• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Data yang Berkaitan dengan Kebiasaan

5.2 Teknik Penerjemahan

5.2.1 Teknik Penerjemahan Tunggal

5.2.1.1 Teknik Penerjemahan Harfiah

Teknik penerjemahan harfiah merupakan teknik yang digunakan oleh penerjemah dengan cara menerjemahkan dari kata ke kata. Di dalam penelitian ini terdapat 78 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan harfiah. Teknik penerjemahan tersebut digunakan untuk menerjemahkan kata dan frasa.

Pembahasan berikut menunjukkan contoh-contoh yang menerapkan teknik harfiah.

Data Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

003/TGE- h.19/BYS-h.32

Then she led the way through a small unused court that was grown up with weed, its pool choked, and there under a bent pine tree was an old round gate that she pulled loose from its bar, and they went through and into the street.

Lalu ia menempatkan dirinya sebagai penunjuk jalan, mereka melalui ruang kecil yang tak terpakai, sudah tak terurus dan sudah ditumbuhi alang-alang, kolamnya pun sudah kering, dan di sana di bawah pohon pinus yang sudah bengkok, baru terlihat pintu gerbang tua yang bentuknya bundar. 004/TGE-

h.19/BYS-h.32

Then she led the way through a small unused court that was grown up with weed, its pool choked, and there under a bent pine tree was an old round gate that she pulled loose from its bar, and they went through and into the street.

Lalu ia menempatkan dirinya sebagai penunjuk jalan, mereka melalui ruang kecil yang tak terpakai, sudah tak terurus dan sudah ditumbuhi alang-alang, kolamnya pun sudah kering, dan di sana di bawah pohon pinus yang

sudah bengkok, baru terlihat pintu gerbang tua yang bentuknya bundar 006/TGE-

h.41/BYS-h.61

From the rafters of the thatched roof hung strings and strings of dried onions and garlic.

Di kasau atap rumbia mereka bergelantungan berkas-berkas bawang merah dan bawang putih. 007/TGE-

h.41/BYS-h.61

From the rafters of the thatched roof hung strings and strings of dried onions and garlic.

Di kasau atap rumbia mereka bergelantungan berkas-berkas bawang merah dan bawang putih. 008/TGE-

h.138/BYS- h.198

celery and lotus for his pond and great red radishes that are stewed with pork for a feast dish and small red fragrant beans.

Seledri dan teratai untuk untuk kolamnya, lobak merah yang besar-besar yang biasa direbus dengang daging babi kalau ada pesta, dan akhirnya kacang merah yang harum.

009/TGE- h.323/BYS- h.482

Well, and it is a proper dainty bit you have, my cousin, a town lady and her feet as small as lotus buds!

“Yaa, bagus sekali, betapa cantiknya istrimu ini Bung, perempuan kota lagi dan kakinya begitu kecil seperti kuncup bunga teratai!

010/TGE- h.2/BYS-h.8

and out of its dusk an ox twisted its head from behind the corner next the door and lowed at him deeply

dan diluar sana seekor lembu jantan mengulurkan kepalanya dari sudutbelakang pintu satunya dan menguak dalam-dalam ke arahnya. 012/TGE-

h.15/BYS-h.26

In a house like this we feed these meats to the dogs!”

Di rumah ini bawaanmu itu biasa dijadikan makanan anjing!”

014/TGE- h.158/BYS- h.226

And he bought three pigs and a flock of fowls to feed on the grains spilled from the harvests.

Kemudian dibelinya juga tiga ekor babi dan sekawanan itik supaya mereka juga bisa menikmati gabah-gabah yang dipetik dari hasil panen.

017/TGE- h.232/BYS- h.341

For what they feared was this, that locusts had come out of the south to devour what was planted in the fields.

Mereka khawatir karena karena itu merupakan pertanda bahwa sekelompok belalang akan datang dari dari selatan dan melalap semua tanaman yang ada di sawah.

018/TGE- h.333/BYS- h.497

“Do not play with snakes or

you will be bitten?”

“jangan bermain dengan ular, kalau kau tak mau digigit!.”

019/TGE- h.346/BYS- h.517

Wang Lung was reminded in a flash of memory of a panther he had once seen the men of the village bring in from the hills where they had caught it.

Seketika itu juga Wang Lung teringat pada seekor macan tutul yang digotong beramai-ramai oleh penduduk desa yang baru saja berhasil menangkapnya di bukit-bukit.

021/TGE- h.7/BYS-h.14

It was always wet and cool in the tunnel of the gate under the thick wall of earth and bricks; cool even upon a summer’s day, so that the melon vendors spread their fruits upon the stones, melon split open to drink in the moist coolness.

Jalan kecil yang menuju pintu gerbang, di bawah tembok tebal yang terbuat dari tanah campur batu bata, selalu terasa lembab dan sejuk; sejuk bahkan pada musim panas sekalipun, tak mengherankan jika acap kali terlihat penjual semangka menggelar dagangannya di atas batu- batu itu, semangka yang sengaja sudah dipotong

untuk dinikmati di tengah semilir angin yang lembut dan hawa yang sejuk. 022/TGE-

h.83/BYS-h.118

On a hillside just at the border of Wang Lung’s western field.

Letaknya di atas bukit, tepat di perbatasan sawah Wang Lung yang di seeblah barat.

023/TGE- h.1/BYS-h.7

The fields needed rain for fruition. There would be no rain this day, but within a few days, if this wind continued, the wheat could not fill in the ear

Akhir-akhir ini hujan tidak turun, tetapi dalam beberapa hari ini, seumpama angin terus begini, pasti hujan. Itu baik. Kemarin ia mengatakan pada ayahnya apabila matahari tetap galak seperti ini, panen gandum tak cukup untuk memenuhi lumbung.

024/TGE- h.2/BYS-h.8

This cauldron he filled partly full of water, dipping it with a half gourd from and earthen jar that stood near, but he dipped cautiously, for water was precious.

Ceret tadi diisinya penuh- penuh dengan air yang dituangkan dari buli-buli berbentuk labu yang diletakkan di dekat situ, tapi ia menuangkannya

dengan hati-hati sebab air sangat berharga. 025/TGE-

h.4/BYS-h.11

“Why are you wasteful? Tea is

like eating silver.”

“Kenapa kau seboros itu? Minum teh itu sama dengan minum perak, kau tahu? 027/TGE-

h.6/BYS-h.14

“We will have rice this night,

my father,” he said.

“Meanwhile, here is corn.”

“Nanti malam kita makan

nasi, Ayah,” ujarnya.

“sekarang makan bubur ini” 031/TGE-

h.7/BYS-h.14

He might even buy a few of the bamboo sprouts from the south and a little beef to stew with the cabbage he had raised in his own garden.

Bahkan mungkin ia juga akan membeli beberapa potong tebu dari selatan dan sedikit daging sapi untuk dikukus dengan kobis hasil kebunnya sendiri.

032/TGE- h.7/BYS-h.14

But this only if there were any money left after the bean oil and the soybean sauce had been bought.

Tapi kesemuanya ini hanya dapat dibeli kalau ada sisa uang setelah lebih dulu membeli buncis dan kecap. 033/TGE-

h.9/BYS-h.18

It was always wet and cool in the tunnel of the gate under the thick wall of earth and bricks; cool even upon a summer’s day, so that the melon vendors spread their fruits upon the

Jalan kecil yang menuju pintu gerbang, di bawah tembok tebal yang terbuat dari tanah campur batu bata, selalu terasa lembab dan sejuk; sejuk bahkan

stones, melon split open to drink in the moist coolness.

pada musim panas sekalipun, tak mengherankan jika acap kali terlihat penjual semangka menggelar dagangannya di atas batu- batu itu, semangka yang sengaja sudah dipotong untuk dinikmati di tengah semilir angin yang lembut dan hawa yang sejuk. 034/TGE-

h.9/BYS-h.18

There were none yet, for the season was too early, but baskets of small hard green peaches stood along the walls, and the vendor cried out.

Tapi penjual semangka itu tak satu pun yang kelihatan, sebab memang belum musimnya, sebagai gantinya keranjang-keranjang berisi buah persik hujau Nampak berdiri berjejer sepanjang tembok, sesekali terdengar teriakan-teriakan

penjualnya. 036/TGE-

h.15/BYS-h.25

You cannot appear before a great lady with a basket on your arm – a basket of pork and

Kau tak bisa menghadap Nyonya besar dengan menjinjing keranjang seperti

bean. itu … keranjang penuh daging babi dan buncis! 037/TGE-

h.38/BYS-h.57

We shall have to buy a good basketful of eggs and dye them all red for the village.

Kita mesti beli sekeranjang telur dan celup semuanya, lalu bagikan pada orang desa. 038/TGE-

h.39/BYS-h.58

… and there he bought a pound and little more of red sugar and saw it wrapped carefully into its brown paper

… dan diamat-amatinya

dengan penuh kesabaran sewaktu gula merah itu di bungkus rapi-rapi dengan kertas cokelat.

039/TGE- h.47/BYS-h.68

and she took the fat and the sugar and she mixed and kneaded rich New Year’s cake, called moon cakes.

lalu dicampurnya lemak babi dan gula putih tadi dan dibuatnya adonan kue Tahun Baru, yang biasa disebut kue bulan.

041/TGE- h.47/BYS-h.68

In some of the cakes she had put strips of little red haws and spots of dried green plums, making flowers and patterns

Pada sejumlah kue diberinya lukisan yang terbuat dari buah haw berwarna merah dan dibuatnya titik-titik kecil dari buah prem kering yang warnanya hijau, menyerupai bunga dan daunnya.

043/TGE- h.128/BYS- h.183

“Wage there is none and but two bits of dry bread a day and a sup from a pond, and you may go home when destination is reached if your two legs can carry you.”

“Upahnya cuma dua potong

roti kering ditambah sup dari kolam, dank au boleh langsung pulang begitu sampai tempat tujuan, kalau kau masih mampu berjalan ke rumahmu.”

044/TGE- h.130/BYS- h.185

“Oh, I wish we might go even now and get it if it is ours. I should like to taste a cake.

“Oh, aku ingin supaya kita pergi sekarang saja dan terus ambil barang-barang itu kalau semuanya itu milik kita. Aku ingin sekali mencicipi kue.

045/TGE- h.130/BYS- h.185

celery and lotus for his pond and great red radishes that are stewed with pork for a feast dish and small red fragrant beans.

seledri dan teratai untuk untuk kolamnya, lobak merah yang besar-besar yang biasa direbus dengang daging babi kalau ada pesta, dan akhirnya kacang merah yang harum.

048/TGE- h.246/BYS- h.361

And we should at any rate drink a cup of wine together, seeing that we are to be poured into one bowl, his blood and mine.

Bagaimanapun juga akhirnya kita mesti minum anggur bersama, dan anggur itu mesti di

tuangkan ke dalam satu cangkir, sebagai perlambang darahnya dan darahku sudah bercampur menjadi satu.

049/TGE- h.1/BYS-h.7

He was ashamed to say aloud that he wished the house to look neat on this day.

Sebenarnya ia malu untuk berterus terang bahwa ia menginginkan rumahnya kelihatan rapi pagi itu.

050/TGE- h.1/BYS-h.7

Wang Lung usually lay listening to it and moved only when he heard it approaching nearer and when he heard the door of

his father’s room squeak upon

its wooden hinges.

Wang Lung biasanya mendengarkan dulu suara itu sambil rebah di ranjangnya dan baru bangun kalau suara itu terdengar makin jelas dan kalau didengarnya suara engsel pintu kayu kamar ayahnya berderik.

051/TGE- h.2/BYS-h.8

The kitchen was made of earthen bricks as the house was, great squares of earth dug from their own fields, and thatched with straw from their own wheat.

Seperti halnya rumah yang mereka diami, dapurnya juga terbuat dari batu bata, gumpalan-gumpalan tanah kering yang digali dari sawah mereka sendiri, dan atapnya dibuat dari serat jerami yang

diambilkan dari hasil gandum.

052/TGE- h.3/BYS-h.10

They would have to put beds along the walls and in the middle room.

Mereka semuanya akan menempati ranjang-ranjang yang dideretkan sepanjang dinding dan ruang tengah. 053/TGE-

h.14/BYS-h.25

Then suddenly when it seemed to him he had gone through a hundred courts, the gateman feel silent and pushed him into a small waiting room.

Lalu sekonyong-konyong sewaktu dirasanya bahwa ia sudah melalui seratus ruangan, penjaga pintu gerbang itu mengehentikan teriakannya dan kemudian mendorongnya ke dalam ruang tunggu yang kecil. 054/TGE-

h.129/BYS- h.183

But during the bright day when the soldiers searched the street he slept safely in the furthermost corner of the hut behind a pile straw O-lan gathered to make a shield for him.

Tapi di siang hari sewaktu tentara-tentara it menelusuri jalan, petani itu tidur dengan amannya di pelosok gubuknya yang terlindung di belakang setumpukan jerami kering yang sengaja dikumuplakn O-lan untuk menyembunyikan suaminya.

057/TGE- h.172/BYS- h.249

Now this tea shop was the only building in all that town which had an upper floor, except the Western Pagoda, which stood five stories high outside the West Gate.

Ternyata kedai minum teh itu merupakan bangunan bertingkat satu-satunya di kota itu, di samping Pagoda Barat, yang berlantai lima dan terletak di Pintu Gerbang sebelah barat. 059/TGE-

h.2/BYS-h.8

He hurried out into the middle room, drawing on his blue outer trousers as he went, and knotting about the fullness at his waist his gridle of blue cotton cloth.

Ia bergegas menuju ruang tengah, sambil mengenakan celana panjang birunya dengan tergesa-gesa dan mengikat pinggangnya erat- erat dengan sabuk katun berwarna biru.

061/TGE- h.6/BYS-h.13

“I am coming,” said Wang Lung, braiding his hair quickly and smoothly and weaving into the strands a tasseled, black silk cord.

“Sebentar,” sahut Wang Lung, sambil menjalin kembali rambutnya dengan cepat dan cekatan dan mengunci untaiannya dengan pita sutera hitam. 062/TGE-

h.6/BYS-h.13

Then after a moment he removed his long gown and wound his braid about his head and went out, carrying the tub

Setelah beberapa saat dibukanya jubah panjang yang dikenakannya tadi, disanggulnya rambutnya ke

of water. atas, lalu keluar menjinjing ember berisi air.

064/TGE- h.7/BYS-h.14

He had asked his male cousins, the young son of his uncle, and his uncle for his father’s sake, and three neighboring farmers who lived in the village with him.

Ia telah mengundang teman prianya, putra pamannya, dan juga pamannya sendiri demi kepentingan ayahnya, serta tiga orang petani tetangganya yang sekampung.

065/TGE- h.7/BYS-h.14

He had planned to bring back from the town that morning pork, a small pond fish, and a handful of chestnuts.

Ia sudah merencanakan untuk membawa daging babi yang masih segar, berikut ikan tambak dan segenggam penuh buah kenari, begitu pulang dari kota.

067/TGE- h.20/BYS-h.33

Wang Lung’s grandfather, who had farmed the very fields upon which Wang Lung now spent his life, had built it, hauling the bricks from he town upon his wheelbarrow.

Kakek Wang Lung, yang telah menggarap sawah yang kini menjadi sumber penghidupan cucunya itu, telah membangun kuil kecil itu dengan cara mengangkut batu batanya dari kota, lalu dimuatkan di

kereta dorongnya. 068/TGE-

h.95/BYS-h.136

You can pull a rich man in a yellow ricksha if you like, and sweat you blood out with heat a you run and have your sweat freeze into a coat of ice on you when you stand waiting to be called.

“Kau bisa menarik orang kaya dengan ricksha kuning kalau kau mau, bisa bermandikan keringat kalau kau lari, dan keringatmu itu bias membeku jadi batangan es kalau kau sedang menunggu muatan. 069/TGE-

h.129/BYS- h.184

All during the days carriages drawn pulled rich men and their possessions of clothing and satin-covered bedding and their beautiful women and their jewels to the river’s edge where ships carried them away to other places.

Setiap hari kereta-kereta yang membawa orang- orang kaya, beserta semua pakaian-pakaiannya,

penutup tempat tidurnya yang terbuat dari satin, wanita-wanitanya yang cantik jelita, dan permata- permatanya menuju tepian sungai, tempat dimana kapal-kapal memindahkan mereka ke tempat lain. 070/TGE-

h.173/BYS- h.250

071/TGE- h.187/BYS- h.273

Well, and my uncle and have you eaten?”

Apa kabar Paman, apa Paman sudah sarapan?”

072/TGE- h.196/BYS- h.286

Well, and I did not know we would be doing business like this!”

Hai, aku sama sekali tak menyangka kita bisa berurusan seperti ini!” 073/TGE-

h.7/BYS-h.14

He could pass through the Street of the Barbers and be shaved before he went to the house where the woman waited for him.

Ia masih bisa mendatangi lorong tempat praktek tukang-tukang cukur dan bisa dilayani sebelum ia pergi ke sebuah rumah, di mana perempuan itu telah menunggunya.

074/TGE- h.7/BYS-h.14

He had asked his male cousin, the young son of his uncle, and his uncle for his father’s sake, and there neighboring farmers who lived in the village with him.

Ia telah mengundang teman prianya, putra pamannya, dan juga pamannya sendiri demi kepentingan ayahnya, serta tiga orang petani tetangganya yang sekampung.

076 TGE- h.9/BYS-h.18

It was always wet and cool in the tunnel of the gate under the thick wall of earth and bricks; cool even upon a summer’s day,

Jalan kecil yang menuju pintu gerbang, di bawah tembok tebal yang terbuat dari tanah campur batu

so that the melon vendors spread their fruits upon the stones, melon split open to drink in the moist coolness.

bata, selalu terasa lembab dan sejuk; sejuk bahkan pada musim panas sekalipun, tak mengherankan jika acap kali terlihat penjual semangka menggelar dagangannya di atas batu- batu itu, semangka yang sengaja sudah dipotong untuk dinikmati di tengah semilir angin yang lembut dan hawa yang sejuk. 077/TGE-

h.12/BYS-h.22

“Have a good heart, teacher,

and give me a small cash... I starve!”

“Kasihanilah saya, Guru,

uang kecil saja…. Saya lapar!”

078/TGE- h.12/BYS-h.22

The walls were covered with plaster on the outside and a village artist had been hired in a good year once to paint upon the white plaster a scene of hills and bamboo.

Bagian luarnya diberi tembok dan sewaktu-waktu ia menyewa seniman dari desa untuk menghiasi dinding putih itu dengan lukisan bukit atau pohon bambu.

079/TGE- h.51/BYS-h.74

“I had but a moment for private talk with the cook under whom I worked before.” she replied

“Aku cuma mengobrol sebentar saja dengan koki kepala, majikanku sewaktu bekerja di dapur dulu.” Sahutnya.

080/TGE- h.51/BYS-h.75

“She is to marry the second son of a Shanghai magistrate,” said the woman, and then after a long pause she added,

“Ia akan kawin dengan anak kedua hakim Shanghai,” sahut isterinya, dan setelah berhenti agak lama, ia berkata lagi,

081/TGE- h.319/BYS- h.475

This they said when they were about to starve and would rather be soldiers than beggars; and sometimes men said it when they were restless at home as the son of his uncle had said it.

Mereka baru berani mengatakan itu bila mereka sudah hampir mati kelaparan, hingga mereka berpikir lebih baik menjadi tentara daripada menjadi pengemis; dan terkadang orang baru bisa mengatakan itu jika mereka sudah tak betah lagi tinggal dirumah seperti yang dikatakan putra pamannya tempo hari. 083/TGE-

h.34/BYS-h.52

Then, after a little hesitation, he added a fourth piece which he

Kemudian, setelah agak lama menimbang-nimbang,

had long kept by him on the chance of his wanting to gamble a little some morning at the tea house.

diletakkannya keping keempat yang telah lama disimpannya untuk berjudi di rumah minum suatu saat ini kalau ada kesempatan. 085/TGE-

h.4/BYS-h.11

“Why are you wasteful? Tea is

like eating silver.”

“Kenapa kau seboros itu? Minum teh itu sama dengan minum perak, kau tahu? 086/TGE-

h.9/BYS-h.17

He and his father had bought two silver rings and silver earrings, and these his father had taken to the woman’s

Dokumen terkait