

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik pada penelitian ini meliputi: Normalitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan bantuan SPSS.

3.7.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Data tersebut dikatakan normal apabila nilai sig > alpha (0,05). Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik One Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dari One Sample Kolmogorov- Smirnov Test adalah:

1. Jika hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov di atas tingkat signifikan 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas

2. Jika hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov di bawah tingkat signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolenearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol (Ghozali, 2018:107). Pengujian dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linear antara variabel bebas (indeks), dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value. Batas dari tolerance value adalah > 0,10 atau nilai VIF < 10. Jika tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10, maka terjadi multikolinearitas. (Zahara, 2017:10)

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. (Zahara, 2017:11). Untuk mengetahui adanya pola heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan berikut:

1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

3.7.4 Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linear berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas (Yamin, 2013:81). Langkah-langkah yang digunakan dalam regresi berganda adalah sebagai berikut:

Membuat persamaan garis regresi dua prediktor, dengan rumus:

Y=α+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4

Keterangan:

Y = nilai estimasi Y

α = konstanta

X1, X2, X3, X4 = nilai variabel independen X1,X2,X3,X4

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi

Hasil perhitungan dapat dinilai signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

3.7.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi.(Syahrum, 2012:98).

3.7.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan atau disebut dengan uji F, yaitu pengujian terhadap variabel independen secara bersama (simultan) yang ditujukan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengaruh ini perlu diuji untuk mengetahui apakah model regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t (parsial) atau tidak.

3.7.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk menguji apakah gaya kepemimpinan (X1), keefektifan sistem pengendalian internal (X2), penegakan hukum (X3), dan kultur organisasi (X4) berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (Y), dan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel dependen secara parsial untuk setiap variabel. Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan uji t, yaitu jika thitung < ttabel

, maka H0 diterima atau H0 ditolak, sedangkan thitung > ttabel , maka H0 ditolak atau Ha.

3.7.5.3 Mencari koefisien determinasi ( Adjusted R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menghitung besarnya kontribusi variabel Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi secara bersama-sama terhadap

Kecurangan akuntansi. Akan tetapi karena R2 bias terhadap penambahan variabel yang dimasukkan dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R2. Dari Adjusted R2 ini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Nilai koefisien berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menaksir variasi variabel dependen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait