• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Teknik Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Agus Suprijono, 2013: 5-6), hasil belajar berupa:

a. Infomasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis seperti merespon suatu rangsang secara langsung tanpa memerlukan manupulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep lambang atau kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis, sintesis fakta serta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

c. Strategi kognitif yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

27

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang dijadikan standar perilaku.

Menurut Bloom (dalam Agus Suprijono, 2013: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory (pengambilan inisiatif), pre-routine (kebiasaan), dan rountinized (rutinitas). Psikomotor juga mencakup keterampilan produkif, teknik, fisik, sosial, manajereial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren (dalam Agus Suprijono, 2013: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Berdasarkan pendapat para ahli yang penulis paparkan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bergerak pada ranah kognitif yang mencakup kemampuan siswa mengembangkan pengetahuannya, ranah afektif yang mencakup sikap siswa terhadap pembelajaran serta lingkungan belajarnya, dan ranah psikomotorik yang berupa keterampilan dalam mengelola pengetahuannya.

28

Hasil Belajar pada penelitian ini didasarkan pada indikator pada KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4, antara lain:

1.1.1. Mensyukuri anugrah Tuhan atas keberadaan matematika. 1.1.2. Memiliki moral/etika yang baik.

2.1.1. Memiliki motivasi belajar, jujur dalam pengerjaan tugas atau ujian pribadi, mampu bekerjasama dalam kelompok, teguh dalam pendirian, disiplin, percaya terhadap kemampuan diri, serta memiliki sikap toleransi terhadap berbagai perbedaan pendapat.

2.2.1. Mengamati dan bertanya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan materi bangun ruangsisi datar.

2.3.1. Bekerjasama dalam kelompok dalam berbagai hal dengan sikap penuh tanggung jawab dan jujur.

3.9.1 Menentukan volume gabungan dari beberapa bagun ruang sisi datar berupa kubus, balok, prisma, dan limas.

3.9.2 Menyelesaikan masalah nyata berupa proyek berkaitan dengan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

3.9.3 Menjelaskan langkah-langkah menyusun bangun ruang gabungan.

3.9.4 Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek bangun ruang gabungan dalam bentuk nyata.

29

2. Teknik Penilaian a. Penilaian Kognitif

Peneliti menilai aspek kognitif siswa menggunakan tes. Tes yang diberikan berbentuk tes proyek dan tes lisan. Tes proyek diberikan kepada siswa untuk mengetahui proses siswa dalam pembuatan proyek dari awal hingga terbentuknya suatu produk yang baru berkaitan dengan tugas proyek pada materi volume bangun ruang gabungan. Tes lisan diberikan pada saat siswa mempresentasikan proyek yang telah dibuatnya dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa terhadap materi volume bangun ruang gabungan setelah menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Indikator dalam tes proyek dan tes lisan ini nantinya akan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang menjadi tuntutan dalam sub materi volume bangun ruang sisi datar. Tes berbentuk proyek dan tes lisan yang diberikan bertujuan agar penulis dapat melihat efektivitas aspek kognitif dalam model pembelajaran berbasis proyek dalam materi volume bangun ruang gabungan. Berikut penjelasannya:

1) Tes Lisan

Tes berbentuk lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) di mana guru memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi oleh

30

peserta didik secara langsung dengan bahasa verbal (lisan) juga (Kunandar, 2014: 225).

2) Penilaian Proyek

Penilaian Proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu (Abdul Majid, 2014: 63). Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik pada akhir bab atau tema pelajaran. Penilaian proyek mencakup seluruh proses kegiatan kerja proyek dari awal sampai akhir dan penilaian proyek terdiri dari aspek pemahaman, pengaplikasian dan penyelidikan.

b. Penilaian Afektif

Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya (Abdul Majid, 2014: 48).

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal (Abdul Majid, 2014: 48-49).

31

Menurut Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Abdul Majid (2014: 49) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespons secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang.

Tabel 2.2 berikut berisi butir sikap dan pengertiannya menurut Abdul Majid (2014: 166-168):

Tabel 2.2 Butir Sikap dan Pengertiannya Butir Sikap Pengertian

Jujur Perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan

Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan yang Maha Esa Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman,

latar belakang, pandangan dan keyakinan

Gotong Royong Bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas

Santun atau Sopan Sikap baik dalam pergaulan bik dalam bahasa maupun tingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/ santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain

Percaya Diri Kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak

Pada Tabel 2.2 di atas telah diipaparkan beberapa nilai sikap yang dapat dikembangkan saat menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Peneliti melakukan penilaian terhadap aspek afektif (sikap) menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan diberikan di akhir penerapan model pembelajaran berbasis proyek. Indikator dalam

32

kuesioner ini disesuaikan dengan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi volume bangun ruang gabungan. Selain itu juga peneliti akan menilai dari proses siswa mengerjakan proyek dalam setiap tahapannya. Penilaian lainnya yang digunakan adalah penilaian buku harian siswa (log book) yang berisi tentang kegiatan siswa dalam kelompok selama masa kerja proyek. Peneliti membuat rubik penilaian proses proyek berdasarkan langkah-langkah dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Berikut penjelasan teknik penilaiannya:

1) Observasi

Observasi menurut Abdul Majid (2014: 169) merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubik.

2) Penilaian Diri Sendiri

Penilaian Diri menurut Abdul Majid (2014: 173) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubik.

33

3) Penilaian Teman Sejawat

Penilaian teman sejawat menurut Abdul Majid (2014: 174) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapaian kompetensi, sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian teman sejawat

c. Penilaian Psikomotorik

Dalam penelitian ini, peneliti menilai aspek psikomotorik siswa dengan menggunakan hasil kerja serta proses pembuatan proyek siswa, kuesioner penilaian diri sendiri dan kuesioner teman sejawat. Instrumen yang digunakan dalam penilaian psikomotorik ini sama dengan instrumen penilaian pada aspek afektif dan kognitif.

Dokumen terkait