• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Teknik Pengujian Kuesioner

Dalam pengujian validitas dan reliabilitas, kuesioner dibagikan pada

30 responden untuk diuji valid dan reliabelnya kuesioner tersebut. Uji

kuesioner ini dilakukan sebelum menyebar kuesioner kepada 87 responden.

1. Hasil Pengujian Validitas.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang

digunakan dalam penelitian layak atau tidak. Sebelum penyebaran

kuesioner sesungguhnya, terlebih dulu penulis menyebar 30 lembar

kuesioner kepada responden untuk menguji validitas pada kuesioner

tersebut.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Product Moment (corrected item-total correlation) pada program SPSS. Kuesioner dikatakan valid apabila corrected item-total correlation ≥ r tabel.

Pengujian kesioner Kelompok I, terdiri dari 5 variabel dan 20 item

pernyataan, variabel tersebut yaitu hubungan personal antara pimpinan

dan bawahan yang terdiri dari 4 pernyataan, cara pengambilan keputusan

oleh pimpinan yang terdiri dari 4 pernyataan, cara pimpinan

memperlakukan karyawan yang terdiri dari 4 pernyataan, cara pimpinan

menghadapi masalah yang terdiri dari 4 pernyataan, dan cara atasan

melakukan pengawasan terhadap pekerjaan bawahan yang terdiri dari 4

Dengan menggunakan rumus Product Moment, pada taraf signifikan (α) sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N - 4 = 26. Hasil dari uji validitas kuesioner kelompok I dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel V.5. Hasil uji validitas kuesioner kelompok I. Item No Variabel Korelasi Product Moment (rxy) r tabel 5 % df=N-4 Status

1 Hubungan personal antara pimpinan dan bawahan

0,6227 0,374 Valid

2 Hubungan personal antara pimpinan dan bawahan

0,5392 0,374 Valid

3 Hubungan personal antara pimpinan dan bawahan

0,6515 0,374 Valid

4 Hubungan personal antara pimpinan dan bawahan

0,6544 0,374 Valid

5 Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan.

0,5922 0,374 Valid

6 Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan.

0,4182 0,374 Valid

7 Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan.

0,6360 0,374 Valid

8 Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan.

0,7289 0,374 Valid

9 Cara pimpinan memperlakukan karyawan.

0,6537 0,374 Valid

10 Cara pimpinan memperlakukan karyawan

0,4930 0,374 Valid

11 Cara pimpinan memperlakukan karyawan

0,7364 0,374 Valid

12 Cara pimpinan memperlakukan karyawan

0,5838 0,374 Valid

13 Cara pimpinan menghadapi masalah 0,6572 0,374 Valid 14 Cara pimpinan menghadapi masalah 0,7449 0,374 Valid 15 Cara pimpinan menghadapi masalah 0,6692 0,374 Valid 16 Cara pimpinan menghadapi masalah 0,4673 0,374 Valid

Item No Variabel Korelasi Product Moment (rxy) r tabel 5 % df=N-4 Status

17 Cara atasan melakukan pengawas-an terhadap pekerjapengawas-an bawahpengawas-an.

0.7077 0,374 Valid

18 Cara atasan melakukan pengawas-an terhadap pekerjapengawas-an bawahpengawas-an

0.8365 0,374 Valid

19 Cara atasan melakukan pengawas-an terhadap pekerjapengawas-an bawahpengawas-an.

0.6851 0,374 Valid

20 Cara atasan melakukan pengawas-an terhadap pekerjapengawas-an bawahpengawas-an.

0.7194 0,374 Valid

Sumber: Data primer diolah.

KorelasiProduct Momentuntuk item 1-20 lebih besar dari r tabel 5 % = 0,374, maka kuesioner item 1-20 dinyatakan valid untuk digunakan

dalam penelitian.

Pengujian kuesioner Kelompok II yang terdiri dari 3 variabel dan 9

item pernyataan. Variabel tersebut yaitu keinginan berprestasi yang

terdiri dari 3 pernyataan, tantangan yang terdiri dari 3 pernyataan, dan

Dengan menggunakan rumus Product Moment, taraf signifikan (α) sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N - 3 = 27. Hasil dari uji

validitas dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel V.6. Hasil uji validitas kuesioner kelompok II. Item mts No Variabel Korelasi Product Moment (rxy) r tabel 5 % df = N-3 Status

21 Keinginan berprestasi 0,5961 0,367 Valid 22 Keinginan berprestasi 0,7059 0,367 Valid 23 Keinginan berprestasi 0,6480 0,367 Valid

24 Tantangan 0,6196 0,367 Valid

25 Tantangan 0,7582 0,367 Valid

26 Tantangan 0,5088 0,367 Valid

27 Tanggung jawab 0,5775 0,367 Valid

28 Tanggung jawab 0,5060 0,367 Valid

29 Tanggung jawab 0,4396 0,367 Valid

Sumber: Data primer diolah.

KorelasiProduct Momentuntuk item 21-29 lebih besar dari r tabel 5 % = 0,367. Maka kuesioner item 21-29 dinyatakan valid untuk

digunakan dalam penelitian.

Pengujian Kuesioner Kelompok III terdiri dari 5 variabel dan 18

item pernyataan. Variabel tersebut yaitu kualitas kerja yang terdiri dari 4

pernyataan, kedisiplinan kerja yang terdiri dari 4 pernyataan, kerjasama

tim yang terdiri dari 4 pernyataan, ketelitian yang terdiri dari 3 pernyataan,

Dengan menggunakan rumus Product Moment, taraf signifikan (α) sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N - 4 = 26. Hasil dari uji validitas

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel V.7. Hasil uji validitas kuesioner kelompok III . Item kin No Variabel Korelasi Product Moment (rxy) r tabel 5 % df=N-4 Status

30 Kualitas kerja 0,6767 0,374 Valid 31 Kualitas kerja 0,6133 0,374 Valid 32 Kualitas kerja 0,2921 0,374 Gugur 33 Kualitas kerja 0,4295 0,374 Valid 34 Kedisiplinan kerja 0,4187 0,374 Valid 35 Kedisiplinan kerja 0,6022 0,374 Valid 36 Kedisiplinan kerja 0,5404 0,374 Valid 37 Kedisiplinan kerja 0,4313 0,374 Valid 38 Kerjasama tim 0,5436 0,374 Valid 39 Kerjasama tim 0,6616 0,374 Valid 40 Kerjasama tim 0,5650 0,374 Valid 41 Kerjasama tim 0,5789 0,374 Valid

42 Ketelitian 0,5427 0,374 Valid

43 Ketelitian 0,6542 0,374 Valid

44 Ketelitian 0,7437 0,374 Valid

45 Kemampuan dalam melakukan pekerjaan

0,6424 0,374 Valid

46 Kemampuan dalam melakukan pekerjaan

0,6500 0,374 Valid

47 Kemampuan dalam melakukan pekerjaan

0,5916 0,374 Valid

Sumber: Data primer diolah.

Dari hasil Korelasi Product Moment diketahui bahwa item no 32 gugur karena nilai Korelasi Product Moment item 32 lebih kecil dari r tabel 5% = 0,344. Item no 32 tidak disertakan dalam pengambilan data

2. Hasil Pengujian Reliabilitas.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS. Metode yang digunakan adalah metodeCronbach’s Alpha.Dalam program ini kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha

lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat dalam

tabel 5.24 dibawah ini :

Tabel V.8. Hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS.

Variabel Nilai

Cronbach’s Alpha

Dalam SPSS

Status

Hubungan personal antara pimpinan dan bawahan

0,7925 Reliabel

Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan.

0,7799 Reliabel

Cara pimpinan memperlakukan karyawan.

0,7860 Reliabel

Cara pimpinan menghadapi masalah. 0,8098 Reliabel Cara atasan melakukan pengawasan

terhadap pekerjaan bawahan.

0,8762 Reliabel

Keinginan berprestasi. 0,7891 Reliabel

Tantangan 0,7678 Reliabel

Tanggung jawab 0,6869 Reliabel

Kualitas kerja 0,7084 Reliabel

Kedisiplinan kerja 0,6924

Kerjasama tim. 0,7815 Reliabel

Ketelitian 0,7991 Reliabel

Kemampuan dalam melakukan pekerjaan

0,7759 Reliabel

Pada tabel 5.24 dapat dilihat bahwa nilaiCronbach’s Alphasetiap variabel lebih besar dar 0,60, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel untuk digunakan.

C. Teknik Analisis Data.

1. Analisis masalah pertama.

Penulis menghitung nilai total kuesioner kelompok I untuk menjawab

masalah pertama, yaitu apakah gaya kepemimpinan Kepala Cabang Natasha

Skin Care Yogyakarta. Setelah diketahui nilai total kuesioner kelompok I,

penulis memasukkan nilai total skor masing-masing responden ke dalam

tiga jenis gaya kepemimpinan yang diteliti. Nilai kuesioner dikertahui

dengan cara memasukannya ke dalam skala Likert.

Skor untuk pertanyaan 1- 20 adalah sebagai berikut :

Sangat sering skor 5

Sering skor 4

Kadang-kadang. skor 3

Jarang skor 2

Tidak pernah. skor 1

Dalam kuesioner kelompok I total skor terendah 1x20=20 dan nilai

tertinggi 5x20=100. Kemudian digunakan interval kelas untuk menentukan

skala gaya kepemimpinan. Interval kelasnya sebagai berikut :

Ci K Range  26,67 3 20 100   

Dengan interval sebesar 26,67, maka garis skala gaya kepemimpinan dapat

digambarkan sebagai berikut

Keterangan :

Skor 20 – 46,66 adalah gaya Otoriter.

Skor 46,67 – 73,33 adalah gaya Demokratis.

Skor 73,34 – 100 adalah gayalaissez faire

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti gaya kepemimpinan lima

Kepala Cabang Natasha Skin Care Yogyakarta, yaitu cabang JOG01,

JOG02, JOG03, JOG04, JOG05. Gaya kepemimpinan dapat diketahui

dengan mencari rata-rata dari total variabel X1 (Hubungan personal antara

pimpinan dan bawahan), X2(Cara pengambilan keputusan oleh pimpinan),

X3 (Cara pimpinan memperlakukan karyawan), X4 (Cara pimpinan

menghadapi masalah), X5 (Cara atasan melakukan pengawasan terhadap

pekerjaan bawahan).

20 46,67 73,34 100

Gaya kepemimpinan Kepala-kepala Cabang Natasha Slin Care

Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.9. Total nilai kuesioner kelompok I.

No. Total Nilai Kuesioner Kelompok I Resp. JOG01 JOG02 JOG03 JOG04 JOG05

1 39 50 71 68 63 2 57 52 59 59 53 3 65 53 65 62 60 4 57 53 74 47 77 5 57 46 67 50 46 6 56 50 60 66 52 7 68 44 62 56 66 8 72 61 59 50 74 9 66 61 66 50 66 10 56 59 60 67 64 11 64 61 70 63 62 12 62 58 72 58 53 13 68 60 53 55 68 14 62 73 57 61 15 61 64 54 16 58 57 68 17 66 53 18 76 64 19 67 70 20 54 70 21 56 22 60 23 63 24 59 Total 1469 1159 838 930 865 Rata-rata 61.21 57.95 64.46 58.13 61.79

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata skor cabang

JOG01 = 61,21, JOG02 = 57,95, JOG03 = 64,46, JOG04 = 58,13, JOG05

= 61,79, rata-rata skor tersebut berada pada kelompok demokratis yaitu

dengan skor 46,67 – 73,33. Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan kelima Kepala Cabang Natasha

Skin Care Yogyakarta adalah demokratis.

2. Analisis masalah kedua.

Penulis menghitung nilai total kuesioner kelompok II untuk menjawab

masalah kedua, yaitu seberapa tinggi motivasi kerja karyawan Natasha

Skin Care cabang Yogyakarta. Penulis memasukkan nilai total skor

masing-masing responden pada pernyataan kelompok II ke dalam tiga tingkatan

motivasi. Skor yang dicapai terlebih dahulu dimasukkan ke dalam skala

Likert.

Skor dari tanggapan nomor 21- 29 adalah sebagai berikut :

Sangat sering skor 5

Sering skor 4

Kadang-kadang. skor 3

Jarang skor 2

Dalam kuesioner ini kelompok I total skor terendah 1 x 9 = 9 dan nilai

tertinggi 5 x 9 = 45. Kemudian digunakan interval kelas untuk menentukan

skala gaya kepemimpinan. Interval kelasnya sebagai berikut :

Ci K Range  12 3 9 45  

Dengan interval sebesar 12, maka garis skala gaya kepemimpinan dapat

digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Skor 9 – 20,99 adalah motivasi rendah.

Skor 21 – 32,99 adalah motivasi sedang.

Skor 33 - 45 adalah motivasi tinggi.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur tingkat motivasi kerja

karyawan cabang Natasha Skin Care cabang JOG01, JOG02, JOG03, JOG04,

JOG05. Tingkat motivasi dapat diketahui dengan cara mencari rata-rata dari

nilai total variabel X1 (Keinginan berprestasi), X2 (Tantangan), X3

(Tanggung jawab).

9 21 33 45

Tinggi Sedang

Tingginya motivasi kerja karyawan Natasha Skin Care Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.10. Total nilai kuesioner kelompok II.

No. Total Nilai Kuesioner Kelompok II Resp. JOG01 JOG02 JOG03 JOG04 JOG05

1 38 24 39 41 43 2 35 36 33 38 37 3 42 40 39 34 39 4 35 38 45 35 44 5 32 33 34 39 31 6 33 27 31 30 35 7 34 32 34 28 36 8 39 39 32 35 40 9 35 40 33 30 36 10 35 40 31 41 39 11 36 42 35 34 35 12 38 37 36 35 35 13 32 38 38 36 37 14 37 40 33 40 15 37 41 36 16 34 31 32 17 39 30 18 43 33 19 32 39 20 31 39 21 38 22 37 23 32 24 40 Total 864 719 460 557 527 Rata-rata 36 35.95 35.38 34.81 37.64

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor cabang JOG01 =

36, JOG02 = 35,95, JOG03 = 35,38, JOG04 = 34,81, JOG05 = 37,64,

rata-rata skor tersebut berada pada kelompok motivasi tinggi. Dari hasil

perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan Natasha Skin

Care Yogyakarta yang terdiri dari lima cabang memiliki motivasi kerja yang

tinggi.

3. Analisis masalah ketiga.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan

Kepala Cabang Natasha Skin Care Yogyakarta dengan motivasi kerja,

penulis mengunakan analisis koefisien korelasi Spearman Brown, metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan anatara gaya

kepemimpinan dan motivasi kerja.

Pengujian koefisien korelasi akan dilakukan di Natasha Skin Care

Yogyakarta yang terdiri dari lima cabang yaitu cabang JOG01, JOG02,

JOG03, JOG04, JOG05. Pengujian ini bertujuan untuk melihat ada-tidaknya

hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja di kelima cabang

tersebut.

Berdasarkan alat analisis koefisien korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 11.0 for windows, besarnya hubungan antar variabel dapat dilihat pada correlation coefficient di tabel hasil output SPSS . Analisis data Natasha Skin Care Yogyakarta adalah sebagai berikut :

Tabel V.11. Hasil pengujian koefisien korelasiProduct Momentantara gaya kepmimpinan dan motivasi kerja dengan program SPSS.

Correlations 1 .425** . .000 87 87 .425** 1 .000 . 87 87 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N GK MTS GK MTS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

Berdasarkan hasil analisis korelasi pada tabel tersebut, maka dapat

diketahui bahwa, koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja positif sebesar 0,425, artinya keeratan hubungan antara

gaya kepemimpinan dan motivasi kerja kuat. Nilai p. Value pada kolom sig.(2-tailed) 0,000 ≤0,05level of significant (α = 5%), berarti H0 ditolak dan H1diterima, artinya ada hubungan antara gaya kepemimpinan

Kepala-kepala Cabang Natasha Skin Care cabang Yogyakarta dengan motivasi

Gambar 5.1

Daerah keputusan uji Koefisien Korelasi antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja Natasha Skin Care Yogyakarta

4. Analisis masalah keempat.

Untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara motivasi kerja dan

kinerja karyawan, penulis mengunakan analisis koefisien korelasi Product Moment, metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara motivasi kerja dan kinerja karyawan.

Pengujian Pengujian koefisien korelasi akan dilakukan di Natasha Skin

Care Yogyakarta yang terdiri dari lima cabang yaitu cabang JOG01,

JOG02, JOG03, JOG04, JOG05. Pengujian ini bertujuan untuk melihat

seberapa kuat hubungan antara motivasi kerja dan kinerja dan kinerja

karyawan di kelima cabang tersebut.

Tolak H0

Terima H0

0,211

Tolak H0

Berdasarkan alat analisis koefisien korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 11.0 for windows, besarnya hubungan antar variabel dapat dilihat pada correlation coefficient di tabel hasil output SPSS . Analisis data Natasha Skin Care Yogyakarta adalah sebagai berikut :

Tabel V.12. Hasil pengujian koefisien korelasiProduct Momentantara motivasi kerja dan kinerja karyawan dengan program SPSS

Correlations 1 .223* . .038 87 87 .223* 1 .038 . 87 87 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N MTS KIN MTS KIN

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Berdasarkan hasil analisis korelasi pada tabel tersebut, maka dapat

diketahui bahwa, koefisien korelasi antara motivasi kerja dan kinerja

karyawan positif sebesar 0,223, artinya keeratan hubungan antara gaya

kepemimpinan dan kinerja karyawan lemah. Nilai p. Value pada kolom sig.(2-tailed) 0,038 ≤ 0,05 level of significant (α = 5%), berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara motivasi kerja dan kinerja

Gambar 5.2

Daerah keputusan uji Koefisien Korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan Natasha Skin Care Yogyakarta

Dokumen terkait