• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA CABANG SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA CABANG SURAKARTA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA

CABANG SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh:

ANGGRI VALENTINA K.

K7407042

P.IPS/PAP

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA

CABANG SURAKARTA

Oleh:

ANGGRI VALENTINA K.

NIM K7407042

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd Tutik Susilowati S.Sos, M.Si

(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji

Nama Terang dan Tanda Tangan

Ketua : Drs. Ign Wagimin, M.Si ...

Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd, SE, MAB ...

Anggota I : Dra. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd ...

Anggota II : Tutik Susilowati S.Sos, M.Si ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Anggri Valentina K. ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA CABANG SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, April 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana

tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa Pos Express di PT. Pos

Indonesia Cabang Surakarta, yang dapat dinilai dari tingkat kesesuaian antara tingkat

kepentingan unsur-unsur kualitas pelayanan dengan kinerja pelayanan yang telah

dilakukan oleh Pos Express Surakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode

deskriptif. Populasi penelitian adalah pelanggan tetap atau yang disebut dengan PKS

(Perjanjian Kerjasama) Pos Express Surakarta, yaitu sebanyak 74 pelanggan. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik random sampling, yaitu apabila populasinya di bawah 100,

maka besarnya sampel yang diambil adalah 50% atau seluruhnya. Dalam penelitian

ini sampel yang digunakan sebanyak 37 pelanggan. Teknik pengumpulan data

dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi untuk memperoleh data

variabel tingkat kepentingan pelanggan dan tingkat kinerja pegawai Pos Express

Surakarta. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan importance performance

analysis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sejauh ini pelanggan

tetap (PKS) Pos Express tidak puas atas pelayanan Pos Express. Hal ini dapat dilihat

dari perhitungan tingkat kesesuaian total antara kinerja petugas atau karyawan Pos

Express dengan tingkat kepentingan pelanggan tetap Pos Express sebesar 62,14%

lebih kecil dari 100% sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja Pos Express

belum sesuai dengan tingkat kepentingan atau harapan pelanggan tetap (PKS) Pos

(6)

commit to user

vi

Temuan lain yang dapat dilaporkan dalam penelitian ini adalah:

(1) Tingginya tingkat kepentingan pelanggan tetap (PKS) terhadap pelayanan Pos

Express yang dilihat dari atribut-atribut dimensi kualitas jasa yang sudah ditentukan,

yaitu rata-rata dari tingkat kepentingan total adalah 3,52. Angka ini menunjukkan

tingkat kepentingan pelanggan tetap (PKS) pada pelayanan Pos Express adalah

sangat penting. (2) Rendahnya tingkat kinerja petugas Pos Express terhadap

pelayanan yang diberikannya pada pelanggan tetap (PKS) Pos Express. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata tingkat kinerja total adalah 2,18. Angka ini menunjukkan tingkat

kinerja petugas Pos Express kurang memuaskan pelanggan. (3) Dari hasil

perhitungan chi-square didapatkan semua atribut kualitas jasa pelayanan mempunyai

probabilitas hitung melebihi taraf signifikansi 5%, yang berarti hipotesis sementara

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Anggri Valentina K. ANALYSIS OF CUSTOMER SATISFACTION TOWARD SERVICE QUALITY OF POS EXPRESS IN PT. POS INDONEDIA BRANCH OFFICE SURAKARTA OF 2011. Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science Faculty, Sebelas Maret University, April 2011

The purpose of this study is to investigate and analyze the extent of customer

satisfaction viewed from service quality in Pos Express PT. Pos Indonesia Branch

Office Surakarta, which can be assess from the level of conformity between the

interest rate of quality service elements with service performance that has been done

by Pos Express Surakarta.

This study uses quantitative research approach with descriptive methods.

The population is fixed customer (PKS) Pos Express Surakarta amount 74

customers. The sampling technique used in this research is random sampling

techniques, i.e. when the population is below 100, then the amount of samples taken

was 50% or entirely. Sample in this research using 37 customer. Data collection

technique using questionnaire and documentation to obtain variable data customer

of interest rate and level of employee performance Pos Express Surakarta. Data

analysis in this study using importance performance analysis.

Based on the results of this study concluded that so far the fixed customer

(PKS) Pos Express is not satisfied with the Pos Express services. This can be seen

from the calculation of the total level of conformity between the performance of

employee or officer of Pos Express with the level of customer interest rate Pos

Express for 62,14% less than 100% so it can be said that the performance level of

Pos Express is not in order of interest rate or fixed customer expectations (PKS) of

Pos Express.

Other findings that can be reported in this study were: (1) The high level of

customer interest rate on Pos Express service that viewed from the attributes of

(8)

commit to user

viii

rate is 3,52. This value shows the level of interest rate of fixed customer (PKS) on

the Pos Express service is very important. (2) The low level of officer performance of

Pos Express to services provided to the fixed customer (PKS) of Pos Express. This

can be seen from the average level of total performance is 2,18. This value shows the

level of officer performance less than satisfactory customer of Pos Express. (3) From

the calculation of chi-square test found all the attributes of service quality has a

count probability exceeds the significance level of 5% which means the hypothesis is

(9)

commit to user

ix MOTTO

”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan ”.

(Amsal 1:7)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”.

(Pengkhotbah 3:11)

” Janganlah seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.

(1 Timotius 4:12)

” Do What You Love, Love What You Do”

(Kerjakan Apa yang Anda Cintai, Cintai Apa yang Anda Kerjakan)

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud rasa syukur, sayang,

dan cinta kasih kepada :

 Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, anugerah, dan

mukjizatnya sepanjang hidupku

 Papa dan Mamaku tercinta atas segala doa dan dukungan

yang tiada hentinya untukku

 Adik-adikku (Yedi dan Lita) yang selalu berdoa dan

memberi semangat kepada ku

 Eyang Kakung dan Eyang Putri atas doa, motivasi, dan

pengertiannya

 Felniesdytha (Elin, Niken, Esti, Mba dee, Ita) yang selalu

mengisi hari-hariku dengan semangat dan tawa

 Ko Chris yang selalu membantu, mengajarkan aku banyak

hal, serta menjadi semangatku

 Keluargaku di GPIA “Keluarga Kristus” yang akan selalu

menjadi keluarga dekatku

 Teman-temanku di PSM FKIP “Vox Magistra”, PMK

FKIP & UNS, dan PAP 2007

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik

oleh peneliti untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang peneliti hadapi dalam menyelesaikan penelitian

skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuannya peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penelitian skripsi ini.

3. Dra. C. Dyah S.I., M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Administrasi Perkantoran serta Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dengan bijaksana.

4. Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.

5. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd, selaku pembimbing akademis peneliti yang telah

memberikan semangat untuk menyusun skripsi.

6. Bapak Sakiman, selaku Kepala Bagian SDM PT. Pos Indonesia Cabang

Surakarta, yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian skripsi ini.

7. Bapak Agus Irianto, selaku Supervisor Pos Prima, serta Mba Tyas, Mas Kris dan

seluruh kurir Pos Express yang telah membantu untuk pengumpulan data

penelitian untuk skripsi ini.

8. Papa dan Mama yang selalu mendoakan dan memberikan seluruh bantuan serta

semangat yang tidak henti-hentinya.

(12)

commit to user

xii

10.Eyang Putri, Eyang Kakung, Om Bambang, dan Tante Yani yang selalu

membantu dan memberikan semangat kepadaku

11.Papi Henky, Mami, Ko Chris, Brian, Monic, dan Tante Meme yang selalu

mendoakan, membantu, dan memberikan semangat serta perhatian

12.Felniezdytha (Elin yang imut, Niken yang tembem, Ezti yang ceriwis, Mba dee

yang sabar, dan Ita yang ramah) yang mengajarkan arti persahabatan kepadaku.

13.Agil, Mba Dwi, Mas Sigit, Kak viktor, dan teman-teman di GPIA “Keluarga Kristus” yang akan selalu menjadi keluarga dekatku.

14.Tante Tjandra dan keluarga yang selalu mendoakan ku dari jauh.

15. Teman-teman PSM FKIP “Vox Magistra” yang selalu bernyanyi bersamaku.

16. Ani, Mba Indah, serta teman-teman PMK FKIP&UNS.

17. Seluruh Dosen PAP FKIP UNS yang memberikan ilmunya demi kemajuanku.

18. Cindy, serta teman-teman PAP angkatan 2007 yang selalu belajar bersama ku

dan memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

19. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan berkat dari

Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Peneliti menyadari dalam penelitian skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Maret 2011

(13)

commit to user

1. Tinjauan tentang Kepuasan Pelanggan ... 9

2. Tinjauan tentang Kualitas Pelayanan Jasa ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Pemikiran ... 29

(14)

commit to user

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

1. Atribut Keandalan ... 49

2. Atribut Ketanggapan ... 51

3. Atribut Keyakinan ... 53

4. Atribut Empati ... 55

5. Atribut Penampilan Fisik ... 57

B. Pengujian Hipotesis ... 59

1. Analisis Tingkat Kesesuaian ... 60

2. Analisis Cross Tabulasi ... 61

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 64

D. Hasil Pengujian Hipotesis ... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 70

A. Simpulan ... 70

B. Implikasi ... 73

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 30

Gambar 2. Diagram Kartesius ... 46

Gambar 3. Grafik Histogram Data Atribut Kepentingan Keandalan... 50

Gambar 4. Grafik Histogram Data Atribut Kinerja Keandalan ... 50

Gambar 5. Grafik Histogram Data Kepentingan Atribut Ketanggapan ... 52

Gambar 6. Grafik Histogram Data Kinerja Atribut Ketanggapan ... 52

Gambar 7. Grafik Histogram Data Kepentingan Atribut Keyakinan ... 54

Gambar 8. Grafik Histogram Data Kinerja Atribut Keyakinan ... 54

Gambar 9. Grafik Histogram Data Kepentingan Atribut Empati ... 56

Gambar 10. Grafik Histogram Data Kinerja Atribut Empati ... 56

Gambar 11. Grafik Histogram Data Kepentingan Atribut Penampilan Fisik .... 58

Gambar 12. Grafik Histogram Data Kinerja Atribut Penampilan Fisik ... 58

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Keandalan ... 49

Tabel 2. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Ketanggapan ... 51

Tabel 3. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Keyakinan ... 53

Tabel 4. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Empati ... 55

Tabel 5. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Penampilan Fisik ... 57

Tabel 6. Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian Total ... 60

Tabel 7. Cross Tabulasi Kemampuan Karyawan Pos Express pada Atribut Keandalan ... 61

Tabel 8. Cross Tabulasi Kemampuan Karyawan Pos Express pada Atribut Ketanggapan ... 61

Tabel 9. Cross Tabulasi Kemampuan Karyawan Pos Express pada Atribut Keyakinan ... 62

Tabel 10.Cross Tabulasi Kemampuan Karyawan Pos Express pada Atribut Empati ... 63

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ...79

Lampiran 2. Matrik Spesifikasi Data ...80

Lampiran 3. Lembar Surat Pengantar Angket ...82

Lampiran 4. Angket Penelitian ...83

Lampiran 5. Tabel Nilai Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kepentingan ...87

Lampiran 6. Perhitungan Validitas Angket Variabel Tingkat Kepentingan ...88

Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Tingkat Kepentingan ....91

Lampiran 8. Tabel Nilai Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kinerja ………. ...93

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Angket Variabel Tingkat Kinerja ...94

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Tingkat Kinerja ...97

Lampiran 11. Tabulasi Data Hasil Penyebaran Kuesioner Sub Variabel Tingkat Kepentingan (X) ...99

Lampiran 12. Tabulasi Data Hasil Penyebaran Kuesioner Sub Variabel Tingkat Kinerja (Y) ...100

Lampiran 13. Skor Hasil Angket Variabel Tingkat Kepentingan (X) ...101

Lampiran 14. Skor Hasil Angket Variabel Tingkat Kinerja (Y) ...102

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Frekuensi Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ...103

Lampiran 16. Analisis IPA (Importance Performance Analysis)……… ...113

Lampiran 17. Tabel Skor Rata-rata Kepentingan dan Kinerja ...120

Lampiran 18. Perhitungan Tingkat Kesesuaian Total ……… ...121

Lampiran 19. Perhitungan Crosstab ……… ...122

Lampiran 20. Diagram Kartesius Total ……….. ...127

Lampiran 21. Daftar Pelanggan Tetap Pos Express Surakarta ...128

Lampiran 22. Daftar Sampel Pelanggan Tetap Pos Express Surakarta ...130

(18)

commit to user

xviii

Lampiran 24. Job Description Karyawan Pos Express ...132

Lampiran 25. Struktur Organisasi Pos Express ...143

Lampiran 26. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ...144

Lampiran 27. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ...146

(19)

commit to user

domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Salah satu tantangan

terbesar dalam bisnis di era ini adalah menciptakan dan mempertahankan pelanggan

yang puas dan loyal. Tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka

panjang tanpa ada pelanggan yang puas. Maka dari itu, perusahaan harus bekerja

keras untuk dapat memuaskan pelanggan sehingga dapat memenangkan persaingan

yang ada serta membawa dampak yang positif terhadap kemajuan perusahaan. Salah

satu hal terpenting dalam bidang jasa yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar

dapat menarik dan mempertahankan pelanggan yaitu pelayanan. Menurut Goetsch

Davis dalam Zulian (2004:8), Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien,

penumpang, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh

orang yang melayani maupun yang dilayani. Pelayanan yang diberikan dapat

menimbulkan sikap positif maupun negatif pelanggan terhadap perusahaan dan

produk yang dihasilkan. Maka dari itu, pelayanan harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya agar pelanggan merasa puas dan loyal kepada perusahaan sehingga

perusahaan dapat bertahan dan terus menjalankan usahanya dengan lancar.

Pelayanan tidak dapat terlepas dari pelanggan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pelanggan adalah “Orang yang membeli atau menggunakan produknya dan merupakan orang yang berinteraksi dengan organisasi setelah proses menghasilkan produk/jasa” (Fandy Tjiptono, 2002: 128). Pelanggan harus dipuaskan. Jika mereka tidak dipuaskan, maka mereka akan meninggalkan perusahaan dan

menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin banyak pelanggan yang meninggalkan

perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing, penjualan perusahaan akan

(20)

commit to user

pelayanan yang baik harus selalu berorientasi kepada kebutuhan pelanggan sehingga

tercipta kepuasan pelanggan. Kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan menjadi

topik yang hangat dibicarakan pada tingkat internasional/global, nasional, industri,

dan perusahaan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang

dikehendaki pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi

setiap perusahaan, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai tolok ukur

keunggulan daya saing perusahaan. Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh

Hendra (1997:42), Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapan-harapannya. Jika pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan harapan atau hasil yang dirasakan oleh

pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas. Dengan demikian maka pelanggan

akan menyatakan hal yang baik tentang produk dan pelayanan perusahaan yang

bersangkutan kepada orang lain sehingga akan memberikan keuntungan kepada

perusahaan itu sendiri karena mendapatkan pelanggan baru dengan mudah.

Namun pada kenyataannya, saat ini masih banyak ditemui perusahaan yang

hanya mencari keuntungan saja. Perusahaan berlomba-lomba menjadi yang terdepan

dan memperoleh pelanggan sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam cara agar

dapat menunjang kelancaran kegiatan perusahaan. Banyak perusahaan yang kurang

memperhatikan dan cenderung mengabaikan sesuatu yang terpenting yaitu

memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya. Selain itu,

perusahaan juga kurang memperhatikan kebutuhan pelanggannya. Masih terdapat

pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan konsumen, sehingga membuat kualitas

jasa yang dihasilkan menjadi rendah dan tidak memuaskan konsumen. Hal ini

membuat pelayanan perusahaan tersebut menjadi buruk di mata para pelanggan dan

akhirnya merugikan perusahaan itu sendiri.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa adalah PT.

Pos Indonesia Cabang Surakarta. Perusahaan ini memberikan beberapa pelayanan

(21)

commit to user

dikenal dengan nama Express Post, merupakan jasa layanan pengiriman dokumen

dan barang express dengan jangkauan lebih dari 200 negara dengan fasilitas track

and trace yaitu fasilitas jejak-lacak kiriman yang dapat diakses melalui internet

selama 24 jam. Menurut Pos Express, keunggulan dari layanan ini yaitu tarif zona

yang sederhana dan kompetitif, dokumentasi sederhana, tidak ada batasan berat,

tersedia fasilitas track and trace, jaringan internasional yang luas (lebih dari 228

tujuan diluar negeri), serta tersedianya layanan kiriman satu malam (overnight

service). Untuk pelayanan jasa Pos Express ini, PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta

memiliki kurang lebih 74 pelanggan tetap atau yang mereka sebut dengan nama PKS

(Perjanjian Kerjasama). PKS Pos Express Surakarta terdiri dari

perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah Karesidenan Surakarta, seperti perusahaan-perusahaan

multilevel, perusahaan finansial, perusahaan batik, perusahaan komunikasi dan

perusahaan lainnya. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat disebut pelanggan tetap

dari jasa Pos Express Surakarta karena mereka telah mengirimkan lebih dari satu juta

paket setiap bulannya, kemudian mengadakan perjanjian kerjasama untuk tetap

mempercayakan pengiriman paketnya dengan jasa Pos Express.

Seiring berkembangnya jaman dan kebutuhan masyarakat akan layanan

pengiriman dokumen dan barang secara cepat, maka banyak sekali berdiri

perusahaan swasta pengiriman kilat lainnya yang juga menawarkan layanan serupa

dengan Pos Express beserta dengan keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki

masing-masing perusahaan tersebut. Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut,

hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan layanan pengiriman dokumen

dan barang adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, dan menguasai

pangsa pasar. Pimpinan harus mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting

oleh para pelanggan, dan kemudian harus berusaha untuk menghasilkan kinerja

sebaik mungkin sehingga dapat memuaskan dan menarik pelanggan. Ketatnya

persaingan dalam menarik pelanggan, memaksa pimpinan untuk mengidentifikasi

bagaimana konsumen berperilaku sehingga perusahaan dapat merumuskan strategi

(22)

commit to user

pula dengan Supervisor Pos Express yang harus mampu mengidentifikasi faktor apa

saja yang mampu menarik masyarakat/perusahaan untuk menjadi pelanggan tetap

Pos Express, misalnya dengan memberikan pelayanan yang baik serta memuaskan

para pelanggannya. Hal tersebut sangat penting karena kualitas pelayanan memiliki

hubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan kualitas pelayanan memberikan

dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan

perusahaan dalam jangka panjang. Dengan kondisi seperti ini bagi perusahaan adalah

memungkinkan untuk memahami harapan pelanggan serta kebutuhan mereka dengan

baik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa

pelanggan tetap dari jasa Pos Express di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta masih

merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan, seperti adanya

komplain-komplain terhadap keterlambatan penerimaan paket, keterlambatan pengambilan

paket yang akan dikirimkan, serta adanya paket yang rusak atau hilang. Jika hal ini

tidak segera ditangani dengan cepat dan serius, maka akan menimbulkan kerugian

yang besar bagi Pos Express di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta. Mengingat

pentingnya hal-hal tersebut maka peneliti tertarik menyusun suatu penelitian

mengenai

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Pos Express di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

mengidentifikasi masalah, antara lain sebagai berikut :

1. Perusahaan hanya ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga

kurang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Dalam bisnis jasa, pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dan

(23)

commit to user

perusahaan yang belum memperhatikan dan melaksanakan pelayanan tersebut

dengan baik.

3. Masih terdapat pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan konsumen, sehingga

membuat kualitas jasa yang dihasilkan menjadi rendah dan tidak memuaskan

konsumen.

4. Pelanggan tetap dari jasa Pos Express di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta

masih merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.

5. Adanya keterlambatan penerimaan paket.

6. Adanya paket yang rusak.

7. Adanya keterlambatan pengambilan paket yang akan dikirimkan.

8. Adanya paket yang hilang.

9. Persaingan antar perusahaan yang memberikan layanan pengiriman paket atau

dokumen secara cepat.

C. Pembatasan Masalah

Kualitas penelitian ilmiah bukan terletak pada keluasan masalahnya, tetapi

terletak pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah, maka dari itu masalah

tersebut perlu dibatasi. Pembatasan ini dilakukan agar tidak menimbulkan kesulitan

dalam pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dan supaya peneliti dapat

memusatkan perhatiannya dengan seksama sehingga masalah tersebut dapat dikaji

dan dijawab secara mendalam.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus permasalahan adalah analisis

kepuasan pelanggan dilihat dari kualitas pelayanan jasa Pos Express pada PT. Pos

Indonesia Cabang Surakarta . Untuk memperjelas permasalahan perlu ditegaskan

istilah-istilah sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan

Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra (1997:42),

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

(24)

commit to user

dari suatu produk dan harapan-harapannya. Harapan pelanggan merupakan

perkiraan tentang apa yang akan diterimanya bila dia membeli jasa itu. Kinerja

yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap upaya yang ia terima setelah

mengkonsumsi jasa itu. Pelanggan yang dapat diukur kepuasannya dalam

penelitian ini adalah pelanggan yang termasuk dalam kategori pelanggan tetap.

Pelanggan tetap yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

pelanggan/perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerjasama (PKS) untuk

menggunakan layanan jasa Pos Express.

2. Kualitas pelayanan jasa

Definisi dari Nasution (2004:47) bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Murti Sumarni

(1997:17), “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh

satu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan

dengan suatu produk fisik”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan kualitas

pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan kegiatan yang bersifat tidak berwujud,

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana analisis tingkat kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan jasa Pos Express di PT. Pos Indonesia Cabang

Surakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai sasaran atau tujuan yang akan dijadikan

(25)

commit to user

direncanakan yakni berupa tujuan penelitian. Dari pokok permasalahan yang

dikemukakan di atas, maka peneliti mempunyai tujuan yaitu untuk menganalisis

sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa Pos

Express di PT. Pos Indonesia Cabang Surakarta .

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh dua

manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen perkantoran

khususnya yang berkenaan dengan kepuasan pelanggan terhadap kualitas

pelayanan jasa.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat

praktis sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti, Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu kepuasan pelanggan terhadap

kualitas pelayanan jasa.

b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti di bidang dan permasalahan

yang sejenis di masa yang akan datang.

c. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagi bahan masukan sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pentingnya kepuasan pelanggan

(26)

commit to user

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ilmiah diperlukan pemahaman teori-teori yang relevan dan

mendukung. Teori dapat dipakai sebagai pedoman dan pegangan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian. Kajian teori yang tepat akan mempermudah proses penelitian

sebab hal tersebut akan memberikan inspirasi bagi peneliti dalam memecahkan

masalah-masalah penelitian.

Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Cooper dan Schindler (2003)

dalam Sugiyono (2009:52) mengemukakan bahwa A theory is a set of systematically

interrelated concepts, definition, and proposition that are advanced to explain and

predict phenomena (fact). Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi

yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena.

Dengan demikian maka dalam sebuah penelitian, teori digunakan untuk

menjelaskan dan meramalkan fenomena yang terjadi sehingga teori harus dapat diuji

kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori. Setiap teori akan mengalami

perkembangan, dan perkembangan itu terjadi apabila teori sudah tidak relevan dan

kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah.

Mengingat pentingnya peranan teori dalam menentukan kesuksesan suatu

tujuan penelitian, maka di sini akan diuraikan landasan teori yang memuat

keterangan dari variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang dikaji oleh

peneliti. Maka landasan teori yang akan diuraikan lebih lanjut adalah meliputi:

1) Tinjauan tentang kepuasan pelanggan, 2) Tinjauan tentang kualitas pelayanan jasa.

Untuk lebih memperjelas teori-teori tersebut, di bawah ini akan dijabarkan mengenai

(27)

commit to user

1. Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan a. Pengertian Kepuasan

Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono (2002:147) menyatakan bahwa

kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau

hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Oliver dalam Supranto (2006:233) berpendapat bahwa kepuasan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan

dengan harapan. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka

pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.

Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Harapan

pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabat

serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia

lebih lama, kurang sensitif dengan harga dan memberi komentar yang baik

tentang perusahaan.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil atas produk/jasa yang

digunakan dengan harapan sebelumnya terhadap produk/jasa tersebut. Seseorang

dikatakan puas, apabila hasil/kinerja aktual produk/jasa yang diterima melebihi

yang diharapkan, dan dikatakan tidak memuaskan bila hasil yang diterima tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pengertian Pelanggan

Secara alamiah manusia harus memenuhi semua kebutuhannya dengan cara

membeli maupun menukar barang atau jasa yang diinginkan. Maka dari itu

terciptalah manusia sebagai pembeli yang dalam dunia bisnis disebut pelanggan.

Pelanggan melakukan transaksi dalam rangka memenuhi semua kebutuhannya.

Secara umum, pelanggan dapat diartikan dengan orang yang membeli produk/jasa

(28)

commit to user

Boediono (2003:34) mengemukakan definisi tentang pelanggan, yaitu:

1) Pelanggan adalah orang yang paling penting untuk dilayani dari kehadirannya, baik kehadiran secara langsung datang, atau kehadirannya melalui telepon, ataupun kehadirannya melalui surat.

2) Karena kehadiran pelanggan harus dilayani, maka pelanggan bukan orang yang akan diajak berdebat atau dilawan melalui adu kecerdikan. Sebab, hal ini bila dilakukan akan menimbulkan kerugian, karena bagaimana hebatnya birokrasi akan kalah dengan pelanggan, karena pelanggan merupakan pihak yang dianggap penting dan selalu benar.

Dharmmesta dan Handoko (1997:12) berpendapat bahwa “Pelanggan adalah

individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan

pribadinya atau konsumsi rumah tangga”.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2002:128) yang dimaksud dengan pelanggan adalah “Orang yang membeli atau menggunakan produknya dan merupakan orang yang berinteraksi dengan organisasi setelah proses menghasilkan produk/jasa”.

Dari semua pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah

individu yang melakukan pembelian dan menggunakan produk/jasa untuk

memenuhi kebutuhannya serta merupakan individu yang melakukan interaksi

dengan organisasi sehingga penting untuk dilayani dengan sebaik-baiknya.

Pelanggan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu perusahaan

karena pelanggan yang akan membeli produk dari perusahaan itu sendiri. Tanpa

pelanggan, maka perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama

karena pelanggan yang memberikan penghasilan serta keuntungan bagi

perusahaan. Maka dari itu pelanggan harus diusahakan, dipelihara, serta

ditingkatkan jumlahnya.

c. Jenis–jenis Pelanggan

Mengingat pentingnya pelanggan bagi suatu perusahaan, maka perusahaan

(29)

commit to user

Strategi akan berhasil apabila diterapkan pada pelanggan yang tepat, maka dari itu

perusahaan harus mengenal dan mengetahui jenis pelanggan mereka.

Menurut Zulian (2004: 77) pelanggan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu

antara lain :

1) Pelanggan internal (internal customer) adalah setiap orang yang ikut menangani proses pembuatan maupun penyediaan produk di dalam perusahaan.

2) Pelanggan perantara (intermediate customer) adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara untuk mendistribusikan produk kepada pihak konsumen atau pelanggan eksternal. Pelanggan perantara ini bukan sebagai pemakai akhir.

3) Pelanggan eksternal (external customer) adalah pembeli atau pemakai akhir, yang sering disebut sebagai pelanggan yang nyata (real customer).

Sedangkan menurut Boediono (2003:29) terdapat dua jenis pelanggan,

yaitu :

1) Pelanggan Internal

Adalah atasan, pegawai dan unit lainnya yang terdapat dalam instansi tersebut, dalam rangka menunjang pimpinan birokrasi mencapai misinya sebagaimana yang telah ditetapkan.

2) Pelanggan Eksternal

Adalah pelanggan pemakai hasil produksi.

Pelanggan dapat diartikan sebagai pelanggan atau pengguna tetap, tetapi secara luas dapat diartikan pula bahwa pelanggan adalah siapa saja yang membutuhkan produk/jasa dari instansi/organisasi, baik pelanggan, agen maupun bukan.

Supranto (2006:21) mengemukakan berbagai tipe pelanggan yaitu “Pelanggan bisa dari luar organisasi (pembeli, sebagai pelanggan luas) atau dari unit departemen/bagian, dalam suatu organisasi (unit produksi, pelanggan unit

pembelian bahan mentah, unit penjualan, pelanggan unit produksi)”.

Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat dua jenis

pelanggan, yaitu pelanggan internal (pegawai atau seluruh unit/bagian dalam

organisasi/perusahaan) dan pelanggan ekternal (pelanggan luas yang

(30)

commit to user

d. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Sebenarnya kepuasan pelanggan merupakan suatu masalah yang abstrak

bentuknya. Pencapaian proses kepuasan pelanggan merupakan suatu konsep yang

sederhana, namun terkadang juga rumit dan kompleks. Untuk itu sebagai suatu

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ada baiknya mengetahui berbagai

macam alasan yang menyebabkan seseorang merasa puas setelah menggunakan

suatu produk baik barang maupun jasa. Kemudian dikembangkan untuk

meningkatkan pendapatan perusahaan baik dari segi kinerja dan SDM yang

dimiliki.

Menurut Zulian Yamit (2004: 78) “Kepuasan Pelanggan merupakan

evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya”.

Sedangkan menurut Kotler (1994) dalam Fandy Tjiptono (2002:146),

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya”.

Richard L. Oliver dalam Marknesis (2009: 11) menyatakan kepuasan

pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa yang didapatkan seseorang dari

membandingkan antara kinerja (atau hasil) produk yang dipersepsikan dengan

ekspektasinya.

Kepuasan pelanggan kerapkali dipandang sebagai proses. Hal ini tercermin

pada beberapa definisi seperti yang diungkapkan oleh Giese dan Cote dalam

artikel mereka yang dimuat di Academy of Marketing Science Review tahun 2000 yang berjudul “Defining Consumer Satisfaction”, serta oleh Yi yang dimuat di

Working Paper #604, School of Business Administration, University of Michigan

tahun 1989 yang berjudul “A Critical Review of Consumer Satisfaction”, yang

diterjemahkan oleh Marknesis (2009: 8) yaitu :

1) “Proses evaluasi untuk memastikan bahwa pengalaman konsumsi setidaknya sebagus apa yang seharusnya didapatkan”

(31)

commit to user

3) “Respon konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal (atau standar kinerja tertentu) dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan adalah respon seseorang/pelanggan dengan membandingkan kenyataan

atau hasil produk/jasa yang telah diterimanya, dengan harapan atau ekspektasinya

terhadap produk/jasa tersebut. Semakin besar hasil yang dirasakan daripada

harapannya, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh

pelanggan.

e. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan yang

bergerak dalam bidang pelayanan jasa, untuk itu perlu kiranya bila perusahaan

berusaha mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga apa yang

diharapkan pelanggan sama dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. Tidak

mengetahui apa yang diharapkan oleh pelanggan merupakan salah satu penyebab

kegagalan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di

era globalisasi ini. Untuk mencegah hal tersebut perusahaan harus mampu

memberikan yang terbaik untuk pelanggan dengan menentukan kebijakan

perusahaan, prosedur dan standar pelayanan sendiri sehingga kepuasan pelanggan

dapat dipertahankan.

Perusahaan harus selalu mengukur dan memantau kepuasan pelanggan agar

segera mengetahui atribut apa dari suatu produk/jasa yang dapat membuat

pelanggan tidak puas. Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap

organisasi untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya. Kotler (1994)

dalam Fandy (2002:148) mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu :

1) System of complaint and suggestion

(32)

commit to user 3) Ghost shopping

4) Lost customer analysis

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) System of complaint and suggestion

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customers oriented)

perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa

digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis

(yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), menyediakan kartu

komentar (yang bisa diisi langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos

kepada organisasi), menyediakan saluran telepon khusus (customers hot

lines), dan lain-lain. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat

memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan,

sehingga memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan

tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Meskipun demikian karena

metode ini cenderung bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran

lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua

pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Mereka

dapat langsung beralih pemasok dan tidak akan membeli lagi jasa perusahaan.

Upaya mendapatkan saran (terutama saran yang berkualitas/ bagus) dari

pelanggan juga sulit diwujudkan dengan metode ini. Terlebih lagi bila

perusahaan tidak memberikan imbal balik yang memadai kepada mereka yang telah bersusah payah „berpikir‟ (menyumbangkan ide) kepada perusahaan.

2) Survey of customer satisfaction

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan

dengan menggunakan metode survai, baik melalui pos, telepon, maupun

wawancara pribadi. Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan

(33)

commit to user

memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian

terhadap para pelanggannya.

3) Ghost shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan. Lalu ghost

shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk organisasi dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu ghost shopper juga dapat

mengamati dan menilai cara organisasi dan pesaingnya menjawab pertanyaan

pelanggan dan menangani setiap keluhan.

4) Lost customer analysis

Metode ini sedikit unik. Organisasi berusaha menghubungkan para

pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok.

Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal

tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi organisasi untuk mengambil

kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas

pelanggan.

Metode-metode tersebut, memiliki persamaan dalam mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu dengan membandingkan besarnya tingkat kinerja perusahaan

dengan harapan/tingkat kepentingan pelanggan. Kesenjangan antara kinerja

perusahaan dengan tingkat kepentingan pelanggan yang dirasakan itulah yang

disebut dengan ketidakpuasan pelanggan. Semakin tinggi tingkat

kepentingan/harapan pelanggan seharusnya diimbangi dengan kualitas kinerja

perusahaan. Apabila tingkat kualitas kinerja perusahaan lebih rendah dari tingkat

kepentingan pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa pelanggan tidak puas.

Ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan jasa disebabkan karena

adanya ketidaksesuaian antara kinerja perusahaan dengan yang diharapkan oleh

(34)

commit to user

f. Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama bagi perusahaan yang

bergerak pada bidang pelayanan jasa. Dalam upaya mempertahankan pelanggan,

perusahaan dapat melakukan strategi tertentu yang bertujuan untuk memuaskan

pelanggan. Upaya mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang

mudah. Bahkan Mudie dan Cotman (1993) dalam Fandy Tjiptono (2002:160)

menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun

hanya untuk sementara waktu. Menurut Zulian (2004: 94) untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat melakukan langkah-langkah yaitu :

1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan

2) Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli

3) Membangun citra perusahaan

4) Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan pelanggan

Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan

Mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat dilakukan dengan

cara mengetahui motif pelanggan dalam membeli suatu produk atau jasa.

Dengan mengetahui keinginan pelanggan atas suatu produk atau jasa akan

memudahkan perusahaan dalam mengkomunikasikan produk/jasa kepada

sasaran pelanggannya.

2) Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli

Dengan mengetahui tipe pengambilan keputusan pelanggan dalam membeli

produk/jasa, perusahaan dapat memprediksi faktor yang mempengaruhi

pelanggan dalam memutuskan pembelian dan memilih cara pelayanan yang

tepat

3) Membangun citra perusahaan

Perusahaan perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk

(35)

commit to user

sangat tergantung kepada informasi yang diterima pelanggan atas produk

yang dihasilkan oleh perusahaan.

4) Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan pelanggan

Dalam membangun kesadaran ini harus diimplementasikan dalam tindakan

nyata bahwa semua unit yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab

untuk memuaskan pelanggan. Jika kepuasan pelanggan menjadi motivasi

semua unit dalam perusahaan, maka pembentukan citra akan maksimal

Sedangkan menurut Tjiptono (1995) dalam Fandy Tjiptono (2002: 161),

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan

kepuasan pelanggan, diantaranya :

1) Relationship marketing

2) Superior customers service

3) Unconditional guarantees/Extraordinary guarantees

4) Effective strategies of complain solving

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Relationship marketing

Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain,

dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus

menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan (repeat business).

Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk mengembangkan relationship

marketing adalah dibentuknya customers database, yaitu daftar nama

pelanggan yang perlu dibina hubungan jangka panjang. Database itu tidak

sekedar berisi nama pelanggan, tetapi juga mencakup hal-hal penting lainnya,

misalnya frekuensi dan jumlah pembelian, preferensi, dan lain sebagainya.

Dengan tersedianya informasi seperti itu, maka diharapkan organisasi dapat

memuaskan para pelanggannya secara lebih baik, yang pada gilirannya dapat

(36)

commit to user 2) Superior customers service

Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha menawarkan pelayanan

yang lebih unggul daripada pesaingnya. Untuk mewujudkannya dibutuhkan

dana yang besar, kemampuan sumberdaya manusia, dan usaha gigih.

Meskipun demikian, melalui pelayanan yang lebih unggul, perusahaan yang

bersangkutan dapat membebankan harga yang lebih tinggi pada jasanya.

Akan ada kelompok pelanggan yang tidak keberatan dengan harga mahal

tersebut. Selain itu, perusahaan dengan pelayanan superior akan meraih laba

dan tingkat pertumbuhan yang lebih besar daripada pesaingnya yang

memberikan pelayanan inferior. Contoh penerapan strategi ini adalah

distributor komputer memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar

permasalahan komputer, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk „mencoba‟ modulnya selama jangka waktu tertentu (misalnya 2 bulan), dan lain-lain.

3) Unconditional guarantees/Extraordinary guarantees

Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan kualitas jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan

meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang

lebih baik daripada sebelumnya.

Garansi atau jaminan istimewa/mutlak ini dirancang untuk meringankan

kerugian pelanggan, dalam hal pelanggan tidak puas dengan suatu produk

atau jasa yang telah dibayarnya. Garansi ini menjanjikan kualitas prima dan

kepuasan pelanggan. Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi risiko

kerugian pelanggan. Fungsi lainnya adalah sebagai alat positioning untuk

(37)

commit to user 5) Effective strategies of complain solving

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas. Ada empat

aspek penting dalam penanganan :

a) Empati terhadap pelanggan yang marah.

b) Kecepatan dalam penanganan keluhan

c) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan.

d) Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi organisasi.

Dari berbagai keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan

konsumen menjadi titik acuan dalam meningkatkan dan mempertahankan

keunggulan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan pelanggan merupakan strategi

jangka panjang yang membutuhkan rencana baik dari segi dana maupun sumber

daya manusia. Dan dalam memuaskan pelanggan harus memperhatikan

aspek-aspek, yaitu empati, kecepatan, wajar, adil, kemudahan dalam mendapatkan

pelayanan. Apabila aspek-aspek ini tidak diperhatikan dengan baik, maka akan

terjadi kesenjangan antara harapan dengan kinerja pemberi pelayanan, yang akan

berakibat pada ketidakpuasan pelanggan. Pos Express harus mampu menghasilkan

jasa pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya, misalnya kiriman paket tepat

waktu, pelayanan yang ramah, sosialisasi fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh

Pos Express. Peningkatan kepuasan pelanggan menjadi tanggung jawab

perusahaan mulai dari kalangan staf sampai kepada pimpinan puncak.

g. Memahami Perilaku Pelanggan yang Tidak Puas

Pelanggan mengeluh karena tidak puas. Mereka tidak puas karena

harapannya tidak terpenuhi. Dengan demikian semakin tinggi harapan pra-

pembelian seorang pelanggan, maka semakin besar kemungkinan mereka tidak

puas terhadap jasa yang dikonsumsinya. Oleh karena itu kunci komunikasi dalam

(38)

commit to user

Menganalisis pelanggan yang tidak puas, merancang sistem penanganan

keluhan yang efisien, dan syarat-syarat jaminan (garansi) yang baik merupakan

strategi yang cukup efektif untuk membangun kepuasan pelanggan. Mudie dan

Cottam (1993) dalam Fandy Tjiptono (2002:153) menyatakan bahwa umumnya

jumlah pelanggan yang tidak puas pada suatu jasa dan menyampaikan keluhannya

tidaklah sebanyak pada kasus ketidakpuasan terhadap barang, yaitu 61% banding

76%.

Menurut Fandy Tjiptono (2002: 154) dalam hal terjadi ketidakpuasan, ada

beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan pelanggan :

1) Tidak melakukan apa-apa

2) Melakukan complain

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Tidak melakukan apa-apa

Pelanggan yang tidak puas tidak melakukan komplain, tetapi mereka praktis

tidak akan membeli atau menggunakan jasa instansi yang bersangkutan lagi.

2) Melakukan komplain

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seseorang pelanggan yang

tidak puas akan melakukan komplain atau tidak, yaitu:

a) Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan

Hal ini menyangkut derajat pentingnya jasa yang dikonsumsi dan harganya

bagi pelanggan, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi jasa, serta

sosial visibility. Apabila derajat kepentingan, biaya, dan waktu yang

dibutuhkan (dalam mengkonsumsi jasa) relatif tinggi, maka kuat

kecenderungannya bahwa pelanggan akan melakukan komplain.

b) Tingkat ketidakpuasan pelanggan

Semakin tidak puas seorang pelanggan, maka semakin besar

(39)

commit to user c) Manfaat yang diperoleh

Apabila manfaat yang diperoleh dari penyampaian komplain besar, maka

semakin besar pula kemungkinan pelanggan akan melakukan komplain.

Manfaat yang bisa diperoleh terdiri atas empat jenis, yaitu :

(1) Manfaat emosional, yakni kesempatan untuk menuntut hak,

menumpahkan kekesalan dan kemarahan, serta menerima permintaan

maaf.

(2) Manfaat fungsional, yakni pengembalian uang, penggantian jasa yang

dibeli, reparasi.

(3) Manfaat bagi orang lain, yakni membantu pelanggan lain agar

terhindar dari ketidakpuasan akibat pelayanan yang buruk.

(4) Penyempurnaan produk, yaitu organisasi atau instansi jasa

kemungkinan besar akan meningkatkan atau memperbaiki

penawarannya.

d) Pengetahuan dan pengalaman

Hal ini meliputi jumlah pembelian (pemakaian jasa) sebelumnya,

pemahaman akan jasa, persepsi terhadap kemampuan sebagai pelanggan,

dan pengalaman komplain sebelumnya.

e) Sikap pelanggan terhadap keluhan

Pelanggan yang bersikap positif terhadap penyampaian keluhan biasanya

sering menyampaikan keluhannya karena yakin akan manfaat positif yang

akan diterimanya.

f) Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi

Faktor ini mencakup waktu yang dibutuhkan, gangguan terhadap aktivitas

rutin yang dijalankan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan

komplain. Apabila tingkat kesulitannya tinggi, maka pelanggan cenderung

(40)

commit to user

g) Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain

Bila pelanggan merasa bahwa peluang keberhasilannya dalam melakukan

komplain sangat kecil, maka ia cenderung tidak akan melakukannya. Hal

sebaliknya terjadi apabila dirasakan peluangnya besar.

Komplain yang disampaikan berkenaan dengan adanya ketidakpuasan dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori (Fandy Tjiptono, 2002: 155), yaitu:

1) Voice response

2) Private response

3) Third-party response

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Voice response

Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung

dan/atau meminta ganti rugi kepada organisasi yang bersangkutan. Bila

pelanggan melakukan hal ini, maka organisasi masih mungkin memperoleh

beberapa manfaat. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi

kepada organisasi untuk memuaskan mereka. Kedua, risiko publisitas buruk

dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut,

maupun koran/media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah ketiga,

member masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki

organisasi. Melalui perbaikan jasa, organisasi dapat memelihara hubungan baik

dan loyalitas pelanggannya.

2) Private response

Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahu

kolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalamannya dengan jasa atau

organisasi yang bersangkutan. Umumnya tindakan ini sering dilakukan dan

(41)

commit to user 3) Third-party response

Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum,

mengadu lewat media massa surat, atau secara langsung mendatangi lembaga

pelanggan, instansi hukum, dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat

ditakuti oleh sebagian besar organisasi yang tidak memberikan pelayanan yang

baik kepada pelanggannya atau organisasi yang tidak memiliki prosedur

penanganan keluhan yang baik. Kadangkala pelanggan lebih memilih

menyebarluaskan keluhannya kepada masyarakat luas, karena secara psikologis

lebih memuaskan. Lagipula mereka yakin akan mendapat tanggapan yang lebih

cepat dari organisasi yang bersangkutan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluhan pelanggan dapat

disampaikan dengan voice response, private response, dan third-party response.

Pelanggan yang tidak puas akan mengeluh atas ketidakpuasannya terhadap suatu

pelayanan yang diterima. Semakin banyak pelanggan yang mengeluh, maka dapat

diketahui rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Hal

tersebut mencerminkan ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang

diterimanya.

2. Tinjauan Tentang Kualitas Pelayanan Jasa a. Pengertian Kualitas Pelayanan Jasa

Goetsch Davis dalam Zulian (2004: 8) menyatakan bahwa kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Menurut Gronroos dalam Ratminto (2008:2) bahwa pelayanan adalah suatu

aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat kasat mata (tidak dapat diraba)

yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pelanggan dengan karyawan

atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi layanan yang

(42)

commit to user

Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono (2002: 6), jasa adalah setiap

tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan jasa adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan tindakan seseorang terhadap

orang lain yang pada dasarnya bersifat intangible untuk memenuhi kebutuhan,

keinginan, dan harapan orang yang dilayani.

Pelayanan dinilai memuaskan apabila pelayanan tersebut memenuhi

kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan

elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan

lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang

disedikan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak

efisien. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang

penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap

terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta

memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.

b. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Zulian (2004: 22) menegaskan bahwa “Pelayanan terbaik pada pelanggan

dan tingkat kualitas dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki

pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada standar kinerja pelayanan, baik

standar pelayanan internal maupun pelayanan eksternal”.

Menurut Zulian (2004: 22), untuk meningkatkan kualitas pelayanan, dapat

digunakan konsep Service Triangle (segitiga layanan) yaitu suatu model interaktif

manajemen pelayanan yang menghubungkan antara perusahaan dengan

pelanggannya, yaitu :

1) Strategi pelayanan

(43)

commit to user 3) Sistem pelayanan

Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Strategi pelayanan

Adalah strategi untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

kualitas sebaik mungkin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

perusahaan. Untuk itu perusahaan harus terfokus kepada kepuasan pelanggan

maka perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggan.

2) Sumber manusia yang memberikan pelayanan

Orang yang berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan

pelanggan harus memberikan pelayanan kepada pelanggan secara tulus,

responsive, ramah, fokus, dan menyadari bahwa kepuasan pelanggan adalah

segalanya.

3) Sistem pelayanan

Adalah prosedur kepada pelanggan yang melibatkan seluruh aktifitas fisik

termasuk sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Sistem

pelayanan harus dibuat secara sederhana, tidak berbelit-belit dan sesuai

dengan standar yang telah ditentukan perusahaan.

c. Mengelola Kualitas Jasa

Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah

memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara

konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,

pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan

jasa, kemudian dibandingkannya.

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1991) dalam Supranto (2006: 230)

membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk

memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adapun model di bawah ini

mengidentifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian

(44)

commit to user

1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen

tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.

2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi

tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.

3) Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para

personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.

4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan

konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan

perusahaan.

5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi bila

konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan

memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.

Selain itu, terdapat juga lima kriteria penentu kualitas jasa pelayanan

(Philip Kotler (1994) dalam Supranto, 2006: 231), yaitu :

1) Keandalan (reliability) adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

2) Keresponsifan (responsiveness) adalah kemauan untuk membantu pelanggan

dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.

3) Keyakinan (confidence) adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

4) Empati (emphaty) adalah syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi

pelanggan.

5) Berwujud (tangible) adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan

media komunikasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima kriteria penentu kualitas

(45)

commit to user

Secara spesifik, penjabaran dari lima kriteria penentu kualitas jasa pada

pelayanan jasa Pos Express yaitu :

1) Keandalan

a. Ketepatan pengambilan paket yang akan dikirim dan penerimaan paket

ditempat tujuan

b. Cepat dalam pelayanan pengiriman paket

c. Pelayanan yang memudahkan

2) Keresponsifan/ketanggapan

a. Kemampuan Pos Express untuk tanggap dalam menangani masalah &

keluhan pelanggan

b. Kesediaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan

3) Keyakinan

a. Pengetahuan dan kecakapan petugas baik secara teoretis maupun praktis.

b. Selalu jujur dalam memberikan pelayanan

c. Kesopanan dalam melayani pelanggan

4) Empati

a. Memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan

b. Pelayanan yang ramah serta selalu menolong

c. Bertanggung jawab terhadap kenyamanan pelanggan

5) Berwujud

Kebersihan & kerapian tempat pelayanan, penampilan petugas, dan produk

Gambar

Tabel 11.Cross Tabulasi Kemampuan Karyawan Pos Express pada Atribut
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran commit to user
Gambar 2. Diagram Kartesius
Tabel 1. Hasil Deskripsi Statistik Atribut Keandalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Sistem Pendeteksi Wajah Menggunakan Sensor Kamera Face Detector Berbasis Arduino Atmega328 Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu. 3.3.2 Sistem

Berdasarkan Pepres Nom or : 70 Tahun 2012 besert a lam piran-lam pirannya dan m em perhat ikan hasil pemasukan dan evaluasi penilaian dokum en kualifikasi jasa konsult ansi pada Sat

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya pada data-data yang sudah ada, berupa

Berdasarkan hasil penelitian, jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam pembuktian dalam struktur aljabar adalah kesalahan penyusunan alur pembuktian yang meliputi (1)

Berdasarkan definisi tersebut, observasi merupakan proses yang komplek yang disengaja dan dilakukan secara sistematis terencana, terarah pada suatu tujuan dengan

Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara kelompok teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja (kelas 10) di SMK YPT 1 Purbalingga.. Kata Kunci:

terimakasih banyak kepada bapak telah memberikan pengarahan, segala sumbangan pemikiran, ide, dan waktunya telah membimbing saya dalam proses penyelesaian skripsi ini

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Sensor Film di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIA Angka