• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013:308) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam memperoleh data. Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data. Dengan teknik pengumpulan data, peneliti akan mendapatkan data yang diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data pada observasi ini antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Teknik ini merupakan suatu kegiatan pencarian data sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting adalah mengandalkan pengamatan dan ingatan

65

peneliti. Pengamatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses atau kegiatan yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian.

Moleong (2005:176) menjelaskan melalui observasi peneliti memiliki kesempatan untuk berperan serta secara lengkap, pemeran serta sebagai pengamat, pengamat sebagai pemeran serta, dan pengamat penuh.

a. Berperan serta secara lengkap

Peneliti dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yang dirahasiakan sekalipun.

b. Pemeran serta sebagai pengamat

Peranan peneliti dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta, tetapi melakukan fungsi pengamatan. Peneliti sebagai anggota pura-pura, tidak melebur dengan yang diteliti.

c. Pengamat sebagai pemeran serta

Peranan peneliti secara terbuka diketahui oleh umum bahkan mungkin disponsori oleh para subjek.

d. Pengamat penuh

Peneliti dengan bebas mengamati secara jelas subjeknya, sedangkan subjeknya sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati.

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui peran modal sosial dalam membentuk karakter anak di SMA Negeri 5 Yogyakarta dan sarana prasarana pendukung pelaksanaan pendidikan

66

karakter yang kaitannya dalam pembentukan karakter anak. Adapun unsur-unsur yang dikaji antara lain mengenai kultur sekolah, keharmonisan antarwarga sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan modal sosial yang dimiliki oleh sekolah. Adapun dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pemeran serta sebagai pengamat, dikarenakan peranan peneliti dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta, tetapi melakukan fungsi pengamatan. Peneliti sebagai anggota pura-pura, tidak melebur dengan yang diteliti.

Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Observasi

No Apek yang Dikaji Indikator yang Dicari Asal Data

1 Kultur Sekolah a. Kultur fisik

1) Gedung dan bangunan sekolah

2) Sarana dan prasarana sekolah

3) Slogan-slogan di sekolah 4) Gambar-gambar di sekolah b. Kultur non fisik

1) Atmosfir pendidikan di sekolah 2) Hubungan/ keharmonisan antarwarga sekolah Observasi langsung 2 Keharmonisan antarwarga sekolah

Interaksi dan keharmonisan antara Kepala Sekolah, guru, staf, pegawai, dan peserta didik

Observasi langsung 3 Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana pendukung

proses pelaksanaan pendidikan

Observasi langsung 4 Modal Sosial a. Nilai dan norma yang berlaku

b. Partisipasi warga sekolah c. Kerjasama antarwarga sekolah

Observasi langsung

2. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendalami suatu kejadian pada subjek penelitian. Dengan wawancara kita dapat berinteraksi secara langsung melalui percakapan yang bertujuan dengan subjek. Teknik ini begitu penting bagi penelitian kualitatif, seperti halnya pendapat dari Uhar

67

Suharsaputra (2012:213), bahwa wawancara amat diperlukan dalam penelitian kualitatif, karena banyak hal yang tidak mungkin dapat diobservasi langsung, seperti perasaan, pikiran, motif, serta pengalaman masa lalu subjek. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui peran modal sosial dalam membentuk karakter anak di SMA Negeri 5 Yogyakarta.

Wawancara yang ditujukan untuk Kepala Sekolah dan guru digunakan untuk mencari data mengenai visi, misi, dan tujuan sekolah, krisis karakter yang terjadi di sekolah, kebijakan yang terkait dengan pendidikan karakter, moral-moral yang dikembangkan oleh sekolah, program-program yang terkait pendidikan karakter, modal sosial yang dimiliki sekolah dan cara membangun modal sosial tersebut, pelaksanaan pendidikan karakter, nilai-nilai karakter yang dikembangkan sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembentukan karakter.

Kemudian wawancara yang ditujukan untuk peserta didik digunakan untuk mencari data mengenai modal sosial yang dimiliki sekolah dan cara membangun modal sosial tersebut, pelaksanaan pendidikan karakter, nilai-nilai karakter yang dikembangkan sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembentukan karakter.

Seluruh aspek yang berusaha dikaji dalam penelitian ini disajikan dalam suatu pedoman wawancara. Pedoman tersebut berguna untuk memandu peneliti dalam melakukan wawancara, salah satunya dalam memutuskan indikator yang akan dicari termasuk di dalamnya sumber

68

data. Seluruh aspek yang berusaha dikaji dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Apek yang Dikaji Indikator yang Dicari Asal Data 1 Landasan filosofis

sekolah

a. Visi dan misi sekolah b. Tujuan sekolah a. Kepala Sekolah b. Guru 2 Pendidikan Karakter

a. Krisis karakter yang terjadi di sekolah b. Kebijakan yang terkait

pendidikan karakter

c. Moral Knowing yang

dikembangkan

d. Moral Feeling yang

dikembangkan

e. Moral Action yang

dikembangkan f. Program yang terkait

pendidikan karakter

a. Kepala Sekolah b. Guru

3 Modal sosial a. Modal sosial yang dimiliki sekolah

b. Cara membangun modal sosial tersebut a. Kepala Sekolah b. Guru c. Peserta didik 4 Pembentukan karakter a. Pelaksanaan pendidikan karakter

b. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan

c. Faktor pendukung dan penghambat a. Kepala Sekolah b. Guru c. Peserta didik 3. Studi Dokumen

Suharsimi Arikunto (2001:206) menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Sugiyono (2013:329) menyatakan bahwa studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara

69

akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data mengenai kondisi fisik lokasi penelitian, interaksi yang terjadi dalam lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta. Dokumentasi tersebut digunakan untuk menambah data yang ada pada penulis. Dokumen berupa foto, monografi sekolah, daftar guru, daftar peserta didik, peraturan sekolah, dan lain sebagainya.

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi

No Apek yang Dikaji Indikator yang Dicari Asal Data

1 Profil Sekolah a. Visi dan misi sekolah

b. Struktur organisasi sekolah

c. Jumlah guru dan staf d. Jumlah peserta didik

tiga tahun terakhir

Dokumentasi Sekolah

2 Sarana Prasarana a. Luas sekolah

b. Bangunan sekolah

Dokumentasi Sekolah

3 Kultur Sekolah a. Kultur Fisik

1) Gedung/ bangunan 2) Slogan-slogan

Dokumentasi foto oleh peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain dalam hal melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian ini dan subyektifitas yang ada pada peneliti.

Dokumen terkait