• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang ditetapkan penulis, maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada beberapa tahapan yang dijelaskan miles dan huberman, yaitu:

1. Pengumpulan data baik melalui observasi langsung di lapangan kemudian wawancara mendalam terhadap informan yang compatible terhadap penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan.

2. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan data.

3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu dengan menelaah sistem penjualan beras yang benar berdasarkan ketentuan hukum Islam.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat Pasar

Untuk mengetahui sejarah pasar Terminal Sungguminasa Gowa ini kita dapat menyimak penuturan dari Bapak Zainuddin Langke selaku kepala pasar yang terpilih.

“Pasar Terminal Sungguminasa Gowa berdiri pada tahun 1985 dengan kondisi pasar yang belum memiliki nama dan masih berada dipinggir jalan raya dengan kata lain belum berbentuk pasar yang seperti sekarang ini. Dan masih dihubungkan dengan jembatan kayu tua yang sederhana. Pasar ini berdiri dengan begitu saja sebagai tempat perkumpulan para pedagang dan pembeli dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.”47

Pembangunan pasar ini tidak langsung, dengan kata lain pasar ini dibangun secara bertahap dari yang dulu hanya dengan tempat seadanya. Kemudian dengan penuturan Bapak Zainuddin Langke selanjutnya menjelaskan bahwa:

“Pada tahun 1990 pemerintah mendirikan tempat sebagai pasar tradisional yang layak untuk masyarakat. Dan pada tahun 1993 barulah pemerintah membangunkan bangunan permanen walaupun belum semegah dan sebesar dengan pasar yang sekarang ini. Seiring berjalannya waktu dengan kondisi ekonomi yang sudah semakin pesat akhirnya pada tahun 2010 pemerintah pun memperluas wilayah pasar, dengan demikian juga membuka lapangan pekerjaan bagi para pedagang pun semakin luas. Dan kondisi pasar yang demikian tersebut berlanjut hingga saat ini.”48

Pasar Terminal Sungguminasa Gowa merupakan salah satu pasar yang terkenal di Sungguminasa. Pasar ini sangat ramai di pagi hari kerena banyaknya penjual yang menawarkan sayuran dan buah-buahan yang masih fresh. Harganya juga sangat terjangkau dibandingkan dengan tempat lainnya karena langsung

47 Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Jum’at, 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa.

48 Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Jum’at, 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa.

dibeli dari pemasoknya. Pasar ini sudah menjadi pilihan terbaik bagi warga Sungguminasa karena segala jenis kebutuhan ada di Pasar ini dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan pribadi pun ada semua begitupun dengan bahan mentah sampai bahan siap saji pun terdapat di Pasar ini.

2. Keadaan Fisik Dan Geografis Pasar

Dalam sebuah wawancara bersama Bapak Zainuddin Langke, beliau juga menjelaskan tentang bagaimana keadaan fisik dan geografis dari Pasar Terminal Sungguminasa Gowa ini.

“Luas pasar + 3 hektar, letak pasar berada pada Kelurahan Bonto-Bontoa Kecamatan Sumba Opu Kabupaten Gowa tepatnya pada jalan Usman Salengke dan jalan Swadaya. Jumlah penjual yang terdaftar berdasarkan data yang ada, untuk Kios sekitar + 1.104 dengan 965 Los dan jumlah penjual lapak yaitu + 1.000 namun untuk aktifitas keseharian terkadang dibawah dari jumlah tersebut dikarenakan penjual yang ada tidak datang secara bersamaan dengan kata lain ada penjual yang datang namun dengan waktu yang bersamaan ada juga yang pulang.”49

Seperti Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan bahkan dari daerah yang paling jauh pun separti Luwu berada di pasar ini. Pasar ini adalah pasar induk yang melayani transaksi antar pedagang yang terkecil sampai pedagang yang melakukan pengiriman barang keluar pulau, dengan kata lain pasar ini adalah pusat dari pergerakan barang dari wilayah Gowa dan Makassar yang dikirim ke luar Pulau. Pengiriman barang terbesar terdapat di wilayah Kabupaten Gowa itu sendiri dan Wilayah Makassar. Pengiriman barang tersebut sampai pada Papua, Kalimantan, Sulawesi Barat dan bahkan sampai ke nusa Tenggara. Pasar ini juga adalah pasar dengan aktifitas non stop 24 jam perharinya. Dan pasar ini merupakan pasar terbesar yang ada di

49 Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Jum’at, 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa.

37

Kabupaten Gowa bahkan di Sulawesi Selatan untuk skala aktifitas peredaran barang dan jumlah uang yang terdapat di pasar tersebut.”50

Dari penjelasan Bapak Zainuddin Langke diatas tentang keadaan fisik dan bagaimna keadan pasar tersebut dapat di simpulkan bahwa dengan luas pasar yang begitu besar tersebut sehingga dapat menampung begitu banyak penjual dan beragamnya jenis penjualan yang ada didalamnya, sehingga membuat pasar ini menjadi pasar induk yang pedagang yang berdagang didalamnya datang dari berbagai daerah dan memilih untuk menetap di sekitar pasar untuk melanjutkan kehidupannya. Dan dengan banyaknya pedagang yang ada di pasar ini menjadikan pasar ini ramai pengunjung sehingga pasar ini di operasikan 24 jam perharinya untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat.

3. Keadaan Sosial Ekonomi Pasar

Untuk mengatur tatanan ekonomi suatu daerah perlunya di ketahui keadaan sosial ekonominya terlebih dulu. Berikut penuturan Bapak Zainuddin Langke mengenai keadaan sosial ekonomi di pasar ini:

“Sosial ekonomi pada pasar ini berada pada tingkat menengah kebawah, dikarenakan dominannya para pedagang yang ada di pasar ini berasal dari kampung yang dimana mata pencariannya hanya berfokus pada penjulan mereka saja. Tingkat ekonomi mereka bahkan ada yang berada pada level paling bawah, kegiatan perdagangan yang mereka lakukan tersebut merupakan cara mereka menopang hidup meskipun hanya dipekerjakan sebagai pengganti para pemilik barang-barang yang mereka jual.”51

Sosial ekonomi para pedagang di pasar ini berada pada garis kemiskinan rata-rata dan bahkan ada yang berada dibawah rata-rata sehingga perdagangan yang mereka lakukan merupakan satu-satunya mata pencarian mereka untuk

50 Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Jum’at, 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa.

51 Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Jum’at, 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa.

menopang hidupnya. Berikut merupakan penjelasan bapak kepala pasar ini mengenai kondisi sosial masyarakat dari pembeli di pasar ini:

“Untuk para pembeli di pasar ini mencakup semua kalangan dari tingkat ekonomi terendah sampai kaum elit sekalipun ikut berinteraksi di pasar ini.

Tidak hanya itu banyak juga pembeli di pasar ini yang merupakan pengusaha besar yang terlibat dalam proses pembelian tersebut, seperti pengusaha-pengusaha Rumah Makan (Restauran), sampai pada pengusaha yang mendropsit barang-barang ke berbagai Hotel atau ke Super Market, bahkan ada pengusaha yang melakukan pengiriman antar daerah maupun antar pulau sekalipun.”52

Dari penjelasan Bapak Zainuddin diatas dapat kita ketahui bahwa keadaan sosial dari para pedagang yang ada di pasar ini berada pada menengah ke bawah, sedangkan para pembeli mencakup semua kalangan dari keadaan ekonomi paling rendah sampai pada kaum elit tetap melakukan interaksi di pasar ini.

4. Visi Misi dan Struktural Pasar a. Visi Misi Pasar

Berikut penjelasan Bapak Zainuddin mengenai visi dan misi dari pasar ini: “memberikan pelayanan terbaik, menyediakan sarana prasarana terbaik, memfasilitasi semua aktifitas jual beli demi untuk kenyamanan penjual dan pembeli.”53

b. Strukrural Organisasi Pasar

Berikut adalah struktural Organisasi Pasar Terminal Sungguminasa Gowa :

52 Hasil Wawancara Dengan Bapak Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Rabu, 24 April 2021

53 Hasil Wawancara Dengan Bapak Zainuddin Langke, Kepala Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Rabu, 24 April 2021

39

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

Sumber: Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

B. Praktik Penjualan Beras Campuran Di Pasar Terminal Sugguminasa Gowa

Sebagai desa yang mayoritas pertanian dengan bentang wilayah yang terdiri dari persawahan yang cukup luas, ternyata menimbulkan dampak tersendiri dalam praktik jual beli yang ada. Semua itu dapat dilihat dari maraknya berbagai macam praktik jual beli, salah satunya dengan pencampuran barang. Dengan memakai cara-cara yang terkadang melenceng dari kaidah islam. Nyatanya praktik jual beli dengan sistem ini tetap berjalan. Hal tersebut dikarenakan keuntungan yang dianggap cukup menjanjikan dari jual beli tersebut.

Berikut adalah beberapa pendapat dari para pedagang beras yang ada di pasar Terminal Sungguminasa Gowa, mengenai kemurnian beras yang mereka jual apakah mereka mencampurkan beras mereka dengan beras yang beda kualitasnya agar mendapatkan keuntungan lebih:

“Saya selaku salah satu penjual beras di pasar ini mengetahui bagaimna keadaan pembeli saya, mereka dari kalangan yang berbeda ada yang dari kalangan bawah jadi mau tidak mau mereka hanya membeli beras yang kualitasnya tidak terlalu bagus tapi setidaknya mereka masih bias makan.

Jadi saya tidak pernah mencampurkan beras saya dengan kualitas yang berbeda karena saya yakin pasti rezeki saya tidak pernah tertukar.”54

Dari pendapat Bapak Mulyadi bahwa beliau tidak mencampurkan berasnya dengan kualitas yang berbeda karena ada beberapa pembeli yang tetap membeli beras yang beliau jual walaupun dengan kualitas kurang baik sekalipun.

“penjual beras di pasar ini banyak, dan tidak semua penjual beras di pasar ini yang mampu membeli kualitas beras yang bagus, karena kebanyakan penjual di pasar ini yang merupakan dari golongan menengah kebawah. Jadi kami hanya membeli beras dengan kualitas sedang dan yang kurang baik. Dan

54 Mulyadi, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

41

dengan demikian kebanyakan dari pembeli juga jarang ada yang mau membeli beras kami dari kualitas yang kurang baik, jika ada pun hanya mereka yang berada pada tingkat ekonomi bawah saja. Selebihnya mereka memilih beras kami dengan kualitas sedang dan bagus jadi dengan mencampur beras dengan kualitas yang berbeda maka beras yang kami jual dapat habis semua.55

Menurut Ibu Hasna dengan perbedaan tingkat ekonomi yang terjadi sehingga membuat mereka mencampurkan beras yang mereka jual agar dapat laku terjual semua.

Berikut adalah pendapat Ibu Ratna, Bapak Said, Ibu Suni Dan Ibu Ramlah tentang pencampuran kualitas beras yang mereka jual: “kami dari tingkat ekonomi yang berbeda kami melakukan hal ini karena agar jualan kami habis.”56 Tutur Ibu Ratna. Kemudian lanjut penjelasan dari Bapak Said. “Tidak semua penjual beras mencampurkan beras mereka dengan kualitas yang berbeda, karena ada sebagian penjual yang mengambil beras langsung dari pabrik dalam keadaan sudah di packing dan langsung menjualnya tanpa membuka packinganya terlebih dahulu.”57 Selanjutnya penuturan dari Ibu Suni mengenai pencampuran beras dalam penjualannya. “kami melakukan hal tersebut karena dengan begitu kami tetap mendapatkan keuntungan meski dengan dengan modal yang tidak seberapa.”58 Dan yang terakhir jawaban dari pertanyaan demikian, “kualitas beras berbeda-beda sedangkan yang banyak peminatnya adalah yang kualitasnya

55 Hasna, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

56 Ratna, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

57 Said, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

58 Suni, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

bagus jika tidak mencampurnya maka beras dengan kualitas kurang baik tidak laku dipasaran.”59 Tutur Ibu Ramlah.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada para pedagang beras dapat diketahui bahwa tidak semua pedagang mencampur beras dalam praktik jual beli beras. Namun, dari 6 orang narasumber yang diwawancarai ada 4 orang yang mencampur beras jualan mereka. Alasan pedagang tersebut mencampurkan beras adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan menghindari kerugian karena adanya kualitas beras yang tidak baik.

Kemudian selanjutnya pernyataan mereka mengenai harga rata-rata beras yang mereka jual. Bapak Mulyadi menyampaikan bahwa “harga beras yang saya jual mulai dari harga Rp.7.500 dengan kualitas yang agak gelap (kusam), kemudian harga Rp.8.000 dengan kualitas sedang, Rp.9.000 kualitas baik dan kualitas yang paling bagus seharga Rp.10.000”.60 Selanjutnya penuturan dari Ibu Hasna yaitu “harga jual beras kami yaitu dari harga Rp.8.000-Rp.10.000, yaitu dengan 3 jenis yaitu agak kusam seharga Rp.8.000, sedang seharga Rp.9.000 dan harga Rp.10.000 dengan kulitas yang super.”61 Begitupun dengan penuturan pedagang beras lainnya, hanya berkisar dengan harga yang sama.

Harga per liter beras yang dijual adalah berkisar Antara Rp. 7.500 sampai dengan Rp. 10.000 tergantung dengan kualitas beras yang dijual. Harga beras dengan kualitas super,dijual dengan harga Rp. 10.000, beras dengan kualitas baik

59 Ramlah, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

60 Mulyadi, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

61 Hasna, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminas Gowa

43

di jual dengan harga Rp. 9.000, beras dengan kualitas sedang dijual dengan harga Rp. 7.500-8.000, sedangkan beras campuran dijual dengan harga Rp. 10.000 setara dengan jenis beras kualitas super.

Perbedaan beras campuran dengan beras yang tidak dicampur adalah harga beras campuran dijual dengan harga Rp. 10.000 setara dengan jenis beras kualitas super, sedangkan berasdengan kualitas sedang dijual dengan harga Rp. 9.000.

Harga beras campuran lebih mahal dibandingkan dengan harga beras kualitas sedang. Perbedaan harga tersebut karena penjual mencampur beras yang berkualitas baik dan beras dengan kualitas yang buruk.

Kualitas beras yang dicampur adalah beras yang berkualitas super dengan beras yang berkualitas buruk. Pencampuran tersebut akan mendapatkan beras dengan kualitas baik. Beras campuran dengan kualitas baik tidak dapat dibedakan oleh para pembeli karena fisik beras campuran dan beras yang berkualitas baik relative sama. Sehingg pedagang tidak merugi karena beras dengan kualitas buruk akan laku terjual dan akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Setelah membahas mengenai apakah ada campran dalam beras yang para pedagang lakukan dan berapa harga jual beras di pasaran, kemudian berlanjut kepada mekanisme atau praktik para pedagang memperoleh beras yang mereka jual. Berikut wawancara dengan salah seorang pedagang beras di pasar tersebut:

“Jadi mekanisme pencampuran beras yang kami lakukan adalah kami membeli beras pada petani padi maupun distributor. Namun beras yang kami beli dari petani padi maupun distributor, tidak semua beras dengan kualitas baik. Petani yang sudah lama menimbun padi akan menghasilkan beras dengan kualitas buruk, begitu pula distributor yang sudah lama menimbun beras akan menghasilkan kualitas beras yang buruk pula. Kualitas beras yang berbeda-beda tersebutlah kami campurkan beras kualitas super dengan beras yang berkualitas buruk agar mendapatkan beras dengan kualitas baik.

Beras dengan kualitas buruk tidak laku di pasaran, sehingga kami akan terus berupaya agar tidak mengalami kerugian, justru akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.”62

Pedagang akan mendapatkan keuntungan yang besar dengan menjual beras campuran, karena beras dengan kualitas buruk dicampur dengan beras kualitas super sehingga akan mendapatkan beras dengan kualitas baik. Beras dengan kualitas super ini lebih laku dipasaran karena beras dengan kualitas super sangat dinikmati untuk dihidangkan. Para pembeli membeli beras dengan beras kualitas super, namun para pembeli tidak mengetahui bahwa walaupun beras tersebut adalah beras campuran, maka para pedagang akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih banyak.

Pandangan para penjual terhadap jual beli beras campuran adalah jual beli beras campuran sangat menguntungkan. Hal tersebut dikarenakan mencampur beras kualitas buruk dengan beras kualitas super akan menghasilkan beras kualitas baik yang diminati banyak pembeli. Apabila beras kualitas buruk tidak dicampur maka penjual akan mengalami kerugian karena beras dengan kualitas buruk tidak laku di pasaran. Para pembeli tidak menginginkan beras dengan kualitas buruk walaupun dijual dengan harga yang murah.

Jual beli beras campuran dapat menghindari kerugian yang disebabkan oleh kualitas beras yang tidak laku dipasaran. Kualitas beras yang buruk tidak diminati oleh para pembeli dengan alasan warna yang tidak menarik, rasa yang kurang sedap, serta dari aroma yang tidak harum. Hal tersebut dapat mempengaruhi nilai jual beras dengan kualitas buruk. Oleh karena itulah, pedagang mencampur beras

62 Ramlah, Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

45

dengan alasan agar tidak mengalami kerugiandan mendapatkan keuntungan yang berlimpah.

Berikut adalah pendapat dari salah satu pedagang beras pula mengenai hukum dalam mencampurkan beras yang mereka jual dengan kualitas yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

“Menurut hukum mencampur beras dalam Islam adalah sah-sah saja dengan alasan para pembeli tidak merasa dirugikan, dan tidak adanya masalah yang mengkhawatirkan kepada para pembeli seperti masalah kesehatan. Dalam hal ini, walaupun beras dicampur, pencampuran tersebut hanya mencampur beras yang beda kualitas, beras dengan kualitas buruk dicampur dengan beras kualitas super, tidak mencampur beras dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti pemutih maupun pengawet.”63

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pembeli beras di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, dapat diketahui bahwa beras yang dibeli di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa adalah beras yang berasal dari para petani padi yang ada di wilayah Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Gowa. Para petani menjual padi kepada para pedagang beras, kemudian pedagang menggiling padi sehingga menghasilkan beras yang berbeda-beda.

Kualitas beras yang dibeli adalah beras dengan kualitas sedang dan beras dengan kualitas super. Beras dengan kualitas super lebih laku dibandingkan dengan beras kualitas sedang dan beras dengan kualitas rendah. Hal tersebut dikarenakan beras dengan kualitas super memiliki rasa yang enak, harum, berwarna putih bersih, dan terasa lebih pulen. Beras campuran dengan kualitas super secara fisik tidak ada perbedaan dengan beras super pada umumnya, beras yang dibeli sama saja dengan beras-beras kualitas super pada umumnya.

63 Suni Selaku Pedagang Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminl Sungguminasa Gowa

Harga beras per liter di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa berkisar antara Rp. 7.500 –Rp. 10.000, dimana harga beras kualitas super dijual dengan harga Rp.

10.000, beras dengan kualitas baik dijual dengan harga Rp. 9.000, beras dengan kualitas sedang dijual dengan harga Rp. 8.000, dan beras dengan kualitas rendah dijual Rp. 7.500.

Perbedaan harga yang tinggi pada beras campuran dengan beras yang tidak dicampur adalah harga beras campuran dijual dengan harga Rp. 10.000, sama dengan harga beras kualitas super. Sedangkan harga beras kualitas sedang dengan harga Rp. 9.000. Sehingga harga beras campuran lebih mahal dibandingkan dengan harga beras kualitas sedang.

Berikut pendapat salah satu pembeli mengenai pencampuran beras yang para pedagang beras lakukan: Terminal Sungguminasa Gowa. Beras campuran yang dijual di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa adalah beras kualitas super yang dicampur dengan beras kualitas buruk. Hasil dari pencampuran beras tersebut adalah beras dengan kualitas baik.

Kerugian yang dialami pembeli dalam transaksi jual beli beras di Terminal Sungguminasa Gowa yakni ketika pembeli tidak mengetahui bahwa beras yang

64 Ibrahim, Selaku Pembeli Beras Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 26 Februari 2021, Pasar Terminal Sungguminasa Gowa

47

dibeli adalah beras campuran, maka pembeli akan merasa dirugikan dengan harga jual yang tinggi tetapi kualitas beras setelah dimasak ternyata tidak baik, dari segi rasa, tekstur, warna, maupun aroma beras yang dibeli ternyata tidak seperti beras kualitas super pada umumnya. Bahkan ada pembeli yang mengembalikan beras campuran tersebut, namun penjual tidak mengembalikan atau menukar beras tersebut dengan beras yang lain.

Setelah pembahasan mengenai apakah para pembeli mengetahui tentang pemcampuran beras yang pra pedagang lakukan berikut adalah pendapat juga salah satu pembeli tentang hukum dalam mencampur beras untuk mereka jual, yaitu:

“Pandangan pembeli mengenai hukum mencampur beras untuk dijual adalah sangat merugikan pembeli karena pembeli merasa tertipu dengan beras yang

“Pandangan pembeli mengenai hukum mencampur beras untuk dijual adalah sangat merugikan pembeli karena pembeli merasa tertipu dengan beras yang

Dokumen terkait