METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
J. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan data yang benar dan data yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Agar instrumen penelitian dapat menghasilkan data yang benar, maka instrumen tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itu, instrumen penelitian khususnya kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan yang alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas dalam penelitian merepresentasikan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiarto, 2017:205). Pengujian validitias dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment yang dibantu menggunakan program SPSS untuk uji validitas. Rumus korelasi product moment, yaitu :
π ππππππ = π (βπΏπ) β βπΏ) β (βπ)
β[π(βπΏ) β (βπΏ)π][π(βππ) β (βπ)π] Keterangan :
X : skor variabel (jawaban responden)
Y : skor total dari variabel untuk responden ke β n
Syarat suatu instrumen dikatakan valid, maka diguanakn ketentuan sebagai beirkut :
a. Jika r hitung > r tabel dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung β€ r tabel dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi data dan stabilitas data atau temuan, suatu data dikatakan reliabel bila data tersebut konsistensi dan menunjukkan adanya ketelitian. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang konsisten. Artinya, berapa pun banyaknya pengulangan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen tersebut, kesimpulan yang diperoleh tetap sama, walaupun perolehan angka nominalnya tidak harus sama (Sugiarto, 2017:209).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas Cronbachβs Alpha. Peneliti juga menggunakan alat bantu SPSS dalam melakukan uji reliabilitas. Rumus untuk pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbachβs Alpha, yaitu :
πππ = [ π π β π] [π β βπππ πππ ] Keterangan : πππ = varian total
βπππ = jumlah varian butir k = jumlah butir pertanyaan πππ = koefesien reliabilitas
Syarat untuk menentukan apakah variabel reliabel atau tidak, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai Cronbachβs Alpha > 0,60, maka variabel tersebut dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai Cronbachβs Alpha β€ 0,60, maka variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.
K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Agar dapat memperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari persamaan regresi, maka dalam menganalisis data harus memenuhi beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi yang terdiri dari normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
Uji Normalitas bertujuan untk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai dideteksi dengan nilai penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2018:161).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018:137).
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2018:107).
c 2. Regresi Linear dengan Varibel Permediasi
Variabel mediasi atau intervening adalah variabel yang secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan kausal antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel ini terletak di antara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak secara langsung mempengaruhi variabel dependen. Pola hubungan anatara variabel secara langsung tanpa variabel mediasi dapat dilihat pada Gambar III.1.
Gambar III. 1
Model Regresi Tanpa Variabel Mediasi
sumber : diadopsi dari penelitian Munawaroh, Desi Yuniarti, dan Memi Nor Hayati, 2015
Gambar III.1 menunjukkan pengaruh langsung variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y). Huruf c merupakan koefisien regresi dari pengaruh variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) secara langsung. Model penelitian dengan menggunakan variabel mediasi dapat diilustrasikan seperti pada Gambar III.2.
Y X X X M M M M a a a a b b b b Y Y Y cβ a a X X X X X X X X X X X
Gambar III. 2
Model Regresi dengan Variabel Mediasi
sumber : diadopsi dari penelitian Munawaroh, Desi Yuniarti, dan Memi Nor Hayati, 2015
Gambar III.2 di atas menunjukkan pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) melalui variabel mediasi (M). Huruf a merupakan koefisien regresi dari pengaruh variabel bebas (X) pada variabel mediasi (M) secara langsung, huruf b merupakan koefisien regresi dari pengaruh variabel mediasi (M) pada variabel terikat (Y) secara langsung, sedangkan huruf cβ merupakan koefisien regresi dari pengaruh variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) secara tidak langsung melalui variabel mediasi (M). Analisis regresi variabel mediasi dapat dilakukan dengan metode Causal Step yang dikembangkan oleh Reuben M. Baron dan David A. Kenny (1986) dan metode Product of Coefficient dikembangkan oleh Michael E. Sobel (Suliyanto, 2011 dalam Munawaroh,Yuniarti, dan Hayati,2015).
a. Metode Causal Step
Metode Causal Step ini dikembangkan oleh Reuben M. Baron dan David A. Kenny pada tahun 1986 (Suliyanto, 2011 dalam Munawaroh,Yuniarti, dan Hayati, 2015). Dengan menggunakan model penelitian seperti pada Gambar III.1 dan III.2, maka akan diperoleh tiga buah persamaan regresi sebagai berikut:
Persamaan I (dari Gambar III.1) Y = Ξ± + cX + Ξ΅ Persamaan II (dari Gambar III.2) M = Ξ± + aX + Ξ΅
Persamaan III (dari Gambar III.2) Y = Ξ± + cX + bM + Ξ΅
Pada uji ini variabel M dinyatakan sebagai variabel mediasi antara variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1) Jika pada persamaan I, variabel bebas (X) berpengaruh signifikan pada variabel terikat (Y) atau c β 0.
2) Jika pada persamaan II, variabel bebas (X) berpengaruh signifikan pada variabel mediasi (M) atau a β 0.
3) Jika pada persamaan III, variabel mediasi (M) berpengaruh signifikan pada variabel terikat (Y) atau b β 0.
Kriteria pengujian variabel M dinyatakan sebagai variabel mediasi sempurna (perfect mediation) apabila setelah memasukkan variabel M, pengaruh variabel X pada variabel Y menurun menjadi nol (atau cβ = 0) atau pengaruh variabel X pada variabel Y yang tadinya (sebelum memasukkan variabel M) signifikan menjadi tidak signifikan setelah memasukkan variabel M ke dalam model persamaan regresi. Sebaliknya, variabel M dinyatakan sebagai variabel mediasi parsial (partial mediation) apabila setelah memasukkan variabel M, pengaruh variabel X pada Y menurun tetapi tidak menjadi nol (atau cβ β 0) atau pengaruh variabel X pada Y yang tadinya (sebelum memasukkan variabel M) signifikan menjadi tetap signifikan setelah memasukkan variabel M ke dalam model persamaan regresi, tetapi mengalami
penurunan nilai pada koefisien regresinya (atau cβ < c) (Suliyanto, 2011 dalam Munawaroh,Yuniarti dan Hayati, 2015).
Langkah-langkah uji variabel mediasi dengan menggunakan metode Causal Step dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Membuat persamaan regresi variabel keinovatifan konsumen (X1), perilaku pencarian variasi (X2), dan kecenderungan konsumen untuk dipengaruhi orang lain (X3) pada variabel loyalitas merek (Y).
Gambar III. 3
Pengaruh Langsung Variabel X pada Y
2) Membuat persamaan regresi variabel keinovatifan konsumen (X1), perilaku pencarian variasi (X2), dan kecenderungan konsumen untuk dipengaruhi orang lain (X3) pada variabel kepercayaan merek (M).
Gambar III. 4
Pengaruh Langsung Variabel X pada M Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Loyalitas Merek (Y)
Keinovatifan Konsumen (X1)
Keinovatifan Konsumen (X1)
Keinovatifan Konsumen (X1)
Keinovatifan Konsumen (X1)
Keinovatifan Konsumen (X1)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kepercayaan Merek (M)
kepercayaan merek (M)
kepercayaan merek (M)
3) Membuat persamaan regresi variabel keinovatifan konsumen (X1), perilaku pencarian variasi (X2), dan kecenderungan konsumen untuk dipengaruhi orang lain (X3) pada variabel loyalitas merek (Y) dengan memasukkan variabel kepercayaan merek (M) dalam persamaan.
Gambar III. 5
Pengaruh Tidak Langsung Variabel X pada Y Dimediasi M
4) Menarik kesimpulan uji variabel mediasi dengan kriteria seperti yang telah diuraikan di sebelumnya.
b. Metode Product of Coefficient (Uji Sobel)
Metode Product of Coefficient ini dikembangkan oleh Michael E. Sobel pada tahun 1982 (Suliyanto, 2011 dalam Munawaroh,Yuniarti, dan Hayati, 2015). Uji variabel mediasi pada metode ini dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) melalui variabel mediasi (M) atau dengan kata lain menguji signifikansi pengaruh tidak langsung. Perkalian antara Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1) Keinovatifan Konsumen (X1)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Perilaku Pencarian Variasi (X2)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3)
Kepercayaan Merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M)
Loyalitas Merek (Y)
kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M) kepercayaan merek (M)
pengaruh langsung variabel bebas pada variabel mediator (a) dan pengaruh langsung variabel mediator pada variabel dependen (b) akan menghasilkan koefisien ab. Jadi, koefisien ab = (c β cβ). Uji signifikansi pengaruh tidak langsung (ab) dilakukan berdasarkan rasio antara koefisien (ab) dengan standard error-nya yang akan menghasilkan nilai t- statistik. Nilai standard error dari koefisien ab dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
πππ= βπππππ+ ππ πππ+ πππ πππ
Sedangkan nilai t-statistik dari koefisien ab dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
π = ππ πππ
Langkah-langkah uji variabel mediasi dengan menggunakan metode Product of Coefficient (Suliyanto, 2011 dalam Munawaroh, Yuniarti, dan Hayati, 2015) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Membuat persamaan regresi variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y), sehingga diperoleh nilai koefsien regresi a dan standard error dari koefisien regresi a (sa).
2) Membuat persamaan regresi variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y) dengan memasukkan variabel mediasi (M) ke dalam persamaan, sehingga diperoleh nilai koefisien regresi b dan standard error dari koefisien regresi b (sb).
3) Menghitung nilai standard error dari koefisien ab (sab). 4) Menghitung nilai t-statistik dari koefisien ab.
5) Menarik kesimpulan uji variabel mediasi dengan kriteria: Apabila nilai absolut dari t- statistik > t tabel pada Ξ± = 0,05 dan df = n β (k +1) dimana n = jumlah jumlah observasi dan k = jumlah variabel bebas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel M memediasi hubungan kausal antara variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y). L. Uji Hipotesis
1. Uji F
Tujuan dari uji F adalah untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Pengujian ini antara F hitung dengan F tabel dapat ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan df 1 (k-1)/(jumlah variabel-1) dan df 2 (n-k)/(jumlah sampel β jumlah variabel). Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis di tolak.
Prosedur Uji F ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis nol maupun hipotesis alternatifnya :
H0 : b1 = b2 =b3 = b4 = 0, berarti tidak ada pengaruh Keinovatifan Konsumen (X1), Perilaku Pencarian Variasi (X2), Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3), dan Kepercayaan Merek (M) pada Loyalitas Merek (Y).
Ha : b1 > b2 > b3 > b4 > 0, berarti ada pengaruh Keinovatifan Konsumen (X1), Perilai Pencarian Variasi (X2), Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3), dan Kepercayaan Merek (M) pada Loyalitas Merek (Y).
b. Membuat keputusan uji F
Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel Keinovatifan Konsumen (X1), Perilaku Pencarian Variasi (X2), Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang Lain (X3), dan Kepercayaan Merek (M) secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel Loyalitas Merek (Y).
2. Uji t
Tujuan dari uji t adalah untuk mengetahui pengaruh setiap variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel dapat ditentukan dengan tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah adalah t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis di terima, sedangkan jika sebaliknya t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis ditolak.
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut : a. H0 : bi β€ 0
b. Ha : bi > 0
Berikut hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini, yakni: 1) Pengaruh Keinovatifan Konsumen pada Loyalitas:
a) H01 : b1 β€ 0, tidak terdapat pengaruh positif Keinovatifan Konsumen pada Loyalitas Merek.
b) Ha1 : b1 > 0, terdapat pengaruh positif Keinovatifan Konsumen pada Loyalitas Merek.
2) Pengaruh Perilaku Pencarian Variasi pada Loyalitas:
a) H02 : b2 β€ 0, tidak terdapat pengaruh negatif Perilaku Pencarian Variasi pada Loyalitas Merek.
b) Ha2 : b2 > 0, terdapat pengaruh negatif Perilaku Pencarian Variasi pada Loyalitas Merek.
3) Pengaruh Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang lain pada Loyalitas:
a) H03 : b3 β€ 0, tidak terdapat pengaruh negatif Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang lain pada Loyalitas Merek.
b) Ha3 : b3 > 0, terdapat pengaruh negatif Kecenderungan Konsumen untuk Dipengaruhi Orang lain pada Loyalitas Merek.
Ketentuan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Jika tingkat signifikansi β€ 5%, H0 ditolak dan Ha diterima. 2) Jika tingkat signifikansi > 5%, H0 diterima dan Ha ditolak. 3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil bearti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu bearti variabel-variabel indepeden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
61
BAB IV