• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengujian Instrumen

Validitas merupakan salah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen dalam sebuah penelitian. Menurut Scarvia (dalam Arikunto, 2013: 80) sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur tepat pada apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk,

a. Validasi Isi

Validitas isi (content validity) mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.

Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi (Arikunto, 2013: 81).

1) Validasi Instrumen Pembelajaran

Perangkat pembelajaran pada penelitian ini adalah silabus, RPP dan soal evaluasi. Peneliti meminta validator untuk memberikan nilai dan masukan pada perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Validator memberikan nilai pada RPP dan soal evaluasi, sedangkan untuk silabus validator hanya memberikan masukan secara lisan dan tertulis karena menganggap isi silabus merupakan ringkasan dari RPP yang kemungkinan akan memiliki nilai yang sama. Validitas isi perangkat pembelajaran disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli atau expert judgement. Dalam hal ini yang berperan sebagai ahli atau validator adalah dua dosen ahli dan satu guru yang mengajar mata pelajaran IPA di SD Kanisius Condongcatur.

Peneliti menggunakan skala Likert, yaitu variabel yang diukur dijabarkan pada indikator yang akan dipilih oleh validator (Widoyoko, 2015: 104). Skala Linkert yang digunakan adalah skala lima, sehingga ahli dapat memberikan penilaian “sangat sesuai” dengan bobot skor 5, “sesuai” dengan bobot skor 4, “cukup sesuai” dengan bobot skor 3, “tidak sesuai” dengan bobot skor 2, dan “sangat tidak sesuai” dengan bobot skor 1. Hasil dari penilaian validator akan generalisasikan dengan menggunakan tabel klasifikasi. Tabel klasifikasi dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden (Widoyoko, 2015: 111). Tabel klasifikasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran

Setelah perangkat pembelajaran divalidasikan kepada dua dosen ahli dan satu guru yang mengajar mata pelajaran IPA di SD Kanisius Condongcatur maka didapatkan hasil validasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.8 seperti berikut.

Tabel 3.8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I

No. Jenis Perangkat Validator Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. RPP Dosen ahli 1 3,61 3,7

Dosen ahli 2 4,38 4,31

Guru IPA SD 4,62 4,70

Rata-Rata 4,22 2. Soal Evaluasi Dosen ahli 1 3,33 Dosen ahli 2 4,73 Guru IPA SD 4,71 Rata-Rata 4,26

Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa total rata-rata skor hasil validasi yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru IPA SD untuk perangkat pembelajaran RPP adalah 4,22. Kemudian rata-rata hasil validasi soal evaluasi yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru IPA adalah 4,26. Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa baik RPP maupun soal evaluasi masuk dalam kategori “sangat sesuai” (Tabel 3.7). Oleh karena itu, RPP dan soal evaluasi siklus I yang telah dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian setelah mengalami beberapa perbaikan.

Nilai Keterangan

> 4,22 Sangat sesuai

3,41 - 4,21 Sesuai

2,60 - 3,40 Cukup sesuai

1,79 - 2,59 Tidak sesuai

Peneliti juga melakukan validasi perangkat pembelajaran siklus II oleh expert judgement yang sama dengan sebelumya. Hasil validasi perangkat pembelajaran siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II

No. Jenis Perangkat Validator Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. RPP Dosen ahli 1 4,46 4,38

Dosen ahli 2 4,56 4,15

Guru IPA SD 4,46 4,69

Rata-Rata 4,45 2. Soal Evaluasi Dosen ahli 1 3,26 Dosen ahli 2 4,53 Guru IPA SD 3,82 Rata-Rata 3,87

Dari tabel 3.9 dapat diketahui bahwa total rata-rata skor hasil validasi yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru IPA SD untuk perangkat pembelajaran RPP adalah 4,45. Kemudian rata-rata hasil validasi soal evaluasi Pembelajaran yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru IPA SD adalah 3,87. Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa RPP masuk dalam kategori “Sangat Sesuai” dan soal evaluasi masuk dalam kategori “Sesuai” (Tabel 3.7). Oleh karena itu, RPP dan soal evaluasi siklus II yang telah dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian setelah mengalami beberapa perbaikan.

2) Validasi Instrumen Penelitian

Selain melakukan validasi isi pada instrumen pembelajaran, peneliti juga melakukan validasi isi pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang akan divalidasi adalah lembar observasi motivasi serta kuisioner motivasi belajar. Dalam hal ini yang berperan sebagai ahli atau validator adalah dua dosen ahli dan satu guru kelas III.

Skala yang digunakan adalah skala Linkert seperti pada validasi perangkat pembelajaran dan tabel klasifikasi yang digunakan juga sama, yaitu Tabel 3.9. Setelah instrumen penelitian divalidasikan kepada tiga maka didapatkan hasil validasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 seperti berikut.

Tabel 3.10 Hasil Validasi Instrumen Penelitian

No. Jenis Perangkat Validator Skor Rata-Rata 1. Lembar Observasi Motivasi Dosen ahli 1 3,67 3,94 Dosen ahli 2 3,33 Guru kelas 4,83 2. Kuisioner Motivasi Belajar. Dosen ahli 1 3,33 3,83 Dosen ahli 2 3,67 Guru kelas 4,50

Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa total rata-rata skor hasil validasi untuk lembar observasi motivasl yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru kelas III adalah 3,94. Kemudian rata-rata hasil validasi kuisioner motivasi belajar yang diberikan oleh dua dosen ahli dan guru kelas III adalah 3,83. Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa baik lembar observasi motivasl dan kuisioner motivasi belajar yang dibuat peneliti masuk dalam kategori “sesuai” (Tabel 3.7). Oleh karena itu, instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian setelah mengalami beberapa perbaikan.

b. Validitas Muka

Peneliti melakukan validasi muka terhadap lembar kuisioner motivasi, observasi dan wawancara dengan dosen pembimbing, dosen ahli, serta guru SD sebagai validator. Dosen tidak memberikan nilai namun memberikan masukan dan mengoreksi instrumen yang divalidasi. Beberapa hal yang dikoreksi adalah penggunaan pilihan kata yang masih ambigu, poin-poin yang bisa dipadatkan,

hingga bentuk kuisioner yang awalnya berupa skala linkert menjadi skala Guttman dengan jawaban “Ya/Tidak” agar lebih mudah dipahami siswa kelas kecil.

Peneliti juga melakukan validasi muka terhadap RPP, silabus, dan soal evaluasi dengan dua dosen ahli dan guru IPA SD sebagai validator. Validator tidak memberikan nilai namun melihat kenampakan instrumen dan memberikan komentar. Validator memberikan komentar, “kalau ada gambar gunakan kalimat „Perhatikan gambar berikut!‟ dan kalau bisa hindari kata kecuali pada soal Mbak.” Validator juga memberikan komentar lisan seperti “LKSnya dibuat lebih menarik lagi mbak soalnya ini untuk kelas kecil, dikasih border bergambar nggak apa”. Hasil komentar dan masukan validasi muka untuk perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5.

c. Validitas Konstruk

Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstruk aspek-aspek yang seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2013: 81). Peneliti melakukan validitas konstruk secara empiris dengan mengujicobakan instrumen soal evaluasi ke 26 siswa kelas III di SD Negeri Perumnas 3. Peneliti memilih SD tersebut karena berada tidak jauh dari SD tempat penelitian sehingga diasumsikan memiliki karakteristik siswa yang sama. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut (Arikunto, 2013: 87).

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi

1 umtuk soal yang dijawab benar 0 umtuk soal yang dijawab salah X = jawaban per item soal

Y = jumlah jawaban benar untuk satu responden

Untuk memudahkan perhitungan dan meminimalisir kesalahan perhitungan, peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service) versi 22 for Windows untuk menghitung validitas konstruk. Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Apabila korelasi setiap faktor tersebut positif maka faktor tersebut mempunyai validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2015: 178). Arikunto (2013: 89) juga mengungkapkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut tidak valid, begitu juga sebaliknya. Nilai r tabel untuk jumlah responden 26 orang dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,388 (Sugiyono, 2015: 455).

Cara lain yang digunakan peneliti untuk menentukan valid tidaknya soalnya soal adalah dengan melihat hasil Pearson Correlation yang terdapat tanda asteris (*). Tanda * memiliki koefisien korelasi signifikansi 5% dengan taraf kepercayaan 95%, sedangkan tanda ** memiliki koefisien korelasi signifiansi 1% dengan taraf kepercayaan 99% (Bungin, 2014: 193). Sama halnya dengan keterangan di bawah tabel output *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) yang berarti

korelasi kesalahan pada taraf signifikasi 5% sehingga item soal dikatakan valid jika hasil Pearson Correlation lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2015: 189). Hasil perhitungan SPSS dari soal yang telah diujikan dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Soal Pilihan Ganda

No. Item r tabel N=26 r hitung Keterangan

1 0,388 0,731** Valid 2 0,388 0,870** Valid 3 0,388 0,482* Valid 4 0,388 0,146 Tidak Valid 5 0,388 0,482* Valid 6 0,388 0,891** Valid 7 0,388 -,022 Tidak Valid 8 0,388 0,364 Tidak Valid 9 0,388 0,870** Valid 10 0,388 0,482* Valid 11 0,388 0,891** Valid 12 0,388 0 Tidak Valid 13 0,388 0,174 Tidak Valid 14 0,388 0,104 Tidak Valid 15 0,388 0,891** Valid 16 0,388 0,891** Valid 17 0,388 0,731** Valid 18 0,388 0,870** Valid 19 0,388 0,022 Tidak Valid 20 0,388 0,891** Valid Soal Esai

No. Item r tabel N=26 r hitung Keterangan

1 0,388 0,679** Valid

2 0,388 0,385 Tidak Valid

3 0,388 0,364** Valid

4 0,388 0,729** Valid

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa dari 20 soal pilihan ganda yang diujikan kepada 26 siswa terdapat tujuh soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, 7, 8, 12, 13, 14, dan 19. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa dari 5 soal esai terdapat satu soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2. Peneliti melakukan revisi terhadap soal yang tidak valid sebelum nantinya digunakan sebagai penelitian.

Peneliti juga melakukan validasi konstruk secara empiris untuk soal evaluasi siklus II kepada 29 siswa kelas III SD Negeri Perumnas 3. Nilai r tabel untuk jumlah responden 29 orang dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,367 (Sugiyono, 2015: 455).

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Soal Pilihan Ganda

No. Item r tabel N=29 r hitung Keterangan

1 0,367 0,425* Valid 2 0,367 0,524** Valid 3 0,367 0,103 Tidak Valid 4 0,367 0,228 Tidak Valid 5 0,367 0,407* Valid 6 0,367 -,003 Tidak Valid 7 0,367 0,407* Valid 8 0,367 0,145 Tidak Valid 9 0,367 0,584** Valid 10 0,367 0,313 Tidak Valid 11 0,367 0,375* Valid 12 0,367 0,368* Valid 13 0,367 0,250 Tidak Valid 14 0,367 0,482** Valid 15 0,367 0,524** Valid 16 0,367 0,524** Valid 17 0,367 0,407* Valid 18 0,367 0,415* Valid 19 0,367 0,255 Tidak Valid 20 0,367 0,426* Valid

Soal Esai

No. Item r tabel N=26 r hitung Keterangan

1 0,367 0,781** Valid

2 0,367 0,242 Tidak Valid

3 0,367 0,866** Valid

4 0,367 0,720** Valid

Tabel 3.12 menunjukkan bahwa dari 20 soal pilihan ganda yang diujikan kepada 29 siswa terdapat tujuh soal yang tidak valid yaitu soal nomor 3, 4, 6, 8, 10, 13, dan 19. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa dari 4 soal esai terdapat satu soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2. Peneliti melakukan revisi terhadap soal yang tidak valid sebelum nantinya digunakan sebagai penelitian. 2. Reliabilitas

Selain valid, suatu tes juga haruslah reliabel. Reliabel berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila diteskan berkali-kali. Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas internal dan reliabilitas eksternal. Reliabilitas eksternal diperoleh jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada di luar instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas eksternal bisa didapat dengan menggunakan metode bentuk paralel atau metode tes berulang. Sedangkan reliabilitas intenal adalah hasil yang didapatkan dari kriteria maupun perhitungan yang didasarkan pada data dari instrumen itu sendiri (Widoyoko, 2015: 157-166).

Peneliti akan menguji reliabilitas internal soal evaluasi dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha karena data yang dihasilkan terdapat perjenjangan skor yang biasa digunakan dalam soal esai dan pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan dan meminimalisir kesalahan, peneliti menggunakan

program SPSS versi 22 for Windows untuk menghitung reliabilitas soal evaluasi. Menurut Kaplan (dalam Widoyoko, 2015: 165) harga kritik untuk indeks reliabilitas instrumen adalah 0,7. Jadi, suatu instrumen akan dikatakan reliabel jika memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar dari 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi

Tabel 3.13 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dan esai pada siklus I adalah 0,751 dan 0,758. Tabel juga menunjukkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dan esai pada siklus II adalah 0,784 dan 0,769. Dapat dikatakan soal evaluasi siklus I dan siklus II sudah reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha yang lebih besar dari 0,7.

3. Indeks Kesukaran

Selain valid dan reliabel, soal yang baik adalah soal yang tidak telalu mudah atau terlalu sulit sehingga perlu juga mempertimbangkan indeks kesukaran atau taraf kesukaran. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2013: 223). Rumus yang digunakan untuk menentukan saraf kesukaran adalah sebagai berikut.

Js

B

P

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai Cronbach Alpha

Siklus I Siklus II Pilihan Ganda Esai Pilihan Ganda Esai

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran suatu soal. Semakin mendekati 0,00 maka soal tersebut merupakan soal yang semakin sukar, sedangkan semakin mendekati 1,00 menunjukkan bahwa soal tersebut semakin mudah. Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Arikunto, 2013: 225).

Tabel 3.14 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Peneliti menggunakan indeks kesukaran untuk melihat tingkat kesulitan soal evaluasi siklus I dan siklus II. Hasil perhitungan indeks kesukaran soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I dan II

Siklus I Siklus II

No. Item IK Keterangan No. Item IK Keterangan Pilihan Ganda Pilihan Ganda

1 0,69 Sedang 1 0,62 Sedang 2 0,42 Sedang 2 0,66 Sedang 3 0,92 Mudah 3 0,83 Mudah 4 0,96 Mudah 4 0,76 Mudah 5 0,92 Mudah 5 0,62 Sedang 6 0,38 Sedang 6 0,76 Mudah 7 0,85 Mudah 7 0,69 Sedang 8 0,88 Mudah 8 0,86 Mudah 9 0,42 Sedang 9 0,55 Sedang 10 0,92 Mudah 10 0,62 Sedang 11 0,38 Sedang 11 0,76 Mudah 12 1,00 Mudah 12 0,66 Sedang

Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 - 0,30 Sukar

0,31 – 070 Sedang

Siklus I Siklus II

No. Item IK Keterangan No. Item IK Keterangan Pilihan Ganda Pilihan Ganda

13 0,31 Sedang 13 0,83 Mudah 14 0,31 Sedang 14 0,79 Mudah 15 0,38 Sedang 15 0,69 Sedang 16 0,38 Sedang 16 0,83 Mudah 17 0,69 Sedang 17 0,86 Mudah 18 0,42 Sedang 18 0,59 Sedang 19 0,85 Mudah 19 0,38 Sedang 20 0,38 Sedang 20 0,34 Sedang Esai Esai 1 0,85 Mudah 1 0,41 Sedang 2 0,77 Mudah 2 0,69 Sedang 3 0,62 Sedang 3 0,52 Sedang 4 0,58 Sedang 4 0,48 Sedang 5 0,62 Sedang

Tabel 3.15 menunjukkan bahwa soal evaluasi pilihan ganda pada siklus I terdapat 8 item yang merupakan soal mudah dan 12 item yang merupakan soal sedang. Dari tabel juga diketahui bahwa soal evaluasi esai pada siklus I terdapat 2 item yang merupakan soal mudah dan 3 item yang merupakan soal sedang. Tabel 3.15 juga menunjukkan bahwa evaluasi pilihan ganda pada siklus II terdapat 9 item yang merupakan soal mudah dan 11 item yang merupakan soal sedang. Dari tabel juga diketahui bahwa soal evaluasi esai pada siklus I terdapat 4 item yang merupakan soal sedang.

Dokumen terkait