• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Pengelalan dan Analisis Data

Agar lebih proporsional dan representatif, data yang diperoleh kemudian diola dengan metode sebagai berikut:

1. Editing, yakni memeriksa kembali semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, keterbacaan, kejelasan makna, keselarasan antara satu dengan yang lain, relevansi dan keseragaman satuan/kelompok kata. 2. Pengorganisasian data, yakni menyusun dan mensistematisasikan data-data

yang diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan sebelumnya, kerangka tersebut dibuat berdasarkan dan relevan dengan sistematika pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah

3. Analisis data, yaitu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau katagori. Tafsiran atau interpretasi adalah memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau katagori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Kesimpulan yang pada awalnya masih sangat tentatif, kabur, dan diragukan, maka dengan bertambahnya data, kesimpulan itu menjadi lebih

grounded. Proses ini dilakukan mulai dari pengumpulan data dengan terus

menerus dilakukan verifikasi sehingga kesimpulan akhir didapat setelah seluruh data yang diinginkan didapatkan.

Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis disini diartikan sebagai penguraian hasil penelitian melalui kaca mata teori-teori yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan cara demikian diharapkan muncul suatu pemikiran yang samasekali baru

atau mungkin menguatkan yang sudah ada, berkenaan dengan eksistensi tradisi-tradisi Perkawinan masyarakat Bugis Parepare.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data induktif. Analisis data induktif menurut paradigma naturalistik adalah analisis atas data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dilanjutkan dengan katagorisasi. Secara rinci langkah-langkah analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi data ialah proses penyederhanaan data, memilih hal-hal yang

pokok yang sesuai dengan dengan fokus penelitian, data dipilih sesuai dengan eksistensi tradisi-tradisi Perkawinan masyarakat Bugis di Kota Parepare, sehingga dapat dianalisis dengan mudah.

2. Display data ialah suatu proses pengorganisasian data sehingga mudah

untuk dianalisis dan disimpulkan. Proses ini akan dilakukan dengan cara membuat matrik, diagram, ataupun grafik.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi merupakan langkah ketiga dalam proses analisis. Langkah ini dimulai dengan mencari pola, tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya yang mengarah pada eksistensi tradisi-tradisi Perkawinan masyarakat Bugis di Kota Parepare E. Pengujian Keabsahan Data

Data merupakan fakta atau bahan-bahan keterangan yang penting dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan (aktivitas), dan selebihnya, seperti dokumen (yang merupakan data tambahan). Kesalahan data akan menghasilkan penarikan

kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Alwasilah dalam

Bachri menjelaskan bahwa “tantangan bagi segala jenis penelitian pada

akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih,

benar dan beretika”. 21

Karena begitu pentingnya data dalam penelitian kualitatif, maka keabsahan data perlu diperoleh melalui teknik pemeriksaan keabsahan. Pelaksanaan teknik pemeriksaaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, seperti disarankan oleh Menurut Bachri yang meliputi: kredibilitas

(credibility), transferabilitas (transferability), dependabilitas (dependability),

konfirmabilitas(confirmability).22

Adapun penerapannya dalam praktek adalah bahwa untuk memenuhi nilai kebenaran penelitian yang berkaitan dengan adat perkawinan masyarakat Bugis kota Parepare, maka hasil penelitian ini harus dapat dipercaya oleh semua pembaca dan dari responden sebagai informan secara kritis, maka paling tidak ada beberapa teknik yang diajukan, yaitu:

Pertama, perpanjangan kehadiran penelitian, dalam hal ini peneliti

mempergunakan waktu yang panjang di dalam mencari data di lapangan, mengadakan wawancara mendalam kepada Palemmui, Paung Ahmad, Nawir, dan A. Anwar Saenong sebagai tokoh adat dan budaya kota Parepare dan tokoh adat lainnya yang tidak hanya dilakukan satu kali tetapi peneliti lakukan berulang kali, berhari-hari, berminggu-minggu. Hal ini peneliti lakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar, oleh karena itu

21Bachtiar S. Bachri, Meyakinkan Validasi Data Melalui Triangulasi pada Penelitian

Kualitatif (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 2010), h. 54

22Bachtiar S. Bachri, Meyakinkan Validasi Data Melalui Triangulasi pada Penelitian

perlu diadakan ceking data sampai mendapatkan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Selanjutnya harus dilakukan pengamatan secara terus-menerus termasuk kegiatan pengecekan data melalui informan lain untuk menanyakan kebenaran informasi dari Palemmui, Paung Ahmad, Nawir, dan A. Anwar Saenong tersebut dan data yang lain yang penting. Dan kemudian data yang benar tersebut dilakukan triangulasi. Kebenaran data juga bisa diuji melalui diskusi dengan teman-teman sejawat, diskusi ini di samping sebagai koreksi terhadap kebenaran data yang merupakan hasil dari interpretasi informan penelitian juga untuk mencari kebenaran bahasa ilmiah dalam interpretasi terhadap interpretasi tersebut. Kemudian dilakukan analisis kasus negatif, pengecekan atas cakupan referensi, dan pengecekan informan.

Kriteria kedua, untuk memenuhi kriteria bahwa; hasil penelitian yang berkaitan dengan adat perkawinan masyarakat Bugis kota Parepare yang dilihat sebagai realitas subjektif dari perspektif fenomenologi, dapat diaplikasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting lain yang memiliki tipologi yang sama.

Kriteria ketiga, digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan melakukan evaluasi apakah si peneliti sudah cukup hati-hati dalam mencari data, terjadi bias atau tidak? apakah membuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan datanya dan, penginterpretasiannya.

Sedangkan kriteria keempat, untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian, jika dependabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas digunakan untuk menilai

kualitas hasil penelitian itu sendiri, dengan tekanan pertanyaan apakah data dan informasi, serta interpretasi dan lainnya didukung oleh materi yang cukup. Jadi menekankan pada datanya bukan pada orang atau banyak orang. Selain itu, dalam keabsahan data ini juga dilakukan proses triangulasi. Menurut William Wiersma dalam Sugiyono23: “Triangulation is qualitative

cross-validation. It assesses to a sufficiency of the data according to the

convergence of multiple data collection procedurs”. Diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu, sehingga triangulasi dapat kelompokkan dalam 3 jenis yakni; triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan triangulasi waktu.

Dari tiga jenis triangulasi tersebut, penulis memilih keabsahan data dengan pendekatan triangulasi sumber untuk mengungkap dan menganalisis masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian. Dengan demikian analisis data menggunakan metode triangulation observers. Selanjutnya pendekatan triangulasi dilakukan menurut sudut pandang; tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

23Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

BAB IV