BAB II TINJAUAN PUSTAKA
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Jadi peneliti adalah sebagai instrumen utama penelitian ini yang harus sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari. Selain itu, data dikumpulkan dengan instrumen bantuan berupa
Diagram 3.1
Diagram alur pemilihan subjek Hasil
pertimbangan guru
Selesai Y
N
Menetapkan kriteria pemilihan subjek
Mulai
Konsultasi dengan guru untuk meminta pertimbangan guru sesuai kriteria
Subjek yang sesuai kriteria
Diperoleh subjek yang sesuai kriteria
Diperoleh subjek yang tidak memenuhi
kriteria
Keterangan:
: Kegiatan awal & akhir
: Definisi/kriteria pemilihan subjek : Proses pemilihan subjek
: Penghubung/ pertimbangan guru : output
: Urutan kegiatan
: Menggunakan/menghasilkan
commit to user
instrumen bantuan pertama yaitu tes tertulis permasalahan aljabar dan instrumen bantuan kedua berupa pedoman wawancara. Dengan penjelasan instrumen bantuan sebagai berikut:
1. Instrumen Tes, Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis berisi butir soal pemecahan masalah aljabar materi pokok persamaan linier kelas 8 SMP/MTs yang menuntut respons berpikir aljabar siswa dalam penalaran menginvestigasi pola, representasi dan generelasisasi pola, penerapan kaidah berhubungan dengan situasi, membuat sebuah solusi alternatif bagi situasi baru. Sehingga dari respons tersebut dapat diklasifikasikan pada tingkat respons berdasarkan Taksonomi SOLO sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Lim & Idris. Tes dalam bentuk superitem yang disusun oleh peneliti didasarkan pada kajian teori pada Bab II. Tes tertulis yang digunakan harus memenuhi beberapa ciri, yaitu (1) berbentuk pemecahan masalah yang memuat konteks, (2) bersifat divergen dalam jawaban atau cara penyelesaian, (3) berkaitan dengan lebih dari satu pengetahuan/konsep aljabar yang dipelajari siswa sebelumnya dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang telah mempelajari aljabar di kelas 8 SMP/MTs, (4) dilengkapi dengan petunjuk atau arahan sehingga mudah dipahami dan jelas tertangkap makna atau artinya, tidak menimbulkan penapsiran ganda dan susunan kalimatnya menggunakan bahas Indonesia yang baik dan benar.
Sebelum digunakan, instrumen ini divalidasi oleh empat orang validator yang ditunjuk oleh penulis. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen ini sudah dapat mengungkapkan respons siswa dalam memecahkan masalah aljabar pada pokok persaman linier. Kriteria validasi yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 3 dari 4 validator menyetuji bahwa soal yang dibuat telah memenuhi kecocokan materi, konstruksi butir-butir pertanyaan, bahasa yang digunakan pada tiap butir dapat mewakili indikator respons siswa berdasarkan Taksonomi SOLO sebagaimana yang dikembangkan oleh Lim & Idris.
Validitas diberikan dengan mengacu pada lembaran validasi yang memuat sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kecocokan materi tes untuk mengungkapkan respons berpikir aljabar siswa berdasarkan Taksonomi SOLO
commit to user
sebagaimana yang dikembangkan oleh Lim & Idris dalam hal ini pada unit pola linier dan konsep fungsi, kejelasan butir pertanyaan untuk mengungkapkan respon berpikir aljabar siswa, dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan respons berpikir aljabar siswa. Apabila indikator-indikator yang dikemukakan dapat mengungkapkan respons berpikir aljabar siswa, validator akan memberikan tanda (√) pada lembaran validasi sesuai dengan kolom yang tersedia.
Berikut ini adalah gambaran mengenai pengembangan instrumen tes permasalahan aljabar.
Instrumen tes permasalahan aljabar terdiri dari dua soal yang isomorfik/setipe dalam arti mengukur hal yang sama, yakni bagaimana respons siswa dalam menginvestigasi pola, representasi dan generalisasi pola, penerapan
Diagram 3.2
Diagram alur pengembangan instrumen Tes Mulai
Penyusunan tes tertulis
Draf tes tertulis
Kriteria yang digunkan
Valid
Justifikasi instrumen
oleh validator Revisi Berdasarkan
saran validator
Tes tertulis yang valid
Selesai Y N
Keterangan:
: Kegiatan awal & akhir : Definisi/kriteria Instrumen tes : Proses penyusunan/revisi : Justifikasi oleh validator : Draf & output tes tertulis : Urutan kegiatan
: Siklus jika diperlukan : Menggunakan
commit to user
kaidah berhubungan dengan situasi, membuat sebuah solusi alternatif bagi situasi baru. Dan menuntut respons berpikir siswa dapat diklasifikasikan berdasarkan Taksonomi SOLO sebagaimana yang dikembangkan oleh Lim& Idris.
2. Instrumen Pedoman Wawancara, Penyusunan instrumen pedoman wawancara diawali dengan mempelajari dan mengkaji teori-teori proses berpikir kaitan dengan permasalahan aljabar yang dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan disusun berdasarkan pada tujuan untuk mengetahui respons siswa dalam memecahkan masalah aljabar dan untuk menggali informasi internalisasi siswa yang belum tertuang dalam lembar jawaban penyelesaian masalah aljabar.
Instrumen wawancara ini selanjutnya divalidasi oleh 4 ahli. Yang dimaksud ahli dalam hal ini adalah 3 orang dosen pendidikan matematika dan 1 orang guru matematika, hal ini dengan pertimbangan bahwa dosen sebagai pakar dan praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian atau guru yang telah berpengalaman dengan kualifikasi S2 sebagai praktisi lebih mengenal keterlaksanaan kurikulum.
Validasi instrumen wawancara diarahkan pada kejelasan butir pertanyaan dan apakah pertanyaan sudah mengungkapkan respons siswa dalam menyelesaikan masalah aljabar berdasarkan Taksonomi SOLO. Kriteria validasi yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 3 dari 4 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan butir pertanyaan.
Secara umum pengembangan pedoman wawancara yang dimulai dari penyusunan draf pedoman wawancara, justifikasi instrumen oleh validator berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu kejelasan butir pertanyaan dan apakah pertanyaan sudah mengarah pada tujuan respons dalam memecahkan masalah aljabar, revisi berdasarkan temuan dan saran validator, sampai instrumen pedoman wawancara siap digunakan, proses ini dapat dilihat sebagai berikut:
commit to user G. Validasi Data
Agar data informen terjamin kebenaranya, maka dilakukan dengan cara, antara lain: teknik triangulasi data. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data (L. J. Moleong, 2011: 330). Triangulasi dengan sumber dimaksudkan untuk:
(1) Membandingkan antara data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
Justifikasi instrumen oleh validator
Diagram 3.3
Diagram alur pengembangan instrumen pedoman wawancara
Mulai
Penyusunan pedoman wawancara
Draf pedoman wawancara
Kriteria yang digunkan
Valid Revisi Berdasarkan
saran validator
Pedoman wawancara yang
valid
Selesai Y N
Keterangan:
: Kegiatan awal & akhir
: Definisi/kriteria pedoman wawancara : Proses penyusunan/revisi
: Justifikasi oleh validator
: Draf & output pedoman wawancara : Urutan kegiatan
: Siklus jika diperlukan : Menggunaka
commit to user
dokumen yang berkaitan. Sedangkan triangulasi metode yaitu sebagai:
(1) Pengecek derajat kepercayaan penemuan-penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (L. J. Moleong, 2011: 331).
Untuk menilai keabsahan hasil penelitian kualitatif, maka perlu adanya objektivitas, reliabilitas, dan validitas. Objektivitas tercapai bila prosedur dan hasil penelitian sesuai dengan kejadian empirik yang teramati. Reliabilitas terpenuhi bila dengan prosedur pengukuran tertentu memberikan hasil yang sama.
Validitas terpenuhi jika hasil itu memberi jawaban yang benar.
Pada penelitian ini agar supaya data informasi terjamin kebenaranya maka dengan menggunakan instrumen penelitian yakni tes tertulis permasalahan aljabar, dan pedoman wawancara, selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data dimulai dengan cara subjek yang memenuhi kriteria pemilihan subjek diberi kesempatan untuk mengerjakan secara tertulis tes pemecahan masalah aljabar yang pertama. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil tes tertulis subjek ke-k (k= 1, 2, .., 6) yang pertama. Apabila peneliti ragu terhadap jawaban tertulis subjek ke-k yang pertama, peneliti dapat mewawancarai subjek untuk tujuan mengklarifikasi pekerjaan tes tertulisnya. Dari hasil analisis ini didapatkan data subjek ke-k yang pertama. Setelah selang beberapa hari peneliti memberikan tes pemecahan masalah aljabar yang kedua (isomorfik/setipe) kepada subjek yang memenuhi kriteria untuk mengerjakan secara tertulis tes pemecahan masalah aljabar yang kedua. Apabila peneliti ragu terhadap jawaban tertulis subjek ke-k yang kedua, peneliti dapat mewawancarai subjek ke-k untuk mengkalrifikasi pekerjaan tes tertulisnya. Dari hasil analisis ini didapatkan data subjek ke-k yang kedua. Triangulasi metode yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan-penemuan hasil penelitian berlangsung pada analisis hasil tertulis dan klarifikasinya. Data subjek ke-k yang terpercaya/jelas merupakan data yang valid.
Data yang valid (data-1) diuji pada karakteristik pada unit pola linier, dan data valid (data-2) diuji pada karakteristik pada unit konsep fungsi yang dikembangkan oleh Lim & Idris. Hasil pengujian masing-masing selanjutnya digunakan untuk melihat kekonsistenan ketercapaian tingkatan respons dari dua unit yang ada.
commit to user
Hasil ketercapaian tingkatan yang sama merupakan data yang reliabel. Data valid dan reliabel ini selanjutnya digunakan untuk mengetahu tingkatan respon subjek.
Subjek dikatakan berada pada suatu tingkatan respons tertentu jika telah memenuhi tingkatan respons tertentu itu dan tingkatan respons dibawahnya.
Sedangkan data yang berbeda direduksi atau dijadikan temuan lain penelitian.
Pada penelitian ini, hasil penelitian dikatakan valid jika memenuhi validitas internal dimana semua hasil penelitian tersebut memenuhi kriteria validitas isi, konstruk, dan empiris. Validitas isi adalah ketepatan teori-teori yang digunakan sebagai bahan rujukkan. Validitas konstruk adalah konsistensi bagian-bagian teori yang digunakan. Validitas empiris dipenuhi jika teori yang dikembangkan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang diamati.
Reliabilitas mengacu pada suatu tingkat sejauh mana temuan penelitian dapat diulang. Reliabilitas dalam penelitian didasarkan pada asumsi bahwa suatu realitas tunggal dan penelitian dapat diulang menghasilkan hasil yang sama (Imam. S, 2010: 45). Pada penelitian ini, reliabilitas terpenuhi jika temuan penelitian yang didasarkan pada saat pengumpulan data pertama memenuhi tingkatan respons yang sama/identik (konsisten) dengan hasil data tes yang kedua.
Hasil yang valid dan reliabel kemudian dijadikan untuk menentukan pencapaian tingkata respons siswa.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen dalam L. J. Moleong, 2011: 248)
Analisis data dalam penelitian ini merupakan proses mencari dan menyusun serta mendeskripsikan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil tertulis pertama dan hasil tertulis yang kedua dengan cara mereduksi data (yaitu kegiatan yang didasarkan pada proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanan, pengabstraksian dan transformasi data mentah di lapangan), memaparkan data
commit to user
(meliputi kegiatan pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu menuliskan data yang terorganisir dan terkategori dalam bentuk uraian, singkatan, tabel, bagan, grafik, flowchart, piktogram, dan sejenisnya), dan menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dan meverifikasi kesimpulan tersebut (Miles, Huberman dan Spradley dalam Sugiyono, 2012: 336-346)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Analisis data tes tertulis pemecahan masalah aljabar dan klarifikasinya untuk tes yang pertama, dilakukan dengan langkah-langkah.
a. Memverifikasi pekerjaan siswa berdasarkan kebenaran penyelesaian yang dilakukan.
b. Bedasarkan jawaban siswa, dilakukan klarifikasi untuk memperoleh kejelasan atas jawaban yang belum jelas penjelasannya, selanjutnya mengklasifikasikan dan mengidentifikasi data, yaitu menuliskan data yang teorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk ditarik kesimpulan.
c. Menarik kesimpulan dari data yang terkumpul dan memverifikasi kesimpulan.
2. Analisis data tes tertulis pemecahan masalah aljabar dan klarifikasinya untuk tes yang kedua, dilakukan dengan langkah-langkah.
a. Memverifikasi pekerjaan siswa berdasarkan kebenaran penyelesaian yang dilakukan.
b. Bedasarkan jawaban siswa, dilakukan klarifikasi untuk memperoleh kejelasan atas jawaban yang belum jelas penjelasannya, selanjutnya mengklasifikasikan dan mengidentifikasi data, yaitu menuliskan data yang teorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk ditarik kesimpulan.
c. Menarik kesimpulan dari data yang terkumpul dan memverifikasi kesimpulan.
Dari dua hasil analisis data tes di atas diperoleh 2 data valid (data-1 &
data-2), data-1 diuji pada karakteristik unit pola linier, dan data-2 diuji pada
commit to user
karakteristik unit konsep fungsi yang dikembangkan oleh Lim & Idris. Hasil pengujian masing-masing selanjutnya digunakan untuk melihat kekonsistenan ketercapaian tingkatan respons dari dua unit yang ada. Hasil ketercapaian tingkatan yang sama merupakan data yang reliabel. Data valid dan reliabel ini selanjutnya digunakan untuk mengetahu tingkatan respons subjek. Subjek dikatakan berada pada suatu tingkatan respons tertentu jika telah memenuhi tingkatan respons tertentu itu dan tingkatan respons dibawahnya.
Hasil ini kemudian digolongkan berdasarkan kelompok kategori minat, dan dijadikan sebagi profil respons siswa dalam memecahkan masalah aljabar berdasarkan Taksonomi SOLO.
commit to user 50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Bantuan Penelitian
Pada penelitian ini, data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti sehingga instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selain itu, data dikumpulkan dengan instrumen bantuan pertama berupa soal tes tertulis pemecahan masalah aljabar dan instrumen bantuan kedua berupa pedoman wawancara.
Hasil pengembangan instrumen yang dibahas adalah pengembangan instrumen bantuan pertama berupa tes permasalahan aljabar dan instrumen bantuan kedua berupa pedoman wawancara. Hasilnya sebagai berikut.
1. Instrumen Tes Permasalahan Aljabar.
Instrumen tes permasalahan aljabar adalah tes tertulis berisi butir soal pemecahan/meyelesaikan masalah aljabar materi pokok persamaan linier kelas 8 SMP/MTs yang menuntut respons berpikir aljabar siswa dalam penalaran menginvestigasi pola, representasi dan generalisasi pola, penerapan kaidah berhubungan dengan situasi, membuat sebuah solusi alternatif bagi situasi baru.
Sehingga dari respons tersbut dapat di klasifikasikan pada tingkat respons berdasarkan kerangka dari Lim & Idris berdasarkan pada Taksonomi SOLO.
Tes tertulis tersebut terdiri dari dua soal, dimana soal pertama isomorfik/setipe dengan soal yang kedua. Soal yang isomorfik/setipe dalam arti mengukur hal yang sama, yakni bagaimana respons siswa dalam melakukan penalaran menginvestigasi pola, representasi dan generalisasi pola, penerapan kaidah berhubungan dengan situasi, membuat sebuah solusi alternatif bagi situasi baru, dan menuntut respons berpikir siswa dapat diklasifikasikan berdasarkan kerangka dari Lim & Idris berdasarkan pada Taksonomi SOLO.
Sebelum digunakan, soal atau masalah aljabar tersebut divalidasi oleh validator yang ditunjuk oleh peneliti. Validasi diarahkan pada kesesuaian masalah, keterbacaan, kesesuaian bahasa yang digunakan, dan kesesuaian
commit to user
berdasarkan Taksonomi SOLO (kesesuaian dengan indikator dari Lim & Idris yang termuat dalam Tabel 2.1 halaman 26, khususnya pada unit pola linier dan konsep fungsi). Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 3 dari 4 validator menyetujui bahwa soal yang dibuat dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Validator yang ditunjukkan untuk memvalidasi tugas permasalahan aljabar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Nama-nama validator instrumen tes permasalahan aljabar
No Nama Pekerjaan
1 Dr. Budi Usodo, M.Pd Dosen pendidikan matematika UNS Surakarta
2 Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si Dosen pendidikan matematika UNS Surakarta
3 Basri Umahuk, S.Pd., M.Pd Dosen pendidikan matematika STIKIP Ternate
4 Dyah Ayu K, M.Pd Guru matematika SMK Batik Surakarta
Berdasarkan hasil validasi terhadap lembaran tes permasalahan aljabar diperoleh bahwa tiga validator mengatakan bahwa permasalahan valid atau layak digunakan, sedangkan validator pertama (no urut 1 pada Tabel 4.1) tidak memberikan keterangan apa-apa pada aspek isi (indikator ke-3) pada lembaran validasi.
Dari hasil validasi, secara umum dapat disimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid oleh validator, karena telah memenuhi kriteria validitas.
Lembaran validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 5-a dan instrumen soal permasalahan aljabar yang telah divalidasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5-b. Sehingga instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dalam hal ini instrumen tes masalah aljabar dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk tertulis tentang bagaimana respons siswa dalam memecahakan masalh aljabar yang nantinya dapat diklasifikasi respons
commit to user
pada tingkatan respons berdasarkan Taksonomi SOLO sebagaiman yang dikembangkan oleh Lim & Idris.
Sebelum instrumen tes pemecahan masalah aljabar digunakan pada subjek penelitian (6 orang siswa yang terpilih dari kelas 8E), terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa kelas 8A SMP MTA Gemolong Sragen, guna mengetahui respons siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Uji coba dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 mei 2012. Hasil tes ujicoba sekaligus sebagai hasil prasurvei dapat dilihat pada Lampiran 3-d dan Lampiran 3-e.
2. Instrumen pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud untuk mengklarifikasikan hasil jawaban siswa pada lembaran tugas penyelesaian masalah. Pedoman ini bersifat semiterstruktur dengan tujuan menemukan permasalahan terbuka, artinya subjek penelitian diajak mengemukkan pendapat dan ide-idenya berkaitan dengan penyelesaian yang telah dibuat. Hasil wawancara pada permasalahan yang pertama dan hasil wawancara permasalahan yang kedua, sebagai data pelengkap hasil tertulis digunakan dalam triangulasi metode untuk mengukur valid tidaknya data hasil penelitian. Apabila data yang diperoleh dari hasil tugas pemecahan masalah yang pertama dan pemecahan masalah yang kedua cenderung sama (karakteristiknya) maka dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh dari data tersebut kredibel atau valid, sementara apabila terdapat perbedaan yang jauh (karakteristiknya) maka data tersebut harus direduksi (disederhanakan), atau dijadikan temuan lain penelitian.
Validator yang ditunjukkan oleh peneliti untuk memvalidasi pedoman wawancara juga sama dengan validator pada tugas pemecahan masalah. Nama-nama validator dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil validasi menunjukkan bahwa tiga validator mengatakan bahwa pedoman wawancara valid atau layak digunakan, sedangkan validator pertama (no urut 1 pada Tabel 4.1) tidak memberikan keterangan apa-apa pada aspek kesesuaian pertanyaan (1, 2 dan ke-3) pada lembaran validasi. Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 3 dari 4 validator menyetujui pedoman wawancara yang dibuat dapat
commit to user
digunakan sebagai instrumen penelitian. Jadi secara umum hasil validasi menunjukkan bahwa pedoman wawancara valid digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Karena telah memenuhi kriteria validitas. Lembaran validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 5-a dan instrumen pedoman wawancara secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4-a.
B. Hasil Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8E SMP MTA Gemolong Sragen yang terdiri dari 6 orang siswa yang mencerminkan tiga kategori minat belajar matematika yakni kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui minat belajar matematika seperti yang tersebut, dilakukan melalui metode angket minat belajar matematika yang dilakukan oleh peneliti sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab III. Angket minat belajar matematika yang digunakan telah divalidasi oleh valdator. Validator yang ditunjuk oleh peneliti untuk memvalidasi angket minat belajar matematika sama dengan validator pada instrumen penelitian. Nama-nama validator dapat dilihat pada Tabel 4.1. Validasi diarahkan pada validasi bahasa, validasi isi, tujuan validasi diarahkan pada kesesuain bahas dan isi butir yang terdapat dalam angket minat belajar matematika, agar angket yang disusun sesuai dengan sasaran yang diharapkan yakni bahas yang digunakan dapat dipahami dan isinya mengungkapkan tentang minat belajar matematika siswa. Hasil validasi menunjukkan bahwa keempat validator mengatakan bahwa angket valid atau layak digunakan. Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 3 dari 4 validator menyetujui pedoman wawancara yang dibuat dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembaran validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 5-a dan lembaran angket minat belajar yang telah divalidasi dapat dilihat pada pada Lampiran 1-b.
Sebelum digunakan untuk menentukan kategori minat belajar, angket tersebut telah diujicobakan pada siswa kelas 8A SMP MTA gemolong sragen pada hari selasa 10 April 2012, untuk menganlisis reliabilitas dan konsistensi internal. Hasil analisis konsistensi dan reliabilitas angket dapat dilihat pada Lampiran 1-e dan Lampiran 1-f. Uji coba dilakukan pada siswa kelas 8A SMP
commit to user
MTA Gemolong Sragen denga pertimbangan bahwa siswa kelas 8A mempunyai kondisi yang sama atau hampir sama dengan siswa kelas 8E (kelas penelitian). Ini karena pertimbangan validitas dan reliabilitas instrumen sedikit banyak bergantung pada subjek yang dikenai uji coba. Siswa kelas 8A (kelas uji coba) mempunyai kondisi yang sama dengan siswa kelas 8E (kelas penelitian) dalam artian, sama-sama melalui tes seleksi akademik (meliputi: IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris) sebagai syarat untuk di terima pada kedua kelas tersebut, sama-sama merupakan kelas unggulan dari 7 kelas yang ada pada kelas 8 SMP MTA Gemolong Sragen. Kriteria kelas unggulan yaitu: (1) Mampu berbahasa inggris dan bahasa arab, (2) Sebagai kelas khusus yang akan diikutkan dalam berbagai lomba dan (3) Memiliki waktu belajar lebih banyak bila dibandingkan denga kelas 8 yang lain dalam artian ada waktu belajar diluar waktu reguler.
Setelah melalui proses di atas, angket diuji kepada siswa kelas 8E SMP MTA Gemolong Sragen, data dari hasil uji angket ini kemudian dianalisis guna penentuan subjek yang mencerminkan tiga kategori minat belajar, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Lembaran angket minat belajar yang diujikan ini dapa dilihat pada Lampiran 2-a dan analisis penentuan kategori dapat dilihat pada Lampiran 2-b. Pengambilan data angket minat belajar matematika siswa kelas 8E SMP MTA Gemolong Sragen dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012.
Berdasarkan data pada Lampiran 2-b tersebut, dari 27 siswa kelsa 8E SMP MTA Gemolong Sragen, sebanyak 11 orang siswa dalam kategori minat belajar tinggi, 8 orang siswa dalam kategori minat belajar sedang dan 8 orang siswa dalam kategori minat belajar rendah. Selanjutnya Dari masing-masing kategori minat belajar dipilih secara purposive 2 siswa sebagai subjek penelitian dengan
Berdasarkan data pada Lampiran 2-b tersebut, dari 27 siswa kelsa 8E SMP MTA Gemolong Sragen, sebanyak 11 orang siswa dalam kategori minat belajar tinggi, 8 orang siswa dalam kategori minat belajar sedang dan 8 orang siswa dalam kategori minat belajar rendah. Selanjutnya Dari masing-masing kategori minat belajar dipilih secara purposive 2 siswa sebagai subjek penelitian dengan