• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dari setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran matematika saat pembelajaran kontekstual berlangsung. Hasil setiap pengamatan didiskusikan bersama observer untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data dari hasil belajar siswa berupa lembar kerja siswa maupun tugas lain yang diberikan. Dengan demikian data yang diperoleh merupakan hasil observasi dan tes siswa.

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity, yang artinya tepat atau shahih, yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Artinya bahwa valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada

mampu atau tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.1

Untuk mengukur validitas suatu soal digunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Keterangan:

: Koefisien kolerasi

n : Banyaknya subyek

∑ : Jumlah nilai setiap butir soal

∑ : Jumlah nilai total

∑ : Jumlah Hasil perkalian tiap –tiap skor asli dari x dan y

Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan rxy dengan rtabel Product Moment pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan degrees or fredomnya atau derajat kebebasannya yaitu db = n-2. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika rxy ≥ rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.

b. Jika rxy < rtabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.

Setelah diadakan uji validitas, instrumen siklus I yang telah diujicobakan dari 7 butir soal adalah 6 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid adalah soal bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, sedangkan butir soal yang tidak valid bernomor 7. Pada siklus II hasil uji validitas instrumen dari 7 butir soal adalah 6 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid adalah soal bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 7, sedangkan butir soal yang tidak valid bernomor 6.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.2

1

Ahmad Sopyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105.

2

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-3, h. 258

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.3 Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur realiabilitas suatu tes dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu:4





22 11

1

1

t i

n

n

r

Dengan Keterangan: 11

r : Koefisien reliabeilitas tes

n : Banyaknya butir pernyataan yang valid 1 : Bilangan konstanta

2

i

: Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

: Varians total

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:5 0,81 – 1,00 = sangat tinggi

0,61 – 0,80 = tinggi 0,41 – 0,60 = cukup 0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0,20 = sangat rendah

Berdasarkan hasil pengujian validitas diperoleh 6 soal yang valid, butir soal yang valid ini kemudian diuji relibilitasnya. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus I dari 6 butir soal diperoleh nilai r11=0,77 dengan kriteria reliabilitas tinggi. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus II dari 6 butir soal diperoleh nilai r11=0,59 dengan kriteria reliabilitas sedang.

3

Ahmad Sopyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.

4

Suharsini Arikunto, Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet.11, h. 109.

5

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-3, h. 257

 

n n X X

2 2 2

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bermutu atau tidaknya suatu butir-butir tes yang digunakan. Indeks kesukaran butir soal ditentukan dengan rumus:6

P = Keterangan:

P : Tingkat kesukaran

∑ : Jumlah peserta didik yang menjawab benar N : Jumlah peserta didik

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan criteria sebagai berikut:7

P > 0,70 = mudah

0,30 ≤ P ≤ 0,70 = sedang P < 0,30 = sukar

Berdasarkan uji taraf kesukaran butir soal pada siklus I yang dilakukan dari 7 butir soal memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah dan sedang. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria mudah adalah soal bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 7, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh kriteria sedang adalah soal bernomor 6. Pada siklus II uji taraf kesukaran butir soal yang dilakukan dari 7 butir soal memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah dan sedang. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria mudah adalah soal bernomor 1, 2, 4, 6, dan 7, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh kriteria sedang adalah soal bernomor 3 dan 5.

4. Daya Pembeda

Uji daya bedakan ditentukan dengan rumus:

6

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-3, h. 272

7

Keterangan :

DP : Daya pembeda soal

SA : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

SB : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

n : Banyaknya siswa kelompok atas dan kelompok bawah Skor maks : Skor maksimal soal yang bersangkutan.

Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal, indeks diskriminan menurut Russefendi diklasifikasikan sebagai berikut:8

0,40 and up : Very good items (Sangat baik)

0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement

(Cukup baik)

0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to improvement (Cukup)

Below 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision (Jelek, dibuang atau dirombak)

Berdasarkan hasil uji daya beda soal pada siklus I yang dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 17 menghasilkan kriteria cukup dan jelek. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria cukup adalah soal yang bernomor 1, 3, 4, 5, dan 6, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh kriteria jelek adalah soal yang bernomor 2 dan 7. Pada siklus II hasil uji daya beda soal yang dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 23 menghasilkan kriteria cukup baik, cukup, dan jelek. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria cukup baik adalah soal yang bernomor 7, nomor butir soal yang memperoleh kriteria cukup adalah soal yang bernomor 3, 4, dan 6, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh kriteria jelek adalah soal yang bernomor 1, 2, dan 5.

8

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-3, h. 274

Hasil validitas instrumen soal pada siklus I yang dilakukan menghasilkan 6 butir soal yang valid dari 7 butir soal yang diujikan, begitu pula hasil validitas soal pada siklus II yang dilakukan menghasilkan 6 butir soal yang valid dari 7 butir soal yang diujikan. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus I dari 6 butir soal diperoleh nilai r11= 0,77 dengan kriteria reliabilitas tinggi. Sedangkan

hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus II dari 6 butir soal diperoleh nilai r11= 0,59 dengan kriteria reliabilitas sedang. Berdasarkan uji taraf kesukaran butir soal pada siklus I yang dilakukan memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah dan sedang, sedangkan pada siklus II uji taraf kesukaran butir soal yang dilakukan memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah dan sedang pula. Serta berdasarkan hasil uji daya beda soal pada siklus I yang dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 17 menghasilkan kriteria cukup dan jelek, pada siklus II hasil uji daya beda soal yang dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 23 menghasilkan kriteria cukup baik, cukup, dan jelek.

Dokumen terkait