• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Keberadaan data dalam suatu penelitian memegang peranan penting, karena digunakan untuk membuktikan suatu kebenaran terhadap peristiwa atau kejadian yang diamati. Maka dalam suatu penelitian dibutuhkan data yang objektif. Pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh informasi dengan benar dan dapat dipercaya, untuk itu perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Angket

Angket dapat disebut juga dengan kuesioner. Pengumpulan data dengan angket sebatas pada pengumpulan pendapat atau fakta yang memang diketahui oleh sampel atau responden. Angket bersifat kooperatif yaitu bahwa responden diharapkan mau menyisihkan waktu untuk menjawab pertanyaan kita, sesuai dengan petunjuk yang kita berikan. Oleh karena itu kita harus memberikan motivasi yang kuat agar responden bersimpati, berkeinginan untuk bekerja sama (membantu) dan dapat memberikan jawaban dengan jujur.

commit to user

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2001: 135) “Angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa angket adalah daftar pertanyaan yang dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan keterangan dari responden.

Menurut Suharsimi Arikunto (1996:139-140) angket dapat dibedakan menjadi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada :

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain 3) Dipandang dari bentuknya maka ada :

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check (√) pada kolom yang sesuai.

d) Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Dalam penelitian ini angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket langsung tertutup dengan bentuk rating scale yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan yang disediakan untuk responden agar mereka menjawab tentang dirinya sendiri, yang jawabnya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih satu jawaban pada kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, dari tidak puas sampai dengan sangat puas.

Ada beberapa alasan peneliti menggunakan angket sebagai instrumen dalam penelitian ini, antara lain : menghemat waktu, tenaga, dan biaya;

commit to user

bersamaan; setiap responden menerima jumlah pertanyaan, dan pertanyaan yang sama; serta responden mempunyai kebebasan untuk memberikan kesaksian.

Ada kelebihan dari penggunaan angket sebagai alat pengumpul data. Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 140) kelebihan penggunaan angket adalah sebagai berikut :

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab

5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

Di samping memiliki kelebihan, penggunaan angket juga memiliki kelemahan. Kelemahan penggunaan angket menurut Suharsimi Arikunto (2002:141) adalah sebagai berikut:

1) Adanya kemungkinan meniru jawaban dari temannya 2) Kesukaran responden dalam memahami pertanyaan

3) Responden tidak dengan sungguh-sungguh memberikan jawaban

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam penggunaan metode angket tersebut, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memberikan penjelasan kepada responden bahwa jawaban yang diberikan

responden akan membantu peningkatan pelayanan yang diberikan.

2) Memberikan waktu yang secukupnya kepada responden untuk menjawab sehingga responden tidak merasa tertekan dalam memberikan jawaban.

3) Merumuskan pertanyaan dengan kalimat yang jelas sehingga responden mudah mengerti maksud dari pertanyaan tersebut.

a. Langkah-Langkah Penyusunan Angket

Sebelum angket dibuat maka perlu disusun langkah-langkah pembuatan angket penelitian. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1996: 227):

commit to user 2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur 3) Menyusun petunjuk pengisian angket.

4) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang tertuang dalam matrik spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan rating scale atau skala bertingkat, dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing angket dari masing-masing-masing-masing pertanyaan yang diajukan, digunakan modifikasi skala likert.

Dalam skala likert yang asli tingkat kesetujuan responden terhadap statemen dalam angket diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Sangat setuju (stronglyapprove) 2) Setuju (approve)

3) Tidak menjawab/memutuskan (undecided) 4) Tidak setuju (disapprove)

5) Sangat tidak setuju (stronglydisagree)

Untuk memudahkan perhitungan dalam penyusunan angket ini peneliti menghilangkan kategori (3) yaitu tidak menjawab/memutuskan (undecided) atau ragu-ragu/kadang-kadang/netral. Tujuan menghilangkan kategori ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat berdasarkan alasan seperti diungkapkan Sutrisno Hadi (1991:20) sebagai berikut:

“Pertama, kategori (3) itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda arti ini tentu saja tak diharapkan dalam suatu instrumen.

Kedua, tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderuan menjawab ke tengah, terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya, ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju.

Ketiga, maksud kategorisasi jawaban menjadi empat jawaban adalah untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak

commit to user

sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari para responden”.

Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Setiap pertanyaan terdiri dari empat pilihan jawaban.

2) Dalam menjawab pertanyaan, responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang dipilih.

3) Apabila pernyataan digunakan untuk menilai kinerja/pelayanan, maka diberi penilaian dengan bobot sebagai berikut :

1) Sangat baik diberi bobot 4 2) Baik diberi bobot 3

3) Kurang baik diberi bobot 2 4) Tidak baik diberi bobot 1

4) Apabila pernyataan digunakan untuk menilai harapan pelanggan maka diberikan empat penilaian dengan bobot sebagai berikut :

1) Sangat penting diberi bobot 4 2) Penting diberi bobot 3

3) Kurang penting diberi bobot 2 4) Tidak penting diberi bobot 1 5) Mengadakan uji coba (try out)

Sebelum angket digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian, maka angket terlebih dahulu diuji cobakan atau di try outkan kepada 30 pelanggan tetap Pos Express yang tidak terpilih sebagai sampel. Tujuan diadakan try out adalah untuk mengetahui apakah angket memenuhi uji validitas dan reliabilitas atau tidak.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket digunakan alat ukur sebagai berikut :

commit to user

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 158), “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen valid atau sahih mempunyai validiatas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah”.

Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka semakin kecil varians kesalahannya. Dengan demikian angka yang dihasilkan dalam suatu penelitian akan mendekati angka yang sebenarnya.

Adapun teknik yang dipakai untuk menguji tingkat validitas tiap item-item angket menggunakan rumus korelasi produk moment dengan rumus:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah subyek

= Skor masing-masing item

= Skor Total

(Suharsimi Arikunto, 1996: 160)

Butir pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%

b) Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk menguji ada korelasi tidaknya alat ukur dan menguji konsisten tidaknya alat ukur tersebut. Dalam penggunaan untuk mencari reliabilitas digunakan rumus alpha :

commit to user

r

11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah varians butir

= Varians total (Suharsimi Arikunto, 1996: 180)

Kriteria tes dikatakan reliabel jika r11 > r tabel, setelah diadakan perhitungan, maka angket tersebut valid dan sebaliknya tidak.

2. Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 234) yang dimaksud metode

dokumentasi adalah “Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya”.

Masih menurut Suharsimi Arikunto (2000: 321) yang mengatakan bahwa analisis dokumen adalah “Penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang

didokumenkan dalam rekaman baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain.”

Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan mengamati serta mencatat tentang peristiwa dan kejadian yang pernah terjadi.

Metode dokumentasi ini dapat dipandang sebagai metode untuk memperoleh data dengan jalan menggunakan sumber yang berwujud bukti tertulis. Teknik dokumentasi ini penulis gunakan karena penulis tidak dapat lepas dari penelitian terhadap dokumen atau arsip yang terdapat di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta khususnya bagian jasa Pos Express.

Adapun alasan penulis menggunakan metode dokumentasi sebagai alat pengumpulan data yaitu :

a. Mudah dilakukan karena data yang diperlukan telah tersedia lengkap

b. Data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena merupakan dokumen resmi dari perusahaan

commit to user akan diperlukan dalam penelitian

d. Lebih efisien dan tidak memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang relatif banyak

Dokumen terkait