• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2.1.2 Teknologi

a. Sejarah tentang Teknologi Informasi

Tidak dapat disangkal, salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunisasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Ada empat era atau zaman perkembangan dari teknologi komputer yang telah dipengaruhi oleh sistem informasi.

1. Era Komputerisasi.

Pada tahun 1960-an periode ini dimulai dengan diluncurkannya minikomputer dan mainframe diperkenalkan oleh perusahaan kedua industri seperti IBM. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan data, untuk melakukan perhitungan rumit, dan untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis operasional, seperti perhitungan pertambangan dan manufaktur.

2. Era Teknologi Informasi.

Pada awal tahun 1970-an, teknologi PC ( personal computer ), mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti minikomputer. Di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet , maupun data processing ( end user computing).

3. Era Sistem Informasi.

Tidak seperti pada kedua era sebelumnya, yang lebih menekan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan yang lebih ditekankan pada sistem informasi, karena komponen dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.

4. Era Globalisasi.

Pada pertengahan tahun 1980-an dimana perkembangan di bidang teknologi informasi ( komputer dan telekomunikasi ) sedemikian pesatnya, sehingga kalau di gambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi akan

terlihat secara eksponsial. Pada tahun 1996 di San Fransisco, para praktisi teknologi informasi memperkenalkan internet pada dunia industri.

b. Pengetian Teknologi

Beberapa pengertian tentang Teknologi yang diberikan oleh David yang dikutip oleh Janner (2006 : 2), menyatakan bahwa teknologi dapat dipahami sebagai ” upaya ” untuk mendapatkan suatu ” produk ” yang dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan peralatan ( tools ), proses dan sumber daya (resources ).

Pengertian lain tentang Teknologi yang diberikan oleh Janner yang dikutip oleh Arnold (2006 : 2), menyatakan bahwa teknologi tetap terkait pada pihak– pihak yang terlibat dalam perencanaannya. Oleh karena itu, teknologi tidak bebas organisasi, sosial, budaya, ekonomi,dan juga politik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi, terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknologi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.

c. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi memang secara lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer saat ini teknologinya terus berkembang sehubungan perkembangan teknologi lain yang dapat dikoneksikan dengan komputer itu sendiri.

Menurut Senn (2006 : 3) dalam bukunya Janner, mengatakan istilah TI ( teknologi informasi ) digunakan mengacu pada suatu item yang bermacam- macam dan kemampuan yang digunakan dalam pembuatan, penyimpanan, penyebaran data serta informasi.

Menurut kamus Oxford (1995), Teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa dan mendistribusikan apa saja termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

Menurut Alter (1992) Teknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil dan memanipulasi atau menampilkan data.

Menurut Martin (1999) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Menurut Luccas (2000) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis.

d. Produk – produk Teknologi Informasi

Teknologi merupakan sisi (supply) dari kebutuhan akan sarana pengolahan data dan komunikasi yang cepat dan ” murah ”. Inilah yang justru diharapkan. Oleh sebab itu, dikembangkanlah produk-produk teknologi informasi sebagai jawaban terhadap kebutuhan tersebut.

1. Perangkat keras ( hardware ).

Perangkat keras atau hardware merupakan perangkat yang secara fisik ada, dapat dilihat dan dipegang. Perangkat keras yaitu :

a. Komputer.

Perkembangan dari komputer itu sendiri begitu cepat, antara lain meliputi : Minicomputer, mainframe, PC ( Personal Computer ), laptop / notebook, Palmtop, PDA ( Personal Digital Assistant ). 2. Perangkat lunak ( software ).

Perangkat yang sifatnya abstrak yaitu berupa program atau data untuk membangkitkan hardware komputer. Tanpa software, komputer adalah rongsokan elektronik, jadi komputer adalah susunan atas hardware dan software yang saling bekerja sama.

3. Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi merupakan sebuah sistem yang mampu menghubungkan dan menggabungkan beberapa titik komunikasi menjadi satu kesatuan yang mampu berinteraksi antara satu dengan lainnya.

a. ISDN ( Integrated Service Digital Network ).

ISDN merupakan jaringan komunikasi khusus yang menggunakan jaringan telepon yang tidak hanya memproses suara, tapi juga mampu menangani penyimpanan data berupa teks, gambar, video, faksmilie, dan lain-lain.

b. Telephone.

Telepon merupakan alat komunikasi dua arah yang memungkinkan 2 orang atau lebih untuk bercakap-cakap tanpa terbatas jarak. c. Facsimile.

Facsimile merupakan sebuah alat yang mampu mengirimkan dokumen secara persis sama melalui jaringan telepon.

d. Wireless.

Wireless merupakan jaringan komunikasi nirkabel, menggunakan gelombang radio / frekuensi tertentu yang berfungsi sebagai penghantar informasi. Jaringan komunikasi ini menggunakan alat pemancar, penguat, dan penerima gelombang yang berisi data tersebut.

4. Jaringan Komunikasi dengan Satelit

Jaringan komunikasi satelit adalah jaringan komunikasi tanpa kabel yang menggunakan satelit yang berfungsi sebagai pemancar, penerima, dan penguat. Sistem komunikasi ini menggunakan gelombang sebagai penghantar daya.

a. Antena.

Antena merupakan alat yang digunakan untuk memancarkan dan menerima komunikasi radio.

b. TV dan Radio.

TV dan Radio merupakan alat penyampaian informasi ( mass media ) yang menggunakan gelombang sebagai penghantar sinyal suara dan gambar.

c. Komunikasi Seluler.

Komunikasi ini menggunakan transmisi radio untuk mengirimkan sinyal informasi. Alat tersebut lebih dikenal dengan nama hand- phone.

d. VSAT.

VSAT ( Very Small Apertune Terminal ) adalah mikrostation murah yang mempunyai antene 1 meter dan membutuhkan daya sekitar 1 watt.

5. Net Tools ( Alat Komunikasi Jaringan )

Berbagai macam cara digunakan manusia untuk mempermudah dan menjaga kualitas hubungan melalui dunia internet. Sejak saat itulah perkembangan alat –alat yang menyokong kemampuan jaringan untuk saling berhubungan berjalan pesat. Sistem jaringan yang tadinya hanya digunakan oleh kalangan terbatas sekarang sudah sangat merakyat, bahkan sampai ke tingkat rumah tangga. Antara lain :

a. Server.

Sebuah komputer yang bekerja sebagai penyedia data, penyedia software dan penyimpanan data. Bahkan sebuah server mampu mengatur jalur informasi dalam jaringan yang diaturnya.

b. Client.

Sebuah PC dalam sebuah jaringan komunikasi yang mempunyai kemampuan memproses data dan mampu meminta informasi kepada server.

c. Router.

Alat yang digunakan dalam jaringan yang mamou mengirimkan data kepada jaringan lainnya melalui jalur yang lebih cepat, tepat dan efisien.

d. Modem ( Modulator / Demodulator ).

Alat yang memungkinkan PC, Minicomputer, atau Mainframe untuk menerima dan mengirim data dalam bentuk digital melalui saluran telepon.

e. Repeater.

Alat yang digunakan untuk menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel lainnya.

f. Bridge.

Alat yang menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi berbeda atau ( medium access control ) yang berbeda.

6. Perangkat Lunak ( Software ).

Selain perangkat keras yang dikembangkan guna mendukung pendistribusian data dan informasi, dikembangkan juga beberapa metode, aplikasi, dan sistem yang berbasis komputer untuk memenuhi beberapa kebutuhan, antara lain sebagai berikut:

a. DSS ( Decision Support System ).

Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur.

b. E-Commerce.

Sistem berbasiskan internet ( Web ) yang memberikan layanan berupa belanja lewat internet, bisnis lewat internet, dan lain-lain. c. E-Banking.

Sistem berbasiskan internet ( Web ) yang memberikan layanan berupa transaksi perbankan melalui internet, misalnya klikbca.com. d. GIS ( Geographycal Information System ).

Sistem yang khusus menangani data atau informasi mengenai geografi suatu wilayah.

e. Expert System ( sistem Pakar ).

Sistem ini juga dikenal sebagai sistem berbasis pengetahuan yang merupakan program komputer yang mencoba mewakili pengetahuan dari pakar manusia dalam bentuk heuristik.

f. OA ( Office Automation ).

Sistem elektonik formal dan informal, terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang – orang di dalam maupun di luar perusahaan. Misalnya, word processing, e-mail, voice-mail, video-conference, dan lain-lain.

e. Teknologi Informasi dalam Kehidupan Masyarakat

Menurut Janner (2006 : 14) Teknologi informasi mempunyai manfaat bagi kehidupan masyarakat di antaranya dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Di Rumah.

Keberadaan komputer pribadi di rumah ( Home PC ) memberikan manfaat yang cukup banyak, misalnya untuk membantu melakukan pekerjaan kantor di rumah, membantu kita melakukan proyek-proyek kecil bersama keluarga, membantu anak mengerjakan rumah dari sekolah.

2. Dunia Kerja dan Pendidikan.

Dunia kerja merupakan kelompok yang mendapatkan manfaat paling besar dari Teknologi Informasi. Kantor-kantor yang ada di indonesia mulai dari kantor pemerintahan sampai industri dan swasta pada umumnya telah memanfaatkan komputer untuk membantu pekerjaan mereka.

Dunia pendidikan tidak terlepas dari Teknolgi Informasi, saat ini pendidikan juga membutuhkan Teknologi Informasi yang sama besarnya seperti kalangan dunia kerja. Dunia pendidikan berkaitan erat dengan

informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, akses yang mudah kepada informasi dan pengetahuan menjadi sangat penting.

3. Pelayanan Masyarakat.

Teknologi Informasi membantu mempersingkat dan mempermudah pelayanan masyarakat, karena pada umumnya pelayanan masyarakat di indonesia sering menjadi kendala karena sifanya yang berbelit dan birokratis dan lambat.

f. Dampak Penerapan Teknologi Informasi.

Mulyadi dan Setyawan (2000 : 311) menyajikan lima dampak positif dalam penerapan teknologi informasi, yaitu :

1. Teknologi informasi bermanfaat untuk menerobos hambatan waktu.

Teknologi informasi mampu memperpendek interval waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tugas penting dalam proses bisnis. Contohnya teknologi informasi yang di gunakan dalam sistem penjualan kartu kredit secara on-line akan mampu memberikan informasi diterima atau ditolaknya permintaan transaksi pembayaran dalam waktu yang sangat singkat.

2. Teknologi informasi bermanfaat untuk menerobos hambatan geografis. Banyak perusahaan yang beroperasi dan berbagai lokasi dan memliki pemasok dan konsumen yang tersebar dan terpisah oleh jarak yang cukup jauh. Teknologi informasi mampu mengintegrasikan, mengkonsumsikan, mempertukarkan berbagai aktifitas bisnis yang penting yang terdistribusi

secara geografis. Salah satu yang berkembang dalam bisnis sekarang ini adalah penggunaan internet untuk berkomunikasi dan transaksi bisnis. 3. Teknologi informasi bermanfaat untuk menerobos hambatan biaya.

Teknologi informasi mampu membuat perusahaan untuk menurunkan biaya guna meningkatkan daya saing. Teknologi informasi juga membuat perusahaan mampu untuk menekan biaya yang dipikul oleh konsumen atas produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan.

4. Teknologi informasi bermanfaat untuk menerobos hambatan birokrasi dan struktur organisasi.

Teknologi informasi mampu menerobos tembok birokrasi yang terbentuk karena struktur organisasi sehingga batas antar fungsi dalam organisasi mudah diterobos untuk peningkatan kerja sama lintas fungsional.

5. Teknologi bermanfaat untuk menerobos hambatan pengetahuan dan keterampilan.

Teknologi informasi mampu menerobos hambatan yang timbul karena sedikitnya pengetahuan dan rendahnya keterampilan personel perusahaan.

Selain dampak positif dari kehadiran teknologi informasi di berbagai bidang kehidupan, pemakian teknologi informasi juga mengakibatkan atau menimbulkan dampak negatif bagi pengguna atau pelaku bidang teknologi informasi sendiri, maupun bagi masyarakat luas secara tidak langsung.

Sedangkan menurut I Made dan Aji, (2005 : 450), memberikan pendapat bahwa potensi-potensi kerugian yang disebabkan pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat menimbulkan dampak buruk sebagai berikut :

1. Rasa ketakutan.

Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer, karena takut merusakkan. Kehilangan kendali, atau secara umum takut mengahadapi sesuatu yang baru. Hal ini ditambah oleh perilaku beberapa sistem misalnnya sistem komputer yang sangat rentan atau mudah ( hank ) , tanpa adanya penjelasan logical. Sehingga ketakutan akan kehilangan data, atau harus menginstalasi ulang sistem program menjadikan pengguna makin memiliki rasa ketakutan ini.

2. Keterasingan.

Pengguna komputer cenderung mengisolasi dirinya, dengan kata lain menaiknya jumlah waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolasi. Pada beberapa komunitas terisolasi secara fisik justru timbul kedekatan rohani di hati mereka. Memang ini suatu kontradiksi yang terjadi misalnya pada golongan on-line.

3. Golongan miskin informasi dan minoritas.

Akses sumber daya informasi juga terjadi keseimbangan di tangan pemilik kekayaan dan komunitas yang mapan. Sehingga masih di pertanyakan apakah teknologi informasi ini dapat menghilangkan jurang yang kaya dan miskin atau justru akan memperlebarnya, apalagi ditambah makin mahalnya software yang digunakan untuk mengakses informasi.

4. Pentingnya individu.

Organisasi besar menjadi makin impersonal, sebab biaya untuk menangani kasus khusus atau pribadi satu persatu menjadi makin tinggi. Individu yang frustasi mencoba mendapatkan penanganan pribadi akan melampiaskan kekesalannya pada organisasi, orang, ataupun teknologi informasi dapat dilakukan dengan tepat, maka individu dapat makin terasa dilayani secara personal, dengan kata lain pelayanan kasus-perkasus, hal ini tampak misalnya pada personalisasi layanan e-commerce. Harga dan jenis layanan akan berbeda untuk tiap pelanggan.

5. Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani. Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu kompleks dan cepat berubah sehingga sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan. Tingkat kompleksitas ini menjadi makin tinggi dan sulit ditangani, karena dengan makin tertutupnya sistem serta makin besarnya ukuran sistem (sebagai contoh program MS Windows 2000 yang baru diluncurkan memiliki program sekitar 60 juta baris). Sehingga proses pengkajian demi kepentiingan publik banyak makin sulit dilakukan.

6. Makin rentannya organisasi.

Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan lebih rentan. Ketika suatu kesalahan terjadi, maka dapat terpropagasi secara cepat dan dapat menghentikan kerja banyak orang, misalnya pada sistem pengendalian inventori yang berbasiskan komputer.

Di sini letak pengujian kualitas dan penanganan kerusakan pada tiap produk teknologi informasi menjadi lebih penting lagi. Jaminan dari vendor tidak dapat dijadikan pegangan begitu saja.

7. Dilanggarnya privasi.

Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat. Misal dengan memanfaatkan teknik Cross reference pada berbagai database yang tersedia, atau pengambilan data yang dilakukan secara tidak sadar, contohnya pada penggunaan kartu kredit, belanja di E-commerce gerak-gerik, pilihan, selera, dan apa yang dilakukannya tercatat. Dengan teknik Profiling dan data mining maka dapat dilakukan ekstraksi data yang secara tidak langsung telah melanggar privasi orang.

8. Pengangguran dan pemindahan kerja.

Biasanya ketika suatu sistem otomasi diterapkan, produktivitas dan jumlah tempat pekerjaan secara keseluruhan meningkat, akan tetapi beberapa jenis pekerjaan menjadi makin kurang nilainya, atau bahkan dihilangkan. Sebagai contoh pada beberapa kantor fungsi tenaga kerja menengah (misal pengetik) telah diminimalkan dengan terjadinya pemanfaatan program aplikasi perkantoran atau pegawai tersebut harus memiliki pengetahuan baru agar tidak tersingkir dari pekerjaannya.

9. Kurangnya tanggung jawab profesi.

Organisasi yang tidak bermuka (hanya diperoleh kontak elektronik saja), mungkin hanya memberikan respon yang kurang personal, dan sering

melempar tanggung jawab dari permasalahan. Kompleksitas teknologi informasi juga memberikan kesempatan bagi seseorang melemparkan tanggung jawab pada bagian lain, atau pada komputer, bahkan yang lebih buruk lagi produsen pun dapat melepaskan tanggung jawab ini (misal kasus bug pada software).

10. Kaburnya citra manusia.

Kehadiran terminal pinter( intelligent terminal ), mesin pintar, dan sistem pakar telah menghasilkan persepsi yang salah pada banyak orang. Banyak orang menganggap bahwa mesin telah mengambil-alih kemampuan manusia. Sedikit yang beranggapan bahwa kehadiran mesin tersebut dapat memperkaya kemampuan manusia jadi bukan saja Artificial Intelligent (AI), tetapi yang lebih penting adalah Intelligent Amplification (IA). I made juga menyampaikan pandangan bahwa untuk menghadapi masalah di atas belum terdapat cara yang paling ampuh. Walau begitu ada langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, antara lain :

1. Desain yang berpusat pada manusia.

Pendekatan ini menempatkan penggunaan atau sumber daya manusia sebagai titik tengah perhatian, begitu juga dengan tugas yang harus dilakukan oleh pengguna. Sehingga dari pada difokuskan pada pemanfaatan software atau hardware yang mahal sebaiknya difokuskan pada manusia pengguna software tersebut, baik dari tahapan desain, maupun hingga pelatihan dan kebutuhan penggunanya, misal gaji para pegawainya.

2. Dukungan organisasi.

Organisasi harus mendukung pengguna, sehingga strategi yang melibatkan pengguna dalam desain suatu sistem informasi sebaiknya diterapkan dari pada desain yang datang dari luar, tanpa memperhatikan masukan dari pengguna. Untuk itu pemilihan perangkat bantu haruslah sefleksibel mungkin sehingga dapat dikustomisasi untuk menyesuaikan dengan kultur organisasi setempat.

3. Perencanaan Pekerjaan.

Aturan untuk pekerjaan tertentu bagi pengguna komputer haruslah dibuat termasuk batas waktu penggunannya, waktu istirahat, perputaran pekerjaan, dan pendidikan. Pengawasan pelaksanaan aturan ini sebaiknya dilaksanakan secara kontinu. Di sinilah peranan standar kompotensi pada pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi informasi. Sering kali perusahaan atau organisasi mencampur-adukkan wewenang suatu jenis pekerjaan demi usaha penghematan. Sayangnya hal ini malah menimbulkan kondisi yang tidak produktif pada jangka panjang.

4. Pendidikan.

Kompleksitas dari teknologi sistem informasi memnuat pendidikan memainkan peran yang sangat penting bahkan kritis. Pendidikan yang berkelanjutan, bukan dalam arti pemberian pengetahuan operasional suatu produk berkala, tetapi yang lebih penting adalah penguasaan teknologi yang ada dibelakang suatu produk. Begitu juga dengan penguasaan dasar teori tentang teknologi informasi, misal metode pengembangan, analisis

penggunaan (usabilitas), metode formal dan juga pemahaman akan jaminan kualitas.

5. Umpan balik dan imbalan.

Umpan balik dari kelompok pengguna merupakan nilai tambah yang lebih berarti dari pada masukan dari pengamat pasif. Keberhasilan sebaiknya diberitahukan dalam suatu organisasi, melalui perwakilan organisasi. Pemilihan teknologi misal software mahal haruslah dinomorduakan daripada investasi di bidang pelatihan.

6. Meningkatkan kesadaran publik.

Meninformasikan penggunaan PC dan pengguna sistem komersial akan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat. Masyarakat profesional, dan juga kelompok pengguna memainkan peran yang penting melalui hubungan masyarakat (publik relation). Dan pendidikan konsumen (consumer educatiaon), serta adanya suatu standar etika profesi.

7. Perangkat hukum.

Masih banyak pekerjaan yang berkaitan dengan perangkat hukum termasuk undang-undang dan kesiapan aparat yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan teknologi informasi. Misal kasus-kasus cracker pada situs internet maupun kerentanan transaksi e-commerce dari perangkat hukum, menunjukkan bahwa saat ini di indonesia, perangkat hukum masih jauh perhatiannya dari dampak penerapan teknologi informasi ini.

8. Riset yang maju.

Individu, organisasi, dan pemerintah dapat mendukung riset yang mengembangkan ide baru, untuk meminimalkan kerugian serta meluaskan keuntungan dari teknologi informasi. Teori seperti perilaku kognitif pengguna, persepsi visual, dan perubahan organisasi dapat dimanfaatkan sebagai pedoman yang baik bagi pengembangan sistem.

2.1.3 Internet

Dokumen terkait