• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sukardi analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh seorang peneliti adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif ini penulis dapat memprestasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti (Sukardi, 2007: 86)

Dalam menganalisis data pada penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data Miles dan Hulberman (1994) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.

Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama penelitian kelapangan maka data yang diperoleh akan semakin banyak. Oleh sebab itu perlu direduksi yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan batasan masalah pada penelitian ini, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Al-qur‟an di LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori. Penyajian data yang penulis gunakan adalah penyajian data dalam bentuk teks yang bersifat naratif mengenai pelaksanaan pembelajaran Al-qur‟an.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Data yang berwujud kata-kata, tulisan dan tingkahlaku sosial LPQ Mesjid Nurul Iman yang didapat dari hasil observasi dan wawancara, kemudian diproses atau dianalisis agar menjadi data yang siap disajikan, untuk selanjutnya dibuat suatu kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam tahap ini, penulis membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap dengan temuan berbeda dari temuan yang sudah ada (Sugiyono, 2007: 12).

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Lexy Moleong mengatakan, untuk menentukan keabsahan data kualitatif dapat dilakukan dengan cara membandingkan sumber yang ada. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan yang diperoleh melalui observasi maka penulis menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik dalam penulisan untuk menguji keabsahan kredibilitas daya dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi dengan sumber lainya berarti membandingkan, mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dicapai dengan:

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan seorang didepan umum dan apa

yang dikatakan di secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu (Lexy Moleong, 2006: 13)

Dengan hal ini dilakukanlah perbandingan hasil wawancara bersama responden dengan observasi langsung dan selanjutnya membandingkan dengan dokumentasi yang ada di lokasi penelitian.

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum

Sebelum penulis memaparkan secara detail tentang hasil penelitian, mengenai pelaksanaan pembelajaran Al-qur‟an di Lembaga Pendidikan Qur‟an (LPQ) Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan sekilas tentang temuan umum tempat penulis melakukan penelitian yaitu:

1. Sejarah Berdirinya Lembaga Pendidikan Qur’an Nurul Iman Simpang Kiambang

Lembaga Pendidikan Qur‟an (LPQ) Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar ini didirikan oleh Bapak Zulhermi. Lahirnya LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang pada tahun 2008 tidak lepas dari sejarah panjang dari masa ke masa mulai dari Surau, TPA Mushallah, TPA Masjid sampai kepada Lembaga Pendidikan Al-qur‟an seperti saat ini.

a. Periode I Surau Sirinang (Tahun 1970- 1985)

Pengajaran Al-qur‟an pada periode I ini dilakukan dalam kondisi yang amat sederhana yaitu Bangunan Surau yang terbuat dari kayu dan lantai palupuh bambu. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada malam hari dengan penerangan lampu togok. Para pendidik yang terlibat dalam pengajaran pada periode ini mulai dari tahun 1970-1980 adalah Bapak Jamaan Sutan Kayo, Buya Zubir Karim, dan Buya Pitho Kari.

b. Periode II Taman Pendidikan Al-qur‟an (TPA) Mushalla Nurul Iman ( 1985- 1992 )

Periode ini berlangsung cukup lama yaitu 7 tahun lebih kurang. Bangunan yang ditempati sudah agak baik dari kondisi pada saat berstatus surau. Bangunannya sudah seni permanen dan dalam perjalanannya juga sudah dilengkapi dengan lampu listrik. Pada masa periode II ini banyak lahir qori‟ dan qori‟ah di Simpang Kiambang dan

sekitarnya, seperti Yuldalizar, Emiria Zola dan banyak lagi sederetan nama lainnya. Mereka semua sudah berprestasi mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat provinsi.

c. Periode III Lembaga Pendidikan Al-qur‟an (LPQ) Nurul Iman Simpang Kiambang (2008- sekarang)

Periode ini dimulai pada awal bulan Oktober 2008 yang diawali dengan menerima pendaftaran santriwan dan santriwati dibawah

pimpinan Ustadz Zulhermi, S.Ag. Perjalanan LPQ terus berkembang hingga sekarang yang memiliki santri sebanyak 160 orang yang terdiri dari 78 laki-laki dan 82 orang perempuan dibawah bimbingan 7 orang tenaga pendidik. Pada tahun ini juga LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang telah melaksanakan khatam Al-qur‟an ke 3 juga dalam 2 versi khatam yaitu khatam membaca sebanyak 47 orang dan 7 orang khatam tahfidz terdiri dari 4 orang tahfidz 1 juz dan 3 orang tahfidz 2 juz.

2. Visi dan misi LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang

a. Visi : “Mewujudkan Insan Kamil Yang Beriman, Bertaqwa, dan Berakhlaq Qurani”.

1) Insan kamil adalah manusia yang sempurna lahir dan bathin yang tunduk kepada aturan Allah SWT.

2) Beriman adalah meyakini dengan sepenuh hati akan adanya Allah, Malaikat Allah, kitab Allah, Rasul Allah, hari akhir, dan qadha dan qadar.

3) Bertaqwa adalah melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

b. Misi

Misi yang yang ditempuh untuk mewujudkan visi di atas, adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan pendidikan dengan mendidik santri untuk mandiri dan berakhlak mulia

2. Menyiapkan santri memiliki kemampuan membaca Al-qur‟an secara baik dan benar.

3. Mengantarkan santri untuk berprestasi mulai dari tingkat LPQ sampai

kepada tingkat Nasional.

4. Melatih santri untuk menemukan bakat dan minat dengan berbagai kegiatan termasuk didikan subuh.

3. Sarana dan Prasarana LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang

Bangunan fisik merupakan fasilitasi yang sangat menunjang terciptanya pembelajaran atau kegiatan lembaga baik intra maupun ekstra kurikulum. Lembaga Pendidikan Qur‟an Nurul Iman Simpang Kiambang yang berdiri pada tahun 1997, pada saat sekarang bangunan ruang Mesjid ini terdiri dari 2 lantai.

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana LPQ Keadaan sampai Tahun 2020

No. Jenis Ada Baik Rusak Utuh Ket.

I Gedung 1. Ruang belajar 2 2 - 7 2. Ruang kantor 1 1 - 1 3. WC 2 2 - 2 4. Tempat duduk 2 2 - 2 II Sarana Pendukung PBM 1. Bangku belajar 20 18 2 50 2. Meja guru 6 6 - 8 3. Papan tulis 3 3 - 6

4. Koleksi Tafsir tematik 8 8 - 8 5. Koleksi mushaf

Al-qur’an

50 39 11 100

6. Koleksi Al-qur’an Terjemahan

7. Surat Yasin 100 82 12 100 8. Buku adat minang

kabau

4 4 - 4

III Media Pembelajaran

1. LCD - - - -

2. Laptop - - - -

(Dokumentasi LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang )

4. Keadaan guru dan siswa LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang

a. Keadaan guru

Guru yang mengajar di LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang berjumlah 7 orang guru. Masing-masing guru memegang tanggung jawab untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan Qur‟an. Untuk memperoleh gambaran lebih lengkap mengenai keadaan guru LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang, peneliti akan kemukakan melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Daftar Guru LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang No. Nama Guru Pendidikan

Terakhir

Alamat

1. Yuldalizar SLTA Baringin

2. Elfi Marianti SLTA Simpang Kiambang 3. Ervina Putri S.I Tarbiyah Piliang

4. Jefriansyah, SE S.I Akuntansi UNP

Lantai Batu

5. Muhammad Irsyad S.I Tarbiyah Turawan

Lima Kaum

7. Wahyu SMA Simpang Kiambang

(Dokumentasi LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang) b. Keadaan siswa

Adapun keadaan siswa LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang pada saat penelitian jumlah seluruhnya adalah 160 orang santri yang terbagi dalam beberapa kelompok yang total keseluruhan jumlah putri sebanyak 82 orang dan 78 orang santri laki-laki.

5. Prestasi yang pernah diraih oleh Lembaga Pendidikan Qur’an Nurul Iman Simpang Kiambang

Tabel 4.3

Prestasi yang pernah diraih oleh LPQ Nurul Iman a. Tingkat Nasional

No Nama Kegiatan Prestasi

1 Ahmad Yusuf Sulthani. Ms FLS2N Tahun 2010 Di Surabaya Juara I 2 Ahmad Yusuf Sulthani. Ms MTQ Nasional 2010 Di Bengkulu Utusan Sumbar 3 Farhan Raihandi Ortama MTQ Pentas Pais Tk Nasional Th 2014 Utusan Sumbar

b. Tingkat Propinsi Sumatera Barat

No Nama Kegiatan Prestasi

1 Ahmad Yusuf Sulthani. Ms

MTQ Nasional Tk

Propinsi Sumbar Th 2009

Juara I

3 Ummul Hakimi MTQ Nasional Tk

Propinsi Sumbar Th 2009

Peserta

4 Annisa Ul Azizah Peserta Kosidah Tingkat Provinsi Th 2011 Di

Padang

5 Bahrul Ulum. Ms MTQ Nasional Tk

Propinsi Sumbar Th 2011 Di Darmasraya

Harapan I

6 Bahrul Ulum. Ms MTQ Antar Smp/Mts Se Sumbar Di Sm Farmasi Bukittinggi Th 2013

Juara I

7 Bahrul Ulum. Ms MTQ Nasional Tk

Propinsi Sumbar Th 2013 Di Pasaman Barat Juara I Tahfizh Tilawah 1 Juz 8 M.Aqil Amril Pidato Cilik Tk Sumbar Di

Pasaman Th 2013

Harapan I

9 Syarifah Hayati MTQ Antar Smp/Mts Se Sumbar Di Sm Farmasi Bukittinggi Th 2013

Juara II

9 Tiwi Viesty Berliani

Lomba Kaligrafi Tingkat Sumatera Barat Th 2013

Peserta

10 Bahrul Ulum MTQ Antar SLTP Di Sm Farmasi Bukit Tinggi Se Sumatera Barat Th 2014 Juara I 11 Farhan Raihandi Ortama MTQ Pentas Pais Tk Provinsi Sumbar Th 2014 Juara I

12 Ummul Hakimi MTQ FLS2N Tk Propinsi Sumbar Th 2016

Harapan I

c. Tingkat Kabupaten Tanah Datar

No Nama Kegiatan Prestasi

1 Ahmad Yusuf Sulthani. Ms

MTQ Nasional Tk

Kabupaten Tanah Datar Di

Batsel 2008 Gol Tilawah Anak-Anak

2 Ummul Hakimi Pasi Cabang Tartil TK Taman Kanak-Kanak Di Sungai Tarab Th 2009

Juara I

3 Ervina Putri MTQ Nasional Tk

Kabupaten Tanah Datar Di T. Baru Th 2010 Gol Tilawah Anak-Anak

Juara I

4 Ummul Hakimi MTQ Nasional Tk

Kabupaten Tanah Datar Di T.Baru Gol Tilawah Tk Th 2010

Juara II

5 Bahrul Ulum. Ms MTQ Nasional Tk

Kabupaten Tanah Datar Di T. Baru Th 2010 Gol Tilawah Anak-Anak Juara I 6 Dhina Bastari Rahim MTQ Nasional Tk Kabupaten T. Datar Di Batipuh Th 2012 Gol Tilawah TK Juara III d. Prestasi Guru LPQ

No Nama Kegiatan Prestasi

1 H. Zulhermi, S.Ag

Dewan Hakim MTQ Nasional Tk. Prov. Sumbar Tahun 2017 & 2019

2 Ervina Putri - MTQ Nasional Tk. Kab. Tanah Datar

Tahun 2018 Cab. Tilawah Remaja - MTQ Nasional Tk.

Prov. Sumbar Tahun 2017 Cab. Tilawah Remaja

- Dll

Harapan I

3 Jefriansyah, SE - Sertifikasi Guru TPA Kab. Tanah Datar Tahun 2016 - MTQ Nasional Tk.

Kab. Tanah Datar Cabang Tilawah Dewasa Tahun 2018 - MTQ Nasional Tk.

Prov. Sumbar Cabang Qira'at Sab'ah Tahun 2019 - Dll Guru Terbaik Juara I Harapan III 4 Muhammad Irsyad - Mtq Nasional Tk. Kab Tanah Datar Cabang Tilawah Dewasa Tahun 2018 - Mtq Nasional Tk.

Prov. Sumbar Cabang Tartil Umum Tahun 2019

Juara II

B. Temuan Khusus

Temuan khusus dalam penelitian ini dipaparkan fokus penelitian dan pertanyaan penelitian yang ada perincian sebagai berikut:

1. Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Al-qur’an di Lembaga Pendidikan Qur’an Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar

Untuk menggali informasi tentang persiapan pelaksanaan Pembelajaran Al-qur‟an di LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar, penulis menanyakan beberapa pertanyaan mengenai persiapan pelaksanaan pembelajaran Al-qur‟an di LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang Kabupaten Tanah Datar sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan informan penelitian berjumlah empat orang berkenaan dengan persiapan pembelajaran Al-qur‟an di LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang “Apakah ustadz/ustadzah ada melakukan persiapan sebelum yang mana informan I mengatakan bahwa ada melakukan persiapan demi tercapainya tujuan yang di harapkan dalam proses pembelajaran (Elfi Marianti, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Informan II juga mengatakan jelas kami di sini ada melakukan persiapan demi tercapainya kesuksesan LPQ (Ramadhan, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019). Informan III juga mengatakan bahwa LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang ada melaksanakan persiapan sebelum melakukan pembelajaran membaca Al-Qur‟an, sebab kami sangat meyakini dan menyadari bahwa persiapan sebelum memulai pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mendapatkan sebuah keberhasilan pembelajaran (M. Irsyad, wawancara pribadi , pada tanggal 20 Desember 2019). Dan informan IV mengatakan bahwa di LPQ Masjid Simpang Kiambang ada membuat persiapan sebelum melakukan pembelajaran membaca Al-qur‟an, sebab guru sangat meyakini dan menyadari bahwa persiapan sebelum memulai pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mendapatkan sebuah keberhasilan

pembelajaran (Jefriansyah, wawancara pribadi , pada tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa guru di LPQ Mesjid Nurul Iman, ada melakukan persiapan sebelum pembelajaran membaca Al-qur‟an. Guru tidak pernah mempersiapkan proses pembelajaran dalam bentuk tertulis seperti membuat RPP dan lain sebagainya, namun guru di LPQ Mesjid Nurul Iman hanya melakukan persiapan dalam bentuk pemahaman saja.

Sesuai dengan observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa guru-guru di LPQ Mesjid Nurul Iman ada melakukan persiapan sebelum belajar membaca Al-qur‟an, namun penulis melihat hanya dalam penguasan dan pemahaman dari guru saja. Guru tidak ada menyiapkan persiapan tertulis seperti di sekolah contohnya seperti pembuatan RPP yang diterapkan disekolah (Observasi lapangan pada tanggal 19 Desember 2019).

a. Persiapan tak tertulis

Berdasarkan wawancara yang penulis tanyakan kepada informan apa saja bentuk persiapan yang dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran membaca Al-Qur‟an maka informan I menjelaskan bahwa persiapan yang dibuat di lembaga pendidikan Qur‟an Mesjid Nurul Iman ini tidak sama dengan persiapan yang dilakukan di sekolah, kalau disekolah menggunakan rancangan pembelajaran (RPP) secara tertulis untuk pedoman belajar, sedangkan di lembaga pendidikan Nurul Iman Simpang Kiambang tidak menggunakan RPP seperti itu, tetapi hanya berbentuk pemahaman dan penguasaannya saja (Elfi Marianti, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Kemudian pernyataan yang serupa yang dilontarkan oleh Informan II mengatakan bahwa pada umumnya persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran bersifat tidak tertulis (Ramadhan, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019 ).

Sedangkan informan III juga mengatakan bahwa kami tidak pernah mempersiapkan pembelajaran dalam bentuk tertulis mungkin saja persiapan yang kami lakukan selama ini bisa dikategorikan sebagai persiapan yang tidak tertulis. Persiapan yang dilakukan guru hanya dalam bentuk pemahaman dan penguasaan materi saja (M. Irsyad, wawancara pribadi pada tanggal 20 Desember 2019).

Informan IV juga mengatakan bahwa persiapan yang dilakukan di lembaga pendidikan Qur‟an (LPQ) Nurul Iman Simpang Kiambang ini tidak seperti di sekolah membuat RPP, karena waktunya tidak memungkinkan, tetapi apa yang ada dalam RPP yang di terapkan di sekolah di LPQ juga melaksanakannya, namun bukan dalam bentuk rancangan tertulis, tetapi dalam bentuk persiapan yang tidak tertulis seperti memahami dan menguasai materi saja (Jefriansyah, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa guru LPQ Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang ada melakukan persiapan sebelum pembelajaran membaca Al-qur‟an dalam bentuk pemahaman dan penguasaan saja. Guru tidak pernah mempersiapkan proses pembelajaran dalam bentuk tertulis seperti membuat RPP dan lain sebagainya, namun guru di lembaga pendidikan Qur‟an Mesjid Nurul Iman Simpang Kiambang hanya melakukan persiapan dalam bentuk pemahaman dan penguasaannya saja.

Data tersebut juga diperkuat dengan data observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa guru-guru di LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang ada melakukan persiapan sebelum belajar membaca Al-qur‟an, namun penulis melihat bahwa persiapannya itu dalam bentuk pemahaman dan penguasaannya saja, guru tidak ada menyiapkan persiapan yang tertulis seperti persiapan yang ada di sekolah, tetapi apa yang ada dalam RPP seperti yang di terapkan di sekolah di LPQ juga melaksanakannya, namun bukan dalam bentuk rancangan tertulis, tetapi

dalam bentuk pemahaman dan penguasaannya saja (Observasi lapangan pada tanggal 19 Desember 2019).

b. Persiapan tertulis

Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi kenapa tidak ada persiapan guru dalam bentuk tertulis di lembaga pendidikan LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang. Maka informan I mengatakan kami rata-rata tidak memiliki buku pedoman untuk persiapan tertulis (Elfi Marianti, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Informan II juga mengatakan bahwa kami tidak memiliki buku pedoman untuk melakukan persiapan tertulis dan waktu yang tidak memungkinkan kami mempersiapkannya (Ramadan, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Pernyataan informan III mengatakan Majelis guru di lembaga pendidikan Qur‟an LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang ini tidak ada mempersiapkan materi berupa buku pedoman (Irsyad, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Sedangkan informan IV juga mengatakan hal yang sama bahwa kami majelis guru di lembaga pendidikan Qur‟an LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang tidak terlalu membutuhkan persiapan tertulis tersebut, sebab yang paling penting adalah persiapan diri atau persiapan personal (Jefriansyah, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan hasil dari hasil wawancara yang diberikan oleh informan di atas maka dapat penulis pahami bahwa di LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang memang tidak dilaksanakan persiapan guru sebelum memulai proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari jawaban yang dikemukakan oleh informan yang menjelaskan bahwa tidak pernah ada persiapan sebelum proses pembelajaran di LPQ Nurul Iman Simpang Kiambang dalam bentuk tertulis.

Data tersebut juga diperkuat dengan data observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa majelis guru LPQ Nurul Iman Simpang

Kiambang tidak ada menyiapkan persiapan yang tertulis, guru lebih cendrung kepada persiapan diri dan personalnya (Observasi lapangan pada tanggal 17 Desember).

Maka berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat mengenai bagian-bagian dari persiapan yang tidak tertulis. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melihat mengenai Apakah ustadzah mewajibkan santri untuk membawa mushaf Al-qur‟an ? Maka informan I, menyatakan bahwa kami mewajibkan masing-masing santri membawa mushaf Al-Qur‟an dari rumahnya masing-masing (Elfi Marianti, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019)

Informan II juga menyatakan setiap santri diwajibkan membawa mushaf Al-Qur‟an yang besar, untuk memudahkan santri untuk membaca Al-Qur‟an (Ramadhan, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019). Sedangkan informan III juga mengungkapkan bahwasanya santri yang belajar di LPQ ini kami wajibkan membawa mushaf Al-Qur‟an masing-masing (Irsyad, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Informan IV juga meyatakan hal yang sama bahwa santri diwajibkan membawa mushaf Al-qur‟an yang besar, supaya santri lebih mudah melihat huruf yang mereka baca (Jefriansyah, wawancara pribadi, pada tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan dari pernyataan informan pendukung V, VI, VII, menjelaskan memang kami semua disuruh sama ustadz/ustadzah bawa al-qur‟an. Tapi ada juga yang tidak membawa Al-Quran karena mereka pakai Al-qur‟an Mesjid kak. (Cici, Syarifah dan Farhan, wawancara pribadi, pada tanggalm 25 Desember 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa seluruh ustadz atau ustadzah tersebut mewajibkan kepada santri-santrinya untuk membawa mushaf Al-qur‟an yang besar, hal ini dilakukan agar memudahkan santri dalam membaca Al-qur‟an.

Data tersebut juga diperkuat dengan data observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa sebelum memulai belajar membaca Al-qur‟an, para guru menanyakan kepada santri terlebih dahulu tentang siapa yang tidak membawa mushaf Al-qur‟an yang besar, pada saat itu ada salah seorang santri yang membawa mushaf yang kecil (Fatur), namun gurunya tidak segan-segan mengambil mushafnya tersebut, kemudian guru meminjamkan untuk hari itu mushaf yang besar, untuk mengambil mushaf yang diambil oleh guru tersebut santri harus membawa mushaf Al-qur‟an yang besar esok harinya, baru Al-qur‟an yang diambil tersebut dapat di ambil kembali oleh santri yang bersangkutan (Observasi lapangan pada tanggal 20 Desember 2019).

Jadi, penulis menganalisis bahwa dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran Al-qur‟an di LPQ Nurul Iman ini adalah bahwa guru dalam pembelajarannya tidak ada melakukan persiapan tertulis. Persiapan tertulis yang penulis maksud adalah seperti pembuatan RPP di sekolah. Kemudian sebelum memulai belajar membaca Al-qur‟an, para guru menanyakan kepada santri terlebih dahulu tentang siapa yang tidak membawa mushaf Al-qur‟an. Jadi dalam tahap persiapan ini meskipun guru tidak ada membuat persiapan tertulis tetapi guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dalam bentuk penguasaaan personal dari guru.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Al-qur’an di LPQ Mesjid Nurul Iman

Dokumen terkait