• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama saya penelitian di lapangan, saya meneliti tentang pembangunan sebuah rumah pribadi dengan proyek seharga 200 juta sedang di kerjakan oleh para tukang. Dari sana saya belajar dan mendapatkan pengetahuan dari informan tentang bagaimana cara mendirikan sebuah rumah dari awal hingga akhir. Berikut akan saya jelaskan mengenai tahapan pengerjaan bangunan sebuah rumah dari awal hingga sampai selesai.

1. Narik Boplang9 (Bowplank). Ini adalah tahap awal proses pengerjaan sebuah bangunan. Pengukuran pertama pembentukan rumah. Ini difungsikan untuk menarik siku rumah. Boplang bukanlah bentuk rumahnya, ia dibuat diluar rumah untuk menarik siku rumah, agar penempatan bagian-bagian rumahnya nanti pas, setelah itu di copot kembali. Dasar pengerjaan bangunan di sebuah lahan kosong, pertama-tama adalah membuat patok kayu yang nanti akan diletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya dapat membentuk siku 90 derajat dengan tepat. Benang ini nantinya menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, sekat-sekat rumah, dan pemasangan dinding batu bata. Bowplank ini dipasang di luar penggalian pondasi.

2. Pengkorekan Tanah. Pengkorekan tanah ini dilakukan untuk membuat pondasi

rumah. Untuk rumah pribadi, kedalaman pondasi bisa dari 60-80cm (jika pada situasi tanah yang rata). Dan untuk rumah bertingkat, kedalaman pondasi bisa dari 80 cm sampai 1 meter 20 cm. Tergantung tanah nya. Jika tanahnya keras,

9

Menurut para tukang, ada yang menyebutnya dengan boplang dan goplang. Menurut bahasa konstruksinya yang benar adalah bowplank.

maka kedalaman pengorekan akan sedikit saja diambil, tetapi jika tanahnya gembur maka pengorekan akan lebih dalam. Tujuan pengkorekan tanah ini adalah sebagai pembentukan dasar rumah. Tanh-tanah yang di korek adalah tempat yang akan membentuk sekat-sekat rumah untuk di pondasi.

3. Membuat Pondasi. Setelah pengorekan tanah dilakukan, maka dilakukan

tahapan pondasi, yang sering disebut-sebut sebagai peletakan batu pertama. Untuk wilayah Pematangsiantar, batu yang digunakan untuk membuat pondasi adalah batu padas. Karena batu ini banyak terdapat di wilayah sekitaran Pematangsiantar. Dikarenakan topografi Pematangsiantar yang sekitarnya masih banyak sungai, sehingga batu ini mudah untuk di dapatkan di kali/sungai. Dan juga sudah menjadi kebiasaan bagi warga Pematangsiantar untuk membuat pondasi dengan batu padas, disamping itu juga batu ini kokoh dan kuat untuk menahan sebuah bangunan. Berbeda dengan wilayah lainnya, seperti Medan, yang banyak membuat pondasi dengan menggunakan batu kerikil. Mungkin di Medan batu kerikil lebih mudah didapat, dibanding dengan batu padas, sehingga batu kerikil menjadi bahan yang biasa mereka pakai untuk mondasi rumah. Proses pengerjaan pondasi ini adalah setelah pengorekan tanah sudah selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah narik benang. Ini lakukan agar menarik garis lurusnya, sehingga pondasi yang akan dibuat tidak mereng kesana kemari. Menurut aturan pemerintah dari penuturan informan saya, setelah pengorekan tanah di lakukan maka terlebih dahulu lubang tersebut di beri pasir. Kira-kira ketebalannya sekitar 10cm. Baru kemudian di turunkan batu. Pasir bersifat mengepir, sehingga tujuan diberlakukan ini adalah

saat terjadi gempa, rumah tidak langsung ambruk, tetapi ngepir dulu, karena ada tahanan dari pasir. Tetapi ada tukang yang menerapkan ini, dan ada yang tidak. Setelah semua benang sudah di pasang di masing-masing lubang, baru memasukkan batu padas dan dilapisi dengan speksi10. Prosesnya sama seperti memasang batu bata. Bedanya jika pada pemasangan batu bata, untuk merapikannya bisa dengan sendok semen yang dipegang tukang, kalau pondasi tidak bisa. Selain memakai sendok semen, untuk merapikan dan meluruskan pondasi pada saat menaruh semennya di bantu dengan mal, yang terbuat dari papan atau bisa juga dari kayu broti. Yang penting bentukan pondasinya lurus dan rapi.

4. Pengecoran Ring Sloof. Tahapan ini dilakukan setelah pengerjaan pondasi

selesai dilakukan. Pengecoran ring selop dibuat di atas pondasi yang sudah selesai. Bahan yang diperlukan adalah semen, pasir, kerikil. Bahan-bahan ini diaduk kemudian didirikan di atas pondasi dengan bantuan cetakan mal. Cetakan mal ini terbuat dari papan yang berfungsi agar pengerjaan rapi, lurus dan tidak keluar dari jalur. Setelah itu ada juga campuran besi yang diletakkan di masing-masing batas sekat atau di ujung-ujung siku. Fungsinya sebagai penopang agar bangunan lebih kuat. Ukuran untuk ring selop ini adalah 10 cm lebar dan tinggi ke bawah 20 cm. Ada beberapa rumah yang tidak melalui pengecoran ring selop. Biasanya dari pendirian pondasi langsung pemasangan batu bata, tetapi ada juga yang melalui pengecoran ring selop. Tergantung inisiatif dari tukang atau negoisasi dari pemilik rumah. Mungkin ada pemilik

10

Speksi adalah sebutan untuk hasil adukan dari semen pasir, air yang digunakan untuk merekatkan batu pada bangunan.

rumah yang memiliki dana terbatas, sehingga tidak melalui pengecoran ring selop. Rumah yang melalui pengecoran ring selop lebih kuat dan tidak retak- retak di kemudian hari, kecuali jika gempa. Pengecoran ring selop perlu dibuat untuk rumah yang berada di pinggiran jalan lintas. Karena volume mobilitas kendaraan pasti lebih ramai daripada rumah yang masuk gang, sehingga getaran akan banyak terjadi, dan untuk membuat rumah tetap kokoh, maka perlu dilakukan pengecoran ring selop sebelum pemasangan batu bata. Untuk rumah yang tidak melalui pengecoran ring selop, setelah naikkan pondasi, maka langsung dilanjutkan dengan pemasangan batu bata diatas pondasi.

5. Pemasangan Tiang dan Batu Bata

Kemudian, besi-besi yang berada di pengecoran ring sloof tadi, dinaikkan dengan ditambahkan besi-besi yang lainnya. Penyambungnya adalah cincin- cincin besi yang direkatkan di sekeliling tiang. Kemudian setelah itu adalah pemasangan batu bata diatas coran ring sloof. Pemasangan batu bata di lapisan pertama disebut dengan peletakan batu nol. Untuk pemasangan batu bata, ukuran idelanya adalah 1 ember semen, dibanding dengan 2 ember pasir. Tetapi untuk para tukang di lapangan, ukurannya bukan dengan ember pasir tetapi dengan beko, asal ukran adukan masih tetap pas dan dicampur dengan air secukupnya. Ukuran ini cukup untuk pemasangan 240-250 batu bata. Jika tukang yang jahat, dia akan menggunakan lebih banyak pasir. Jika pasir lebih banyak, akan gampang terlihat bahwa semen menjadi lebih kasar karena lebih banyak pasirnya,dan ini dapat mempermudah penghancuran bangunan. Peletakan batu bata pertama disebut dengan batu nol. Karena dia lah dasar dari

dinding yang akan berdiri tegak. Kemudian dalam pengerjaan pemasangan batu bata, untuk meluruskan pemasangan batu, maka akan dibantu dengan benang yang di pasang dari ujung ke ujung. Ini berfungsi agar pengerjaan tidak miring dan rata. Selanjutnya juga akan di cek dengan selang timbang air untuk mengukur apakah ukuran dari ujung ke ujung masih sama rata dengan dasar tanahnya. Karena jika memakai ukuran meteran, tidak pas, karena tanah bertekstur tidak lurus patah-patah dan bergelombang.

6. Pemasangan Kusen. Selagi menaikkan batu, maka sembari juga dilakukan

pemasangan kusen. Kusen pintu, kusen jendela, maupun lubang angin. Pemasangan kusen jendela dan lubang angin, mengikuti ketinggian pintu. Misalkan ketinggian rumah adalah 3.7 meter, dan tinggi pintu isalkan 2 meter, maka kusen jendela akan di pasang mengikuti tinggi pintu yang paling atas, setelah itu baru di lanjutkan dengan pemasangan lubang angin. Semua kusen jendela, pada pembangunan sebuah rumah, harus menurut dari kusen pintu, kalau tidak nanti pemasangan akan tidak seimbang. Dan jika tinggi pintu sudah 2 meter, maka pemasangan batu bata akan 1,7 meter lagi menuju atap. Ketinggian rumah juga harus seimbang dengan kelebaran rumah. Jangan sampai rumah itu jadi terlihat jangkung atau bantet, ukurannya harus ideal, sama seperti bentuk tubuh.

7. Pengecoran Tiang Stik. Setelah semua batu sudah naik, maka akan dilakukan

pengecoran tiang stik(besi) di masing-masing titik. Pengecoran tiang ini akan menggunakan adukan dari semen, pasir, dan kerikil. Perbandingannya adalah 1 ember semen, 2 ember pasir, dan 3 ember kerikil. Dalam pengecoran ini,

ukuran bahan tidak boleh main-main, harus sesuai dengan ukuran sebenarnya, karena ini adalah dasar untuk memperkokoh tiang. Dan tiang akan dicor dengan bantuan dari cetakan mal. Sehingga nanti terlihat, tiang akan dikerobong dengan cetakan mal, dan diikat dengan lat. Fungsinya adalah agar tiang terbentuk dengan tegak, dan kuat. Bentuk cetakannya bisa berbentuk L,U, atau I. Tergantung situasinya, dan kemudian cetakan mal akan di ikat dengan lat. Alat-alat ini terbuat dari papan dan kayu yang pekerja buat sendiri. Untuk mengeringkan hasil coran ini, dbutuhkan waktu sehari. Misalkan jika sore hari do cor, maka besok pagi atau siang hari sudah bisa dibuka papan mal nyaTiang stick akan dipasang setiap jarak 3-4 meter sekali, atau tepatnya akan di pasang di setiap sekat, pembatas, atau siku rumah. Untuk tinggi tiang stick, jika rumah memiliki ketinggian 4 meter, maka tinggi tiang akan 4 meter lebih. Memang seperti itu ukurannya. Nanti sisa nya dari ketinggian tiang itu akan di tidurkan kesana kemari di atas ring balok.

8. Pengecoran Ring Balok

Ketinggian pemasangan batu bata, tergantung dari ketinggian rumah yang akan di bangun. Setelah semua batu sudah naik, pengecoran tiang sudah selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengecoran ring balok. Tahap ini sama seperti pengecorang ring selop. Bedanya pengecoran ini dilakukan ditahap akhir pemasangan dinding rumah, agar rumah terbentuk secara kesatuan dan kokoh. Dan ukuran dari ring balok ini pun lebih kecil yaitu 10 cm lebar dan 10 cm panjangnya ke bawah.

9. Naikkan Kap dan pemasangan Atap. Setelah pengecoran semua selesai di lakukan maka akan dilanjutkan dengan tahap atas, yaitu menaikkan kap. Kap adalah sebutan untuk rangka atap rumah. Kalau pemilik rumah memakai rangka baja ringan untuk atapnya, maka akan menggunakan bor dan baut untuk menyatu-nyatukannya, kalau pemilik rumah menggunakan kayu, maka akan lebih banyak menggunkan martil, paku, dan kadang juga menggunakan bor pada situasi yang dibutuhkan. Kemudian naik lah seng, atau genteng. Pemasangan listrik dan air dilakukan sebelum memplester dinding. Pemasangan listrik atau yang dalam pengerjaan bangunan disebut pemasangan instalasi di kondisikan. Jika pemborong dan tukang sudah ahli dalam pemasangan listrik, maka mereka juga yang mengerjakan, tetapi jika mereka kurang paham, maka pemborong atau tukang akan memanggil tukang yang lain yaitu tukang listrik yang ahli dalam pemasangan listrik.

10.Memplester dinding. Untuk memplester dinding biasanya lek Bagus akan

mengerahkan dua orang tukang dan 2 orang kenek. Jika pengerjaan membutuhkan waktu yang cepat, maka bisa memakai 4 tukang dan 4 kenek. Tahap plester disebut juga dengan rab dinding. Untuk merab dinding akan dilakukan 2 kali dan pengerjaannya menggunakan serkam kayu dari bawah ke atas, baru setelah itu di rol. Memplester yang pertama, masih plester kasar yaitu masih memakai campuran semen dan pasir, dan ketika setengah kering akan dilanjutkan dengan menrol. Rol fungsinya adalah untuk meratakan dan merapikan hasil rap dinding. Rol yang digunakan adalah kayu yang lurus atau tidak aluminium. Rol ini akan diletakkan di dinding, dari ujung ke ujung. Dan

di rol dari bawah ke atas untuk meratakan dinding agar tidak bergelombang. Setelah itu plesteran akan dibiarkan dulu sampai kering baru di siram dengan air semen(semen halus), agar dinding lebih halus. Tahapan kedua ini akan menggunakan sendok licin, dan merapikannya dengan kuas. Jika di dapati dinding tidak rata dan bergelombang, menurut para tukang itu disebabkan karena beberapa hal, yang pertama bisa saja pemaksaan dari tukang. Sebelum rab dinding kering, langsung di siram air semen, agar pengerjaan cepat selesai. Padahal sebenarnya itu yang menyebabkan dinding bergelombang, karena sebelum kering sudah di siram air semen. Yang kedua, setelah selesai di plester dua kali, ketika kering tidak di gosok dengan kertas pasir. Fungsinya kertas pasir adalah meratakan dinding-dinding, mana yang kurang rata, di gosok agar rata. Yang ketika bisa karena faktor alam. Dinding yang terkena langsung oleh sinar matahari yang menyengat dan kemasukan angin, bisa menjadi faktor penyebab dinding bergelombang.

11.Pemasangan Plafon. Pemasangan plafon tergantung dari rangka atap yang

digunakan. Kalau menggunakan baja ringan, maka pemasangan akan menggunakan bor, tetapi kalau menggunakan kayu, maka pemasangan akan menggunakan paku. Setelah pemasangan plafon ada pengerjaan yang langsung dilanjutkan dengan pengecetan dan ada yang melakukan pengecetam di akhir, tergantung keputusan dari pemborongnya.

12.Pemasangan lantai. Untuk pemasangan lantai keramik, maka diambil jarak

keatas sekitar 3-4cm dari batu nol (tempat peletakan batu bata pertama) untuk meratakan tanah dengan pasir, tidak boleh tidak rata semua ketinggian harus

sama. Setelah semua lantai sudah rata, maka sebelum keramik direkatkan, diberikan speksi terlebih dahulu, baru di pasang keramiknya satu per satu. Pemasangan keramik akan disesuaikan dengan ukuran rumah dan ruangan yang di butuhkan. Biasanya 1 meter ruangan, berisi 1 kotak keramik. Sehingga jika rumah memiliki luas 5*5 maka keramik yang dibutuhkan adalah 25 kotak. Kemudian untuk merekatkan antar keramik satu dengan yang lainnya bisa menggunakan semen, atau tepung dempul keramik. Dan alat untuk memotong keramik di sebut dengan gerenda, atau manual yaitu alat pemotong keramik yang lebih cepat digunakan dalam pemotongan. Pemasangan keramik juga di bantu dengan benang dan waterpass. Tahap awalnya disebut dengan nari kepala, yaitu pemasangan keramik dari atas dan ke kanan. Kemudian sisi-sisi yang lainnya tinggal mengikut saja dibantu dengan benang yang di pasang. Fungsi waterpass adalah mengontrol apakah kerataan keramik sudah rata semua.

Pada saat pengerjaan keramik, pengerjaan kamar mandi juga dilakukan. Baik itu membuat kloset atau mengkeramik kamar mandi. Biasanya untuk mengatur pembuangan air kamar maandi, maka keramik akan di setel. Ukuran kamar mandi yang sudah rata, maka untuk ke pembuangan air akan diturukan sekitar 2 cm agar air bisa mengalir ke pembuangan. Untuk urusan pembuangan air dan kotoran pemilik juga menjadi tanggungjawab pekerja bangunan. Sebelumnya tanah akan di korek dulu untuk menanamkan pipa-pipa aliran air dan kotoran. Aliran air kamar mandi biasanya dialirkan ke parit terdekat, dan aliran limbah kotoran akan dimasukkan ke dalam septictank dengan kedalaman 2 kali 2.

13.Pengecetan. Kemudian tahap terakhir adalah pengecetan Bisa saja di cat dulu baru di keramik, atau di keramik dulu baru di cet. Tergantung tukang yang mengerjakan. Pengecetan ini masih dikerjakan oleh para tukang. Untuk mengecat digunakan alat yang berupa kuas besar, sedang, dan kecil. Kuas besar digunakan untuk mengecat dinding-dinding yang luas, kuas sedang untuk mengecat dinding-dinding yang memiliki celah, dan kuas kecil digunakan untuk mngecat celah-celah yang kecil di bagian-bagian rumah. Tahap awal pengecetan, sebelum rumah di cat dengan warna yang diinginkan, maka akan di cat dulu dengan cat dasar, warna nya adalah putih. Bentuknya sama seperti cat tetapi teksturnya lebih kental. Tetapi cat dasar ini tidak semua kalangan melakukannya. Hanya untuk orang-orang yang memiliki dana lebih saja, dan untuk orang-orang yang memiliki dana terbatas, maka setelah di plester langsung di cat biasa.

14.Finisihing. Tahapan finishing adalah tahapan yang terakhir sebelum

penyerahan kunci dengan pemilik rumah. Tahapan ini biasanya lebih santai tetapi harus membutuhkan ketelitian, karena mengoreksi hasil kinerja kita sendiri. Biasanya tahapan ini lebih ke merapi rapikan pekerjaan yang kurang bagus, misalkan ada cat-cat yang kurang bagus, dempul-dempul keramik yang belum bersih dibersihkan dulu, dan lain sebagainya.

2.8. Simbol dan Makna dari Tahapan Proses Pembangunan Sebuah Rumah

Dokumen terkait