• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.8 Uji Hipotesis

4.8.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan (X1), keefektifan sistem pengendalian internal (X2), penegakan hukum (X3), dan kultur organisasi (X4) secara simultan mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi (Y).

Tabel 4.18 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .457 4 .114 7.058 .000a

Residual .648 40 .016

Total 1.105 44

a. Predictors: (Constant), Kultur Organisasi ((X4), Penegakan Hukum (X3) Keefektifan Sistem Pengendalian Internal (X2), Gaya Kepemimpinan (X1) b. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi (Y)

Berdasarkan Tabel 4.18, diketahui nilai F hitung 7,058 dan nilai Sig.

adalah 0,000. Diketahui nilai F hitung 7,058 > F tabel 2,60 dan nilai Sig adalah 0,000 < 0,05, maka gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakkan hukum, kultur organisasi secara simultan berpengaruh signifikan

4.8.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi secara individual atau parsial terhadap kecurangan akuntansi. Jika thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Tabel 4.19 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.19 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji ) Coef ficientsa

a. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi (Y)

Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.19 diperoleh hasil:

a. Hasil uji variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap variabel kecurangan

adalah - 0,089, yakni bernilai negatif. Hal ini berarti gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y). Diketahui nilai Sig dari variabel gaya kepemimpinan adalah 0,014 < 0,05 dan t hitung

|-2,571| > t tabel |2,021|, maka gaya kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan akuntansi.

b. Hasil uji variabel keefektifan sistem pengendalian internal (X2) terhadap variabel kecurangan akuntansi (Y) yaitu diketahui nilai koefisien dari keefektifan sistem pengendalian internal adalah - 0,057, yakni bernilai negatif. Hal ini berarti keefektifan sistem pengendalian internal (X2) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y). Diketahui nilai Sig dari variabel keefektifan sistem pengendalian internal adalah 0,033 <

0,05 dan t hitung |-2,204| > t tabel |2,021|, maka keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan akuntansi.

c. Hasil uji variabel penegakan hukum (X3) terhadap variabel kecurangan akuntansi (Y) yaitu diketahui nilai koefisien dari penegakan hukum adalah - 0,122, yakni bernilai negatif. Hal ini berarti penegakan hukum (X3) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y). Diketahui nilai Sig dari variabel penegakan hukum adalah 0,010 < 0,05 dan t hitung |- 2,685| > t tabel |2,021|, maka penegakan hukum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan akuntansi.

d. Hasil uji variabel kultur otganisasi (X4) terhadap variabel kecurangan akuntansi (Y) yaitu diketahui nilai koefisien dari kultur organisasi

adalah - 0,25, yakni bernilai negatif. Hal ini berarti kultur organisasi (X4) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y).

Diketahui nilai Sig dari variabel kultur organisasi adalah 0,430 > 0,05 dan t hitung |-0,798| < t tabel |2,021|, maka kultur organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi, namun tidak signifikan.

4.8.3 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.

Tabel 4.20 Koefisien Determinasi Model S ummaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .643a .414 .355 .12725

a. Predictors: (Constant), Kultur Organisasi ((X4), Keefektifan Sistem Pengendalian Internal (X2), Penegakan Hukum (X3), Gaya Kepemimpinan (X1)

b. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi (Y)

Berdasarkan Tabel 4.20, diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,414. Nilai tersebut dapat diartikan variabel gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakkan hukum, kultur organisasi mampu mempengaruhi kecurangan akuntansi sebesar 41,4% sisanya sebesar 100% - 41,4% = 58,6% dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya.

4.9 Pembahasan

4.9.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kecenderungan Kecutangan Akuntansi

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil dari pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Bank BNI di kota Medan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

Lingkungan yang etis dari suatu organisasi meliputi aspek dari gaya top manajemen dalam mencapai sasaran organisasi, nilai-nilai mereka dan gaya manajemen atau kepemimpinannya, diargumentasikan bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan-peraturan tersebut akan menjadi perilaku secara moral dan bisa diterima sehingga dapat dikatakan bahwa dalam lingkungan yang etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan yang dilakukan karyawan. Hal ini sejalan dengan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

4.9.2 Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasi; pengujian dalam penelitian ini menyatakan bahwa keefektifan sistem pengendalian internal secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Bank BNI di kota Medan. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima.

Semakin tinggi dan baik sistem pengendalian internal didalam suatu organisasi maka akan semakin kecil tindak kecurangan yang terjadi. Oleh sebab itu, kesempatan yang didapat untuk melakukan kecurangan juga akan berkurang.

Hal ini sejalan dengan penelitian Putra dan Latrini (2018) yang menyatakan bahwa keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

4.9.3 Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa penegakan hukum berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penegakan hukum secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Bank BNI di kota Medan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.

Penegakan hukum sebagai suatu proses dilaksanakannya upaya untuk berfungsinya atau tegaknya norma-norma hukum yang berlaku secara nyata sebagai dasar atau pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Salah satu bentuk perbuatan melawan hukum adalah melakukan tindak kecurangan, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan pihak lain. Dengan demikian penting penegakan hukum untuk mencegah terjadinya kecurangan akuntansi. Hal ini sejalan dengan penelitian Kurrohman dan Widyayanti (2018) yang menyatakan bahwa penegakan hukum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

4.9.4 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa kultur organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil pengujian dari penelitian ini menunjukkan bahwa kultur organisasi secara parsial memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Bank BNI di kota Medan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat diterima

Kultur organisasi dapat dijadikan sebagai penentu arah dalam setiap tindakan, bagaimana mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal. Hal ini sejalan dengan penelitian Permatasari dan Kurrohman (2018)

yang menyatakan bahwa kultur organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

4.9.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Hipotesis kelima pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan uji F bahwa variabel gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kecurangan akuntansi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait