• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1.Pendekatan Penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data 1.Observasi 1.Observasi

dari batik Tegal yang terkandung didalamnya, yang secara terkait mendukung pemaknaan simbolis pada setiap karakter dan tokoh yang diceritaan oleh Penari Topeng Slarang Lor.

3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Observasi

Teknik observasi yang dilakukan dengan cara pengamatan berperan serta dan pengamatan terbuka pada kesenian Tari Topeng Slarang Lor. Sumaryanto (2007:100), menyebutkan bahwa pengamatan berperan serta adalah pengamatan dimana pengamat memiliki dua fungsi yaitu sebagai pengamat sekaligus anggota dari kelompok yang sedang diamati. Pengamat terbuka adalah pengamat yang diketahui oleh subjek sehingga pengamat diberikan kesempatan untuk mengamati peristiwa yang terjadi.

Kegiatan observasi atau pengamat yang dilakukan oleh peneliti terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama berupa observasi awal (survey) yang berisi dengan kegiatan penentuan lokasi dan sasaran penelitian. Tahap kedua sebagai penelitian inti dengan pengumpulan data dan bahan yang dIbutuhkan dalam pembahasan masalah.

Teknik pengamatan dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung yang dilakukan peneliti dengan wawancara. Peneliti juga menggunakan pengamatan berperan serta yaitu melibatkan dirinya secara aktif dengan membantu sebagai penanggap dalam pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, sehingga penelitian bisa lebih memfokuskan untuk mengamati makna

simbolik pertunjukan enam Jenis Tari Topeng slarang Lor Di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

Tahap awal penelitian adalah dengan mendatangi rumah Suwitri sebagai penerus dan pewaris enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor pada tanggal 4 Desember 2012 untuk menanyakan kapan pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dapat berlangsung. Beliau menjelaskan bahwa pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dapat berlangsung bulan April 2013.

Untuk memanfaatkan waktu, pada tanggal 8 Februari 2013 peneliti berkunjung ke rumah Casmadi untuk bertemu dengan seluruh pengrawit, serta guna melakukan observasi tempat pertunjukan yang akan diadakan sekitar bulan April tersebut.

Pada tanggal 14 April 2013 peneliti melakukan observasi dengan menyaksikan sekaligus ikut serta dalam penyajian pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor. Peneliti menggunakan camera LSR untuk mengambil gambar pada proses pertunjukan dan peneliti juga merekam seluruh kegiatan pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal berlangsung.

3.5.2 Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah para pemain dan penonton yang dalam posisinya sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informsi dari sumber data penelitian dilakukan teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

33

diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong 2007:18enam). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara terarah dan wawancara tidak terarah. Wawancara terarah adalah wawancara yang bersifat mendalam dan intensif, sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya sesuai masalah yang dibahas.

Wawancara tidak terarah adalah teknik wawancara yang bersifat bebas santai dan memberikan seluas-luasnya kepada informan untuk memberikan keterangan secara umum, yaitu keterangan yang tidak terduga serta keterangan yang tidak dapat diketahui jika menggunakan wawancara terarah. Pada tahap wawancara peneliti mengadakan wawancara dengan para pendukung pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor yang dapat diuraikan sebagai berikut:

3.5.2.1. Pada tanggal 4 Desember 2012, Wuninggar memberikan informasi keberadaan kesenian Tari Topeng Slarang Lor. Dan dilanjutkan wawancara dengan Ibu Suwitri yang mendapatkan data informasi pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor akan berlangsung.

3.5.2.2 Pada tanggal 17 Desember 2012, wawancara dengan Bapak Nurochman Sudibyo YS dan Ibu Dyah Setyawati , mendapatkan data konsep tentang seni pertunjukan tradisional yang ideal. Serta penjelasan berbagai makna filosofis yang terkandung dalam enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dan sejarah Tari Topeng di Indonesia serta makna filosofis pada kostum dan kain batik Tegal sebagai penujang artistic pementasan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.

3.5.2.3. Pada tanggal 8 Januari 2013, wawancara dengan Bapak Dharma dan mendapatkan data tentang latar histori (sejarah) kegiatan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor di Kabupaten Tegal.

3.5.2.4. Pada tanggal 13 Januari 2013, wawancara dengan Ibu Purwanti mendapatkan data persiapan pertunjukan yang akan dilaksanakan pada bulan April, dan wawancara dengannya meliputi perlengkapan sesaji, makna kemenyan, nama jenis gerakan dan makna filosofinya dalam pentas enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

3.5.2.5 Pada Tanggal 8 Februari 2013, wawancara dengan Bapak Casmadi mendapatkan data lengkap tentang iringan, laras dan gamelan yang akan digunakan dalam pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.

3.5.2.enam Pada tanggal 14 April 2013, wawancara dengan Masyarakat Desa Slarang Lor yaitu Kepala Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, dan mndapatkan data tentang peran dan minat masyarakat terhadap enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumentasi menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara khusus (Moleong, 2007:26). Data yang diperoleh dari dokumentasi kemudian dipilih dan diseleksi, semua informasi yang telah ada yang sesuai dengan permasalahan dan yang mengandung permasalahan dalam penelitian.

35

Pengumpulan dokumentasi digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan yang telah diberikan oleh para informan. Dokumentasi juga dapat memperkuat suatu pendapat atau informasi dari informan. Bentuk informasi yang digunakan dalam penelitian adalah hasil wawancara, referensi, gambar dan rekaman wawancara yang memuat tentang pertunjukan kesenian enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor. Gambar dan rekaman wawancara yang telah diambil dijadikan sebagai bukti otentik agar hasil pengamatan tetap terjaga validasinya. 3.6. Teknik Keabsahan Data

Data atau dokumen yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diperiksa keabsahannya agar menjadi peneliti yang terdisiplin atau ilmiah. Pemeriksaan keabsahan data pada dasarnya selain untuk menyanggah pendapat bahwa penelitian kualitatif tidak ilmiah, juga merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan kualitatif (Moleong, 2007:320). Informasi perlu diperiksa kebenarannya dan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan pada waktu berlainan, dan menggunakan metode yang berlainan.

Teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data yang merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi data yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2007:330). Triangulasi tidak hanya sekedar menilai keberadaan data, akan tetapi untuk menyelidiki validasi

tafsiran penelitian mengenai data itu. Teknik triangulasi ada pula kemungkinan bahwa kekurangan dalam informasi pertama mendapat tambahan pelengkap.

Teknik triangulasi yang digunakan adalah menggunakan sumber data. Sumber data tersebut didapat dari informasi dari berbagai pihak yaitu (1) penari enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, Ibu Suwitri, pengendang sekaligus pengrawit Bapak Casmadi, pengrajin Topeng Tegal Bapak Dharma; (2) Bapak Nurochman Sudibyo YS dan Ibu Dyah Setyawati selaku Budayawan dan Sastrawati sehingga data yang diperoleh untuk mendapatkan makna simbolik pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor di Desa Dlarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dapat dipercaya. Dengan cara peneliti membandingkan data yang sudah didapat pada saat penelitian dan setelah penelitian. Contohnya kebenaran Jenis Tari Topeng Slarang Lor yang didalamnya mengandung enam Jenis tari Topeng Slarang Lor.

Dokumen terkait