• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Penentuan Informan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dalam teknik ini peneliti cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Menurut Susanto (2006:120) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja, sampel ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi, dimana peneliti akan memilih informan yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi dan diharapkan mengetahui permasalahan secara mendetail. Dapat dikatakan bahwa dalam teknik purposive sampling unsur kedalaman informasi sangat ditekankan, bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton dalam H.B. Sutopo, 2002:56).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel penelitian adalah Pejabat Bank Jateng Kantor Cabang Kota Surakarta, Pejabat Kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, petugas pemungut retribusi dan pedagang

commit to user

di sejumlah pasar di Kota Surakarta. Akan tetapi, tidak ditutup kemungkinan pilihan terhadap informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas yang dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan di lokasi penelitian. (H.B. Sutopo, 2002: 78)

Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Salah satu cara untuk menguji validitas data adalah dengan menggunakan triangulasi data atau sumber. Teknik triangulasi data lebih mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Hal ini berarti data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda sehingga data yang diperoleh akan lebih teruji kebenarannya.

Menurut H.B. Sutopo (2002: 79) triangulasi data atau sumber memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh data narasumber (manusia) yang

commit to user

berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara yang mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya.

G. Teknik Analisa Data

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif sering merupakan bagian yang tersulit bagi para peneliti. Dalam analisis data seorang peneliti harus memiliki kemampuan untuk mengolah hasil penelitian menjadi data yang akurat, dimana data yang diperoleh harus dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menyusun, menyimpulkan serta menjawab persoalan yang diajukan sebagai hasil penelitian itu.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam H.B. Sutopo (2002: 91-96), ketiga komponen tersebut adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

commit to user

dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceriterakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

3. Penarikan Simpulan

Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir.

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan.

Proses analisis data dengan menggunakan model interaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

commit to user

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

(Sumber : H.B. Sutopo, 2002: 96) Pengumpulan Data Reduksi Data Penarikan Simpulan/ Verifikasi Sajian Data

commit to user

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Surakarta a. Letak Geografi

Kota Surakarta yang sering disebut Kota Solo, secara astronomis terletak antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur dan 7°36’00”-7°56’00” Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 4.404,0593 Ha. Kota Surakarta berada di dataran rendah, terletak antara kaki Gunung Lawu di sebelah timur dan kaki Gunung Merapi di sebelah barat dengan ketinggian ± 92 m di atas permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo. Posisi Kota Solo sangat strategis di jalur lalu lintas ekonomi perdagangan maupun kepariwisataan diantara Yogyakarta – Solo – Semarang, Surabaya – Bali. Sedangkan batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi :

1) Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar 2) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo 3) Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

4) Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Kota Surakarta mempunyai suhu udara maksimum 32,4°C dan suhu minimum 21,6°C. Tekanan udara rata-rata adalah 1008,74 mbs

commit to user

dengan kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 Knot dengan arah angin 188 serta beriklim panas.

Luas wilayah administratifnya ± 4.404,0593 Ha sebagian besar telah menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 Ha dan sisanya berturut-turut untuk jasa 428,06 Ha, ekonomi industri dan perdagangan 383,51 Ha, ruang terbuka 248,29 Ha, pertanian 210,83 Ha dan lain-lain 461,16 Ha. Kota Surakarta terbagi dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 51 kelurahan yang masing-masing kecamatan terdiri dari Kecamatan Laweyan 11 kelurahan, Kecamatan Serengan 7 kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon 9 kelurahan, Kecamatan Banjarsari 13 kelurahan, Kecamatan Jebres 11 kelurahan, dan ke-51 kelurahan tersebut terdiri dari 592 RW, 2.645 RT dan 129.380 KK.

b. Kependudukan

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 157.438 jiwa (31,45%). Kemudian disusul Kecamatan Jebres sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Laweyan dan Pasar Kliwon berturut-turut yaitu 86.315 dan 74.145 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah

commit to user

penduduk paling sedikit yaitu Serengan sejumlah 44.120 jiwa dengan persentase 8,81 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.

Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,04 km2 membuat tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu 11.370 jiwa/km2. Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum lagi adanya kaum commuters yang jumlahnya tidak kalah banyak. Laju pertumbuhan Kota Surakarta selama periode tahun 2000-2010 mengalami penurunan yang signifikan yaitu 0,25 persen jauh di bawah angka laju petumbuhan Jawa Tengah yaitu 0,46 persen.

c. Potensi Wilayah

Kota Surakarta merupakan kota budaya di Jawa Tengah dengan mengusung slogan “Solo The Spirit Of Java“ (Solo merupakan Jiwanya Jawa) yang menjadi trend setter kota / kabupaten lain terutama di bidang ekonomi dan budaya. Meskipun luas wilayahnya tidak begitu besar dan Sumber Daya Alamnya (SDM) tidak melimpah namun Kota Solo mempunyai potensi yang luar biasa. Dengan memanfaatkan semua kelebihan yang ada di dalamnya, Surakarta mampu menyerap perhatian daerah lain bahkan mancanegara.

Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan

commit to user

Solo menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka Kampung Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik dari proses pembuatannya sampai penjualannya. Pariwisata dan perdagangan tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung meningkatkan sektor ekonomi.

Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan dasar protein harus bergantung dengan daerah lain karena keterbatasan lahan. Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian jadi yang hasilnya mencapai pasar internasional.

2. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

a. Sejarah Singkat dan Kedudukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 363 Tahun 1977 tentang pedoman pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, yang memberikan kemungkinan kepada Daerah untuk membentuk Dinas yang dibutuhkan, maka dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Kota Surakarta No. 188.3/103/1980 tertanggal 3 November 1980 dibentuklah Dinas Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

commit to user

Berpedoman pada Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2749/JJ tertanggal 3 Maret 1987 dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 061/9358 tertanggal 30 Maret 1987 dipandang perlu meningkatkan pengelolaan pasar agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu peningkatan dan penataan organisasi Dinas Pasar sangat diperlukan. Dengan alasan tersebut, maka Pemerintah Daerah Kota Surakarta dipandang perlu untuk menetapkan peraturan daerah tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Kota Surakarta. Perkembangan selanjutnya adalah diterbitkannya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1988 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

Seiring dengan perkembangan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Surakarta, maka peraturan daerah yang berlaku saat ini adalah Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar.

Kedudukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

commit to user

Dinas Pengelolaan Pasar sebagai unsur pelaksanaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

b. Dasar Hukum Dinas Pengelolaan Pasar

Dalam menjalankan tugasnya Dinas Pengelolaan Pasar memiliki dasar hukum yang jelas. Adapun dasar hukum yang digunakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dalam menjalankan tugasnya meliputi:

1) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional

2) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima

3) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

4) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

5) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

6) Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah 7) Peraturan Walikota Nomor 19-0 tahun 2009 tentang Pedoman Uraian

Tugas jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar

8) Peraturan Walikota Nomor 1-C tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Pasar

commit to user

9) Peraturan Walikota Nomor 4 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional

10)SK Walikota Surakarta No. 12 tahun 2002 Tentang Penetapan Tarif Pengganti Biaya Pembayaran Listrik Dalam Komplek Pasar

11)SK Walikota Surakarta No. 511.2/085-2/I/2001 Tentang Penetapan Kelas Pasar & Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar

c. Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta 1) Visi

Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta mempunyai Visi Organisasi sebagai berikut “Mewujudkan citra pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman”.

2) Misi

Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan visi organisasinya, mempunyai beberapa misi organisasi yaitu sebagai berikut:

a) Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha;

b) Meningkatkan kebersihan, ketertiban dan keamanan pasar; c) Meningkatkan pelayanan kepada pedagang dan pengunjung; d) Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang.

commit to user

d. Tugas Pokok dan Fungsi 1) Tugas Pokok

Tugas pokok Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar. 2) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas

b) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

c) Pengelolaan pendapatan pasar

d) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar

e) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki lima

f) Pengaturan los dan kios pasar

g) Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar dan pedagang kaki lima

h) Penyelenggaraan sosialisasi i) Pembinaan jabatan fungsional

e. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar

Di dalam suatu instansi terdapat struktur organisasi dan struktur organisasi yang dimaksudkan untuk membagi pekerjaan dari struktur organisasi akan terlihat tugas dan fungsi masing-masing bagian dan

commit to user

kepada siapa bagian pekerjaan tersebut harus dipertanggungjawabkan pelaksanaan pekerjaannya. Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya BAB V Bagian Ke Duabelas tentang Dinas Pengelolaan Pasar maka guna kelancaran penyelenggaraan tugas tersebut perlu ditindaklanjuti dengan uraian tugas yaitu dikeluarkannya Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar. Maka dari itu, telah diatur mengenai Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu terdiri dari: 1) Kepala;

2) Sekretariat, membawahkan:

a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan b) Subbagian Keuangan

c) Subbagian Umum dan Kepegawaian 3) Bidang Pendapatan Pasar, membawahkan:

a) Seksi Pendataan dan Penetapan b) Seksi Penagihan dan Penerimaan c) Seksi Pembukuan

4) Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, membawahkan: a) Seksi Peralatan dan Kebersihan

b) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar c) Seksi Pemeliharaan Bangunan

commit to user

5) Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahkan: a) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang b) Seksi Keamanan dan Ketertiban

c) Seksi Pengawasan Pedagang

6) Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, membawahkan: 1) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima 2) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima

7) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

Berikut gambar struktur organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta:

commit to user

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala

Bidang Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Bidang Pendapatan Pasar Seksi Pendataan dan Penetapan Seksi Penagihan dan Penerimaan Seksi Pembukuan Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar Seksi Pengawasan Pedagang Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar Seksi Keamanan dan Ketertiban Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima

Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang Seksi Peralatan dan Kebersihan

Sekretaris

Subbagian Keuangan Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

commit to user

f. Uraian Tugas Jabatan Bidang Pendapatan Pasar

Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan serta pembukuan. Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar, berikut ini adalah uraian tugas dari Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta:

1) Melaksanakan rencana kerja Bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas.

2) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.

3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.

4) Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

5) Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.

6) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.

7) Merumuskan kebijakan teknis di bidang penagihan tunggakan dan penerimaan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.

commit to user

9) Melaksanakan pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.

10)Merumuskan target pendapatan pasar.

11)Memberikan pertimbangan teknis perizinan dan memantau pemanfaatan pasar oleh pedagang pasar.

12)Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang pendapatan pasar.

13)Melaksanakan sosialisasi di bidang pendapatan pasar. 14)Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik. 15)Memberikan usul dan saran kepada atasan.

16)Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

17)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Pendapatan Pasar membawahkan: 1) Seksi Pendataan dan Penetapan

Seksi Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, meliputi: pendataan dan penetapan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima, pengaturan dan pembagian kios, los, perijinan, dan hak penempatan pedagang.

commit to user

2) Seksi Penagihan dan Penerimaan

Seksi Penagihan dan Penerimaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan penerimaan, meliputi: penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima serta penyusunan laporan perhitungan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.

3) Seksi Pembukuan

Seksi Pembukuan mempunyai tugas malakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembukuan, meliputi: melakukan pembukuan semua hasil penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima, penyiapan data secara periodik penerimaan dan tunggakan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima.

g. Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Jumlah keseluruhan pegawai kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah 341 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), terdiri dari 308 orang (90,32%) pegawai laki-laki dan 33 orang (9,68%) pegawai perempuan, serta 71 orang tercatat sebagai tenaga Honorer. Pegawai-pegawai yang bertugas pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta ini berasal dari latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Berikut ini akan disampaikan komposisi pegawai yang ada pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan formalnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

commit to user

Tabel 4.1

Komposisi Pegawai Negeri Sipil Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Per 1 Desember 2011 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Prosentase (%)

1. S2 17 4,98 2. S1 22 6,45 3. D3 8 2,35 4. SMA 190 55,72 5. SLTP 68 19,94 6. SD 36 10,56 TOTAL 341 100

Sumber : Dinas Pengelolaaan Pasar Kota Surakarta

Berdasarkan tabel komposisi pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan formal di atas, dapat kita ketahui bahwa prosentase terbesar pegawai adalah lulusan SMA yaitu sebesar 55,72%. Sedangkan jumlah pegawai yang menyelesaikan studi Diploma-3 sampai dengan jenjang Strata-2 berjumlah 47 pegawai atau 13,78% dari keseluruhan pegawai yang ada di Dinas Pengelolaan Kota Surakarta.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, meskipun ada beberapa pegawai yang berlatar belakang pendidikan SD maupun SMP. Dengan demikian, maka kualitas SDM yang dimiliki oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sudah cukup bagus. Hal tersebut sangat mendukung dalam output kebijakan yang dirumuskan

commit to user

dalam upaya mengoptimalisasikan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pasar.

Sedangkan komposisi pegawai yang ada pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan kepangkatannya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Komposisi Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan Kepangkatan Tahun 2011

Golongan Pangkat Jumlah a b c d IV 8 1 - - 9 III 7 35 9 9 60 II 98 64 6 2 170 I 14 33 26 29 102 TOTAL 341

Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Keterangan :

IV/b : Pembina Tingkat I II/d : Pengatur Tingkat I

IV/a : Pembina II/c : Pengatur

III/d : Penata Tingkat I II/b : Pengatur Muda Tingkat I

III/c : Penata II/a : Pengatur Muda

III/b : Penata Muda Tingkat I I/b : Juru Tingkat I

III/a : Penata Muda I/a : Juru

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa golongan jabatan terbanyak untuk pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah

commit to user

golongan II sebanyak 170 orang. Sedangkan golongan IV sebanyak 9 orang, golongan III sebanyak 60 orang dan yang bergolongan I ada 102 orang.

3. Gambaran Umum Pasar di Kota Surakarta

Saat ini jumlah pasar tradisional di Kota Surakarta adalah sebanyak 43 titik pasar yang tersebar di wilayah Kota Surakarta. Dari ke-43 titik pasar tersebut, oleh Dinas Pengelolaan Pasar diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) klas yaitu, klas I, klas II, dan klas III yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Berdasarkan Lampiran Peraturan Walikota Nomor 1-C Tahun 2012 tentang Penetapan Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar, klasifikasi pasar di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Jenis Pasar Berdasarkan Klasifikasi Pasar Kota Surakarta

No. Klasifikasi Nama Pasar

1. Pasar Kelas IA 1. Pasar Singosaren

2. Pasar Klewer 3. Pasar Legi

Dokumen terkait