• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

8. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan keabsahan data dengan menganalisis jawaban subjek penelitian yaitu dari informan kunci. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data. Triangulasi dilakukan dengan mewawancarai beberapa pendengar Radio Start 102,6 FM. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam pemilihan informan dari pendengar. Penetapan kriteria informan adalah sebagai berikut: informan merupakan warga Mandailing Natal, informan adalah pendengar Radio Start 102,6 FM, dengan frekuensi mendengar Radio Start 102,6 FM pada program Ketabo-Ketabo minimal satu jam perhari, informan mewakili satu segmen pendengar program Ketabo-Ketabo, baik itu dari segi umur, pendidikan maupun bekerja. Berdasarkan kriteria di atas, peneliti menentukan beberapa orang pendengar program Ketabo-Ketabo pada Radio Start 102,6 FM sebagai informan pendukung dalam penelitian ini, diantaranya Ardiansyah, Rudi.

25

G. Pedoman Penulisan

Pedoman dalam penulisan ini mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarifhidayatullah Jakarta nomor 507 Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), yang telah ditetapkan dan ditandatangani oleh Rektor UIN Jakarta pada 14 Juni 2017.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar mempermudah penulisan skrpsi ini, maka penulis membagi menjadi lima bagian yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan dasar penyusunan penelitian ini. Dalam bab ini, pembahasan yang meliputi pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang menunjang sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi ini. Penelitian ini akan membahas mengenai landasan teori tentang Strategi, Eksistensi dan Teori Ekologi Media.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Menjelaskan gambaran umum tentang Sejarah Singkat Radio Start 102,6 FM, Visi dan Misi Radio Start 102,6 FM, Struktur Organisasi Radio Start 102,6 FM, data pemberi modal program Ketabo-Ketabo, dan program siaran Radio Start 102,6 FM

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini menjabarkan hasil temuan penelitian dari Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing Natal.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang masalah, teori dan temuan dari hasil penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi uraian yang terkait kesimpulan dan saran sehingga membuat praktis.

DAFTAR PUSTAKA

27 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa Yunani

“strategos” dan mengarah kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.14

Menurut pakar ilmu komunkasi Onong Uchjana Effendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu perencanaan tersebut.

Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.15

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). H. 1092

14 Keith Butterick, Pengantar Public Relations (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). h. 153

15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, Ke-21 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). h. 32

Sedangkan menurut Mintzberg, setidaknya ada lima kegunaan dari kata strategi yakni:16

1. Sebuah rencana, suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar.

2. Sebuah cara, suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor.

3. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan.

4. Sebuah posisi, suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah lingkungan.

Menurut Anderson juga merumuskan strategi adalah seni dimana melibatkan kemampuan intelegensi atau pikiran untuk membawa sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.17

5. Sebuah persepktif, suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia.

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata

‖program‖ dalam defenisi tersebut menyangkut suatu peran aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan

16 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Erlangga, 2007).

h. 2

17 Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada 2013), h.61.

29

organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.18

Strategi dapat juga didefenisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Defenisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.19

Maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu ketarampilan atau taktik yang disusun oleh sebuah organisasi, perusahaan atau lembaga untuk sebuah keberhasilan atau tujuan yang sudah direncanakan. Sebab, setiap perusahaan ataupun lembaga pasti mempunyai strategi yang terencana untuk mencapai keberhasilan perusahaan atau lembaga tersebut.

Maka dalam penelitian ini, strategi yang digunakan Radio Start 102,6 FM agar dapat terus eksis mempertahankan bahasa daerah Mandailing Natal adalah melalui strategi program pada program Ketabo-Ketabo, strategi menarik audien program Ketabo-Ketabo, serta strategi pemasaran program Ketabo-Ketabo.

18 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008) h.144.

19 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 144

2. Strategi Program Radio (type of content)

Dimmick dan Rohtenbuhler mengungkapkan bahwa ketiga sumber penghidupan media yang pertama adalah types of content, yang menunjukkan aspek program dan atau jenis isi media, variasi program, jenis program, dan banyaknya program. Content merupakan deskripsi isi dari media yang bersangkutan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai rubrikasi/ program acara yang ada. Konten media secara luas diklarifikasikan ke dalam kategori informasi (terkait konten berita) dan hiburan (drama, komedi, action, musik, games, dan lain-lain). Konten media merupakan produk yang dapat secara berulang digunakan dan dipasarkan kepada audien dan pengiklan.20

Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa Indonesia adalah penjadwalan program yang akan diudarakan (to be aired). Jadi, sinonim programming adalah scheduling.21

Lembaga penyiaran umumnya menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk tetap ‗merebut‘ perhatian pendengar dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya program-program yang

20 Haryati, ‗Ekologi Media Di Era Konvergensi‘, Jurnal Balai Pengkajian Dan Pengembangan Komunikasi Dan Informatika, 10 (2012), 4.

21 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet, Ke-2, h. 127

31

terbarukan. Langkah ini dilakukan agar dapat tetap bersaing dengan lembaga penyiaran yang lain dalam satu kawasan.22

Faktor yang paling penting dan menentukan keberhasilan suatu stasiun penyiaran radio dan televisi adalah program atau acara. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian target pendengar memerlukan ―programming‖ atau penata acara.23

Satu stasiun penyiaran selalu merencanakan programnya secara strategis, yaitu merancang acara sebaik mungkin, sehingga tetap menarik dan menjaga ketertarikan pendengarnya (radio) dan pemirsanya (televisi). Mereka biasanya menyajikan program yang diminati oleh audien berdasarkan fakta yang ada.24

Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari:25

a. Perencanaan program

b. Produksi dan pembelian program c. Eksekusi program

22 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, h. 127

23 Harlay Prayuda, Penyiaran, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktik (Malang: Banyumedia, 2005). h.45

24 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet, Ke-2, h. 127

25 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008) h.273

d. Pengawasan dan evaluasi program e. Perencanaan program

Dalam industri penyiaran, perencanaan merupakan unsur terpenting, karena siaran memiliki pengaruh, dampak kuat dan besar. Maka dari itu memerlukan perencanaan matang dalam menggunakan data dan fakta selengkap-lengkapnya.26

Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa : Program planning involves the development of short, medium, and long rang plans to permit the station to attain its programming and financial objectivies. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.27

Terdapat perbedaan pengelolaan program antara stasiun televisi komersial dengan stasiun radio komersial. Pada stasiun radio komersial, pengelola program berupaya mengidentifikasi audien mereka yang spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang spesifik itu sepanjang siarannya. Pada stasiun radio, perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan

26 Tiartanto Ius.Y.A, Broadcasting Radio: Panduan Teori Dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Book, 2010).h. 96

27 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008).h. 274

33

kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih stasiun bersangkutan.28

Ada beberapa hal yang dibahas dalam perencanaan program, yang dikenal dengan ―bauran program‖ (programming mix) yang terdiri atas:

1. Produk program (product), bahwa program adalah suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program.

2. Harga program (price), yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan (tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan.

3. Distribusi program (place), yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien melalui pesawat TV dan radio.

4. Promosi program (promotion), yaitu proses bagaimana memberi tahu audien mengenai adanya

28 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 274.

suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton atau mendengarkannya.29

Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan program adalah mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek yang dilakukan melalui rapat berskala mingguan, rapat berskala menengah yang dilaksanakan melalui rapat satu bulan sekali dan jangka panjang yang dilakukan setahun sekali. Dalam perencanaan program, pengelola program harus mengkolaborasikan empat komponen dasar diatas antara produk program, harga program, distribusi program, dan promosi program, agar perencanaan program dapat berjalan dengan baik.

Maka dalam perencanaan program Radio Start 102,6 FM pada program Ketabo-Ketabo yang merupakan program budaya yang menyajikan adat istiadat, gonjak sianyang (canda), pantun dengan menggunakan bahasa Mandailing Natal. Dalam perencanaan program Ketabo-Ketabo, Radio Start FM melakukan perencanaan jangka panjang yaitu melakukan rapat atau evaluasi berskala setengah tahun, perencanaan jangka menengah melaui rapat atau evaluasi tiga bulan sekali untuk mengupgrade program Ketabo-Ketabo agar lebih baik lagi.

29 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 281.

35

Radio Start 102,6 FM tidak hanya melakukan rapat evaluasi dalam perencanaan program Ketabo-Ketabo, tetapi juga melakukan bauran program yang salah satunya dengan melakukan promosi program kepada audien melalui akun-akun media sosial Radio Start 102,6 FM.

f. Produksi dan pembelian program.

Manajer program bertanggung jawab melaksanakan program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akusisi (membeli). Dalam melakukan akusisi, manajer program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi stasiun penyiaran.30

Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya lima diantaranya adalah produksi siaran berita dan informasi, iklan, jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan.

Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide

30 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 305

atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabar, dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program.31

Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa-apa tanpa tersedia program untuk disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai program yang ditayangkannya. 32

Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.33

Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya lima diantaranya adalah produksi

31 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

32 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

33 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

37

siaran berita dan informasi, iklan, jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan.34

Maka dapat disimpulkan bahwa memproduksi program dalam sebuah radio pada intinya yaitu ide atau pemikiran dan diwujudkan melalui produksi. Sedangkan membeli program adalah siapa yang memproduksi program tersebut. Dalam industri penyiaran, media harus meminimalisir pembelian program, dan lebih mengedepankan memproduksi sendiri program agar lebih menghemat biaya atau anggaran.

Maka dalam penelitian ini Radio Start 102,6 FM memproduksi sendiri program-program yang dapat mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing Natal yaitu program Ketabo-Ketabo. Karena Radio Start 102,6 FM merupakan media penyiaran lokal yang harus memproduksi sendiri program lokalnya untuk mengangkat bahasa daerah karena tentu lebih menghemat anggaran jika program Ketabo-Ketabo diproduksi oleh radio Start 102,6 FM. Radio Start 102,6 FM juga dapat disebut Radio in house production karena 100% memproduksi programnya sendiri.

Radio Start 102,6 FM memiliki strategi dalam memproduksi program Ketabo-Ketabo yaitu dengan melihat apa yang sedang tren sekarang ini, kemudian program tersebut bisa dialihkan kebentuk radio, dan

34 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: LKiS, 2005).

melihat apakah radio-radio lokal di Mandailing Natal sudah memiliki program seperti program Ketabo-Ketabo, karena jika sudah ada pada radio lain, kesannya Radio Start 102,6 mencontoh radio tersebut. Oleh karena itu, Radio Start 102,6 FM sangat menjunjung keorisinalitas programnya.

g. Eksekusi Program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting.35

Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik

35 M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio &

Televisi.( Jakarta: Prenadamedia Group, 2008). h.342

39

penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia. Pengelola program juga harus memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya.36

Bagian program harus menganalisis dan memilah-milah setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan, karena jam yang berbeda akan mendapatkan audien yang berbeda pula. Kalangan yang berbeda menonton atau mendengar di waktu yang berbeda. Jika audien yang menjadi sasaran adalah para remaja, maka jangan memutar acara itu selama jam sekolah atau pada saat larut malam. Jika audien sasaran adalah laki-laki dan perempuan semua umur, maka perlu dipertimbangkan untuk meletakkan acara tersebut pada jam tayang utama (prime time).37

Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat menemani aktivitas apa pun. Aktivitas

36 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 342

37 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 342

audien pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari.

Programmer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audien ini.

Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audien mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audien yang berbeda.

Secara umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian:38

1. Prime time jam 19.30-23.00 2. Late Fringe Time jam 23.00-01.00 3. All Other Time jam 01.00-10.00 4. Day Time jam 10.00-16.30 5. Fringe Time jam 16.30-19.30

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal eksekusi atau penayangan program, yang bertugas adalah manajer program yang merencanakan dan menentukan jadwal program. Agar suatu program sukses dalam penayangannya, manajer program harus menyusun dan menata program dengan baik agar tepat sasaran kepada audien dan membagi siaran seperti prime time, late fringe time, all other time, day time, dan fringe time.

38 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 344

41

Maka dalam penelitian ini Radio Start 102,6 FM melakukan eksekusi program dan menempatkan jadwal penyiaran program Ketabo-Ketabo dengan cara melihat segmentasi pemirsanya. Manajer program Radio Start 102,6 FM menjadwalkan penyiaran program Ketabo-Ketabo pada pukul 19:00-21:30 WIB yaitu disaat jam prime time disaat orang-orang sedang beristirahat atau bercengkrama dengan keluarga.

Radio Start 102,6 FM juga memiliki strategi dalam menempatkan jadwal program Ketabo-Ketabo yaitu dengan melihat situasi dan kebiasaan masyarakat, artinya Radio Start 102,6 FM melihat masyarakat di jam-jam tertentu siapa yang akan mendengarkan program Ketabo-Ketabo.

Program Ketabo-Ketabo disiarkan pada jam prime time karena Radio Start 102,6 FM melihat bahwasanya di jam prime time waktunya masyarakat bercengkrama dengan keluarga, maka Radio Start 102,6 FM menghadirkan program unggulannya dan menghadirkan konten lokal yang lebih dengan masyarakat Mandailing Natal yaitu program Ketabo-Ketabo.

h. Pengawasan dan evaluasi program

Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau

diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.39

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating.

Jika jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.40

Manajer program sering disebut sebagai

―pelindung‖ (protector) atau lisensi atau izin siaran yang

39 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 354

40 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 355.

43

diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin.

Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program (program control), manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut:41

1. Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran.

2. Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.

3. Memelihara catatan (records) program yang disiarkan.

4. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program.

5. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain.

6. Memastikan bahwa biaya program program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan.

Maka dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilaksanakan dengan melihat hasil kerja dan kinerja yang dapat diukur, sehingga rencana dan tujuan program dapat dicapai dan diwujudkan. Proses evaluasi

41 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 355.

juga tidak kalah penting dilaksanakan agar dapat menjaga kualitas program-program yang sudah ada sebelumnya dan mempertahankan mitra agar tetap

juga tidak kalah penting dilaksanakan agar dapat menjaga kualitas program-program yang sudah ada sebelumnya dan mempertahankan mitra agar tetap

Dokumen terkait