SKRIPSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, PENEGAKAN HUKUM, DAN
KULTUR ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (STUDI PADA PEGAWAI
BANK PERSERO XXX DI KOTA MEDAN)
OLEH
ANNISA INDRIANI 160503130
PROGRAM STUDI STRATA I DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi terhadap Kecenderungan Akuntansi (Studi pada Pegawai Bank Persero Di Kota Medan)”
adalah benar hasil karya tulis saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakulitas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, November 2020 Yang Membuat Pernyataan
Annisa Indriani NIM. 160503130
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, PENEGAKAN HUKUM, DAN KULTUR
ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (STUDI PADA PEGAWAI BANK PERSERO DI KOTA
MEDAN)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor perbankan khususnya bank BNI. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di PT Bank BNI yang berada di Kota Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 karyawan yang bekerja di bank tersebut. Data
penelitian diperoleh dengan metode survey yaitu menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi. Uji parsial menunjukkan variabel gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, dan penegakan hukum berpengaruh negative dan signifikan terhadap kecurangan akuntansi. Sedangkan variabel kultur organisasi berpengaruh negative terhadap kecurangan akuntansi, namun tidak signifikan.
Kata Kunci: Kecurangan Akuntansi, Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, Kultur Organisasi.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE, EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, LAW ENFORCEMENT, AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON THE TENDENCY OF ACCOUNTING
FRAUD
This study aims to analyze and identify factors of leadership style, effectiveness of internal control system, law enforcement, and organizational culture on the tendency of accounting fraud in the banking sector, especially BNI bank.
Respondents in this study were employees who worked at PT Bank BNI in Medan city. The number of samples in this study were 45 employees who worked at the bank. The research data was obtained by using a survey method, namely distributing questionnaires directly to respondents. The data analysis techniue used is multiple linear regression analysis. The result of this study indicate that simultaneously the variables of leadership style, the effectiveness of the internal control system, law enforcement, and organizational culture together or
simultaneously have a significant effect on accounting fraud. Partial test shows the variables of leadership style, effectiveness of internal control system, and law enforcement have negative and significant effect on accounting fraud.
Meanwhile, the organizational culture variable has a negative effect on accounting fraud, but it is not significant.
Key words: Accounting Fraud, Leadership Style, Effectiveness of Internal Control System, Law Enforcement, Organizational Cultures
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Pada Pegawai Bank Persero Di Kota Medan)”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, penulis banyak memperoleh doa, dukungan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan yang Maha Esa.
2. Bapak Prof Dr. Ramli, S.E.,M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S.,Ak.,CPA. Selaku Ketua Departemen Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Sucipto, MM.,Ak. Selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan, dan perbaikan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM,Ak. Selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,Ak. selaku Dosen Pembanding, yang telah membantu peneliti dengan memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Orang tua penulis yang tersayang, Dody Syahputra dan Fitri Haryani Sitorus, serta nenek Habibah Aruan. Kepada Keluarga :Tante Yunita, Tante Rina, Almh. Tante Yuhaini, Tulang Freddy, Tulang Hendra, adik Eliza Syuhada yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, doa, dan materi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada sahabat penulis : Umai, Wenny, Siti, Riri, Anggie, Suci, Deasy, Nadira, Salsa, Shofi, Syafrina, Tifa, danYunia serta teman-teman mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan, waktu, kebersamaan, dan keakraban dari awal perkuliahan hingga akhir dari proses pembuatan skripsi ini. Dan kepada pihak-pihak yang telah begitu banyak membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Maret 2021 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 11
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1 Tinjauan Teoritis ... 14
2.1.1 Teori Kecurangan ... 14
2.1.2 Teori Korupsi ... 15
2.1.3 Teori Fraud Triangle ... 15
2.1.4 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 16
2.1.4.1 Pengertian Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 16
2.1.4.2 Indikator Pengukuran Kecurangan Akuntansi ... 20
2.1.5 Gaya Kepemimpinan ... 20
2.1.5.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 20
2.1.5.2 Indikator Gaya Kepemimpinan ... 20
2.1.6 Keefektifan Sistem Pengendalian Internal ... 21
2.1.6.1 Pengertian Keefektifan Sistem Pengendalian Internal 21 2.1.6.2 Indikator Pengukuran Keefektifan Sistem Pengendalian Internal ... 21
2.1.7 Penegakan Hukum ... 21
2.1.7.1 Pengertian Penegakan Hukum ... 21
2.1.7.2 Indikator Pengukuran Penegakan Hukum ... 22
2.1.8 Kultur Organisasi ... 22
2.1.8.1 Pengertian Kultur Organisasi ... 22
2.1.8.2 Indikator Pengukuran Kultur Organisasi ... 22
2.1.9 Penelitian yang Relevan ... 23
2.2 Kerangka Konseptual ... 29
2.3 Hipotesis Penelitian ... 31
2.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 31
2.3.2 Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi... 32
2.3.3 Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 32
2.3.4 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 33
2.3.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi . 33 BAB 3 METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Batasan Operasional ... 34
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
3.4.1 Populasi Penelitian ... 38
3.4.2 Sampel Penelitian ... 38
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 39
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.7 Teknik Analisis Data ... 40
3.7.1 Uji Instrumen ... 40
3.7.1.1 Uji Validitas ... 40
3.7.1.2 Uji Reabilitas ... 40
3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 41
3.7.3 Uji Asumsi Klasik ... 41
3.7.3.1 Uji Normalitas Data ... 41
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas ... 42
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 42
3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 43
3.7.5 Pengujian Hipotesis ... 44
3.7.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 44
3.7.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 44
3.7.5.3 Mencari Koefisien Determinasi (R2) ... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 46
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46
4.2 Hasil Penelitian... 46
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 47
4.3.1 Analisis Deskriptif Responden ... 47
4.4 Analisis Statistik Deskriptif Item Pertanyaan ... 49
4.5 Uji Validitas dan Reabilitas ... 56
4.5.1 Uji Validitas ... 56
4.5.2 Uji Reabilitas ... 58
4.6 Uji Asumsi Klasik ... 59
4.6.1 Uji Normalitas ... 59
4.6.2 Uji Multikolinearitas ... 61
4.6.3 Uji Heteroskedastisitas ... 62
4.7 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.8 Uji Hipotesis ... 65
4.8.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 65
4.8.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 66
4.8.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 68
4.9 Pembahasan ... 69
4.9.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 69
4.9.2 Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi... 70
4.9.3 Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 70
4.9.4 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ... 71
4.9.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi . 72 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan ... 74
5.3 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN 1 ... 79
LAMPIRAN 2 ... 80
LAMPIRAN 3 ... 85
LAMPIRAN 4 ... 92
LAMPIRAN 5 ...101
LAMPIRAN 6 ...103
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Research Gap Kecurangan Akuntansi... 7
2.1 Penelitian terdahulu ... 27
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35
3.2 Instrumen Skala Ordinal ... 37
4.1 Rincian Jumlah Pengembalian Kuesioner ... 46
4.2 Perincian Kuesioner ... 46
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
4.4 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 47
4.5 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 48
4.6 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 48
4.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Variabel Kecurangan Akuntansi ... 49
4.8 Distribusi Frekuensi dan Presentase BerdasarkanVariabel Gaya Kepemimpinan ... 51
4.9 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Variabel Keefektifan Sistem Pengendalian Internal ... 52
4.10 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Variabel Penegakan Hukum ... 53
4.11 Distribusi Frekuensi dan Presentase BerdasarkanVariabel Kultur Organisasi ... 55
4.12 Uji Validitas Terhadap Butir-Butir Pertanyaan Kuesioner ... 57
4.13 Uji Reabilitas ... 58
4.14 Uji Normalitas ... 59
4.15 Uji Multikolinearitas ... 61
4.16 Uji Heretoskedastisitas ... 62
4.17 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.18 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 65
4.19 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 66 4.20 Koefisien Determinasi ... 68
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 29 4.1 Uji Normalitas Normal Probability Plot ... 60 4.2 Uji Normalitas Histogram ... 60
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan kegiatan identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu acuan untuk menilai baik buruknya kinerja dan kondisi perusahaan karena dapat menggambarkan secara sederhana kegiatan operasional perusahaan. Laporan keuangan ini dibutuhkan oleh para penggunanya khususnya investor dan kreditor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Terdapat banyak kasus kecurangan dibidang akuntansi di Indonesia yang perlu diperhatikan secara khusus oleh berbagai pihak. Fraud, atau kecurangan dalam bidang akuntansi, adalah tindakan yang terjadi akibat adanya tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi oleh pelakunya. Adanya kecurangan akuntansi biasanya dikarenakan perusahaan yang ingin laporan keuangannya terlihat baik, juga ingin mengurangi persepsi dimata para calon investor bahwa perusahaannya beresiko. Jika perusahaan dinilai memiliki tingkat resiko yang rendah, maka besar kemungkinan nilai saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai memiliki resiko yang tinggi, maka kemungkinan nilai saham perusahaan pun akan rendah. Hal ini dikarenakan kekhawatiran investor bahwa perusahaan beresiko akan bangkrut atau tidak.
Association of Certified Fraud Examinations(ACFE) mengemukakan bahwa Fraud terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan perbuatannya yaitu:
penyimpangan atas asset (Asset Misppropotion), pernyataan palsu atau salah pernyataan rekayasa laporan keuangan (Fraudulent Statements), dan korupsi (Corruption) .Sedangkan pada bank sendiri, yang sering terjadi adalah Asset Misappropotion atau penyimpangan atas aset yang berarti pengambilan asset secara illegal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi wewenang untuk mengelola ata umengawasi asset tersebut (penggelapan). Cabang-cabang dari penggelapan ini adalah: Cash, artinya yang menjadi sasaran penjarahan adalah uang kas maupun di bank yang dapat dimanfaatkan langsung oleh pelakunya. Dan Inventory and All Other Assets, yang juga bisa menjadi sasaran adalah aktiva tetap.
Fraud bisa terjadi di sektor perbankan. Walaupun bank identik dengan kompensasi yang cukup tinggi dan sistem pengendalian internal yang kuat, kenyataannya masih banyak kasus kecurangan yang terjadi pada sektor perbankan, khususnya Bank BNI. Seperti yang diberitakan pada artikel beritasatu.com, terjadi kasus kebakaran Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU. Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan, Sustisno Pangaribuan menengarai, kebakaran kantor Bank BNI Cabang Dr. Mansur Medan, berkaitan dengan kasus korupsi uang SPP Sekolah Pascasarjana Magister Manajemen di Universitas Sumatera Utara. Ini mengatakan, merupakan bagian kecil dari banyak kasus serupa yang terjadi. Selain itu pada artikel yang ditulis oleh antikorupsi.org pada tahun 2004, juga terjadi skandal Bank BNI lainnya yaitu kasus bobolnya
dana BNI senilai Rp 1,7 triliun. Tidak hanya Bank BNI, aparat hukum juga disibukkan dengan terjadinya pembobolan di sejumlah bank, antara lain Bank Permata Cabang Semarang (Rp 1 miliar), Bank Danamon Cabang Manado (Rp 4,5 miliar), Bank BNI Cabang Magelang (Rp 24 miliar), Bank Danamon Cabang Medan (Rp 33 miliar), serta Bank Internasional Indonesia Cabang Segitiga Senen yang dibobol hingga Rp 31 miliar. Liputan6.com menyebutkan dari data kasus yang telah dilimpahkan bidang pengawas perbankan ke departemen penyidikan OJK, ada 108 kasus fraud pada perbankan dalam kurun waktu 2014-2016.
Jumlahnya sebanyak 59 kasus di 2014, lalu turun di 2015 menjadi 23 kasus, dan sebanyak 26 kasus hingga kuartal III-2016.Jenis kasus yang banyak terjadi di perbankan dari 2014 sampai kuartal III 2016 ini, adalah kasus kredit 55 persen, rekayasa pencatatan 21 persen, penggelapan dana 15 persen, transfer dana 5 persen, dan pengadaan aset 4 persen.
Dikutip dalam website kompas.com, berikut adalah sembilan kasus perbankan pada kuartal pertama yang dihimpun oleh Strategic Indonesia melalui Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada tahun 2011:
1. Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square.
Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari luar bank.
Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS. Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60 juta dollar AS.
2. Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.
3. Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.
4. Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Margonda Depok. Tersangka seorang wakil pimpinan BNI cabang tersebut. Modusnya, tersangka mengirim berita teleks palsu berisi perintah memindahkan slip surat keputusan kredit dengan membuka rekening peminjaman modal kerja.
5. Pencairan deposito Rp 6 miliar milik nasabah oleh pengurus BPR tanpa sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera, Bekasi, Jawa Barat.
Pada saat jatuh tempo deposito itu tidak ada dana. Kasus ini melibatkan Direktur Utama BPR, dua komisaris, komisaris utama, dan seorang pelaku dari luar bank.
6. Pada 9 Maret terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head teller Bank Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas nasabah berulang- ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.
7. Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi. Kerugian bank Rp 2,5miliar.
8. Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark senilai Rp 16,63 miliar
yang dilakukan senior relationship manager (RM) bank tersebut. Inong Malinda Dee, selaku RM, menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani nasabah.
9. Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dan Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk.
Dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi, maka perlu bagi kita untuk mengkaji dan meneliti tentang kecurangan akuntansi seperti, faktor-faktor yang mempengaruhi peluang terjadinya kecurangan akuntansi. Variabel dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor tersebut, yang kemudian ditentukan atas dasar keberagaman serta tidak konsistennya hasil penelitian terdahulu. Pada tabel 1.1 terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi yang terpilih menjadi variabel penelitian ini yaitu Gaya Kepimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi.
Faktor pertama yaitu gaya kepemimpinan. Berdasarkan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017), gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi, penelitian tersebut mengatakan bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti dan menerima peraturan perusahaan. Lingkungan etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan yang baik, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan peluang terjadinya kecurangan oleh karyawan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurrohman dan Widyayanti (2018).
Faktor berikutnya adalah keefektifan sistem pengendalian internal.
Berdasarkan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017), keefektifan sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Penelitian tersebut mengatakan bahwa berdasarkan persepsi responden dipenelitian tersebut, baik tidaknya sistem pengendalian internal tidak mempengaruhi kecenderungan seseorang melakukan kecurangan yang bisa saja dilakukan diluar sistem pengendalian yang seharusnya dan direncanakan sedemikian rupa dengan melakukan kesepakatan tertentu yang tidak sesuai dengan ketentuan/prosedur sehingga adanya sistem pengendalian internal yang baik tidak lagi menjadi halangan untuk melakukan tindakan kecurangan (fraud).
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Latrini (2018), yang menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif pada kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian tersebut menyatakan bahwa kecenderungan kecurangan (fraud) dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang yang besar dapat dikurangi dengan pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi bahkan menutup peluang untuk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi.
Faktor selanjutnya adalah penegakan hukum. Berdasarkan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017), penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap terjadinya kecenderungan kecurangan (fraud). Penelitian tersebut menyatakan bahwa penegakan hukum yang kurang efektif akan membuka peluang bagi pegawai dalam suatu organisasi atau instansi pemerintah untuk melakukan
pelanggaran berupa kecurangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Kurrohman dan Widyayanti (2018).
Faktor yang terakhir adalah kultur organisasi. Berdasarkan penelitian Permatarasi, Kurrohman, dan Kartika (2017), kultur organisasi yang baik, tidak akan membuka peluang sedikitpun bagi individu untuk melakukan korupsi, karena kultur organisasi yang baik akan membentuk para pelaku organisasi mempunyai sense of belonging (rasa ikut memiliki) dan sense of identify (rasa bangga sebagai bagian dari suatu organisasi). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Latrini (2018), tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Didi dan Kusuma (2018) yang menyatakan bahwa kultur organisasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
Tabel 1.1Research Gap Kecurangan Akuntansi Variabel
Dependen
Variabel Independen
Peneliti
(Tahun) Hasil
Kecurangan Akuntansi
Gaya Kepemimpinan
Permatasari,Kurrohman,
dan Kartika (2017) Berpengaruh Negatif
Kurrohman dan
Widyayanti (2018)
Keefektifan Sistem Pengendalian
Internal
Permatasari,
Kurrohman, dan Kartika (2017)
Tidak
Berpengaruh Putra dan Lartini (2018)
Berpengaruh Negatif
Kurrohman dan
Widyayanti (2018) Didi dan Kusuma
(2018) Berpengaruh
Penegakan Hukum
Permatasari,
Kurrohman, dan Kartika
(2017) Berpengaruh
Negatif
Kurrohman dan
Widyayanti (2018)
Didi dan Kusuma(2018) Berpengaruh
Kultur Organisasi
Permatasari,
Kurrohman, Kartika (2017)
Berpengaruh Negatif Putra dan Latrini (2018)
Didi dan Kusuma (2018)
Tidak
Berpengaruh
Alasan peneliti mengambil empat faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi karena hasil penelitian terdahulu yang berbeda-beda sehingga menjadikan peneliti ingin meneliti kembali keempat faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi tersebut.
Gaya kepemimpinan adalah cara atau tindakan seseorang memimpin dalam memberi pengaruh atau pemikiran terhadap bawahan mereka. Lingkungan yang etis dari suatu organisasi dibangun dari berbagai aspek mulai dari gaya top
manajemen dalam mencapai sasaran organisasi, nilai-nilai yang mereka yakini.
Diargumentasikan bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti dan menerima peraturan perusahaan. Lingkungan etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan yang baik, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan peluang terjadinya kecurangan oleh karyawan.
Untuk membentuk suatu lingkungan etis yang jauh dari tindakan fraud diperlukan sosok seorang figure pemimpin yang baik di mata karyawan. Jika seorang karyawan mempunyai presepsi yang buruk terhadap gaya kepemimpinan pemimpinnya, maka karyawan tersebut akan cenderung melakukan hal-hal yang akan merugikan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan yang melekat pada seorang pemimpin dalam perusahaan akan menurunkan tingkat terjadinya fraud yang dilakukan oleh karyawannya.
Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan diantaranya:
kendala pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Sistem Pengendalian Internal yang efektif dapat membantu bank dalam menjaga aset, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Penegakan hukum adalah kegiatan menserasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan pengejawantahan dari sikap atau tindakan sebagai penjabaran nilai tahap akhir, untuk memelihara dan mempertahankan pergaulan hidup. Penegakan hukum yang kurang efektif akan membuka peluang bagi pegawai dalam suatu organsasi atau instansi untuk melakukan pelanggaran berupa kecurangan.
Kultur organisasi adalah norma-norma, nilai, asumsi kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota organisasi sebagai pedoman atau acuan dalam organisasi dalam melakukan aktivitas baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang lain. Kultur organisasi dapat dijadikan sebagai penentu arah dalam setiap tindakan, bagaimana mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal.
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Pada Pegawai Bank Persero Di Kota Medan)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkanuraian di atas, makapenelitianiniakanberfokuspada:
1. Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan?
2. Apakah Keefektifan Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan?
3. Apakah Penegakan Hukum berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan?
4. Apakah Kultur Organisasi berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan?
5. Apakah Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan.
2. Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan.
3. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan.
4. Pengaruh Kultur Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan.
5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada PT Bank BNI di Kota Medan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan menambah wawasan dan ilmu bagi pengemban ilmu akuntansi, khususnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di PT Bank BNI di Kota Medan.
b. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk mempraktekkan teori yang diperoleh dengan masalah yang sesungguhnya terjadi, dan untuk memenuhi persyaratan akademik dalam memperoleh gelar sarjana (S1) Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi dan referensi pustaka serta bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
c. Bagi PT Bank BNI dan Bank Konvensional Lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan yang digunakan PT Bank BNI dan Bank Konvensional lainnya, terutama dalam pembuatan keputusan dibidang keuangan dalam pengambilan keputusan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kecurangan
Secara harfiah fraud didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yangluas.
Black’s Law Dictionary menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan cara yang salah atau pemaksaan kebenaran dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat, licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Sedangkan dalam Arens et al (2014:396) kecurangan didefinisikan sebagai salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mendefinisikan kecurangan (fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau pihak lain. ACFE mengklasifikasikan kecurangan (fraud) dalam beberapa klasifikasi dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan yang sama (uniform occuptional fraud classification system) membagi fraud menjadi 3 jenis sebagai berikut : 1) Penyimpangan atas asset (Asset Missappropriation) 2)
Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement) 3) Korupsi (Corruption) (Zahara, 2017:5)
2.1.2 Teori Korupsi
Korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi.
Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No. 20 Tahun 2001.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang dapat dikelompokkan; kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi. Berdasarkan Fraud Tree, korupsi terbagi menjadi: 1.
Coflict of Interest 2. Bribery 3. Illegal Gratuities 4. Economic Extortion (Zahara, 2017:6)
2.1.3 Fraud triangle
Fraud Triangle adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R.
Cressey pada tahun 1950 setelah melakukan penelitian untuk tesis doktornya.
Cressey mengungkapkan hipotesis mengenai fraud triangle untuk menjelaskan
penyebab seseorang melakukan fraud. Berdasarkan penelitian yang telah Cressey lakukan, ia menemukan bahwa seseorang melakukan fraud ketika mereka memiliki non-sharable problems. Mereka yakin masalah tersebut bisa diselesaikan secara diam-diam denganjabatan/pekerjaan yang mereka miliki saat ini dan mengubah pola pikir dari konsep mereka sebagai orang yang dipercayai memegang aset menjadi seseorang yang dapat menggunakan aset yang telah dipercayakan secara pribadi. Cressey juga menambahkan bahwa banyak dari pelanggar kepercayaan ini mengetahui bahwa tindakan yang mereka lakukan merupakan tindakan yang ilegal, tetapi mereka berusaha memunculkan pemikiran bahwa apa yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar. Berdasarkan paparan diatas, Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, yaitu tekanan masalah keuangan maupun melakukan pekerjaan yang erat kaitannya untuk mencapai target (pressure), kesempatan untuk melakukan fraud dan rasionalisasi dari pelaku. (Zahara, 2017:6)
2.1.4 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
2.1.4.1 Pengertian Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kecenderungan diartikan sebagai kecondongan (hati); kesudian; keinginan (kesukaan).
Fraud merupakan suatu kecurangan, dengan kata lain dapat disebut sebagai tindakan melawan hukum untuk menguntungkan pribadi atau beberapa pihak terkait dan bersifat merugikan orang lain. Dalam sehari-hari Fraud dapat dikatakan sebagai bentuk pencurian, pemerasan, ataupun penggelapan.
(Kurrohman dan Widyayanti, 2018:246)
Kecurangan (fraud) adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu (Arens, Elder, dan Beasley, 2010:396)
Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.Akuntansi adalah “bahasa bisnis” (language of business)karena melalui akuntansilah informasi bisnis dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan.
Definisi akuntansi menurut American Accounting Assosiation (AAA) dalam Siti Kurnia Rahayu-Ely Suhayati (2010:3) adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomik untuk memnungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi. Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants dalam Rahayu dan Suhayati (2009:3), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginteroretasian hasil proses tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan dapat diuraikan bahwa kecurangan akuntansi adalah tindakan yang melawan hukum dengan carayang tidak semestinya, dalam proses pengidentifikasian, mengukur dan menyajikan laporan keuangan serta penggolaan aset, dilakukan secara sengaja untuk memperoleh manfaat/kerugian di luar maupun di dalam organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu tindakan melawan hukum dengan cara yang tidak semestinya, dalam proses pengidentifikasian, mengukur, dan menyajikan laporan keuangan serta pengelolaan aset, dilakukan secara sengaja untuk memperoleh manfaat/kerugian di luar maupun di dalam organisasi.
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dapat menjadi ancaman yang terus berkembang. Cressey (1953) menyatakan sebuah teori yang dikenal sebagai fraud triangle, yaitu bahwa terdapat tiga kondisi yang selalu hadir saat terjadi kecurangan laporan keuangan (Ratmonoet al, 2017:101). Ketiga kondisi tersebut adalah:
1. Tekanan (pressure) adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan.
2. Kesempatan. Biasanya disebabkan karena pengendalian internal suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, atau penyalahgunaan wewenang.
3. Rasionalisasi, terjadi saat pelaku ingin membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya, pelaku merasa berhak mendapatkan sesuatu yang lebih (posisi, gaji, promosi) karena telah lama mengabdi pada perusahaan, atau pelaku mengambil sebagian keuntungan karena perusahaan telah menghasilkan keuntungan yang besar.
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat (Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998). Peran ini
menjadikan bank sebagai lembaga financial intermediaries, dimana dasar dari kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust).Bank berperan dalam sistem pembayaran, membantu mekanisme transmisi kebijakan moneter yang efektif, serta mendukung tercapainya efisiensi alokasi sumber dana di ekonomi.
Mengingat perannya yang demikian penting, maka stabilitas perbankan merupakan hal mendasar yang penting untuk diperhatikan serta memerlukan suatu pengaturan dan pengawasan tertentu. Berdasarkan perspektif mikro, apabila fenomena tindak kecurangan di perusahaan perbankan terus terjadi dan terus bertambah setiap tahunnya, akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan perbankan menjadi berkurang. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bank runs atau penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah, dan akhirnya menyebabkan kesulitan likuiditas bagi bank tersebut.
Dibutuhkan serangkaian aturan yang dapat mengatur dan mengarahkan aktivitas perbankan sehingga terhindar dari tindak kecurangan, namun sebelum melakukan upaya pencegahan tindak kecurangan, perlu untuk dilakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kecurangan tersebut. Faktor-faktor penyebab tindak kecurangan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi regulator dalam menetapkan aturan-aturan untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan pada perusahaan perbankan.
(Kusumaningsih dan Wirajaya, 2016:1832)
2.1.4.2 Indikator Pengukuran Kecurangan Akuntansi
Indikator/instrumen pengukuran kecurangan akuntansi menurut Rizky dan Fitri (2017) antara lain:
1. Kecurangan laporan keuangan 2. Penyalahgunaan aset
3. Korupsi
2.1.5 Gaya Kepemimpinan
2.1.5.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara atau tindakan seseorang memimpin dalam memberi pengaruh atau pemikiran terhadap bawahan mereka (Kurrohman dan Widyayanti, 2018).
2.1.5.2 Indikator Pengukuran Gaya Kepemimpinan
Menurut Wursanto (2002:269) ada beberapa indikator pengukuran gaya kepemimpinan, yaitu:
1. perencanaan 2. pengorganisasian
3. memberikan motivasi atau pemberian bimbingan 4. pengawasan
5. pengambilan keputusan
2.1.6 Keefektifan Sistem Pengendalian Internal
2.1.6.1 Pengertian Keefektifan Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan diantaranya:
kendala pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, dan efektivitas dan efisiensi operasi (Rahayu, 2010:221).
2.1.6.2 Indikator Pengukuran Keefektifan Pengendalian Internal
Dalam Arens et al (2014:345), indikator pengukuran keefektifan pengendalian internal meliputi hal-hal berikut ini:
1. lingkungan pengendalian 2. penilaianrisiko
3. aktivitas pengendalian 4. informasi dan komunikasi 5. pemantauan
2.1.7 Penegakan Hukum
2.1.7.1 Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan hukum merupakan tindakan yang nyata oleh subjek hukum kepada hukum yang berlaku yaitu dengan menaati hukum yang ada di suatu negara. Penegakan hukum yang kurang efektif akan membuka peluang bagi pegawai dalam suatu organisasi atau instansi pemerintah untuk melakukan pelanggaran berupa kecurangan. (Permatasari et al, 2017:39)
2.1.7.2 Indikator Pengukuran Penegakan Hukum
Menurut Rizky dan Fitri (2017), ada empat indikator dalam pengukuran penegakan hukum, antara lain:
1. peraturan organisasi 2. disiplin kerja
3. pelaksanaan tugas 4. tanggung jawab
2.1.8 Kultur Organisasi
2.1.8.1 Pengertian Kultur Organisasi
Kultur organisasi merupakan norma-norma, nilai, asumsi, kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota organisasi sebagai pedoman atau acuan dalam organisasi dalam melakukan aktivitas baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang lain (Putra dan Latrini, 2018)
2.1.8.2 Indikator Pengukuran Kultur Organisasi
Menurut Pangandaheng et al (2017) kultur organisasi organisasi dapat diukur dengan lima indikator, yaitu:
1. profesionalisme 2. jarak manajemen
3. percaya pada rekan kerja 4. integritas
2.1.9 Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang kecurangan akuntansi sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017) dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi pada Pegawai Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Keefektifan Sistem Pengendalian Internal tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (2) Kesesuaian Kompensasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (3) Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (4) Kultur Organisasi berpengaruh negatif terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (5) Gaya Kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) –pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (6) Penegakan Hukum berpengaruh negatif terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (7) Perilaku Tidak Etis berpengaruh positif terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada pegawai keuangan Pemerintah Banyuwangi. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika adalah pada variabel independen Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Kultur Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Penegakan Hukum, serta variabel dependen Kecurangan Akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika adalah pada variabel independen, penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika menggunakan variabel Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Kultur Organisasi, Perilaku Tidak Etis, Gaya Kepemimpinan, Penegakan Hukum, dan Asimetri Informasi. Penelitian ini menggunakan variabel Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi. Penelitian ini tidak menggunakan variabel Kesesuaian Kompensasi, Perilaku Tidak Etis, dan Asimetri Informasi.
Objek penelitian kedua penelitian ini berbeda. Penelitian ini dilakukan pada pegawai Bank BNI di Kota Medan, sedangkan penelitian terdahulu pada pegawai keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Latrini (2018) dengan judul
“Pengaruh Pengendalian Internal, Budaya Organisasi, dan Moralitas pada Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di LPD Se-Kabupaten Gianyar”.
Hasil penelitian Putra dan Latrini menunjukkan bahwa: Pengendalian Internal, Budaya Organisasi, dan Moralitas berpengaruh negatif pada Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di LPD Se-Kabupaten Gianyar.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
variabel independen Pengendalian Internal, dan Budaya Organisasi, serta variabel dependen Kecurangan Akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel Moralitas, sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel Gaya Kepemimpinan, dan Penegakan Hukum. Selain itu, objek penelitian pada kedua penelitian ini berbeda.
Penelitian terdahulu dilakukan pada LPD Se-Kabupaten Gianyar, sedangkan penelitian ini dilakukan pada pegawai di PT Bank BNI di Kota Medan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Kurrohman dan Pramesti Widyayanti (2018) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri”. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Kesesuaian Kompensasi, Gaya Kepemimpinan, Sistem Pengendalian Internal, dan Penegakan Peraturan berpengaruh negatif pada Kecenderungan Kecurangan (Fraud).Sedangkan Budaya Etis Manajemen dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud).Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel independen, yaitu Gaya Kepemimpinan, Pengendalian Internal, dan Penegakan Peraturan (Hukum), serta variabel dependen Kecurangan Akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dan penelitian terdahulu adalah penelitian terdahulu menggunakan variabel independen Kesesuaian Kompensasi, Budaya Etis Manajemen, dan Komitmen Organisasi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Didi dan Indra Cahya Kusuma (2018) dengan judul “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Pemerintahan Daerah Kota Bogor”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengendalian Internal dan Penegakan Peraturan berpengaruh pada Kecenderungan Kecurangan.
Sedangkan variabel Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Komitmen Organisasi, dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel independen Pengendalian Internal, Penegakan Peraturan (Hukum), dan Budaya Organisasi, serta variabel dependen Kecurangan Akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan Komitmen Organisasi.
Pada tabel 2.1 berikut merupakan ringkasanhasil penelitian terdahulu diatas yang relevan dan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan serta dijadikan landasan penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Variabel Populasi Hasil Penelitian
1 Dini Eka Permtasari, TaufikKurro hman,Kartik a(2017)
Variabel Independen:
keefektifan sistem pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, kultur organisasi, perilaku tidak etis, gaya
kepemimpinan, penegakan hukum, asimetri informasi
Variabel Dependen:
kecurangan akuntansi
Seluruh pegawai keuangan
SKPD di
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
1. Keefektifan sistem pengendalian internal tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi 2. Kesesuaian kompensasi
tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi 3. Asimetri informasi tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi 4. Kultur organisasi
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi 5. Gaya kepemimpinan
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi 6. Penegakan hukum
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi 7. Perilaku tidak etis
berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2 I Putu Aditya
Prastika Eka Putra, I Made Yenni Latrini (2018)
Variabel Independen:
pengendalian internal, budaya organisasi, moralitas
Variabel Dependen:
kecurangan akuntansi
LPD se- Kabupaten Gianyar
1. Pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2. Budaya organisasi
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan akuntansi
3. Moralitas berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
3 Taufik Kurrohman, Pramesti Widyayanti (2018)
Variabel Independen:
kesesuaian kompensasi, gaya kepemimpinan, sistem
pengendalian internal, penegakan peraturan, budaya etis manajemen komitmen organisasi
Variabel Dependen:
kecurangan akuntansi
Seluruh pegawai keuangan di salah satu PTKIN di Pulau Jawa.
1. Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2. Gaya kepemimpinan
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntasi 3. Sistem pengendalia internal
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 4. Penegakan peraturan
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntasi 5. Budaya etis manajemen
tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
6. Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
4 Didi, Indra Cahya Kusuma (2018)
Variabel Independen:
keadilan distributif, keadilan prosedural, pengendalian internal, penegakan peraturan, komitmen organisasi, budaya organisasi
Variabel Dependen:
kecurangan akuntansi
Organisasi pemerintahan daerah (OPD) di Kota Bogor
1. Pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan 2. Penegakan peraturan
berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan
3. Keadilan distributif tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan 4. Keadilan procedural tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan 5. Komitmen organisasi tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan 6. Budaya organisasi tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
H2
H5
H3
H4
Kultur Organisasi (X4)
Penegakan Hukum (X3)
Keefektifan Sistem Pengendalian Internal (X2)
Gaya Kepemimpinan (X1)
Kecurangan Akuntasi (Y)
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,2008:60)
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, variabel keefektifan sistem pengendalian internal (X2) terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, variabel penegakan hukum (X3) terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dan variabel kultur organisasi (X4) terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh keempat variabel tersebut terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Lingkungan etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan yang baik, dan
oleh karyawan, maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan yang melekat pada seorang pemimpin dalam perusahaan akan menurunkan tingkat terjadinya fraud yang dilakukan oleh karyawan.
Keefektifan sistem pengendalian internal yang efektif merupakan komponen yang penting dalam manajemen perusahaan dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional yang sehat dan aman. Semakin tinggi efektivitas sistem pengendalian internal disuatu organisasi, semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi, sebaliknya semakin rendah efektivitas sistem pengendalian internal, maka hal itu akan menjadi kesempatan bagi karyawan untuk melakukan fraud pada suatu organisasi tersebut.
Penegakan hukum merupakan tindakan yang nyata oleh subjek hukum kepada hukum yang berlaku yaitu dengan menaati hukum yang ada disuatu negara. Penegakan hukum yang kurang efektif akan membuka peluang bagi pegawai dalam suatu organisasi untuk melakukan pelanggaran berupa kecurangan.
Semakin tinggi presepsi pegawai mengenai penegakan hukum, maka dapat mengurangi terjadinya kecurangan (fraud).
Kultur organisasi dapat dijadikan sebagai penentu arah dalam setiap tindakan, bagaimana mengolah dan mengalokasikan sumber daya organisasi dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal. Kultur organisasi yang baik, tidak akan membuka peluang sedikitpun bagi individu untuk melakukan fraud, karena kultur organisasi yang baik akan membentuk para pelaku organisasi mempunyai sense of belonging (rasa ikut memiliki dan sense of identify (rasa bangga sebagai bagian dari suatu organisasi).
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
2.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Lingkungan yang etis dari suatu organisasi meliputi aspek dari gaya top manajemen dalam mencapai sasaran organisasi, nilai-nilai mereka dan gaya manajemen atau kepemimpinannya, diargumentasikan bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan-peraturan tersebut akan menjadi perilaku serta moral dan bisa diterima sehingga dapat dikatakan bahwa dalam lingkungan yang etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan yang dilakukan karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
2.3.2 Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Sistem pengendalian internal yang tidak efektif akan membuat seseorang lebih mudah untuk melakukan tindak kecurangan yang akan merugikan perusahaan dan mengganggu keberlangsungan perusahaan, sehingga tujuan dari perusahaan tidak tercapai.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurrohman dan Widyayanti (2018) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh negative terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Maka peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
2.3.3 Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Sebagai kejahatan yang berhubungan dengan orang, fraud tidak dapat dihilangkan dan selalu terjadi menurut kadar dan proporsi tertentu. Untuk menjaga kestabilan tersebut, perlu dilakukan penegakan peraturan secara konsisten dan tegas bagi pelanggar peraturan yang bertujuan agar pelanggaran tersebut tidak terulang sekaligus memberikan efek jera.
Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, Kurrohman dan Kartika (2017) menyatakan bahwa penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3 : Penegakan hukum berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
2.3.4 Pengaruh Kultur Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Berdasarkan penelitian Permatasari, Kurrohman, dan Kartika (2017), Kultur organisasi yang baik tidak akan membuka peluang sedikitpun bagi individu untuk melakukan korupsi, karena kultur organisasi yang baik akan membentuk para pelaku organisasi yang mempunyai sense of belonging (rasa ikut memiliki) dan sense of identity (rasa bangga sebagai bagian dari suatu organisasi). Maka peneliti dapat merumuskan hipotesis keempat sebagai berikut:
H4: Kultur organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
2.3.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Keefektifan Sistem Pengendalian Internal, Penegakan Hukum, dan Kultur Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
H5: Gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat digolongkan kepada penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis pengaruh antar satu variabel dengan variabel lainnya yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini menjelaskan dan melihat seberapa jauh pengaruh gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi terhadap peluang terjadinya kecurangan akuntansi.
3.2 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini ialah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecurangan akuntansi
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi.
3. Objek penelitian yang digunakan adalah Pegawai Perusahaan Perbankan PT Bank BNI yang ada di Kota Medan
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga hasil wawancara peneliti dengan nara sumber yang merupakan pegawai PT Bank BNI di Kota Medan.
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana tiap variabel diukur dan dihitung.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau terjadinya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari gaya kepemimpinan, keefektifan sistem pengendalian internal, penegakan hukum, dan kultur organisasi.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat ialah kecurangan akuntansi.
Secara lebih lanjut, definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini diikhtisarkan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1 Kecurangan Akuntansi (Y)
Kecurangan akuntansi merupakantindakan yang melawan hukum dengan cara yang tidak
semestinya, dalam proses pengidentifikasian, mengukur dan menyajikan laporan keuangan serta penggolaan aset, dilakukan secara sengaja untuk memperoleh manfaat/kerugian di luar maupun di dalam organisasi.
1. kecurangan laporan keuangan 2. penyalahgunaan asset
3. korupsi
Skala Ordinal