• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis non parametrik yang mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak (Priyatno, 2013: 11). Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut:

50

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh tersebut normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov test yang termasuk uji nonparametris, karena dalam penelitian ini belum diketahui data berdistribusi normal atau tidak. Apabila distribusi data normal, maka teknik uji statistik berikutnya menggunakan statistik parametrik yaitu Independen sample t-test atau

Paired Samples T-test, sedangkan untuk distribusi data tidak normal, maka akan digunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Perhitungan uji normalitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

Hi : Ada deviasi dari normalitas Hnull : Tidak ada deviasi dari normalitas

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Field: 2009: 147):

1. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya berdistribusi tidak normal.

2. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya data berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan

Uji pengaruh perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi, uji perbedaan kemampuan awal, uji skor pretest ke posttest I, uji besar effect size dan analisis lebih lanjut. Uji skor pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Peneliti akan menggunakan statistik parametrik yaitu Independent sample t-test

apabila data yang didapat terdistribusi secara normal melalui uji normalitas. Namun jika data terdistribusi tidak normal maka yang digunakan adalah statistik non parametrik, yaitu Mann-Whitney U test.

51

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil

pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Priyatno, 2008: 31). Uji perbedaan kemampuan awal ini dilakukan untuk memastikan apakah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Kondisi ideal yang diharapkan adalah kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.

Data pretest yang digunakan berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga menggunakan uji statistik sebagai berikut (Field, 2009: 326). 1) Jika distribusi data normal maka uji kemampuan awal kedua kelompok menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. 2) Jika distribusi data tidak normal maka uji kemampuan awal kedua kelompok menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok. Sedangkan jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok (Field, 2009: 150). Uji asumsi dilakukan apabila data terdistribusi normal dan analisis menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test.

Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik, yaitu:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor prestest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Santoso, 2014: 82).

1. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Hi diterima dan Hnull ditolak, maka dapat diartikan kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang berbeda. 2. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak atau

dapat dikatakan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

52 Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji besar pengaruh ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata selisih skor pretest

ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rata-rata selisih skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol, sesuai dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3) (Cohen, 2007: 276-277).

Uji statistik yang digunakan yaitu (1) Independent sample t-test apabila data yang didapat terdistribusi secara normal melalui uji normalitas. (2) Mann-Whitney U test jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok. Sedangkan jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok (Field, 2009: 150). Uji asumsi dilakukan apabila data terdistribusi normal dan analisis menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test.

Teknik analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut (Priyatno, 2010: 99).

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1. Jika harga Sig.(2- tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini

berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke

53 lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

2. Jika harga Sig.(2- tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest

ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri

Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat dilihat dengan mencari effect size.

An effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Pada penelitian ini kriteria koefisien korelasi Pearson yang digunakan yaitu:

Tabel 3.8 Kriteria koefisien korelasi Pearson R Besar Efek Besar Efek (%)

0,10 Kecil 1

0,30 Menengah 9

0,50 Besar 25

Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami digunakan koefisien determinasi atau R2 (Field, 2009: 57 & 179). Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal

= +

54 Keterangan:

r = effect size dengan menggunakan korelasi Pearson t = harga uji t

df = harga derajad kebebasan

z = harga konversi dari standar deviasi (uji statistik Wilcoxon) N = Jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)

Cara untuk menghitung persentase dilakukan dengan mengkuadratkan harga r atau R2 x 100% (Field, 2009: 179).

3.8.2.4 Analisis Lebih Lanjut

Dokumen terkait