• Tidak ada hasil yang ditemukan

143 2) Teknik Calque

3) Teknik Literal

Penerjemahan harfiah oleh Molina dan Albir (2002: 501) dikategorikan ke dalam teknik penerjemahan. Teknik penerjemahan ini mencoba menerjemahkan sebuah kata atau ungkapan secara kata-demi-kata.

“Literal translation is to translate a word or an expression word for word.”

Yang dimaksud dengan kata-demi-kata ini bukan berarti menerjemahkan satu kata untuk kata yang lainnya, tetapi lebih cenderung kepada menerjemahkan kata-per-kata berdasarkan fungsi dan maknanya

commit to user

144

dalam tataran kalimat. Berikut adalah contoh yang dikemukan oleh Bosco (2008:1):

Tsu (Sp): “El equipo experimentado está trabajando para terminar el informe.’

Tsa (E) : ‘The experienced team is working to finish the report.’

Dalam contoh di atas penerjemahan frasa equipo experimentado

diterjemahkan sesuai dengan fungsi dan makna masing-masing kata sesuai dengan struktur frasanya Tsu masing-masing, misalnya menjadi experienced team tidak team experienced karena struktur frasa bahasa Inggris itu Menerangkan Diterangkan (MD) yang berlawanan dengan struktur frasa bahasa Spanyol yang berstruktur frasa Diterangkan Menerangkan (DM). Struktur frasa tersebut sama dengan struktur frasa bahasa Indonesia, sehingga frasa equipo experimentado dapat diterjemahkan menjadi ‘tim yang berpengalaman’ karena equipo = team = tim dan experimentado = experienced = berpengalaman.

b. Teknik Tidak Langsung 1) Teknik Transposisi

Transposisi dalam hal ini adalah teknik penerjemahan yang mencoba mengubah sebuah kategori gramatikal.

“Transposition is to change a grammatical category.” (Molina dan Albir, 2002: 510)

commit to user

145

Contohnya adalah penerjemahan kalimat bahasa Inggris ‘He will soon be back’ diterjemahkan ke dalam bahasa Sanyol menjadi ‘No tardará en veir, yang mengubah adverbia ‘soon’ menjadi kata kerja ‘tardar’ yang berarti ‘take a long time’ dari pada tetap menerjemahkannya ke dalam bentuk adverbia dan menerjemahkan menjadi ‘Estará de vulelta pronto’.

Pergeseran bentuk (transposition) menurut Catford (1965: 73) disebut dengan istilah shift, adalah teknik penerjemahan yang melibatkan pengubahan bentuk gramatikal dari Bsu ke Bsa. Menurut Machali (2009: 93-98) ada empat jenis pergeseran bentuk:

1) Pergeseran bentuk wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah bahasa. Dalam hal ini, penerjemah tidak punya pilihan lain, ia wajib melakukan transposisi itu, misalnya:

a) Penerjemahan pronomina jamak dalam bahasa Inggris menjadi nomina tunggal dalam bahasa Indonesia.

Tsu: a pair of glasses

Tsa: sepasang kacamata

b) Pengulangan adjektif dalam bahasa Indonesia dari adverbia yang menerangkan subjek berpronomina jamak dalam bahasa Inggris. Tsu : The houses in Jakarta are built beautifully.

Tsa : Rumah di Jakarta bagus-bagus. c) Adjektif + nomina menjadi nomina + adjektif

Tsu : beautiful woman

commit to user

146

2) Pergeseran struktur gramatikal dalam Bsu yang tidak ada dalam Bsa. a) Peletakan objek di depan kalimat bahasa Indonesia yang tidak lazim

dalam konsep struktur gramatikal bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat pasif, sehingga struktur kalimatnya tetap berbentuk kalimat berita biasa.

Tsu : We must bring the book.

Tsa : Buku itu harus kita bawa.

b) Peletakan verba di latar depan dalam bahasa Indonesia yang tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat imperatif. Maka padanannya memakai struktur kalimat berita biasa.

Tsu : Its usage has been approved.

Tsa : Telah disahkan penggunaannya.

3) Pergeseran karena alasan kewajaran ungkapan, padanan Bsu tidak wajar atau kaku dalam Bsa.

a) Nomina/frasa nomina dalam Bsu menjadi verba dalam Bsa.

Tsu : to train intellectual men for the pursuits of an intellectual life

Tsa : untuk melatih para intelektual untuk mengejar kehidupan intelektual

b) Adjektif + nomina/frasa nomina dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa.

Tsu : medical student

commit to user

147

c) Klausa dalam bentuk participal dalam Bsu dinyatakan secara penuh dan eksplisit dalam Bsa.

Tsu : The approval signed by the doctor is valid.

Tsa : Persetujuan yang ditandatangani oleh dokter itu shahih. d) Adjektif + nomina menjadi nomina + klausa

Tsu : lending bank

Tsa : bank yang memberikan pinjaman e) Pergeseran kelas kata

i) nomina → verba

Tsu : It was an arduous climb up the mountain.

Tsa : Sunguh sukar mendaki gunung itu. ii) Adjektif → verba

Tsu : The neighbours were hostile to the family.

Tsa : Para tetangga itu memusuhi keluarga tersebut.

4) Pergeseran unit misalnya kata menjadi frasa yang sering kita jumpai dalam penerjemahan kata-kata lepas (Machali, 2009:98), misalnya:

a) Tsu : adept

Tsa : sangat terampil b) Tsu : amenity

Tsa : sikap ramah tamah c) Tsu : deliberate

Tsa : tenang dan berhati-hati d) Tsu : interchangeability

commit to user

148

Tsa : keadaan dapat saling dipertukarkan

2) Teknik Modulasi

Modulasi dalam batasan ini adalah mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif yang ada dalam Tsu baik secara leksikal maupun struktural, contohnya dalam penerjemahan kalimat bahasa Arab ﺎﺒأﺮﯿﺼﺗﺴ

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi ‘you are going to have a child’ daripada diterjemahkan ‘you are going to be a father.’ Padahal memang kata ﺎﺒأ itu berarti ‘father’=seorang ayah, tetapi dalam kasus ini kata tersebut diterjemahkan menjadi ‘child’ = seorang anak. Itulah yang terjadi dalam teknik modulasi karena kasus pengubahan sudut pandang antara orang Arab dan Inggris berbeda secara kultur walaupun memang logikanya jika kalimat ‘Kamu akan memiliki anak’ pada intinya sama dengan ‘Kamu akan menjadi seorang ayah’.

Pergeseran makna (modulation) dibagi menjadi dua, yaitu modulasi wajib dan modulasi bebas (Newmark dalam Machali, 2000:69).

1) Modulasi wajib dilakukan apabila suatu kata atau frasa Bsu tidak ada padanannya dalam Bsa, sehingga perlu dimunculkan. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut:

a) Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya. i) Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris.

Tsu : The problem is hard to solve.

commit to user

149

ii)Konstruksi pasif nol dalam bahasa Indonesia menjadi konstruksi aktif dalam bahasa Inggris

Tsu (Ind) : Laporan itu akan saya sampaikan besok pagi. Tsa (Ing) : I will submit the report tomorrow morning.

b) Kata yang bernuansa khusus dalam Bsu diterjemahkan menjadi kata yang bernuansa umum dalam Bsa.

Tsu : society

Tsa : masyarakat (hubungan sosialnya)

2) Modulasi bebas adalah teknik penerjemahan yang dilakukan karena alasan nonlinguistik, misalnya untuk memperjelas makna, menimbulkan pertalian arti dalam Bsa, mencari padanan yang terasa alami dalam Bsa, dan sebagainya.

a) Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam Bsu. Tsu : environmental degradation

Tsa : penurunan mutu lingkungan

b) Frasa preposisi sebab-akibat dalam BSu menjadi klausa sebab-akibat dalam BSa.

Tsu : We all suffer from the consequences of environmental degradation.

Tsa : Kita semua menderita karena (adanya) penurunan mutu lingkungan.

c) Bentuk positif dalam Bsu menjadi negatif ganda dalam Bsa. Tsu : Conflicts are bound to occur.

commit to user

150

Tsa : Konflik militer tak urung terjadi juga. (urung = tidak jadi)