• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

I.I. LANDASAN TEOR

2.3 Teknik Pembelajaran

Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila seorang pendidik dapat menguasai dan memilih teknik pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berhasil dengan baik dan siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.3.1. Pengertian Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiyah,2008:1), juga dijelaskan oleh Djamarah dan Zain (2006:75) bahwa teknik pembelajaran adalah satu alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran atau jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran

.3.2. Macam-Macam Teknik Penyajian Pembelajaran

Teknik pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, namun dalam penerapannya harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.

Di bawah ini merupakan contoh macam-macam teknik pembelajaran yang disampaikan oleh Roestiyah (2008:5)

2.3.2.1 Teknik Diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

2.3.2.2 Kerja Kelompok

Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar-mengajar. Ialah suatu cara mengajar, siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.

2.3.2.3 Penemuan (Discovery)

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segitiga, panas, demokrasi, dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain: logan apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau

mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

2.3.2.4 Simulasi

Dalam pengajaran modern taknik ini telah banyak dilaksanakan; sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki.

Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti oarang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu belatih memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah: peer teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game, dan role playing.

2.3.2.5 Inquiry

Inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan sustu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di dalam kelas. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing- masing kelompok mendapat tugas tertentu. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

2.3.2.6 Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi

Teknik resitasi (penugasan) adalah teknik penyajian bahan guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Teknik ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyak bahan yang tersedia dengan waktu yang tidak seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan batas waktu yang telah ditentukan, teknik ini bisa digunakan untuk mengatasinya. Tugas ini biasanya dapat dilakukan di sekolah, perpustakaan, di rumah, atau di tempat lain, untuk memotivasi siswa belajar baik individu maupun kelompok.

2.3.2.7 Teknik Eksperimen

Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, segala sesuatu memerlukan eksperimen. Begitu pula, cara mengajar guru di kelas melakukan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajar, siswa melakukan percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

2.3.2.8 Demonstrasi

Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi, siswa tidak melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi, demonstrasi adalah cara mengajar seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.

Misalnya merebus air sampai mendidih 100 derajat celcius, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengarkan, mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. 2.3.2.9 Karyawisata

Kadang-kadang dalam proses belajar-mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan sekadar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata, cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya.

2.3.2.10 Teknik Penyajian Tanya Jawab

Untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar-mengajar guru perlu memberikan tanya jawab. Ialah suatu teknik untuk memberi motivasi kepada siswa agar bangkit pemikiranya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. Tentu saja pertanyaan yang diberikan sesuai dengan isi pelajaran yang sedang diajarkan guru.

2.3.3 Teknik Pelatihan

Latihan adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen (Djajadisastra, 1985:60).

Latihan merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai cara mengajar di mana siswa melaksanaakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswamemiliki tetangakasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari yang dipelajari (Rustiyah. 2008:125). Menurut ahli lain (Sobari,1990:19), latihan merupakan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan dan petunjuk guru. Melalui teknik ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menerapkan, dan mengkomunikasikan.

Teknik latihan mengajar bertujuan agar siswa

a. Memiliki keterampilan motorik/gerak: seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlah, mengurangi, menarik akar dalam hitung, mencongkak, mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dansebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu dengan hal lain, seperti pelaksanaan pemberian latihan dapat dilakukan secara terbimbing.

2.3.3,1 Teknik Latihan Terbimbing

Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar seperti yang dikemukakan oleh Jambur dan Surya (1975:35), bimbingan belajar memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendapat tersebut memberikan pengertian bahwa bimbingan merupakan usaha bantuan yang lebih berpusat pada masalah belajar yang dihadapi siswa.

Tujuan latihan terbimbing adalah untuk menetapkan, mempertahankan, ,menyempurnakan suatu asosiasi atau keterampilan yang bermakna, dan berguna bagi siswa yang dilatih, sehingga dengan memberikan latihan secara terbimbing dapat menyempurnakan suatu konsep dari materi pelajaran yang diperolehnya (Djajadisastra, 1985:64).

2.3.3.2 Langkah-Langkah Teknik Pelatihan Terbimbing

Dalam pelaksanaan teknik pelatihan terbimbing di kelas, hal-hal yang harus diperhatikan adalah.

1. Guru harus mempersiapkan siswa dalam kondisi yang aktif.

2. Guru harus membimbing siswa satu per satu, dengan cara mendatangi siswanya secara individu, lalu diberikan mimbingan mengenai menulis pengumuman.

3. Setelah guru memberikan bimbingan secara individu kepada siswa, maka siswa diarahkan untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing.

4. Dalam pelaksanaan penyelesaian tugaspun, guru harus menuntun siswa satu per satu, siswa diarahkan mampu menulis pengumuman dengan baik.

2.3.3.3 Kelebihan Teknik Pelatihan Terbimbing

Kelebihan teknik pelatihan terbimbing antara lain sebagai berikut. 1. Teknink ini dapat menanamkan kebiasaan baik pada diri siswa.

2. Menambah kecepatan, ketepatan, dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu. 3. Dapat dipakai sebagai cara untuk mengulangi bahan yang telah dikaji.

2.3.3.4 Kelemahan Teknik Pelatihan Terbimbing

Kelemahan teknik pelatihan terbimbing antara lain sebagai berikut.

1. Karena teknik ini menekankan bimbingan yang ahrus dpperlakukan satu per satu kepada siswa, maka penggunaan teknik ini harus benar-benar dilaksanakan dengan baik, apabila guru tidak dapat membimbing siswa secara individu maka teknik ini dikatakan gagal.

2. Memakan waktu cukup panjang, karena siswa harus dibimbing satu per satu. 3. Setiap bimbingan dilakukan dengan sistematika, sengaja, berencan, teru-

menerus dan terarah pada tujuan, maka kegiatan bimbingan merupakan kegiatan berkelanjutan yang artinya senantiasa diikuti secara terus-menerus pula, guru dituntut aktif sampai siswa benar-benar berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

2.3.3.5 Cara-Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan Terbimbing Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di mana pembelajaran berlangsung (Roestiyah, 2008:129). Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik pelatihan terbimbing dapat dilakukan dengan bermacam-macam, antara lain;

1. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: (a) tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.

2. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbadaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu dibei latihan perorangan dalam rangka menambah kelompok. 3. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

4. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya; (a) menjelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami mafaat latihan

itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan ini diperlukan untuk belajar.

5. Masa latihan relative singkat, tetapi harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Dokumen terkait