BAB III METODOLOGI PENELITIAN
6. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yaitumetode yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian guna mencapai suatu kesimpulan. Mengenai karangka teori, teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan Statistical Package For Sciences (SPSS).
1. Uji Asumsi Klasik
Model asumsi ganda harus sesuai dengan asumsi klasik,yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual dalam model regresi berdistribusi normal. Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan uji Kolmogrov-Smimov pada sampel
yang lebih besar dari 0.5 maka Ha diterima, sehingga data residual tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikan Kolmogrov-Smimov lebih besar dari 0,5 maka Ha ditolaksehingga data residual berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji normalitas data dilakukan juga dengan melihat plot norma probabilitas, yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis diagonal dan tampilan data yang tersisa akan dibandingkan dengan garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi antara variabel bebas atau antar variabel bebas tidak bersifat saling bebas. Uji multikolinearitas termasuk ke dalam uji asumsi klasik.
Tujuan Uji multikolinearitas yaituagar mengetahui pada model regresi ditemukan kolerasi antar variabel bebas.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam metode regresi dapat dilihat dari nilai Veriance Iflation Faktor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika VIF > 10 terjadi masalah multikolinearitas Jika VIF < 10 tidak ada masalah multikolinearitas c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi linier menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu t dan kesalahan pengganggu pada periode waktu
32
Y= b0+X1+X2+X3+e
t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW) (Ghozali, 2016). Dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika d < dl atau d >4-dl, maka hipotesisnol ditolak,artinya terdapat autokorelasi
2) Jika dU < d < 4-dU maka hipotesis diterima, artinya tidak ada autokorelasi
3) Jika dl < d < dU atau 4-dU < d < 4-dl, tidak ada kesimpulan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan bagian dari uji klasik dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji glazing dengan mempertimbangkan nilai signifikansi di atas taraf α = 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
2. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dirancang untuk menguji sejauh mana variabel independen mempengaruh variabel devenden. Analisis yang digunakan untuk membuktikan persamaan tersebut dirumuskan secara matematis dirumusakan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kecurangan Laporan Keuangan
X1 = Stabilitas Keuangan X2 = Kondisi Industri X3 = Tekanan Eksternal e = Error Term
b0 = Nilai Intercept 3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel indevenden terhadap variabel devenden,alat analisis statistik dengan melewati uji t dan uji koefisien deterimasi.
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan individu terlepas dari variabel dependen dengan asumsi variabel lain konsan. Jadi t-hitung dibandingkan dengan t-tabel. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
a. Ho:p=0, artinya secara persial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara persial.
b. Ha:p= 0, artinya variabel independen secara persial mempunyaipengaruh terhadap variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikan (α) 5%
3) Menentukan kriteria menerima atau menolak H dengan mempertimbangkan nilai signifikan:
Pada signifikansi < 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima
34
Pada signifikansi > 5% maka Ho diterima atau Ha
ditolak
4) Pengambilan keputusan.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi sebagai ukuran untuk mengetahui kapasitas masing-masing variabel yang digunakan. Koefisien determinasi mengukur sejauh mana model yang terbentuk mampu menjelaskan variabel bebas. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu, nilai kecil R2 yang mengidentifikasi variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperukan untuk membuat prediksi tentang variabel dependen (Ghozali, 2016).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur Di Bei 1. Sejarah Bursa Efek Indosnesia (BEI)
Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia medeka yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indoensia dimulai sejak tahun 1912 di Batavia. Pasar modal itu dikonfigurasikan untuk kepentingan masyarakat kolonial atau VOC. Bursa Efek Indonesia sebelumnya dikenal sebagai CallEfek. Sistem perdagangan seperti lelang dimana semua sekuritas berturut-turut disebut pemimpin “Call”, kemudian masing-masing pialang mengajukan permintaan untuk membeli atau menawaruntuk menjual sampai ditemukan penyesuaian harga dan kemudia transaksi terjadi.
Bursa pada saat itu didorong oleh permintaan karena investor dan pialang merasa perlu adanya bursa efek di Jakarta. Bursa lahir karena permintaan akan layanan sangat mendesak. Orang Belanda yang bekerja di Indonesia pada saat itu memiliki lebih dari tiga ratus tahun pengalaman berinvestasi di sekuritas, dan pendapat serta hubungan mereka memungkinkan mereka untuk meninvestasikan uang mereka di berbagai sekuritas. Baik surat berharga perusahaan yang ada di Indonesia maupun surat berharga dari luar negeri.
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selama perang dunia pertama, kemudia di buka kembali pada tahun 1925. Selain bursa efek Jakarta, pemerintah colonial juga mengoperasikan bursa parallel di Surabaya dan
35
36
Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan tentara Jepang di Batavia.
Aktivitas di bursa ini terhenti dari tahun 1940 sampai 1951 di sebabkan perang dunia ke dua yang kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Baru pada tahun 1952 di buka kembali, dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda di nasionalismekan pada tahun 1958.
Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang dkelolah oleh bank Indonesia.
2. Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini
Bursa Efek Indonesia adalah bursa gabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Untuk alasan rasionalitas dan efektifitas transaksi, pemerintah berkenan untuk meggabungkan Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Pertukaran yang dihasilkan mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
3. Visi dan Misi a Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b Misi
Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang tertib, adil, dan efesien melalui produk dan layanan inovatif yang dapat diakses oleh semua pihak yang terlibat.
c Struktur Pasar Modal di Indonesia
Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Data yang dikumpulkanadalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2020.
Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS untuk mempermudah pengelolaan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti.
Devisi Keanggotaan
Devisi Pengawasan
38
Langkah pertama penelitian ini adalah menentuan sampel dengan purposie sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan khususpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020. Jumlah seluru populasi dalam penelitian ini adalah 48 perusahaan.Hasil pengambilan sampel dengan cara purposie sampling menunjukkan bahwa hasil sampel terdiri 16 perusahaan. Adapun 16 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel berikut ini:
Tabel4.1 Sampel Data Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 Barito Pacific Tbk BRPT
2 Indorama Synthetic Tbk INDR
3 Toba Pulp Lestari Tbk INRU
4 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP
5 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL
6 Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS
7 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
8 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL
9 Pan Brothers Tbk PBRX
10 Sat Nusapersada Tbk PTSN
11 PT Sri Rejeki Isman Tbk SRIL
12 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS
13 PT Tridomain Performance Materials Tbk TDPM
14 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 15 PT Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA
16 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC
Untuk menentukan nilai suatu laporan keuangan, parameter penelitian ini adalah stabilitas keuangan, kondisi industri dan tekanan eksternal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.2 Perhitungan Variabel dependen dan Indevenden
KODE
PERUSAHAAN TAHUN X1 X2 X3 Y
BRPT
2018 0.0242028 -0.0195025 0.0963322 0.0317684 2019 0.01948 0.09548 0.59813 -0.0030377 2020 0.06517 0.04858 0.48279 0.0041945
INDR
2018 -0.0010183 -0.0244561 0.2658108 0.1170538 2019 -0.0695 -0.0211 0.43862 -0.0151316 2020 0.01352 0.03289 0.43326 -0.0043079
INRU
2018 0.1730415 0.4098082 0.0447954 -0.1181477 2019 0.14486 -0.0016 0.6333 -0.1470702 2020 -0.1826 -0.0022 0.06448 0.2108121
INKP
2018 0.1276169 0.047319 0.0363632 -0.0731669 2019 -0.0293 0.03694 0.03991 -0.0345793
40
2020 -0.0007 0.0663 0.06842 5.57E-05
IPOL
2018 0.0148344 0.0117184 0.0404235 0.0362973 2019 -0.0526 -0.0063 0.32444 -0.0607409 2020 0.0106 -0.0099 0.29679 -0.0369963
KRAS
2018 0.0427916 -0.0270261 0.059299 0.2752819 2019 -0.3073 0.02153 0.0833 -0.2134164 2020 0.05688 0.02195 0.05515 0.2067257
MASA
2018 -0.0189164 -0.0215449 0.1573938 -0.2823486 2019 -0.4262 -0.0436 0.10042 0.1180623 2020 -0.0088 0.06544 0.05515 0.0203761
NIKL
2018 0.032991 0.030021 0.01287 0.10312 2019 0.02579 0.04037 0.17899 -0.027887 2020 -0.1498 0.04433 0.17989 0.0130604
PBRX
2018 0.09215 0.032011 0.11295 0.11025 2019 0.0801 -1.4934 0.09247 0.0103711 2020 0.05011 0.02242 0.11392 0.0212591
PTSN
2018 0.7663099 -0.9119496 0.6985928 0.2197415 2019 -0.7834 -0.1699 0.5291 0.0234503 2020 -0.244 0.01701 0.2479 -0.0550316
SRIL
2018 0.1281697 -0.0573716 0.0613675 -0.1986479 2019 0.12505 0.03477 0.3061 0.0425171 2020 0.15807 0.04815 0.37621 0.0314383 TBMS 2018 0.1368574 -0.0399594 0.4342467 -0.0643061
2019 -0.24 -0.0253 0.67508 -0.1486144 2020 0.01813 0.0215 0.65843 -0.1203625
TDPM
2018 0.3004379 -0.0559775 0.0568073 0.4780262 2019 0.14618 0.29162 0.29976 0.0862347 2020 -0.0311 -0.0472 0.28788 -0.1371327
TKIM
2018 0.42871 0.23732 0.26482 0.05233 2019 0.08047 0.0216 0.22289 0.001773 2020 0.03966 -0.018 0.44055 -0.0338878
TPIA
2018 0.20982 0.22841 0.40112 0.083371 2019 0.00484 0.01091 0.04192 0.0068765 2020 0.00353 -0.0038 0.06101 -0.0102822
UNIC
2018 0.0535655 -0.0441197 0.1389922 0.1773253
2019 -0.0758 0.02416 0.16242 -0.071155
2020 0.09287 -0.0066 0.06101 -0.1349004
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwavariabel dependen yaitu stabilitas keuangan (X1)pada perusahaan perusahaan BRPR, INDR, IPOL, KRAS, PBRX, SRIL, TBMS, TPIA, TKIM dan UNIC. Sedangkan mengalami penurunan pada perusahaan INRU, INKP, MASA, NIKL, PTSN,TPIA dan TKIM.
Sementara pada kondisi industry (X2) yang mengalami peningkatan pada perusahaan INDR, INKP, IPOL, KRAS, MASA, NIKL, PBRX, PTSN, SRIL, TBMS, UNIC dan mengalami penurunan pada perusahaan BRPT, INRU, TDPM, TPIA, dan TKIM hampir sebanding dengan perusahaan yang mengalami peningkatan.
42
Pada tekanan eksternal (X3) perusahaan lebih banyak perusahaan yang mengalami penurunan dari pada peningkatan, adapun perusahaan yang mengalamipeningkatan yaitu INKP, NIKL, PBRX, SRIL, TPIA,TKIM dan perusahaan yang mengalami penurunan yaitu BRPT, INDR, INRU, IPOL, KRAS,MASA, PTSN, TBMS, TDPM, dan UNIC.
Adapun variabel indevenden kecurangan laporan keuangan (Y) pada tabel diatas yang mengalami peningkatan pada perusahaan BRPT, INDR, INRU, INKP, KRAS, PBRX, TKIM dan TBMS sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan yaitu IPOL, MASA, PTSN, SRIL, NIKL, TDPM, TPIA, dan UNIC.
Perusahaan yang mengalami peningkatan sama dengan perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun penelitian.
C. Uji Instrument Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsiklasik bertujuan untuk membuat model regresi yang baik.
Untuk menghindari kesalahan dalam uji asumsi klasik, jumlah sampel yang digunakan harus bebas dari bias. Beberapa pengujian asumsi klasik yang tercantum dalam Bab 3 dijelaskan di bawa ini:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel penganggu atau residual dalam model regresi berstribusi normal. Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak, salah adalah analisis grafis.
Analisis grafis yaitu metode yang lebih dapat diandalkan ketika melihat plot profbabilitas normal versus distribusi kumulatif dari
representasi data akrual pada garis diagonal. Normalitas dapat dilihat dengan melihat sejauh mana data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residual. Dasar kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Jika data memanjang di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normal. Jika data memanjang dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, atau plot histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan uji LN.
Gambar 4.2 Uji Normalitas
44
Berdasarkan hasil pengujian normalitas LN di atas dapat diperoleh hasil dimana pola titik mengikuti arah garis diagonal dan memanjangsearah dengan garis diagonal, sehingga disimpulkan bahwa uji normalitas terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinnearitas
Uji multikolinnearitas dirancang untuk menguji apakah model regresi ditentukan oleh korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan adanya korelasi diantara variabel indevenden. Untuk mendeteksi tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dengan mengambil nilai tolerance> 0,5 dan kebalikan variance inflation factor (VIF) < 0,5 berarti data tersebut tidak memiliki masalah multikolinearitas. Hasil tes yang dilakukan adalah berikut:
Table 4. 3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.142 .948
LN_X1 .799 .515 .665 .273 3.669
LN_X2 .479 .481 .376 .351 2.846
LN_X3 -1.187 .403 -.948 .485 2.063
a. Dependent Variable: LN_Y
Dari hasil pengujian pada table uji multikolinearitas, variabel bebas menunjukkan nilai VIF, dimana elevasi VIF kurang dari dari
10,00 dan nilai toleransinyamelebihi batas standar yakni 0,10, sehingga dapat disimpulkan bahwa bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi linier menunjukkan adanya korelasi antara confounding error pada periode t dan confounding error pada periode t-1 (sebelumnya).
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Waston (DW test).Berikut adalah hasil uji autokorelasi.
Table 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .740a .548 .397 1.08965 2.079
a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1
b. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada bagian penelitianasumsiklasik,angka Durbin-Weton dalam model regresi data yaitu sebesar 2,079. Data ini berkisar diantara -4 sampai 4.
Kemudian, nilai ini dibandingkan dengan tabel signifikan 5% dengan jumlah N=48 dan jumlah divinden K=3 sehingga nilai du adalah 1,6708. Nilai DW=2,079, lebih besar dari batas atas (du) yaitu 1,6708, dan dikurangi (4-du) 4-1,6708=2,3495. Hal ini menunjukkan bahwa
46
tidak terdapat autokorelasi, sehingga persamaan regresi ini dapat diterapkan.
d. Uji Heterosledastisitas
Untuk mengidentifikasi ada tidaknya heteroskedastisitasdalam suatu model, dapat dilihat pada pola grafik scatterplot. Pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Hasil Grafik Scatterplot
Gambar diatas menunjukkan pola yang jelas dan titik-titik hasil perhitungan analisis regresi linier berdistribusi di atas dan di bawah nol pada Sumbu Y, hasil uji menunjukkan kesimpulan bahwa tidak ada heteriskedastisitas dalam model regresi. Untuk memperkuat
Scatterplot, maka perlu pengujian pada uji Glejer. Berikut adalah hasil pengujian dari uji heterosledastisitas:
Tabel 4.5 uji Heterosledastisitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_X1 .273 3.669
LN_X2 .351 2.846
LN_X3 .485 2.063
a. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa nilai VIF stabilitas keuangan (X1) yaitu 3,669< 10 sedangkan kondisi industry (X2) yaitu 2,846< 10 dan tekanan eksternal (X3) yaitu 2,063 dan nilai tolerance value X1 = 0,273> 0,1, X2 = 0,351> 0,1dan X3 = 0,485> 0,1 maka data tersebut tidak terjadi heterosledastisitas.
2. Uji Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui apakah pengaruh stabilitas keuangan, kondisi industry dan tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufakturyang terdaftar di bursa efek Indonesia digunakan analisis regresi linear berganda. Berikut adalah hasil dari uji regresi linear berganda:
Table 4.6 Uji regresi liniear bergand
48
a. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan hasiluji diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut:
KLK = -2,142 + 0,799SK + -0,479 KI + -1,187 TE+ e
Dengan mengacu pada hasil di atas, maka diperoleh hasil analisis variabel independen ke dependen berikut ini:
a. Nilai konstanta adalah -2,142
b. Stabilitas keuangan (X1) dengan kofisien regresi sebesar 0,799 menunjukkan stabilitas keuangan berpengaruh positifserta signifikan terhadap kinerja laporan keuangan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Kondisi industry (X2) dengan kofisien regresi sebesar -0,479yang menunjukkan kondisi industry berpengaruh negativesertatidak signifikan terhadap kinerja keuangan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Eefek Indonesia.
d. Tekanan eksternal (X1) dengan koefisiei regresi sebesar -1,187yang menunjukkan tekanan eksternal berpengaruh negative serta tak signifikansi terhadap kinerja laporan keuangan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Eefek Indonesia.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel indevenden berpengaruh secara persial dan simultan terhadap pembayaran dividen. Metode pengujianyang digunakan adalah uji statistik t dan koefisien determinasi.
a. Uji t
Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel independen secara individual menjelaskan variasi variabel dependen. Jika nilai signifikansi α < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara individual dan jika sebaliknya nilai signifikansi α > 0,05 maka tidak terjadi pengaruh yang signifikan
a. Dependent Variable: LN_Y
Dari hasil ujitersebut maka disimpulkan bahwa :
1. Pengujian signifikan variabel stabilitas keuangan (X1) terhadap kecurangan laporan keuangan dari hasil nilai signifikan = 0,156
> 0,05, sedangkan nilai t-hitung = 1,549. Dari hasil demikian
50
diperoleh bahwa variabel stabilitas keuangan tidakberpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan sehingga Hipotesis H1 ditolak.
2. Pengujian signifikan variabel kondisi industry (X2) terhadap kecurangan laporan keuangan dilakukan dengan nilai signifikan
= 0,346> 0,05, sedangkan nilai t-hitung = 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi industry tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan sehingga Hipotesis H2 ditolak.
3. Pengujian signifikan variabel tekanan eksternal (X3) terhadap kecurangan laporan keuangan dilakukan dengan nilai signifikan
= 0,016< 0,05 sedangkan nilai t hitung = -2,946. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruhterhadap kecurangan laporan keuangan sehingga hipotesis H3 diterima.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi yaitu nol dan satu. Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti bahwa variabel independen menyediakan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi nilai dependen. Berikut hasil dari uji kofisien determinasi adalah:
Table 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
1 .740a .548 .397 1.08965
a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y
Berdasarkan table diatas maka di pengaruhi nilai koefisien R Square (R2) sebesar 0,548 atau 54.8%. Jadi dapat diambil kesimpulan, besarnya pengaruh stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kondisi industry, terhadap kecurangan laporan keuangan sebesar 0.548 (54.8%) sedangkan sisanya sebesar 46,2% di pengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat16 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana pada penelitian melakukan pengujian apakah pengaruh Stabilitas Keuangan (X1), Kondisi Industry (X2), Tekanan Eksternal (X3), terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (Y). Berdasarkan hasil uji t hipotesis diketahui pengaruh stabilitas keuangan, kondisiindutri dan tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan sebagai berikut:
1. Pengaruh stabilitas keuangan (X1) terhadap kecurangan laporan keuangan
Berdasarkan hasil pengujian statistic t yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa stabilitas keuangan memiliki nilai signifikan 0,156 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05, yang berartisecara persial tidak berpengaruh dan signifikan antara stabilitas keuangan terhadap kecurangan laporan keuanganatau H1 dotolak, dikarenakan kenaikan
52
total asset yang dimiliki oleh mayoritas perusahaan hanya sedikit atau kenaikan yang tidak signifikan sehingga tidak mempengaruhi potensi terjadinya kecurangan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh lestari & nuratama (2020), dan Didin ijudien (2018) yang hasilnya pada stabilitas keuangan berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Namum berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Sinarti &
Nuraini (2019), Septiani & Handayani (2018), dan Rahmania (2017), menemukan bahwa stabilitas keuangan tidak berpengaruh pada kecurangan laporan keuangan.
2. Pengaruh kondisi industry (X2) terhadap kecurangan laporan keuangan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kondisi industry memiliki nilai signifikansi 0,346> 0,05, maka disimpulkan bahwa kondisi industry tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Kondisi industry berhubungan negatif dengan kemungkinan suatu perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan yang berarti semakin besar kondisi industry maka kemungkinan kecurangan akan semakin kecil.
adapun penelitian yang sejalan dengan ini yaitu Didin ijudien (2018) dan Septiani & handayani (2018)yang hasil kondisi industrinya berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Adapun yang hasil penelitian kondisi industri berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang dilakukan olehLestari dan Nuritama (2020).
Uji signifikansi variabel kondisi industry (X2) untuk kecurangan laporan keuangan dengan hasil signifikan = 0,346 lebih besar dari nilai
standar yaitu 0,05, sedangkan nilai t-hitung = 0,995yang jumlahnya lebih kecil dari t-tabel-2,260, dari penjelasan tersebut ditentukan hasil variabel kondisi industri terhadap kecurangan laporan keuangan.Kondisi industry yang baik dimanfaatkan sebagai peluang oleh manajer untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangan, begitupun sebaliknya kondisi industry yang buruk membuat peluang terjadinya kecurangan laporan keuangan.
3. Pengaruh tekanan eksternal (X3) terhadap kecurangan laporan keuangan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan tekanan eksternal memiliki nilai signifikan 0,016< 0,05. Maka dapat disimpulakan bahwa secara persial berpengaruh yang signifikan antara tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan.Tekanan eksternal berhubungan dengan mungkin atau tidaknya suatu perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan.
Adapun penelitian yang sejalan dengan dengan hasil tersebut yaitu Sinarti nuraiani (2019), Septiani handayani (2018), dan Rahmania (2017) hasil tekanan eksternal tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. adapun penelitian yang dilakukan oleh Lestari
&Nuritama (2020) dan Didin ijudien (2018) yang hasil penelitiannya tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Uji signifikan variabel tekanan eksternal (X3) terhadap kecurangan laporan keuangan dengannilaisignifikan = 0,016 <0,05, sedangkan nilai t-hitung = -2.946yang nilainya lebih kecildari nilai t table = 2,1053,maka dari hasil tersebut diperoleh variabel tekanan eksternal berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang berarti tekanan yang
54
berlebih bagi manajemen untuk memenuhi apa yang diinginkan pemegam saham membuat manajemen menambah utang yang akan menimbulkan beban yang tinggi dan pada akhirnya mendorong manajemen untuk melakukan tindakan kecurangan laporan keuangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Stabilitas keuangan terhadap kecurangan laporan keuangan
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh stabilitas keuangan terhadap kecurangan laporan keuangan. Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan hasil bahwa stabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
2. Kondisi industry terhadap kecurangan laporan keuangan
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi industry terhadap kecurangan laporan keuangan. Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan hasil bahwa kondisi industrytidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
3. Tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan. Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan hasil bahwa tekanan eksternal berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
55
56
B. Saran
Diharapkan kedepannya penelitian ini dapat menyajikan penelitian yang lebih berkualitas dengan beberapa kontribusi dalam berbagai hal antara lain:
1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melengkapi penelitian denganmenambah jumlah sampelyang tidak terbatas pada perusahaan manufaktur untuk mendapatkan hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih besar.
2. Penelitian harus menambah tahun atau jangka waktu penelitian menjadi tiga tahun atau lebih dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktir yang tidak mencakup penelitian ini agar hasil yang di peroleh lebih signifikan dari penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA