• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI EKOLOGI MEDIA RADIO START 102,6 FM DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BAHASA DAERAH MANDAILING NATAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI EKOLOGI MEDIA RADIO START 102,6 FM DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BAHASA DAERAH MANDAILING NATAL"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI EKOLOGI MEDIA RADIO START 102,6 FM DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BAHASA

DAERAH MANDAILING NATAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Oleh:

Besty Cahyani NIM: 1116051000066

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020 M

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK Besty Cahyani, 11160510000066

Strategi Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensinya Mengangkat Bahasa Daerah Mandailing Natal

Radio Start 102,6 FM merupakan radio lokal yang berada di tengah- tengah masyarakat Mandailing Natal sejak tahun 2007. Kehadiran Radio Start 102,6 FM sebagai radio lokal yang mampu bertahan sampai saat ini tentu tidaklah mudah, bersaing dengan Radio Nasional yang lebih eksis, membuat Radio Start 102,6 FM harus memiliki strategi-strategi agar dapat terus mempertahankan eksistensinya mengangkat bahasa daerah Mandailing Natal melalui program Ketabo-Ketabo, karena Radio Start 102,6 FM tidak hanya bersaing dengan Radio Nasional tetapi dengan Radio Penyiaran Lokal lainnya. Program Ketabo-Ketabo pernah meraih penghargaan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) sebagai konten lokal terbaik pada tahun 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi-strategi yang dilakukan Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensinya mengangkat bahasa daerah Mandailing Natal melalui program Ketabo- Ketabo, menggunakan teori Ekologi Media oleh Dimmick dan Rothenbuhler yang mengungkapkan bahwa untuk mempertahankan eksistensinya, media memerlukan tiga sumber penunjang hidup utami yaitu, capital (pemasukan iklan), types of content (jenis isi media), dan types of audience (jenis khalayak sasaran). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap manajemen Radio Start 102,6 FM, melakukan observasi serta pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mempertahankan eksistensi Radio Start 102,6 FM dalam mengangkat bahasa daerah Mandailing Natal melalui program Ketabo-Ketabo adalah : 1) Melakukan strategi program pada program Ketabo-Ketabo yang meliputi perencanaan program, tidak melakukan pembelian program, melakukan eksekusi program dan pengawasan program, 2) Melakukan segmentasi, targeting, dan positioning dalam merebut pasar audien pada program Ketabo-Ketabo (melakukan segmentasi, memilih target pendengar, dan membangun persepsi pendngar melalui tagline), 3) Melakukan strategi pemasaran dan merebut pengiklan pada program Ketabo-Ketabo ( langsung mendatangi perusahaan- perusahaan untuk mengajukan proposal dan tidak hanya menunggu di studio, menjual iklan lebih tinggi dari tarif normal pada program Ketabo-Ketabo, dan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pada program Ketabo-Ketabo

Kata Kunci: Strategi, Eksistensi, Radio Lokal, Ekologi Media

(6)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunianya dalam kehidupan umat manusia. Atas rahmat dan karnia-Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ―Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensi Bahasa Daerah Mandailing Natal‖. Tidak lupa juga Shalawat serta salam dihadiahkan kepada roh Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam penelitian ini penulis menyadari masih jauh dengan kata sempurna. Namun tidak menghilangkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan skripsi ini baik secara moril maupun materil. Dengan demikian peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Suparto, M.Ed,Ph.D,. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretarsi Jurusan, Dra. H. Musfirah Nurlaily, M.A.

3. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan dukungan penuh selama proses penelitian.

(7)

iii

4. Pimpinan, Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dalam meminjam literatur untuk penulisan skripsi.

5. Seluruh jajaran dosen dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Pak Roy Adam (Manager Program Radio Start 102,6 FM sekaligus sebagai Manager Produser Radio Start 102,6 FM), Ibu Febby Bourmunt (Manager Marketing) dan seluruh crew Radio Start 102,6 FM yang telah meluangkan waktu dan membantu kelengkapan data untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orangtua penulis, Bapak Alm. Abdul Basyid dan Ibu Arnita Lubis yang selalu memberi banyak dukungan dalam bentuk apapun baik mendoakan dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk keluarga yang selalu berjasa sepanjang hidup penulis.

8. Teman-teman seperjuangan Jurnalistik 2016, khususnya Jurnalistik A atas semua suka dan duka selama perkuliahan.

9. Semua pihak, rekan-rekan, teman-teman yang telah ikut berjasa dan membantu penelitian ini.

Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis untuk

(8)

iv

Jakarta, 11 Agustus 2020

Besty Cahyani

(9)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN

LEMABR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 10

F. Metode Penelitian ... 16

1. Paradigma Penelitian ... 16

2. Metode Penelitian ... 16

3. Subjek dan Objek Penelitian ... 17

4. Tempat Penelitian ... 18

5. Sumber Data... 18

6. Teknik Pengumpulan Data ... 19

7. Teknik Analisis Data... 23

8. Teknik Keabsahan Data ... 24

G. Pedoman Peulisan ... 25

H. Sistematika Penulisan ... 25

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi ... 27

1. Pengertian Strategi ... 27

2. Strategi Program Radio ... 30

3. Strategi Menarik Audien ... 45

4. Strategi Pemasaran Program Radio ... 51

(10)

vi

BAB III PROFIL RADIO START 102,6 FM

A. Sejarah Singkat Radio Start 102,6 FM ... 66 B. Visi dan Misi Radio Start 102,6 FM ... 69 C. Struktur Organisasi Radio Start FM ... 70 D. Data pemberi modal Program Ketabo-Ketabo 71 E. Program acara Radio Start 102,6 FM... 72 BAB IV DATA DAN TEMUAN

A. Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensi

Bahasa Daerah Mandailing Natal ... 75 1. Strategi Program pada

Program Ketabo-Ketabo ... 75 2. Strategi Merebut

Pasar Audience pada Program

Ketabo-ketabo... 83 3. Strategi Pemasaran

dalam Memasarkan Program Ketabo-

ketabo ... 87

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis Strategi Ekologi Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensi

Bahasa Daerah Mandailing Natal ... 94 1. Melaksanakan perencanaan,

produksi, ekseskusi dan pengawasan

dalam Program Ketabo-Ketabo ... 94 2. Melakukan Segmentasi, Targetting,

dan Positioning dalam Merebut Pasar Audience pada Program Ketabo

Ketabo ... 105

(11)

vii

3. Melakukan Strategi Pemasaran dalam Memasarkan Program Ketabo ketabo 110

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 121 B. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

viii

Tabel 1.1. Temuan Terdahulu ... 11

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Perhatian Masyarakat Usia 10 Tahun ke atas Terhadap Media Radio,

Surat Kabar dan Televisi ... 3 Gambar 1.2 Potensi Pendengar Radio Start 102,6 FM ... 6 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Radio Start 102,6 FM ... 65

(14)
(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga dapat digunakan memainkan rekaman, oleh Edisopadu tahun 1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen elektromagnetik untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio.1

Radio FM baru muncul di masyarakat pada awal 1960-an, pemutaran musiknya pun terbatas pada musik rock, karena dirasa sesuai dengan frekuensi FM. Peran radio mulai menurun dengan munculnya TV pada saat itu.2 Radio siaran pertama di Indonesia dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, bernama Bataviase Radio Siaran Vereniging (BRV).

Radio siaran ini didirikan pada tanggal 16 Juni 1952 di Batavia dan berstatus sebagai radio swasta.3

Sampai pada masa Awal Kemerdekaan RI, radio siaran masih dikuasai oleh Jepang hingga Ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, berita ini tidak dapat disiarkan secara langsung melalui radio

1 Muhammad Mufido, Komunikasi Dan Regulasi (Jakarta: Kencana, 2005). h.25

2 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008).h.25

3 Hidajanto Djamal, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, Dan Regulasi, Ke-2 (Jakarta: Kencana, 2013).h.127

(16)

siaran. Akan tetapi akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat dikumandangkan di udara melalui radio siaran stasiun call ―Radio Indonesia Merdeka‖.4

Sejarah Radio Republik Indonesia dimulai sejak pendiriannya secara resmi pada tanggal 11 September 1945.

Abdurrahman Saleh adalah salah satu tokoh yang mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI). RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang sarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial, RRI berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.5

Di samping RRI, pada tahun 1966 muncul radio-radio swasta di Indonesia hingga saat ini. Dunia penyiaran di Indonesia semakin beragam, setelah hadirnya radio-radio lokal. Sebagaimana dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 pada Bagian keempat tentang Lembaga Penyiaran Publik, Pasal 14 ayat (3), yang menyatakan bahwa di daerah provinsi, kabupaten, dan kota dapat didirikan Lembaga Penyiaran Publik Lokal.6 Undang-Undang ini menjadikan hukum resmi bagi eksistensi lembaga penyiaran lokal, secara langsung membuka perizinan atas berdirinya

4 Hidajanto Djamal, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, Dan Regulasi, h. 142

5 Hidajanto Djamal, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, Dan Regulasi, h. 144

6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 –Tahun 2002, Penyiaran, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.15

(17)

3

radio-radio lokal daerah di Indonesia. Kehadiran radio lokal ini dapat menambah variasi dan pilihan bagi warga Indonesia untuk memperoleh berbagai informasi tentang daerah yang tidak tersentuh oleh media nasional. Hal inilah yang melahirkan radio-radio lokal daerah di Indonesia.

Tetapi, berdasarkan hasil survei indikator sosial budaya Badan Pusat Statisitik (BSI), masyarakat (usia 10 tahun ke atas) yang mendengarkan radio dalam seminggu terakhir hanya 13,31% pada 2018. Angka ini merosot jauh dari 50,29% pada 2003. Demikian pula masyarakat yang membaca surat kabar atau majalah berkurang menjadi 14,92%

pada 2018 dibanding 23,7% pada 2003.7

Gambar 1.1 Persentase Perhatian Masyarakat Usia 10 Tahun ke atas Terhadap Media Radio, Surat Kabar dan Televisi.

7 Databoks.katadata.co.id

(18)

Sumber: Databoks.katadata.co.id

Persaingan media penyiaran pada dasarnya adalah persaingan merebut perhatian audien dan untuk dapat merebut perhatian audien, maka pengelola stasiun penyiaran harus memahami siapa audien mereka, dan apa kebutuhan mereka.

Dalam era persaingan dewasa ini setiap media penyiaran harus memiliki strategi yang jelas dalam merebut audien. Strategi merebut audien adalah sama saja dengan strategi pemasaran (marketing) dalam arti yang luas. Audien adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan. Ketika seseorang memiliki rencana untuk membuka media penyiaran di suatu wilayah atau daerah, maka ia harus memiliki strategi yang disusun sejak awal.

Dengan demikian, pemilik dan pengelola media penyiaran

(19)

5

harus memiliki strategi pemasaran untuk dapat merebut pasar yaitu audien.8

Berbeda dengan radio lokal di Kabupaten Mandailing Natal provinsi Sumatera Utara yaitu Radio Start FM yang masih eksis menyiarkan program-programnya terutama program konten lokal atau kedaerahan dan masih eksis didengar oleh masyarakat Mandailing Natal. Dapat dilihat dari data dibawah berikut ini:

8 Morison, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Jakarta, PrenadaMedia Group, 2008) h.173

(20)

Gambar 1.2 Potensi Pendengar Radio Start 102,6 FM Sumber: Company Profile Radio Start 102,6 FM

Keberhasilan radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensinya dalam persaingan industri dunia penyiaran hingga saat ini, tentu tidak terlepas dari strategi-strategi yang diterapkan. Apalagi bertahan sebagai radio lokal ditengah munculnya konvergensi media, besarnya biaya operasional radio, semakin ketatnya persaingan

(21)

7

industri media menjadi tantangan terberat radio Start 102,6 FM.

Selain itu, banyaknya masyarakat Mandailing Natal yang berpindah ke radio nasional, semakin mengurangi minat masyarakat terhadap radio lokal. Oleh karena itu, para pengelola radio lokal harus berupaya membuat dan menerapkan strategi-strategi yang matang agar mampu menarik minat audien untuk mendengarkan radio lokal serta bagaimana agar terus konsisten meyiarkan program-program dengan konten lokal.

Dalam membangun budaya Mandailing Natal, Radio Start 102,6 FM memiliki ciri khas yaitu program Ketabo- Ketabo yang disiarkan setiap hari pada pukul 19:00 WIB sampai 21:30 WIB, program ini membahas musik daerah Mandailing Natal, melakukan interaksi antara penyiar dengan audien dengan menggunakan bahasa daerah Mandailing. Program Ketabo-Ketabo bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan seni sebagai karakter bangsa.

Radio Start 102,6 FM pernah meraih penghargaan sebagai radio terbaik kategori konten lokal dan nominator 3 besar Talk Show dan Hiburan dari Komisi Penyiaran Indoensia Daerah (KPID) Award Tahun 2014 pada program Ketabo-Ketabo.9

Keberhasilan Radio Start 102,6 FM hingga sekarang dapat tetap eksis di dunia industri penyiaran dan juga

9 Mandailing Online

(22)

berhasil mendapatkan penghargaan dari KPID pada program Ketabo-Ketabo , tentu tidak terlepas dari berbagai strategi- strategi yang dilakukan oleh Radio Start 102,6 FM.

Sehingga, agar tetap dapat bertahan para pengelola radio lokal harus berusaha melakukan dan menerapkan strategi- strategi yang matang agar dapat menarik minat pendengar untuk mendengarkan radio lokal serta bagaimana agar tetap terus menyiarkan program-program yang bernuansa lokal.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana strategi yang dilakukan oleh Radio Start 102,6 FM untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing melalui program Ketabo-Ketabo.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengangkat judul penelitian yang berjudul “Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensi Bahasa Daerah Mandailing Natal”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis membatasi permasalahan Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam Mempertahankan Eksistensi Bahasa Daerah Mandailing melalui program Ketabo-Ketabo. Peneliti memilih program Ketabo-Ketabo karena program ini memiliki ciri khas yaitu penyiar dan pendengar Radio Start 102,6 FM di saat siaran menggunakan bahasa daerah Mandailling Natal. Program Ketabo-Ketabo juga pernah

(23)

9

meraih penghargaan dari KPID sebagai konten lokal terbaik di tahun 2014.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi program (type of content) pada program Ketabo-Ketabo?

2. Bagaimana strategi menarik audience (type of audien) pada program Ketabo-Ketabo?

3. Bagaimana strategi pemasaran/menarik pengiklan (capital) pada program Ketabo-Ketabo?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi program (type of content) program Ketabo-Ketabo

b. Untuk mengetahui bagaimana strategi menarik audince (type of audien) program Ketabo-Ketabo c. Untuk mengetahui bagaimana strategi

pemasaran/menarik pengiklan (capital) program Ketabo-Ketabo

(24)

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan nantinya menambah pengetahuan, referensi dan literatur bagi pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah dibidang jurnalistik dan komunikasi khususnya mengenai manajemen media massa radio lokal. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Secara praktis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran serta pedoman umum bagi pelaku bisnis yang ingin terjun ke dalam industri penyiaran lokal, mengenai strategi-strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan sebuah radio lokal. Serta penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan-masukan dan dorongan bagi industri penyiaran khusunya radio lokal mengenai bagaimana strategi mempertahankan eksistensi bahasa daerah agar dapat bersaing dengan radio lokal lainnya.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengadakan penelusuan penelitian terdahulu sebagai acuan khususnya penelitian dalam media elektronik (internet). Peneliti menemukan hasil dari penelitian mahasiswa diantaranya:

(25)

11

Tabel 1.1.

Temuan Terdahulu

Nama Judul Skripsi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Ernis

Suryani Taufli

Strategi Padang TV

dalam Mempertahank

an Eksistensinya

Sebagai Televisi Lokal

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa untuk mempertahankan

eksistensinya dalam industri penyiaran lokal,

Padang TV menjalankan berbagai strategi

diantaranya: 1) Melakukan strategi program

TV, 2) Melakukan segmentasi, targetting, dan positioning dalam

merebut pasar audien, 3) Pemanfaatan teknologi internet

(media baru), 4) Memperbanyak event-event dan program off air, 5) Membentuk

komunitas penonton Padang

TV, 6) Melakukan

strategi pemasaran program, 7) Mendirikan TV anak jaringan di

Persamaannya adalah metode

penelitian yang dipakai

yaitu penelitian kualitatif, begitu juga

dengan persaaman

teori penelitian yaitu teori Ekologi Media

Perbedaanya terletak pada

subjek penelitian.

Ernis Suryani Taufli subjek penelitiannya Padang TV,

sedangkan penulis subjek

penelitiannya adalah Radio Start 102,6

FM pada program

Ketabo- Ketabo.

(26)

daerah lain.

Rinowati Eksistensi Televisi Lokal

(Kasus:

Eksistensi TVKU Dalam

Kompetisi Industri Penyiaran).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai tv

lokal komersial TVKU masih

merasakan beratnya persaingan/

kompetisi dalam industri penyiaran

televisi. sebagai entitas bisnis, TVKU masih dalam kondisi merugi. Hal ini

disebabkan karena sulitnya akses iklan yang masih terpusat di Jakarta. Untuk mempertahankan

eksistensi dan memperbaiki

kondisinya, TVKU menjalankan berbagai strategi,

diantaranya;

sinergi dengan Suara Merdeka,

menguatkan positioning, programming, meningkatkan kualitas teknik dan SDMnya, memperbanyak program blocking

time, dan

Persamaannya adalah metode

penelitian yang dipakai

yaitu penelitian kualitatif, begitu juga

dengan persaaman teori peelitian

yaitu teori Ekologi Media

Perbedaanya terletak pada

subjek penelitian.

Rinowati subjek peneitiannya

TVKU, sedangkan penulis subjek

penelitiannya adalah Radio Start 102,6

FM pada program

Ketabo- Ketabo.

(27)

13

sebagainya.

Novia Azalea Wahyuni

Starategi Sriwijaya TV

dalam Mempertahank

an Eksistensinya

Sebagai Televisi Lokal

Hasil penelitian menunjukkan strategi-strategi yang dilakukan Sriwijaya TV

dalam mempertahankan

eksistensinya sebagai TV lokal

anatara lain:

Melakukan strategi program

(melakukan perencanaan program, memanfaatkan

sosial media dalam mempromosikan

programnya, melakukan strategi dalam

produksi atau pembelian

program, menempatkan jadwal program

yang sesuai dengan kebiasaan

penonton, serta melakukan pengawasan dan

evaluasi program), Melakukan segmentasi, targeting dan positioning dalam

merebut pasar

Persamaannya adalah metode

penelitian yang dipakai

yaitu penelitian kualitatif, begitu juga

dengan persaaman teori peelitian

yaitu teori Ekologi Media

Perbedaanya terletak pada

subjek penelitian.

Novia Azalea Wahyuni

subjek peneitiannya Sriwijaya TV,

sedangkan penulis subjek

penelitiannya adalah Radio Start 102,6

FM pada program

Ketabo- Ketabo.

(28)

audien (melakukan segmentasi, memilih target

penonton, dan membagun persepsi penonton

melalui tagline), Melakukan

strategi pemasaran dalam

memasarkan programnya (bekerja sama

dengan pemerintah dan

swasta, mengadakan event-event dan kegiatan off air),

dan Melakukan strategi SDM

dalam pengembangan SDM Sriwijaya TV (memberikan

kesempatan karyawan Sriwijaya TV

untuk menyumbangkan

ide, memberikan reward dan punishment kepada karyawan Sriwijaya TV, dan

memberikan pelatihan kepada

karyawan Sriwijaya TV).

(29)

15

Intan Try Wahyuning

dyah

Strategi Komunikasi Palembang TV dalam Menarik

Minat Menonton Masyarakat (

Studi Deskriptif pada Prograp

Kelakar B’thok)‖

Hasil penelitian menunjukkan

strategi komunikasi yang

efektif melalui penempatan jam tayang yang tepat

yaitu dua kali dalam seminggu

pada hari sabtu pukul 16:30 WIB

dan pada hari rabu pukul 20:00

WIB, menargetkan

semua usia sebagai penonton,

dari anak-anak sampai dewasa,

serta menampilkan

tema dan ide cerita yang menggambarkan kehidupan sehari- hari kemudian dikemas ringan

dalam bentuk komedi khas Palembang dan

sesuai dengan trend dan kehidupan masyarakat di Kota Palembang.

Persamaan yang ada pada

penelitian peneliti adalah

sama-sama meneliti

tentang strategi media

lokal salah satunya dalam

menarik audience

Perbedaannya terletak pada

teori penelitian.

Intan Try Wahyuningdy

ah menggunakan

teori pengharapan

nilai, sedangkan

peneliti menggunakan

teori ekologi media dan

subjek penelian adalah Radio

Start 102,6 FM Pada program

Ketabo- Ketabo.

(30)

F. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Burngin berpendapat bahwa paradigma konstruktivisme bersifat reflektif dan dialiktikal. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Konsentrasi analisis pada paradigma konstruktivisme adalah bagaimana peristiwa atau realitas tersebut di konstruksi dengan cara apa konstruksi itu dibentuk.

Konstruktivisme bersifat kualitatif dimana peneliti tidak lagi meneliti tentang sebab akibat sebuah fenomena, tetapi lebih kepada memahami dan merekonstruksi berbagai konstruksi yang sudah ada. Dalam mempelajari dan memahami isu dan fenomena yang diteliti, peneliti dapat memasukkan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, paradigma konstruktivisme bersifat subjektif.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang ilmiah.

David Williams berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

(31)

17

ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara ilmiah. Denzin Linclon menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.10

Dalam penelitian metode kualitatif, peneliti menjadi instrumen yang utama, yang mana penarikan kesimpulan yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan dokumen penting lainnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Menurut Moloeng, analisis deskriptif diartikan dengan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.

Bertujuan agar deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Sehingga, pada penelitian deskriptif ini, peneliti mendeskripsikan bagaimana strategi ekologi media yang dilakukan Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing Natal pada Program Ketabo-Ketabo.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Radio Start 102,6 FM, sedangkan objek penelitiannya adalah strategi ekologi media Radio Start

10 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2010).h.5

(32)

102,6 FM dalam eksis mempertahankan bahasa daerah Mandailing Natal pada program Ketabo-Ketabo.

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Studio Radio Start 102,6 FM di Jl. Amd. Lama Kel. Kota Siantar Kec.

Panyabungan Kab. Madina.

5. Sumber Data

Data yang digunakan adalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari hasil wawancara mendalam dengan informan kunci dari hasil observasi. Dalam pemilihan informan kunci, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, dimana peneliti dapat memilih informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi data yang mantap. Dengan kriteria sebagai berikut; (1) informan bagian manajemen Radio Start 102,6 FM yang berada pada top dan middle level; (2) informan memiliki kewenangan atau tugas yang berkaitan dengan objek penelitian peneliti, (3) Informan memiliki pengalaman berkaitan dengan objek penelitian minimal 5 tahun. Dari kriteria di atas, peneliti menetapkan yang akan menjadi informan kunci pertama dalam penelitian ini adalah Manager Program sekaligus Manager Produser Radio Start

(33)

19

102,6 FM, yakni Roy Adam untuk mengetahui bagaimana strategi programming Program Ketabo- Ketabo serta strategi menarik audien Program Ketabo- Ketabo. Selanjutnya, peneliti menetapkan Manager Marketing Radio Start 102,6 FM, Febby Bourmonth untuk mengetahui bagaimana strategi Radio Start 102,6 FM dalam memasarkan program Ketabo- Ketabo.

Sedangkan observasi peneliti melakukan pengamatan langsung proses kerja Radio Start 102,6 FM dalam memproduksi Program Ketabo-Ketabo.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data-data pelengkap untuk mendukung penelitian, dokumen dan arsip-arsip Radio Start 102,6 FM seperti Company profile Radio Start 102,6 FM.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Wawancara Mendalam

Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti sosial dapat menggunakan metode wawancara mendalam yang sifatnya terbuka yaitu metode riset dimana periset melaksanakan kegiatan

(34)

wawancara tatap muka secara mendalam terus menerus untuk menggali informasi dari informan.11

Pada penelitian ini, peneliti menerapkan jenis wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Pedoman wawancara tersebut tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, melainkan hanya sekedar garis besar data dan informasi yang ingin didapat dari informan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakuakn wawancara mendalam untuk memperoleh data mengenai bagaimana strategi ekologi media Radio Start 102,6 FM agar tetap eksis mempertahankan Bahasa Daerah Mandailing Natal. Dalam proses pengumpualan data dengan wawancara, pertama kali peneliti menentukan informan terlebih dahulu, baik informan kunci maupun informan pendukung.

Setelah menetapkan informan, selanjut peneliti, membuaat draft pertanyaan, sebagai pedoman dalam pelaksanaan wawancara dengan informan.

Pertanyaan untnuk informan kunci pertanyaan seputar strategi-strategi yang dilakukan Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensi Bahasa Daerah Mandailing Natal. Draft pertanyaan dibuat berdasarkan bidang masing-masing informn, sehingga masing-masing informan berbeda-berbeda

11 Kriyantono Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta:

Kencana, 2010).h. 63

(35)

21

pertanyaannya. Pertanyaan untuk Manager Program, Manager Produser, dan Manager Marketing adalah seputar bagaimana strategi ekologi media Radio Start 102,6 FM agar tetap eksis mempertahankan Bahasa Daerah Mnadailing Natal adalah seputar bagaimana strategi Radio Start 102,6 FM dalam memproduksi program dan menarik audien, dan memasarkan programnya.

Setelah draft pertanyaan dibuat, selanjutnya adalah pelaksaan wawancara. Wawancar dilakukan di Studio Radio Start 102,6 FM yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2020. Dalam pelaksanaan wawancara, draft pertanyaan digunakan sebagai acuan wawancara, namun ketka wawancara berlangsung pertanyaan akan berkembang seiring dengan situasi dan kodisi pada saat wawancara. Hasil percakapan selama wawancara direkam dengan alat perekam dan juga ditulis dalam catatan lapangan peneliti. Data hasil rekaman kemudian ditranskip menjadi data tertulis dan digunakan sebagai data primer penelitian.

b. Metode Observasi

Observasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan (termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa yang dilaksanakan dan dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum,

(36)

menjelang, ketika atau sesudahnya. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan topik penelitian, tanpa melakukan intervensi atau memberi stimuli pada aktivitas obyek penelitian.12

Dalam pengumpulan data melalui observasi ini, peneliti mengamati langsung proses kerja Radio Start 102,6 FM dalam memproduksi (eksekusi) program Ketabo-Ketabo. Selain mengamati proses kerjanya, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap program Ketabo-Ketabo yang disiarakan oleh Radio Start 102,6 FM, baik dari segi kontennya, penempatan jam siarannya, dan kualitas siarannya.

Peneliti juga melakukan observasi terhadap penggunaan new media (internet) oleh Radio Start 102,6 FM dalam melakukan promosi-promosi program mereka. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tambahan mengenai strategi-strategi program Ketabo-Ketabo serta strategi Radio Start 102,6 FM dalam menarik audiennya.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

Peneliti dalam penelitian ini memperkuat data dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berbentuk dokumen dan arsip-arsip Radio Start 102,6 FM,

12 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: UMM Pres, 2004).h. 75

(37)

23

seperti laporan perencanaan program Ketabo-Ketabo dan company profile Radio Start 102,6 FM. Selain itu, peneliti juga menggunakan buku catatan lapangan penelitian, dalam menganalisis dan menginterpretasi data yang telah dikumpulkan.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Tahap pertama, reduksi data berarti peneliti mengumpulkan semua data yang diperoleh, hasil observasi dan juga dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian ini menjadi data tertulis.

Kemudian, melakukan pengeditan data dengan mengelompokkan dan mimilih data-data yang relevan dengan masalah penelitian, yaitu strategi Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensinya mengangkat bahasa daerah Mandailing Natal.

Tahap kedua, penyajian data dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk teks uraian yang mendeskripsikan, bagan, tabel, dan sejenisnya yang berhubungan dengan Radio Start 102,6 FM yang telah peneliti reduksi sebelumnya.

Tahap ketiga adalah menarik kesimpulan. Setelah menyajikan data, peneliti menganalisa data dan menginterpretasikan data yang ada, kemudian ditarik kesimpulan dari data tersebut. Setelah itu melakukan

(38)

verifikasi data, dengan mengecek kembali analisa data apakah sudah sesuai dengan catatan yang ada di lapangan dan hasil observasi.

8. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan keabsahan data dengan menganalisis jawaban subjek penelitian yaitu dari informan kunci. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data. Triangulasi dilakukan dengan mewawancarai beberapa pendengar Radio Start 102,6 FM. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam pemilihan informan dari pendengar. Penetapan kriteria informan adalah sebagai berikut: informan merupakan warga Mandailing Natal, informan adalah pendengar Radio Start 102,6 FM, dengan frekuensi mendengar Radio Start 102,6 FM pada program Ketabo- Ketabo minimal satu jam perhari, informan mewakili satu segmen pendengar program Ketabo-Ketabo, baik itu dari segi umur, pendidikan maupun bekerja. Berdasarkan kriteria di atas, peneliti menentukan beberapa orang pendengar program Ketabo-Ketabo pada Radio Start 102,6 FM sebagai informan pendukung dalam penelitian ini, diantaranya Ardiansyah, Rudi.

(39)

25

G. Pedoman Penulisan

Pedoman dalam penulisan ini mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarifhidayatullah Jakarta nomor 507 Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), yang telah ditetapkan dan ditandatangani oleh Rektor UIN Jakarta pada 14 Juni 2017.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar mempermudah penulisan skrpsi ini, maka penulis membagi menjadi lima bagian yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan dasar penyusunan penelitian ini. Dalam bab ini, pembahasan yang meliputi pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang menunjang sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi ini. Penelitian ini akan membahas mengenai landasan teori tentang Strategi, Eksistensi dan Teori Ekologi Media.

(40)

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Menjelaskan gambaran umum tentang Sejarah Singkat Radio Start 102,6 FM, Visi dan Misi Radio Start 102,6 FM, Struktur Organisasi Radio Start 102,6 FM, data pemberi modal program Ketabo-Ketabo, dan program siaran Radio Start 102,6 FM

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini menjabarkan hasil temuan penelitian dari Strategi Ekologi Media Radio Start 102,6 FM dalam mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing Natal.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang masalah, teori dan temuan dari hasil penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi uraian yang terkait kesimpulan dan saran sehingga membuat praktis.

DAFTAR PUSTAKA

(41)

27 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa Yunani

“strategos” dan mengarah kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.14

Menurut pakar ilmu komunkasi Onong Uchjana Effendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu perencanaan tersebut.

Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.15

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). H. 1092

14 Keith Butterick, Pengantar Public Relations (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). h. 153

15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, Ke- 21 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). h. 32

(42)

Sedangkan menurut Mintzberg, setidaknya ada lima kegunaan dari kata strategi yakni:16

1. Sebuah rencana, suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar.

2. Sebuah cara, suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor.

3. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan.

4. Sebuah posisi, suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah lingkungan.

Menurut Anderson juga merumuskan strategi adalah seni dimana melibatkan kemampuan intelegensi atau pikiran untuk membawa sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.17

5. Sebuah persepktif, suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia.

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata

‖program‖ dalam defenisi tersebut menyangkut suatu peran aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan

16 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Erlangga, 2007).

h. 2

17 Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada 2013), h.61.

(43)

29

organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.18

Strategi dapat juga didefenisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Defenisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.19

Maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu ketarampilan atau taktik yang disusun oleh sebuah organisasi, perusahaan atau lembaga untuk sebuah keberhasilan atau tujuan yang sudah direncanakan. Sebab, setiap perusahaan ataupun lembaga pasti mempunyai strategi yang terencana untuk mencapai keberhasilan perusahaan atau lembaga tersebut.

Maka dalam penelitian ini, strategi yang digunakan Radio Start 102,6 FM agar dapat terus eksis mempertahankan bahasa daerah Mandailing Natal adalah melalui strategi program pada program Ketabo-Ketabo, strategi menarik audien program Ketabo-Ketabo, serta strategi pemasaran program Ketabo-Ketabo.

18 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008) h.144.

19 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 144

(44)

2. Strategi Program Radio (type of content)

Dimmick dan Rohtenbuhler mengungkapkan bahwa ketiga sumber penghidupan media yang pertama adalah types of content, yang menunjukkan aspek program dan atau jenis isi media, variasi program, jenis program, dan banyaknya program. Content merupakan deskripsi isi dari media yang bersangkutan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai rubrikasi/ program acara yang ada. Konten media secara luas diklarifikasikan ke dalam kategori informasi (terkait konten berita) dan hiburan (drama, komedi, action, musik, games, dan lain-lain). Konten media merupakan produk yang dapat secara berulang digunakan dan dipasarkan kepada audien dan pengiklan.20

Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa Indonesia adalah penjadwalan program yang akan diudarakan (to be aired). Jadi, sinonim programming adalah scheduling.21

Lembaga penyiaran umumnya menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk tetap ‗merebut‘ perhatian pendengar dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya program-program yang

20 Haryati, ‗Ekologi Media Di Era Konvergensi‘, Jurnal Balai Pengkajian Dan Pengembangan Komunikasi Dan Informatika, 10 (2012), 4.

21 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet, Ke-2, h. 127

(45)

31

terbarukan. Langkah ini dilakukan agar dapat tetap bersaing dengan lembaga penyiaran yang lain dalam satu kawasan.22

Faktor yang paling penting dan menentukan keberhasilan suatu stasiun penyiaran radio dan televisi adalah program atau acara. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian target pendengar memerlukan ―programming‖ atau penata acara.23

Satu stasiun penyiaran selalu merencanakan programnya secara strategis, yaitu merancang acara sebaik mungkin, sehingga tetap menarik dan menjaga ketertarikan pendengarnya (radio) dan pemirsanya (televisi). Mereka biasanya menyajikan program yang diminati oleh audien berdasarkan fakta yang ada.24

Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari:25

a. Perencanaan program

b. Produksi dan pembelian program c. Eksekusi program

22 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, h. 127

23 Harlay Prayuda, Penyiaran, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktik (Malang: Banyumedia, 2005). h.45

24 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet, Ke-2, h. 127

25 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008) h.273

(46)

d. Pengawasan dan evaluasi program e. Perencanaan program

Dalam industri penyiaran, perencanaan merupakan unsur terpenting, karena siaran memiliki pengaruh, dampak kuat dan besar. Maka dari itu memerlukan perencanaan matang dalam menggunakan data dan fakta selengkap-lengkapnya.26

Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa : Program planning involves the development of short, medium, and long rang plans to permit the station to attain its programming and financial objectivies. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.27

Terdapat perbedaan pengelolaan program antara stasiun televisi komersial dengan stasiun radio komersial. Pada stasiun radio komersial, pengelola program berupaya mengidentifikasi audien mereka yang spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang spesifik itu sepanjang siarannya. Pada stasiun radio, perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan

26 Tiartanto Ius.Y.A, Broadcasting Radio: Panduan Teori Dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Book, 2010).h. 96

27 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008).h. 274

(47)

33

kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih stasiun bersangkutan.28

Ada beberapa hal yang dibahas dalam perencanaan program, yang dikenal dengan ―bauran program‖ (programming mix) yang terdiri atas:

1. Produk program (product), bahwa program adalah suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program.

2. Harga program (price), yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan (tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan.

3. Distribusi program (place), yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien melalui pesawat TV dan radio.

4. Promosi program (promotion), yaitu proses bagaimana memberi tahu audien mengenai adanya

28 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 274.

(48)

suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton atau mendengarkannya.29

Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan program adalah mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek yang dilakukan melalui rapat berskala mingguan, rapat berskala menengah yang dilaksanakan melalui rapat satu bulan sekali dan jangka panjang yang dilakukan setahun sekali. Dalam perencanaan program, pengelola program harus mengkolaborasikan empat komponen dasar diatas antara produk program, harga program, distribusi program, dan promosi program, agar perencanaan program dapat berjalan dengan baik.

Maka dalam perencanaan program Radio Start 102,6 FM pada program Ketabo-Ketabo yang merupakan program budaya yang menyajikan adat istiadat, gonjak sianyang (canda), pantun dengan menggunakan bahasa Mandailing Natal. Dalam perencanaan program Ketabo-Ketabo, Radio Start FM melakukan perencanaan jangka panjang yaitu melakukan rapat atau evaluasi berskala setengah tahun, perencanaan jangka menengah melaui rapat atau evaluasi tiga bulan sekali untuk mengupgrade program Ketabo-Ketabo agar lebih baik lagi.

29 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 281.

(49)

35

Radio Start 102,6 FM tidak hanya melakukan rapat evaluasi dalam perencanaan program Ketabo- Ketabo, tetapi juga melakukan bauran program yang salah satunya dengan melakukan promosi program kepada audien melalui akun-akun media sosial Radio Start 102,6 FM.

f. Produksi dan pembelian program.

Manajer program bertanggung jawab melaksanakan program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akusisi (membeli). Dalam melakukan akusisi, manajer program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi stasiun penyiaran.30

Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya lima diantaranya adalah produksi siaran berita dan informasi, iklan, jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan.

Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide

30 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 305

(50)

atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabar, dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program.31

Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa- apa tanpa tersedia program untuk disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai program yang ditayangkannya. 32

Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.33

Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya lima diantaranya adalah produksi

31 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

32 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

33 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 306

(51)

37

siaran berita dan informasi, iklan, jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan.34

Maka dapat disimpulkan bahwa memproduksi program dalam sebuah radio pada intinya yaitu ide atau pemikiran dan diwujudkan melalui produksi. Sedangkan membeli program adalah siapa yang memproduksi program tersebut. Dalam industri penyiaran, media harus meminimalisir pembelian program, dan lebih mengedepankan memproduksi sendiri program agar lebih menghemat biaya atau anggaran.

Maka dalam penelitian ini Radio Start 102,6 FM memproduksi sendiri program-program yang dapat mempertahankan eksistensi bahasa daerah Mandailing Natal yaitu program Ketabo-Ketabo. Karena Radio Start 102,6 FM merupakan media penyiaran lokal yang harus memproduksi sendiri program lokalnya untuk mengangkat bahasa daerah karena tentu lebih menghemat anggaran jika program Ketabo-Ketabo diproduksi oleh radio Start 102,6 FM. Radio Start 102,6 FM juga dapat disebut Radio in house production karena 100% memproduksi programnya sendiri.

Radio Start 102,6 FM memiliki strategi dalam memproduksi program Ketabo-Ketabo yaitu dengan melihat apa yang sedang tren sekarang ini, kemudian program tersebut bisa dialihkan kebentuk radio, dan

34 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: LKiS, 2005).

(52)

melihat apakah radio-radio lokal di Mandailing Natal sudah memiliki program seperti program Ketabo- Ketabo, karena jika sudah ada pada radio lain, kesannya Radio Start 102,6 mencontoh radio tersebut. Oleh karena itu, Radio Start 102,6 FM sangat menjunjung keorisinalitas programnya.

g. Eksekusi Program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting.35

Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik

35 M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio &

Televisi.( Jakarta: Prenadamedia Group, 2008). h.342

(53)

39

penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia. Pengelola program juga harus memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya.36

Bagian program harus menganalisis dan memilah-milah setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan, karena jam yang berbeda akan mendapatkan audien yang berbeda pula. Kalangan yang berbeda menonton atau mendengar di waktu yang berbeda. Jika audien yang menjadi sasaran adalah para remaja, maka jangan memutar acara itu selama jam sekolah atau pada saat larut malam. Jika audien sasaran adalah laki-laki dan perempuan semua umur, maka perlu dipertimbangkan untuk meletakkan acara tersebut pada jam tayang utama (prime time).37

Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat menemani aktivitas apa pun. Aktivitas

36 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 342

37 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 342

(54)

audien pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari.

Programmer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audien ini.

Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audien mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audien yang berbeda.

Secara umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian:38

1. Prime time jam 19.30-23.00 2. Late Fringe Time jam 23.00-01.00 3. All Other Time jam 01.00-10.00 4. Day Time jam 10.00-16.30 5. Fringe Time jam 16.30-19.30

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal eksekusi atau penayangan program, yang bertugas adalah manajer program yang merencanakan dan menentukan jadwal program. Agar suatu program sukses dalam penayangannya, manajer program harus menyusun dan menata program dengan baik agar tepat sasaran kepada audien dan membagi siaran seperti prime time, late fringe time, all other time, day time, dan fringe time.

38 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 344

(55)

41

Maka dalam penelitian ini Radio Start 102,6 FM melakukan eksekusi program dan menempatkan jadwal penyiaran program Ketabo-Ketabo dengan cara melihat segmentasi pemirsanya. Manajer program Radio Start 102,6 FM menjadwalkan penyiaran program Ketabo- Ketabo pada pukul 19:00-21:30 WIB yaitu disaat jam prime time disaat orang-orang sedang beristirahat atau bercengkrama dengan keluarga.

Radio Start 102,6 FM juga memiliki strategi dalam menempatkan jadwal program Ketabo-Ketabo yaitu dengan melihat situasi dan kebiasaan masyarakat, artinya Radio Start 102,6 FM melihat masyarakat di jam- jam tertentu siapa yang akan mendengarkan program Ketabo-Ketabo.

Program Ketabo-Ketabo disiarkan pada jam prime time karena Radio Start 102,6 FM melihat bahwasanya di jam prime time waktunya masyarakat bercengkrama dengan keluarga, maka Radio Start 102,6 FM menghadirkan program unggulannya dan menghadirkan konten lokal yang lebih dengan masyarakat Mandailing Natal yaitu program Ketabo- Ketabo.

h. Pengawasan dan evaluasi program

Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau

(56)

diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.39

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating.

Jika jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.40

Manajer program sering disebut sebagai

―pelindung‖ (protector) atau lisensi atau izin siaran yang

39 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 354

40 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 355.

(57)

43

diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat- syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin.

Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program (program control), manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut:41

1. Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran.

2. Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.

3. Memelihara catatan (records) program yang disiarkan.

4. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program.

5. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain.

6. Memastikan bahwa biaya program program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan.

Maka dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilaksanakan dengan melihat hasil kerja dan kinerja yang dapat diukur, sehingga rencana dan tujuan program dapat dicapai dan diwujudkan. Proses evaluasi

41 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 355.

(58)

juga tidak kalah penting dilaksanakan agar dapat menjaga kualitas program-program yang sudah ada sebelumnya dan mempertahankan mitra agar tetap menjalin kerja sama dan memasang iklan.

Maka dalam penelitian ini untuk mendapatkan ataupun menjaga kualitas program Ketabo-Ketabo, Radio Start 102,6 FM melakukan evaluasi tiga bulan sekali dan Radio Start 102,6 FM meninjau apakah program Ketabo-Ketabo masih layak diteruskan, melakukan pengupgrade an agar program tersebut dapat terus diminati oleh audien.

Radio Start 102,6 FM juga melakukan strategi dalam mengembangkan kualitas program Ketabo-Ketabo yaitu dengan terus melakukan evaluasi dan menentukan arah mana yang harus Radio Start 102,6 FM kejar atau melihat hal yang tidak baik, sehingga kekurangan- kekurangan itu bisa ditutupi dan tentunya terus melakukan inovasi-inovasi tanpa menepikan tren yang ada di masyarakat. Karena yang membedakan Radio Start 102,6 FM dengan radio lokal lainnya adalah dengan cara bagaimana berusaha lebih dekat dengan masyarakat dan melakukan pendekatan melalui live streaming agar pendengar dapat melihat langsung penyiarnya. Hal tersebut merupakan inovasi yang berbeda dengan radio-radio terdahulu.

Gambar

Tabel 1.1. Temuan Terdahulu ..............................................   11
Gambar 1.1  Persentase Perhatian Masyarakat Usia   10 Tahun ke atas Terhadap Media Radio,
Gambar  1.1  Persentase  Perhatian  Masyarakat  Usia  10  Tahun  ke  atas  Terhadap  Media  Radio,  Surat  Kabar  dan  Televisi
Gambar 1.2 Potensi Pendengar Radio Start 102,6 FM  Sumber: Company Profile Radio Start 102,6 FM
+4

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi cyclone akan semakin meningkat karena berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan terminal settling

Berdasarkan grafik uji hedonik aroma yaitu, penilaian panelis pada konsentrasi campuran kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan kunyit ( Curcuma longa L.) terhadap

15 panelis terlatih (dosen) dan 15 panelis semi terlatih (mahasiswa). Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis anava two way. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1)

Beberapa fitur game aritmatika yang dapat diakses pemain yaitu bermain game, mengatur music latar, menyimpan nama dan skor, melihat petunjuk game, melihat 5 daftar

Dalam upaya meningkatkan daya saingnya, Waida Farm masih mengalami berbagai kendala, diantaranya adalah sulitnya mengatur karyawan agar melaksanakan tugas dengan baik

Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa.. yang

Sehingga umur suatu proyek tidak serta merta merupakan total waktu semua aktivitas akan tetapi hasil dari manajemen waktu atau durasi aktivitas yang

16 Tas warna biru dengan logo UNFPA dan DFAT dan tulisan KIT HIGIENIS Tulisan jenis paket di tengah, warna hitam, huruf capital.. 16 Tas warna hijau dengan logo UNFPA dan